Menyusun Instrumen Pengkuran Kecemasan

4 min read

Instrumen Pengkuran Kecemasan

Konsep Kecemasan

Kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok yang mengalami perasaan gelisah dan aktifasi sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas (Carpenito, 2006 : 11).

Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi yang berbahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman (Nanda, 2010 : 281).

Respons yang timbul ansietas (cemas) yaitu khawatir, gelisah, tidak tenang dan dapat disertai dengan keluhan fisik. Kondisi dialami secara subjektif dan di komunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut yang penyebabnya tidak diketahui. Sedangkan rasa takut mempunyai penyebab yang jelas dan dapat dipahami. Kapasitas kecemasan diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan kehidupan.

2.    Tingkat Ansietas (kecemasan)

Tingkatan ansietas menurut Stuart (2006) dibagi menjadi 4 yaitu :

a)    Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. Ansietas pada tingkat ini menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.

b)    Ansietas sedang memungkinkan orang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan hal lain. Sehingga seseorang mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih banyak jika diberi arahan.

c)    Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Individu cenderung untuk berfokus pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat berfokus pada suatu area lain.

d)    Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian dan terjadi peningkatan aktifitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan bahkan kematian.

3.    Faktor Penyebab Kecemasan

Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya kecemasan menurut Carpenito (2006) yaitu :

a)    Patofisiologis, yaitu setiap faktor yang berhubungan dengan    kebutuhan dasar manusia akan makanan, air, kenyamanan dan keamanan.

b)    Situasional (orang dan lingkungan). Berhubungan dengan ancaman konsep diri terhadap perubahan status, adanya kegagalan, kehilangan benda yang dimiliki dan kurang penghargaan dari orang lain.

c)    Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat karena kematian, perceraian, tekanan budaya, perpindahan, dan adanya perpisahan sementara atau permanen.

d)    Berhubungan dengan ancaman integritas biologis : yaitu penyakit, terkena penyakit mendadak, sekarat, dan penanganan-penanganan medis terhadap sakit.

e)    Berhubungan dengan perubahan dalam lingkungannya misalnya : pencemaran lingkungan, pensiun, dan bahaya terhadap keamanan.

f)     Berhubungan dengan perubahan status sosial ekonomi, misalnya pengangguran, pekerjaan baru, dan promosi jabatan.

g)    Berhubungan dengan kecemasan orang lain terhadap individu (Carpenito, 2006 : 13)

Gejala-gejala Kecemasan

Secara fisiologis gejala-gejala tersebut meliputi :

1)    Peningkatan frekuensi jantung

2)    Peningkatan tekanan darah

3)    Peningkatan frekuensi pernafasan

4)    Gelisah

5)    Gemetar

6)    Berdebar-debar

7)    Sering berkemih

8)    Insomnia

9)    Keletihan dan kelemahan

10) Pucat atau kemerahan

11) Mulut kering, mual dan muntah

12) Sakit dan nyeri tubuh

13) Pusing / mau pingsan

14) Ruam panas atau dingin

15) Anoreksia (Carpenito, 2006 : 12)

Kecemasan Depression Anxiety Stress Scale (DASS)

Keterangan

0: tak ada atau tidak pernah

1: sesuai yang dialami sampai tingkat tertentu / kadang- kadang

2: sering

3: sangat sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap saat

2.1 Tabel Kecemasan Depression Anxiety Stress Scale (DASS)

No.Aspek penilaianSkor
0123
1.Menjadi marah karena hal sepele
2.Mulut terasa kering
3.Tidak dapat melihat hal yang positif suatu kejadian
4.Merasakan gangguan dalam bernafas
5.Merasa tidak kuat lagi melakukan suatu kegiatan
6.Cenderung bereaksi berlebihan pada situasi
7.Kelemahan pada anggota tubuh
8.Kesulitan untuk relaksasi / bersantai
9.Cemas yang berlebihan dalam situasi namun bisa lega jika hal / situasi itu berakhir
10.Pesimis
11.Mudah merasa kesal
12.Merasa banyak menghabiskan energi karena cemas
13.Merasa sedih dan depresi
14.Tidak sabaran
15.Kelelahan
16.Kehilangan minat pada banyak hal misalnya makan
17.Merasa diri tidak layak
18.Mudah tersinggung
19.Berkeringat (misal: tangan berkeringat)
20.Ketakutan tanpa alasan yang jelas
21.Merasa hidup tidak bahagia
22.Sulit untuk beristirahat
23.Kesulitan untuk menelan
24.Tidak dapat menikmati hal-hal yang saya lakukan
25.Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi tanpa stimulasi oleh latihan fisik
26.Merasa hilang harapan dan putus asa
27.Mudah marah
28.Mudah panik
29.Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu mengganggu
30.Takut terhambat oleh tugas-tugas yang tidak bisa dilakukan
31.Sulit untuk antusias pada suatu hal
32.Sulit mentoleransi gangguan-gangguan terhadap hal yang sedang dilakukan
33.Berada pada keadaaan tegang
34.Merasa tidak berharga
35.Tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi anda untuk menyelesaikan hal yang sedang anda lakukan
36.Ketakutan
37.Tidak ada harapan untuk masa depan
38.Merasa hidup tidak berarti
39.Mudah gelisah
40.Khawatir dengan situasi saat diri anda mungkin menjadi panik
41.Gemetar
42.Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan sesuatu

Sumber : Nursalam (2011)

 Skor penilaian kecemasan berdasarkan DASS :

 Normal                                  : 0 – 29

 Kecemasan ringan             : 30 – 59

 Kecemasan sedang           : 60 – 89

 Kecemasan berat                : 90 – 119

 Sangat berat                        : > 120

DAFTAR PUSTAKA

1.    Aprianawati, B. 2009. Kecemasan Ibu Hamilhttp://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/56.pdf diakses tanggal 2 Maret 2013

2.    Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta

3.    Hidayat, A.Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Salemba Medika. Jakarta

4.    Jauhari, N. 2009. Gangguan Cemas Pada Ibu Hamilhttp://medicom.blogdetik.com.cemas-pada-ibu-hamil/ diakses tanggal 1 maret 2013

5.    Leveno, J Kenneth. 2009. Obstetri Williams Edisi 21. EGC. Jakarta

6.    Nanda Internasional. 2010. Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta

7.    Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta

8.    Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Salemba Medika. Jakarta

9.    Pantiawati, Ika. dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Nuha Medika. Yogyakarta

10. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

11. Puspitasari, Y. 2011. Kecemasan Ibu Hamilhttp://lib.uin-malang.ac.id/  diakses tanggal 26 Februari 2013

12. Salmah, Rusmiati. Maryanah. dan Susanti. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC. Jakarta

13. Sudarti, Rodiyah. Judha  Mohamad. dan Yongky. 2012. Asuhan Pertumbuhan Kehamilan, Persalinan, Neonatus, Bayi Dan Balita. Nuha Medika. Yogyakarta

14. Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika. Jakarta

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply