Masalah-Masalah Dalam Belajar dan Contoh Judul Penelitian Skripsi Pendidikan

11 min read

Topik Skripsi Masalah-Masalah Dalam Belajar

Masalah merupakan ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakkan atau sesuatu yang dapat menghambat seseorang dalam mencapai tujuannya. Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan.

Masalah dapat muncul di mana saja, tak terkecuali dalam belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah ditemukan hal-hal berikut. Guru telah mengajar dengan baik. Ada siswa belajar dengan giat. Ada siswa pura-pura belajar. Ada siswa belajar setengah hati. Bahkan ada siswa yang tidak belajar. Dilihat dari hal-hal tersesbut dapat ditemukan adanya masalah-masalah belajar yang dialami oleh siswa.

Seorang guru yang profesional harus mampu menemukan masalah yang dihadapi oleh siswanya dan memberikan solusi atau jalan keluar baik berupa dorongan, motivasi atau nasehat-nasehat yang dapat membantu siswa menyelesaikan masalah yang dihadapinya agar tidak berlarut-larut mengganggu proses belajarnya.

A. Faktor-Faktor Internal Belajar

Dalam interaksi belajar mengajar ditemukan bahwa proses belajar yang dilakukan oleh seorang siswa merupakan kunci keberhasialan belajar.

Aktifitas mempelajari bahan belajar tersebut memakan waktu. Lama waktu mempelajari tergantung pada jenis dan sifat bahan. Lama waktu untuk mempelajari tergantung pada kemampuan siswa. Jika bahan belajarnya sukar, dan siswa kurang mampu, maka dapat diduga bahwa proses belajar memakan waktu yang lama. Sebaliknya, jika bahan belajar mudah, dan siswa berkemampuan tinggi, maka proses belajar memakan waktu singkat. Aktifitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses yaitu proses belajar sesuatu.

Pada kegiatan belajar dan mengajar di sekolah ditemukan dua subjek, yaitu siswa dan guru. Dalam kegiatan belajar, siswalah yang memegang perang penting. Dalam proses tahap penting, yaitu:

  1. Sebelum belajar. hal yang berpengaruh pada belajar, menurut biggs & telfer dan winkel, adalah ciri khas pribadi, minat, kecakapan, pengalaman, dan keinginan belajar.
  2. Proses belajar, yaitu suatu kegiatan yang dialami dan dihayati oleh siswa sendiri. Kegiatan atau proses belajar ini terpengaruh oleh sikap, motivasi, konsentrasi, mengolah, menyimpan, menggali, dan ujuk berprestasi.
  3. Sesudah belajar, merupakan tahap untuk prestasi hasil belajar. Secara wajar diharapkan agar hasil belajar menjadi lebih baik, bila dibandingkan dengan keadaan sebelum belajar.
  4. Proses belajar, merupakan kegiatan mental mengolah bahan belajar atau pengalaman lain. Proses belajar ini tertuju pada bahan belajar dan sumber belajar yang diprogramkan guru.
  5. Proses belajar yang berhubungan dengan bahan belajar tersebut,dapat diamati oleh guru dan umumnya dikenal sebagai aktivitas belajar siswa. Guru adalah pendidikan yang membelajarkan siswa.
  6. Perorganisasian belajar.
  7. Penyajian bahan belajar dengan pendekatan pembelajaran tertentu.
  8. Melakukan evaluasi hasil belajar.

Proses belajar merupakan hal yang kompleks.siswalah yang menentukan tejadi atau tidak terjadi belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi masalah-masalah secara intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia tidak belajar dengan baik.

Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajar yaitu:

1. Sikap terhadap Belajar

Sikap merupakan kemampuan memberiakan penilaian tentang sesuatu yang membawa diri sesuai dengan penilaian, adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerim, menolak,  atau mengabaikan.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan suasana belajar yang menggembirakan.

3. Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Untuk memperkuat perhatian pada pembelajaran, guru perlu menggunakan bermacam-macam strategi belajar-mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat.

4. Mengolah Bahan Belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa.isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama, nilai kesenian serta keterampilan mental dan jasmani.

