KTI Pemanfaatan Daun Belimbing Wuluh Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif

8 min read

Daun Belimbing Wuluh Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Sumber energi memberi banyak manfaat bagi kita. Kita membutuhkannya setiap hari. Penggunaan energi harus kita hemat, karena jumlah sumber energi sangat terbatas. Karena semakin banyak kebutuhan listrik yang digunakan manusia. Oleh sebab itu maka mulai dilakukan pengurangan penggunaan sumber daya alam listrik dengan cara mencari sumber daya  dari listrik yang sederhana dan mudah di dapatkan. Sumber listrik sederhana yang mudah dibuat diantaranya melalui pemanfaatan buah-buahan yang mengandung asam. Berdasarkan prinsip elektrolisis sel volta, buah yang mengandung asam dapat menghasilkan listrik.

Belimbing wuluh atau disebut juga belimbing sayur, belimbing asam atau belimbing buluh dengan nama latin Averrhoa bilimbi merupakan tanaman yang mempunyai buah berasa asam yang kaya khasiat sering digunakan sebagai bumbu sayuran atau campuran jamu. Selain buah, daun dan batangnya juga bisa dijadikan campuran obat. Sehingga kami tertuju pada daun belimbing. Alasan kami memilih daun belimbing wuluh karena kami berfikir bahwa tidak hanya buah belimbing wuluh saja yang dapat menghasilkan arus listrik, tetapi daunnya juga dapat menghasilkan arus listrik dan disini kami melakukan percobaan untuk membuktikan bahwa daun belimbing wuluh juga dapat menimbulkan arus listrik. Pada penelitian ini akan menggunakan daun belimbing sebagai penghasil listrik yang dapat digunakan sebagai pengganti isi baterai. Penggunaan tumbuhan belimbing wuluh ini karena banyaknya keberadaan pohon ini di lingkungan masyarakat dan mudah didapatkan.

1.2  Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian karya tulis yang berjudul “Pemanfaatan Daun Belimbing Wuluh sebagai Sumbr Energi Listrik Alternatif ” adalah :

1.      Mengapa pemilihan ditujukan kepada daun belimbing wuluh ?

2.      Mengapa daun belimbing wuluh bisa menghasilkan arus listrik ?

3.      Dapatkah membuat baterai dari daun belimbing wuluh ?

4.      Bagaimana cara membuat baterai dari daun belimbing wuluh ?

1.3  Hipotesis

Hipotesis penelitian karya tulis ini, penulis mengambil judul “Pemanfaatan Daun Belimbing Wuluh sebagai Energi Listrik Alternatif” dengan hipotesis sebagai berikut :

1.      Membuktikan bahwa daun belimbing wuluh dapat menghantarkan arus listrik.

2.      Dapat membuat bahan pengganti isi batu baterai dengan daun belimbing wuluh.

1.4  Tujuan Penelitian

Dalam penelitian karya tulis ini, penulis mengambil judul “Pemanfaatan Daun Belimbing Wuluh Sebagai Energi Listrik Alternatif” dengan tujuan sebagai berikut :

1.      Mencoba membuat bahan pengganti isi batu baterai dari daun belimbing wuluh.

2.      Mempelajari cara membuat baterai dari daun belimbing wuluh.

3.      Mengetahui kandungan dalam daun belimbing wuluh.

1.5  Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian dalam karya tulis yang mengambil judul “Pemanfaatan Daun Belimbing Wuluh Sebagai Energi Listrik Alternatif” adalah sebagai berikut :

1.      Membantu masyarakat terpencil dalam kebutuhan listrik jika diproduksi secara besar.

2.      Dapat memotivasi sumber daya manusia untuk dapat memanfaatkan daun belimbing wuluh.

1.6  Ruang Lingkup Penelitian

Agar pembahasan karya tulis ini tidak terlalu panjang serta tidak keluar dari materi, maka perlu adanya pembatasan masalah atau ruang lingkup. Dalam karya tulis ini, penulis akan membahas bagaimana cara memanfaatkan daun belimbing wuluh agar dapat menghasilkan arus listrik.

Dalam penelitian karya tulis ini, kami menggunakan fasilitas yang berada di Laboratorium Farmasi yang terdapat di SMK Fadlun Nafis Bangsri Jepara.

1.7  Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian karya tulis ini adalah sebagai berikut :

Bagi Masyarakat

Manfaat penelitian mengenai “Pemanfaatan Daun Belimbing Wuluh Sebagai Energi Alternatif” bagi masyarakat adalah masyarakat dapat mengetahui bahwa daun belimbing wuluh terdapat kandungan yang dapat menghasilkan arus listrik, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan daun belimbing wuluh sebagai pengganti isi batu baterai.

Bagi Penulis

Manfaat penelitian mengenai “Pemanfaatan Daun Belimbing Wuluh Sebagai Energi Listrik Alternatif” bagi penulis adalah penulis dapat mengetahui manfaat dari daun belimbing wuluh selain untuk kesehatan juga dapat menghasilkan arus listrik.

1.8  Sistematika Penulisan

1.      BAB I PENDAHULUAN, yang terdiri atas: latar belakang, rumusan masalah, hipotesis, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

2.      BAB II KAJIAN PUSTAKA, terdiri atas: pohon belimbing wuluh, kandungan daun belimbing wuluh.

3.      BAB III METODE PENULISAN, terdiri atas: jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, langkah-langkah penelitian dan teknik penelitian dan analisis data.

4.      BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, terdiri atas: data hasil penelitian, analisis data dan pembahasan.

5.      BAB V PENUTUP, terdiri atas: kesimpulan dan saran.

6.      DAFTAR PUSTAKA

7.      LAMPIRAN

Bab II. Kajian Pustaka

2.1  Pohon Belimbing Wuluh

Averrhoa bilimbi, sejenis pohon kecil  yang hidup di ketinggian dari 5m – 500m di atas permukaan air laut. Tanaman ini mudah sekali tumbuh dan berkembang biak melalui cangkok atau persemaian bijinya. Jika ditanam lewat biji, pada usia 3-4 tahun, belimbing wuluh  sudah bisa berbuah dan setahun  buahnya bisa mencapai 1500 buah per pohon. Buahnya lonjong, warna buahnya hijau muda bila masih muda, jika sudah matang berwarna kekuningan kusam dan mengandung banyak air dan rasanya asam segar.

Ciri-ciri pohon belimbing wuluh kecil setinggi sekitar 10 meter dengan diameter pangkal batang mencapai 30 cm. Batangnya bergelombang dan tidak rata.

      Gambar 2.1 Daun belimbing wuluh

Daun belimbing sayur merupakan daun majemuk sepanjang 30-60 cm dengan 11-45 pasang anak daun. Anak daun berwarna hijau, bertangkai pendek, berbentuk bulat telur hingga jorong dengan ujung agak runcing, pangkal membulat, tepi daun rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm. Belimbing wuluh mempunyai bunga majemuk yang tersusun dalam malai, berkelompok. Bunga belimbing asam, seperti buah kepel, tumbuh keluar dari batang atau percabangan yang besar. Buah belimbing buluh berupa buni berbentuk lonjor bersegi, dengan panjang 4-6 cm. Buahnya berwarna hijau kekuningan, berair dan jika masak berasa asam.

Klasifikasi ilmiah dari pohon belimbing wuluh: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Oxalidales; Famili: Oxalidaceae; Genus: Averrhoa; Spesies: Averrhoa bilimbi. Nama Indonesia: belimbing wuluh, belimbing sayur, belimbing asam.

2.2  Kandungan Daun Belimbing Wuluh

Widyaningrum, (2002: 213) menyatakan bahwa “Daun belimbing wuluh mengandung tanin, sulfur, asam format, dan peroksida”.

Peroksida adalah kelompok senyawa yang memiliki ikatan tunggal oksigen-oksigen. Dalam percakapan umum “peroksida” juga dapat merujuk pada larutan hidrogen peroksida.

Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tidak berasa. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-mineral sulfida dan sulfat. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino.

Asam format atau asam formiat (nama sistematis: asam metanoat) adalah asam karboksilat yang paling sederhana. Asam format merupakan senyawa antara yang penting dalam banyak sintesis bahan kimia. Rumus kimia asam format dapat dituliskan sebagai HCOOH atau CH2O2.

