Filsafat Sebagai Induk Dari Seluruh Ilmu Pengetahuan

2 min read

Filsafat sebagai Induk Dari Seluruh Ilmu Pengetahuan

Pandangan mengenai Filsafat sebagai induk dari seluruh ilmu pengetahuan secara teknis mungkin tidak begitu tepat. Namun dari sudut pandang lain, Filsafat menjadi perangkum ilmu pengetahuan baik dalam disiplin yang sama maupun antar disiplin.


Filsafat Adalah Induk Ilmu Pengetahuan

Filsafat adalah Tuhan dari Segala Pengetahuan (A-Filsafatisme), Begitulah kata yang patut disandangkan dengan filsafat. Filsafat Adalah Induk Dari Pengetahuan bukan berarti jika kita berfilsafat maka kita harus mempelajari segala Pengetahuan dan Ilmu-ilmu. Secara sederhana mungkin bisa di istilahkan dari filsafatlah muncul beragam pengetahuan dan ilmu yang kita kenal saat ini.

Banyak pendapat yang berbeda namun tentu pendapat yang paling dominan adalah Filsafat sebagai induk pengetahuan, Pendapat yang paling aneh menurut saya adalah bahwa bukan filsafat sebagai induk pengethauan melainkan Geografi. Wah.. Pikiran saya saat membaca artikel tersebut sedikit terharu. Terharunya kenapa? Karena pada artikel tersebut mungkin menggunakan doktrin-doktrin agama untuk memperkuat tulisannya, tidak sampai disitu ada juga pendapat yang mengatakan bukan filsafat induk segala pengetahuan melainkan Bahasa.

Sebenarnya perbedaan pendapat di atas disebabkan dari pemaham kita tentang apa itu filsafat. Seperti yang saya tekankan pada tulisan-tulisan saya di blog ini atau di blog lainnya bahwa ‘Sebelum bertanya dimana ada baiknya bertanya Apa’. Maksud penulis disini dalam konteks perbedaan pendapat di atas adalah sebelum membandingkan Sesuatu dengan sesuatu lainnya terlebih dahulu pertanyakan apa itu sesuatu, contoh kasus Geografi dan Filsafat, sebelum membandingkan, pertanyakan dulu apa itu filsafat dan apa itu geografi. Nah itulah masalah sederhananya, Perbedaan pemahaman tentang apa itu filsafat tentunya membuat pendapat itu berbeda.

Untuk memahami Apa itu filsafat mungkin saya tidak akan menguraikannya panjang lebar, untuk referensi banyak bacaan tentang hakikat dari filsafat, berikut artikel-artikel yang harus anda pahami terlebih dahulu:

Hakikat Filsafat

Di paragraph ini saya akan mematahkan pendapat tentang Geografi adalah induk dari ilmu pengetahauan yang mengkaitkan doktrin agama dimana cerita adam dan hawa di bumi ini yang katanya diciptakan berpisah lalu kemudian bertemu setelah menjelajah, dari pernyataan di ataslah ada yang berpendapat bahwa Geografi adalah Induk ilmu pengetahuan karena tentu saja adam sebagai manusia pertama menjelajah di atas bumi ini, dimana menjelajah adalah sifat dominan dari geografi, yang jadi pertanyaannya, apakah saat menjelajah atau akan menjelajah Adam tidak berfikir terlebih dahulu? Tentu saja Adam akan berfikir dan dalam konteks kecil secara khusus saat adam berfikir maka dapat di katakan dia seorang filsuf walaupun tidak secara universal. Dan lagi filsafat sebagai ilmu pengetahuan bukan berarti filsafat adalah pengetahaun dan ilmu pertama di muka bumi, Bukan itu maksud dari slogam tersebut. Tetapi secara hakikat arti Filsafat membutuhkan waktu yang panjang, namun secara sederhana kita pahami filsafat adalah berfikir. Itu saja dulu. Namun bukan berarti semua yang berfikir di katakan seorang filsuf.

Filsafat bukan induk ilmu pengetahuan, menjawab pendapat filsafat bukan ilmu pengetahuan

Ok diatas sudah cukup jelas, nah bagaimana dengan pernyataan tentang bahasa adalah induk ilmu pengetahuan? Wah mungkin pernyataan kedua ini lebih baik dari pada yang pertama, hehe. Ok jadi menurut pendapat ini kita tidak akan bisa berfilsafat tanpa bahasa, kata ataupun sejenisnya. Mungkin masuk akal karena kita tidak dapat menyampaikan tesis-tesis filosof tanpa bahasa. Yah masuk akal jika kita pahami filsafat hanya pada kulitnya, Filsafat bukan hanya kegiatan-kegitan menuangkan alam mental ke alam duniawi. Bukan itu yang di katakan filsafat. Yang harus di tekankan Filsafat tidak akan ada jika anda tidak punya Otak. Itu saja. Kita lebih rinci sedikit. Bahasa adalah sarana penyampaian hidup dan disisi lain filsafat bisa di katakana dalam pandangan yang berbeda sebagai pemaknaan atas pengalaman dalam konteks yang ada dan mungkin ada. Bahasa tersusun dari kalimat-kalimat, kalimat berasal dari susunan kata, kata terdiri dari beberapa huruf dan huruf merupakan symbol-simbol pengantar makna, yang jadi pertanyaan siapa yang membuat symbol-simbol tersebut? Mungkinkah ada sesuatu yang tidak mempunyai kesadaran menciptakan symbol-simbol yang bermakna? Tentu saja untuk berkesadaran kita perlu sarana kesadaran, apa sarananya? Otak (Pikiran). Jadi untuk membuat symbol tentu saja kita akan memikirkan seluruh kesatuan-kesatuannya agar membentuk makna. Apakah proses ini bukun proses filsafat? Hehe filsafat itu mendasar.

Bagaiamana sahabat? Jadi sudah jelas filsafat lah Kesadaran segala ilmu dan pengetahuan, Filsafat adalah Tuhan dari segala pengetahuan, Segala bidan ilmu yang anda ketahui itu hanya produksi Filsafat dalam proses yang sangat panjang. Bisa di ibaratkan Adam adalah filsafat, dari filsafat muncul keturunan-keturunan sampai saat ini, Namun kenapa filsafat tidak begitu eksis didunia bukan tidak eksis namun sudah menjadi Background kehidupan makanya kita tak dapat mendefinisakannya secara fisik. Contoh kecil jika anda tau susunan nama-nama keluarga anda sampai ke Adam atau manusia pertama, atau mungkin terlalu jauh, jika anda mengetahui nama kakeknya kakek anda, dan kakek tersebut punya kakek, serta kakek-kaket tersebut punya kakek kakek terus menerus cukup 10 generasi saja saya yakin anda tidak mengetahuan persis silsilah keturunan keluarga anda. Itulah FILSAFAT. Jembatan dari segala Ilmu.

Sumbangan Pemikiran Immanuel Kant

Immanuel Kant adalah filsuf modern yang paling berpengaruh. Pemikirannya yang analisis dan tajam memasang patok-patok yang mau tak mau menjadi acuan bagi segenap pemikiran...
Ahmad Dahlan
5 min read

Leave a Reply