5. Menyimpan Perolehan Hasil Belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara memperoleh pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama. Kemampuan menyimpan dalam waktu pendek berarti hasil belajar cepat dilupakan, kemampuan menyimpan dalam waktu lama berarti hasil belajar tetap dimiliki siswa.

Cara melukiskan proses belajar sebagai berikut:

  1. Proses penerimaan merupakan kegiatan siswa melakukan pemusatan perhatian, menyeleksi, dan memberi kode terhadap hal yang dipelajari.

b)      Proses pengaktifan merupakan kegiatan siswa untuk menguatkan pesan baru, membangkitkan pesan dan pengalaman lama.

c)      Proses pengolahan merupakan proses belajar. Dalam tahap ini siswa menggunakan kesadaran penuh. Ia memikirkan tugas, berlatih, menarik kesimpulan, dan unjuk belajar.

d)     Proses penyimpanan merupakan saat memperkuat hasil beajar. Pebelajaran menggunakan berbagai teknik belajar agar tersimpan dalam ingatan, penghayatan dan keterampilan jangka panjang.

e)      Proses pemanggilan di mana pesan atau kesan lama diaktifkan kembali.

6.      Menggali Hasil Belajar yang Tersimpan

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah diterimah.

7.      Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar

Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Dalam belajar pada ranah kognitif ada gejala lupa. Lupa merukan peristiwa  biasa, meskipun demikian dapat dikurangi. Lupa pada ranah kognitif umumnya berlawanan dengan mengingat. Pesan yang dilupakan belum tentu berarti “hilang” dari ingatan.kadang kala siswa memerlukan waktu untuk “membangkitkan” kembali pesan yang “Terlupakan”.

Cara melukiskan suatu proses belajar yang memungkinkan terjadinya lupa yaitu:

a)      Pembelajar melakukan konsentrasi terhadap bahan ajar. Pemusatan perhatian tersebut dapat menurun karena lelah atau memang lemah. Akibatnya ada bahan ajar yang keluar dan tak terterimah.

b)      Pebelajar mengolah bahan ajar yang terterima.

c)      Apa yang terolah akan disimpan,tetapi ada bagian yang keluar.

d)     Dalam menghadapi tugas-tugas belajar lanjut,maka siswa akan menggali pengetahuan dan pengalaman belajar yang tersimpan.

e)      Pebelajar menggunakan pesan-pesan yang dipelajari untuk berprestasi.

8.      Rasa Percaya Diri Siswa

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dan lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian “perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa.makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat. begitupun sebaliknya.

9.      Intelegensi dan Keberhasilan Belajar

Menurut wechler (monks & knoers, Siti Rahayu Haditono) inteligensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secar terarah, berfikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut, menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.

10.  Kebiasaan belajar

Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa:

a)      Belajar pada akhir semester

b)      Belajar tidak teratur

c)      Menyia-nyiakan kesempatan belajar

d)     Bersekolah hanya untuk bergensi

e)      Datang terlambat bergaya bermimpi

f)       Bergaya jantan separti merokok,sok menggurui teman lain dan

g)      Bergaya minta”belas kasihan” tanpa belajar.

Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah yang ada di kota besar,kota kecil,dan pelosok tanah air.

11.  Cita-Cita Siswa

Cita-cita merupakan motivasi intrinsik.tetapi adakalahnya” gambar yang jelas” tentang tokoh teladan bagi siswa belum ada. Akibatnya, siswa hanya berperilaku ikut-ikutan. Sebagai ilustrasi, siswa ikut-ikutan berkelahi, merokok sebagai tanda jantan, atau berbuat “jagoan” dengan melawan aturan. Dengan perilaku tersebut, siswa beranggapan bahwa ia telah “menempuh” perjalanan mencapai cita-cita untuk terkenal di lingkungan siswa sekota.

B. Faktor-Faktor Ekstern Belajar

Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsik siswa. disamping itu proses belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila didorong oleh lingkungan siswa. Dengan kata lain aktivitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajar sebagai rekayasa pendidikan guru disekolah merupakan faktor ekstern belajar.Faktor-faktor ekstern tersebut adalah sebagai berikut:

1. Guru sebagai Pembina Siswa Belajar

Guru adalah pelajar yang mendidik.Guru mengajar siswa adalah seorang pribadi yang timbul menjadi penyandang profesi guru badang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi juga mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri yang mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah pengembangan diri, pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia.

Guru juga menumbuhkan diri secara profesional. Ia bekerja dan bertugas mempelajari profesi guru sepanjang hayat. hal-hal yang dipelajari oleh guru yaitu:

  1. Memiliki integritas moral kepribadian
  2. Memiliki integritas intelektual beriorientasi kebenaran
  3. Memiliki integritas religus dalm konteks pergaulan dalam masyarakat mejemuk
  4. Mempertinggi mutu keahlian bidang studi sesuai dengan kemmampuan ilmu pengetahuan,teknologi,dan seni.
  5. Memahami,menghayati dan mengamalkan etika profesi guru
  6. Bergabung dengan asosiasi profesi,serta
  7. Mengakui dan menghormati martabat siswa sebagai klien guru.

2. Prasarana dan Sarana  Pembelajaran

Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah,ruang belajar, lapangan olah raga,ruang ibadah,ruang kesenian,dan peralatan olah raga.sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran,buku bacaan,alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pengajaran yang lain.

Prasarana dan sarana proses belajar adalah barang mahal. Barang-barang tersebut dibeli dengan dengan uang pemerintah dan masyarakat. Maksud pembelian tersebut adalah untuk mempermudah sisawa belajar.

Peran Guru adalah sebagai berikut:

1.      Memelihara, mengatur prasarana untuk menciptakan suasana belajar yang menggembirakan

2.      Memelihara dan mengatur sasaran pembelajaran yang berorientasi pada keberhasialan siswa belajar dan

3.      Mengorganisasi belajar siswa sesuai dengan prasarana dan sasaran secara tepat guna.

Peran siswa adalah sebagai berikut:

a)      Ikut serta memelihara dan mengatur prasarana dan sarana secara baik.

b)      Ikut serta dan berperan aktif dalam pemanfaatan prasarana dan sarana secara tepat guna,dan

c)      Menghormati sekolah sebagai pusat pembelajaran dalam rangka pencerdasan kehidupan generasi muda bangsa.

3.      Kebijakan Penilaian

Hasil belajar merupakan proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah siswa.hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar, atau proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru dengan demikian,hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi.dari sisi siswa, hasil belajar merupakan “ tingkat perkembangan mental” yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra-belajar.” Tingkat perkembangan mental” tersebut terkait dengan bahan pembelajaran.dan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pembelajaran. Hal ini terkait dengan tujuan penggal-penggal pengajaran

4.      Lingkungan Sosial Siswa di Sekolah

Siswa-siswi di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa.dalam lingkungan sosial tersebut ditemukan adanya kedudukan dan peradaban tertentu.sebagai ilustrasi,seorang siswa dapat menjabat sebagai pengurus kelas, sebagai ketua kelas,sebagai ketua OSIS di sekolahnya, sebagai pengurus OSIS di sekolah-sekolah di kotanya, tingkat provinsi atau tingkat nasional.

Pengaruh lingkungan sosial tersebut berupa hal-hal berikut:

a)      Pengaruh kejiwaan yang bersifat menerima atau menolak siswa, yang akan berakibat memperkuat atau memperlemah konsentrasi belajar.

b)      Lingkungan sosial mewujud dalam suasana akrab,gembira,rukun dan damai; sebaliknya, mewujud dalam suasana perselisihan, bersaing, salah-menyalahkan dan cerai berai.

c)      Lingkungan sosial siswa di sekolah atau juga di kelas dapat berpengaruh pada semangat belajar kelas.

5.      Kurikulum Sekolah

Program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum.kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah,atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan.kurikulum sekolah tersebut berisi tujuan pendidikan,isi pendidikan,kegiatan belajar-mengajar dan evaluasi.

Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah. Masalah-masalah itu adalah:

a)      Tujuan yang akan dicapai mungkin berubah.bila tujuan berubah, berarti pokok bahasan,kegiatan belajar-mengajardan evaluasi akan berubah.sekurang-kurangnya,kegiatan belajar perlu diubah.

b)      Isi pendididkan berubah; akibatnya buku-buku pelajaran,buku bacaan dan sumber yang lain akan berubah.

c)      Kegiatan belajar-mengajar berubah; akibatnya guru harus mempelajari strategi, metode, teknik dan pendekatan mengajar yang baru.

d)     Evaluasi berubah; akibatnya guru akan mempelajari metode dan teknik evaluasi belajar yang baru.