Berdasarkan data tersebut, maka kandungan yang dapat menghantarkan arus listrik adalah  peroksida, sulfur atau belerang dan asam format. Dengan rumusan jika sulfur bereaksi dengan peroksida  dan asam format menghasilkan senyawa asam sulfat dan sifat dari asam sulfat ini berelektrolit kuat dimana definisi dari elektrolit kuat sendiri adalah suatu zat atau senyawa yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Sehingga kandungan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik tersebut dapat bereaksi dengan logam tembaga dari batu baterai dan dapat menghasilkan arus listrik.

BAB III

METODE PENULISAN

3.1  Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Karena dalam pengerjaannya membutuhkan percobaan-percobaan dan pengamatan untuk mendapatkan hasilnya.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian mulai dari tanggal 10-15 Januari 2015. Tempat penelitian di Laboratorium Farmasi SMK Fadlun Nafis Bangsri Jepara.

3.3  Alat dan Bahan

Alat :

2 batu baterai yang sudah mati

·         Mortir dan stamper

·         Timbangan

·         Lampu LED

·         Kabel warna merah dan hitam

·         Tempat batu baterai dari atom

·         Multimeter

Bahan :

3 sampai 4 gram daun belimbing wuluh yang sudah ditumbuk per 1 batu baterai.

3.4 Langkah-langkah Penelitian

1.      Buka kulit ke dua batu baterai, lalu keluarkan karbon yang berada didalamnya sampai bersih.

2.      Tumbuk daun belimbing wuluh menggunakan mortir dan stamper.

3.      Setelah halus, timbang dengan berat 3-4 gram per 1 batu baterai.

4.      Setelah ditimbang, masukkan daun belimbing wuluh yang sudah halus tersebut ke dalam batu baterai yang sudah dibersihkan dalamnya, kemudian tutup kembali kulit baterainya.

5.      Kemudian, masukkan ke dua batu baterai ke dalam tempat batu baterai dengan memperhatikan kutub positif dan negatifnya.

6.      Sambungkan kutub (+) dengan kabel warna merah ke kawat lampu LED yang panjang, kemudian kutub (-) dengan kabel warna hitam ke kawat lampu LED yang pendek.

7.      Lalu ukur tegangan batu baterai menggunakan multimeter.

3.5  Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Data dari hasil percobaan ini adalah nyala lampu LED yang dihubungkan dengan daun belimbing wuluh yang telah dimasukkan ke dalam batu baterai. Setelah diukur dengan multimeter dari percobaan ini adalah lampu LED yang digunakan dalam percobaan ini dapat berhasil menyala dengan hasil per batu baterai yang diisi 3 sampai 4 gram menghasilkan daya listrik sebesar 0,8 volt per 1 batu baterai. Dari hasil tersebut kemudian dianalisis dengan membandingkan pada teori.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian menunjukkan bahwa kandungan yang ada dalam daun belimbing wuluh dapat menyalakan lampu LED yang bertegangan 3,0 sampai 3,5 volt dengan per 1 batu baterai yang bertegangan 0,8 volt. Itu berarti, daun belimbing wuluh juga dapat menghasilkan arus listrik.

4.2 Analisis Data

Berdasarkan penelitian, kandungan yang terdapat dalam daun belimbing wuluh dapat menghasilkan arus listrik. Agar arus listrik yang berada di dalam kandungan daun belimbing wuluh dapat dihasilkan, maka dalam percobaan ini menggunakan kawat tembaga warna merah dihubungkan ke kutub positif dan kawat tembaga warna hitam dihubungkan ke kutub negatif.  Jika kedua kutub positf dan kutub negatif disatukan menggunakan kawat maka arus listrik yang terdapat di dalam kandungan daun belimbing wuluh dapat dihasilkan. Arus listrik yang dihasilkan dalam daun belimbing wuluh bisa digunakan untuk menyalakan sebuah lampu LED yang bertegangan 3,0 sampai 3,5 volt disambungkan dengan 0,8 volt per 1 batu baterai..

