Model Pembelajaran PPSI

2 min read

Pengertian PPSI

Model pengembangan PPSI biasa digunakan sebagai pola pengembangan pengajaran dalam rangka kurikulum untuk SD, SMP dan SMA, dan kurikulum untuk sekolah – sekolah kejuruan. PPSI sebagaimana pola pengembangan pengajaran lainnya yang menggunakan pendekatan sistem, yakni mengutamakan adanya tujuan yang jelas sehingga dapat dikatakan bahwa PPSI menggunakan pendekatan yang berorientasi pada tujuan.

Istilah “sistem instruksional” dalam PPSI menunjukkan pada pengertian sebagai suatu kesatuan pengajaran yang terorganisasi yang terdiri atas sejumlah komponen antara lain : materi, metode, alat, evaluasi yang kesemuanya berinteraksi satu sama lainnya untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. PPSI merupakan langkah – langkah pengembangan dan pelaksanaan pengajaran sebagai suatu sistem untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif. (Basyiruddin,2002:83-84).

Dengan diterapkannya pola pengembangan pengajaran PPSI ini disekolah – sekolah umum, maka pola pengembangan tersebut juga telah diadopsi dan dikembangkan pada madrasah – madrasah yang dikelola oleh Departemen Agama RI sebagai suatu usaha untuk meningkatkan mutu pengajaran yang sebenarnya. Pengenalan dan pengembangan pola PPSI ini dimaksudkan agar para tenaga pengajar agama dapat memahami dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang berorientasi pada tujuan sebagaimana yang dimaksud dalam pengembangan PPSI tersebut.

Bagan PPSI

1. Perumusan Tujuan

Tujuan instruksional merupakan rumusan yang jelas dan terarah tentang kemampuan atau tingkah laku yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah mengikuti suatu program kegiatan belajar. Kemampuan atau tingkah laku tersebu terbagi kepada dua bagian yaitu : tujuan instruksional umum disingkat dengan TIU, dan sekarang istilah tersebut menjadi Standar Kompetensi. Serta tujuan instruksional khusus disingkat dengan TIK, sekarang menjadi Kompetensi Dasar. ( Basyiruddin, 2002:85)

2. Pengembangan Alat Evaluasi

Langkah ini adalah pengembangan test yang fungsinya adalah untuk menilai sampai dimana para siswa telah menguasai kemampuan – kemampuan yang telah kita rumuskan dalam tujuan – tujuan tersebut. (Suryosubroto, 1990: 69)

3. Kegiatan Belajar

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan langkah ketiga ini, yaitu:

  1. Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  2. Menentukan pilihan kegiatan mana yang tidak ditempuh oleh siswa dan manakah yang diperlukan dalam rangka kegiatan belajar.

Untuk menyampaikan materi yang telah kita tetapkan, perlu dipertimbangkan metode mana yang paling tepat digunakan, dengan mengingat kegiatan – kegiatan belajar yang telah dirumuskan dan tujuan yang ingin dicapai. (Basyiruddin, 2002:96)

4. Pengembangan Program Kegiatan

Setelah langkah satu sampai tiga ditetapkan, selanjutnya mengembangkan langkah berikutnya yaitu menyusun program kegiatan. Ada dua hal yang berkenaan dengan program kegiatan ini, yaitu :

a.       Merumuskan materi pelajaran

Bila perlu setiap pokok materi dapat dilengkapi dengan uraian singkat dan contoh-contoh agar memudahkan penyampaian materi tersebut kepada siswa / mahasiswa.

b.      Metode yang digunakan

Dalam hal ini kita perlu mengetahui terlebih dahulu sejumlah metode yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.`

c.       Menyusun jadwal

Penyusunan jadwal ini atas dasar banyaknya materi yang ingin disampaikan dan metode – metode yang digunakan.

5.    Pelaksanaan Program

Langkah selanjutnya yaitu proses pelaksanaan program

a.       Mengadakan pre – test.

Test yang kita berikan kepada siswa adalah test yang telah kita susun pada langkah kedua. Fungsi test ini ialah untuk menilai sampai dimana para siswa / mahasiswa mengetahui kemampuan – kemampuan yang tercantum dalam tujuan instruksional sebelum mereka mengikuti program pengajaran yang telah kita siapkan. Disamping angka nilai, jawaban – jawaban yang betul dan yang salah perlu diberi tanda.

b.      Menyampaikan materi pelajaran

Dalam hal ini kita harus berpegang pada rencana yang telah disusun pada langkah keempat dan yang perlu diperhatikan ialah bahwa pendidik sebelum menyampaikan materi pelajaran hendaklah memberikan penjelasan terlebih dahulu tujuan – tujuan instruksional yang akan dicapai agar siswa mengetahui kemampuan apa yang diharapkan dari mereka setelah selesai mengikuti pelajaran.

c.       Mengadakan evaluasi (post test)

Test yang diberikan disini identik dengan pre test. Jadi beda pre test dan post test hanya dalam waktu dan fungsinya saja. Kemudian hasil pre test dan post test itu diperbandingkan. (Suryosubroto, 1990: 70 – 73)

Kelebihan PPSI

  1. Lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat pembelajaran bukan untuk mengembangkan sistem pempelajaran.
  2. Uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis.

Kekurangan PPSI

Bagi pendidik memerlukan waktu, tenaga dan pikiran yang lebih karena guru harus memberikan pretest dan post test untuk setiap unit pelajaran.

Desain Penelitian Eksperimen

Penelitian kuantitatif merupakan salah satu penelitian pendidikan. Penelitian pendidikan sangatlah sulit ditentukan jawabannya karena kondisi di lapangan yang sering berubah, yang berakibat pada derajat...
Ahmad Dahlan
7 min read

Laporan Praktikum Kimia Dasar I Reaksi-Reaksi Kimia

Reaksi-Reaksi Kimia A. Tujuan Percobaan Memperajari sifat-sifat kimia suatu zat melalui reaksi-reaksi kimia. B. Dasar Teori Reaksi kimia merupakan reaksi senyawa dalam larutan (air). Perubahan...
Ananda Dwi Putri
16 min read

Apa perbedaan Bilangan Nyata Dengan Imajiner?

Bilangan nyata adalah bilangan yang sesuai dengan namanya. Kebalikan dengan bilangan khayal, bilangan nyata mewakili nilai sebenarnya tidak berputa-pura atau berkhayal. Bilangan nyata yang merupakan...
Ahmad Dahlan
34 sec read

Leave a Reply