Tes Sebagai Instrumen Pendukung Pembelajaran

2 min read

Tes Sebagai Alat Bantu Pembelajaran

Tes tentunya tidak hanya sebagai alat untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik. Akan tetapi, tes hasil belajar juga seharusnya dapat membantu dan menjadi penguatan beragam aspek dalam pembelajaran. Tes dapat membantu baik guru maupun peserta didik itu sendiri, misalnya untuk mengecek kesiapan belajar, memonitor proses pembelajaran, mendiagnosis kesulitan belajar, serta mengevaluasi hasil belajar peserta didik.

Tes adalah alat yang paling umum digunakan dalam mengukur hasil belajar peserta didik di kelas. Sayangnya, beberapa guru tidak sampai kepada pemahaman beragam fungsi tes yang lain selain sebagai alat evaluasi hasil belajar, sebagaimana fungsi-fungsi yang disebutkan di atas. Dan untuk memperoleh alat atau tes yang bagus guru haruslah memahami bagaimana cara mengembangkan tes dengan baik dan benar. Seseungguhnya, fungsi dari tes adalah untuk  meningkatkan proses pembelajaran peserta didik. Itu adalah esensi sebenarnya dari suatu tes.

Bagaimana melakukan tes di saat proses pembelajaran?

Telah disebutkan di atas bahwa tes adalah alat yang sangat bermanfaat sebagai alat bantu belajar. Karena itu sangatlah penting untuk menjadikan tes sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Itulah sebabnya tes harus dirancang bersama-sama perancangan proses pembelajaran. Jika kita memperhatikan urutan sebuah proses pembelajaran, maka kita akan menemukan 3 bagian utama pembelajaran, yaitu: pendahuluan, pada saat proses pembelajaran berlangsung, dan di akhir pembelajaran. Jika guru ingin tes bermanfaat dalam proses pembelajaran dan meliputi ketiga tahap ini, maka ia harus merancang pertanyaan-pertanyaan untuk ketiga bagian utama proses pembelajaran tadi dengan tujuan tes (pertanyaan-pertanyaan) itu masing-masing.

Tes di Kegiatan Awal (Pendahuluan) Pembelajaran

Pada tahapan kegiatan awal (pendahuluan) pembelajaran ini guru harus memperhatikan dua hal, yaitu pengetahuan atau keterampilan apakah yang telah dimiliki oleh peserta didik sebelum mengikuti pembelajarannya, dan yang kedua akan dikembangkan ke arah mana pengetahuan dan keterampilan peserta didik selama proses pembelajaran nanti.

Untuk mengetahui pengetahuan atau keterampilan apa saja yang telah dikuasai atau dimiliki oleh peserta didik guru dapat melakukan pretes. Tes ini (pretes) dimaksudkan untuk melihat bagaimana kesiapan peserta didik mengikuti proses pembelajaran. Tes untuk ini diberikan pada awal sekali pada suatu unit atau kompetensi dasar tertentu. Melalui pretes peserta didik dapat diketahui apakah sudah menguasai pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki untuk melanjutkan proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan lancar.

Untuk mengetahui dikembangkan ke arah mana pengetahuan dan keterampilan peserta didik, guru kemudian dapat memberikan tes penempatan. Tes semacam ini diperlukan untuk mengetahui jangan-jangan ada peserta didik yang telah menguasai suatu pengetahuan atau keterampilan yang akan diajarkan. Dengan tes penempatan, guru dapat menentukan apakah peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan yang telah dimilikinya secara lebih mendalam. Peserta didik yang telah menguasai pengetahuan dan keterampilan  yang akan diajarkan dapat ditempatkan pada kelompok advanced (tingkat lanjut) dan dibedakan dari peserta didik yang lainnya.

Tes Pada Saat Proses Pembelajaran Berlangsung

Pada saat proses pembelajaran berlangsung, maka guru dapat melakukan paling tidak 2 jenis tes, yaitu tes formatif dan tes diagnostik. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, maka ada 2 pertanyaan penting yang harus dijawab oleh seorang guru, yaitu pertama: pada tugas pembelajaran yang mana peserta didik telah mengalami kemajuan yang memuaskan, dan pada tugas pembelajaran mana peserta didik masih memerlukan bantuan, dan pertanyaan kedua adalah: peserta didik yang mana saja yang mengalami hambatan dalam proses belajar sehingga membutuhkan remedial?

Ketika guru ingin menjawab pertanyaan pertama, maka guru dapat melakukan tes yang disebut sebagai tes formatif. Tes formatif dapat didefinisikan sebagai tes yang diberikan kepada peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui kemajuan pembelajaran peserta didik pada suatu segmen pembelajaran tertentu. Pada praktiknya di sekolah guru sering menyebut tes formatif sebagai ulangan harian. Atau ada juga yang menyebutnya sebagai kuis di akhir bab atau sebuah unit pembelajaran. Hasil tes ini harus digunakan untuk meningkatkan pembelajaran, dan sebaiknya bukan sebagai alat untuk menghakimi peserta didik.

Dengan tes formatif guru dapat menyesuaikan pembelajarannya sehingga semua peserta didik mendapatkan pembelajaran yang sesuai untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan sesuai potensi mereka masing-masing. Jika pada tes formatif ada peserta didik yang gagal, maka guru harus mengajarkan ulang (memberikan pelajaran remedial) kepada mereka sembari memberikan pembelajaran pengayaan kepada peserta didik lain yang telah sukses.

Tes Pada Akhir Pembelajaran

Di akhir proses pembelajaran dilakukan sebuah tes yang disebut sebagai tes sumatif. Tes ini secara praktik dilakukan oleh guru misalnya pada akhir pertengahan semester, di akhir semester, di akhir tahun. Tes ini penting untuk menjawab pertanyaan seperti: Apakah peserta didik telah menguasai  tugas-tugas belajar untuk suatu mata pelajaran? Apa grade yang harus diberikan kepada peserta didik itu? Ciri khas tes sumatif adalah cakupan materi pembelajaran yang luas dan banyak. Secara umum, tes sumatif lebih banyak digunakan untuk keperluan grading (perankingan) atau menentukan naik kelas/tidak naik kelas, namun demikian hasil tes sumatif sebenarnya tetap dapat digunakan untuk mengetahui efektivitas suatu proses pembelajaran. Tentu saja efektivitas di sini adalah dalam rentang waktu yang lebih panjang misal setengah semester, satu semester, atau satu tahun pelajaran.

Teori-Teori Psikologi Sosil

Teori Dalam Psikologi Sosil A. Teori Genetik Teori ini menekankan kualitas pembawaan sejak lahir atas tingkah laku sosial. Bahwa “manusia adalah binatang sosial” menjadi...
Ahmad Dahlan
9 min read

Usaha Mengurangi Prasangka Sosial

Ada beberapa usaha untuk mengurangi prasangka sosial yaitu (dalam Gerungan, 2004:190-191; dalam Ahmadi, 2002:215-216; dalam Sears, 1985:254-256): Mengurangi prasangka bisa dilakukan melalui:
Wahidah Rahmah
55 sec read

Aliran-Aliran dalam Psikologi Fungsionalisme

Aliran fungsionalisme merupakan aliran psikologi yang pernah sangat dominan pada masanya, dan merupakan hal penting yang patut dibahas dalam mempelajari psikologi. Pendekata n fungsionalisme...
Wahidah Rahmah
2 min read

Leave a Reply