4.3 Pembahasan

Dalam penelitian ini, kami menggunakan daun belimbing wuluh yang telah dihaluskan dan ditimbang seberat 3 sampai 4 gram. Kemudian daun yang telah dihaluskan tersebut dimasukkan kedalam batu baterai yang logam karbonnya telah dibersihkan, lalu tutup kembali lapisan batu baterai yang telah diisi daun belimbing wuluh dengan rapat. Setelah daun dimasukkan ke dalam batu baterai yang telah tertutup kembali, kemudian masukkan batu baterai tersebut kedalam wadah atom yang telah disediakan. Jika batu baterai sudah dimasukkan dengan posisi yang benar pada kutub positif dan kutub negatif, dililitkan kawat warna merah ke lampu LED yang kawatnya panjang, lalu kawat yang berwarna hitam sambungkan ke kawat lampu LED yang pedek. Daun belimbing wuluh dapat berfungsi sebagai pengganti karbon yang berada didalam batu baterai. Jadi lampu LED yang bertegangan 3,0 sampai 3,5 volt jika telah disambungkan dengan batu baterai yang berisi daun belimbing wuluh yang berkekuatan 0,8 volt akan menyala.

Gambar 4.1 lampu LED menyala dengan batu baterai berisi daun belimbing wuluh.

BAB V

PENUTUP

5.1  Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dibuat, daun belimbing wuluh dapat menghasilkan arus listrik, sehingga lampu LED yang digunakan dalam percobaan ini dapat berhasil menyala. Hal tersebut bisa terjadi karena dalam daun belimbing wuluh mengandung peroksida, belerang atau sulfur dan asam format. Dengan rumusan jika sulfur ditambah dengan peroksida  dan asam format sehingga menghasilkan asam sulfat dan sifat dari asam sulfat ini berelektrolit kuat dimana definisi dari elektrolit kuat sendiri adalah suatu zat atau senyawa yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Sehingga kandungan tersebut dapat bereaksi dengan logam tembaga dari batu baterai dan dapat menghasilkan arus listrik.

Cara membuatnya dengan menumbuk daun belimbing wuluh dan ditimbang seberat 3 sampai 4 gram. Kemudian daun yang telah dihaluskan tersebut dimasukkan kedalam batu baterai yang logam karbonnya telah dibersihkan, lalu tutup kembali lapisan batu baterai yang telah diisi daun belimbing wuluh dengan rapat. Pasang batu baterai yang telah berisi daun belimbing wuluh tersebut ke dalam wadah batu baterai yang telah tersedia dengan memperhatikan kutub positif dan negatifnya. Lalu, lilitkan kabel warna merah ke kawat lampu LED yang panjang dan kawat warna hitam lilitkan ke kawat lampu LED yang pendek, maka akan menghasilkan nyala lampu LED tersebut. Karena lampu LED yang bertegangan 3,0 sampai 3,5 volt disambungkan dengan batu baterai yang berisi daun belimbing wuluh yang bertegangan 0,8 volt.

5.2  Saran

1.      Pilihlah daun belimbing wuluh yang masih muda, karena kandungan yang dapat menghantarkan arus listrik masih baik.

2.      Jangan menumbuk daun belimbing wuluh terlalu halus.

3.      Pastikan memakai alat yang masih baik, seperti : pakailah lampu LED yang masih baru, bersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada alat-alat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

            Widyaningrum, Hernila. 2002. Kitab Tanaman Obat Nusantara. Yogyakarta. Medpres.

http://armitadewi1d.blogspot.com/2013/11/pemanfaatan-belimbing-wuluh-sebagai.html

http//www.wikipedia.com

http//www.khasiat belimbingwuluh.com

http// www.kandungan belimbingwuluh.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Belimbing

http://mahasiswafarmasibicara.blogspot.com/2014/06/sifat-dan-manfaat-tanin.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_format

Teori-Teori Psikologi Sosil

Teori Dalam Psikologi Sosil A. Teori Genetik Teori ini menekankan kualitas pembawaan sejak lahir atas tingkah laku sosial. Bahwa “manusia adalah binatang sosial” menjadi...
Ahmad Dahlan
9 min read

Usaha Mengurangi Prasangka Sosial

Ada beberapa usaha untuk mengurangi prasangka sosial yaitu (dalam Gerungan, 2004:190-191; dalam Ahmadi, 2002:215-216; dalam Sears, 1985:254-256): Mengurangi prasangka bisa dilakukan melalui:
Wahidah Rahmah
55 sec read

Aliran-Aliran dalam Psikologi Fungsionalisme

Aliran fungsionalisme merupakan aliran psikologi yang pernah sangat dominan pada masanya, dan merupakan hal penting yang patut dibahas dalam mempelajari psikologi. Pendekata n fungsionalisme...
Wahidah Rahmah
2 min read

Leave a Reply