C.    Cara Menentukan Masalah-Masalah Belajar

Program pembelajaran merupakan hal yang kompleks. Ke kompleksan itu terentang dari:

a)      Konstruksi kurikulum dan pemberlakuan kurikulum sekolah.

b)      Tugas guru menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program pembelajaran; dalam pelaksanaan pembelajaran guru memilih media dan sumber belajar, serta strategi mengajar yang sesuai dengan kurikulum.

c)      Peran siswa yang sesuai kurikulum yang berlaku.

Belajar di sekolah terkait dengan beberapa hal. Dalam bertindak belajar, siswa berhubungan  dengan guru, bahan belajar, pemerolehan pengetahuan dan pengalaman, dan tata cara evaluasi belajar. Di samping itu, siswa secara intern menghadapi disiplin, kebiasaan dan semangat belajarnya sendiri.

1.      Pengamatan Perilaku Belajar

Guru selaku pembelajar bertindak membelajarkan,dengan mengajar. Guru selaku pengamat,melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa.dalam pengamatan tersebut guru juga mewawancarai siswa atau teman belajarnya.jadi ada perbedaan peran guru, yaitu peran membelajarkan dan peran pengamat untuk menemukan masalah-masalah belajar.bila masalah siswa ditemukan,maka sebagai pendidik, guru berusaha membantu memecahkan msalah belajar.

Peran pengamatan perilaku belajar dilakukan sebagai berikut:

a.       Menyusun rencana pengamatan,seperti tindak belajar berkelompok atau belajar sendiri,atau yang lain.

b.      Memilih siapa yang akan diamati,meliputi beberapa orang siswa.

c.       Menentukan berapa lama berlangsungnya pengamatan, seperti dua,tiga atau empat bulan.

d.      Menentukan hal-hal yang akan diamati,seperti cara siswa membaca,cara menggunakan media belajar,prosedur,dan cara proses belajar sesuatu.

e.       Mencatat hal-hal yang diamati.

f.       Menafsirkan hasil pengamatan. Untuk memperoleh informasi tentang pengamatan perilaku belajar tersebut, bila perlu guru melakukan wawancara pada siswa tertentu, untuk mempermudah pengamatan, pada tempatnya guru menggunakan lembar pengamatan perilaku belajar.

2.      Analisis Hasil Belajar

Analisis hasil belajar siswa merupakan pekerjaan khusus. Hal ini pada tempatnya dikuasai dan dikerjakan oleh guru.dalam melakukan analisis hasil belajar pada tempat guru melakukan langkah-langkah berikut:

a.       Merencanakan analisis sejak awal semester, sejalan dengan desain instuksional

b.      Merencanakan jenis-jenis pekerjaan siswa yang dipandan sebagai hasil belajar.sebagai ilustarasi,hasil ujian atau pokok bahasan mana yang dijadikan kajian

c.       Merencanakan jenis-jenis ujian dan alat evaluasi; kemudian menganalisis kepantasan jenis ujian dan alat evaluasi tersebut.

d.      Mengumpulkan hasil belajar siswa, baik yang berupa jawaban ujian tulis,ujian lisan dan karya tulis maupun benda.

e.       Melakukan analisis secara statistik tentang angka-angka perolehan ujian dan mengategori karya-karya yang tidak bisa diangkakan

f.       Mempertimbangkan hasil pengamatan pada kegiatan belajar siswa;perilaku belajar siswa tersebut dikategorikan secara ordinal

g.      Mempertimbangkan tingkat kesukaran bahan ajar bagi kelas, yang dibandingkan dengan program kurikulum yang berlaku.

h.      Memperhatiakan kondisi-kondisi ekstern yang berpengaruh atau di duga ada pengaruhnya dalam belajar

i.        Guru juga melancarkan suatu angket evaluasi pembelajaran pada siswa menjelang akhir simester.

3.      Tes Hasil Belajar.

Pada penggal proses belajar dilancarkan tes hasil belajar.adapaun jenis tes yang digunakan umumnya digolongkan sebagai tes lisan dan tes tertulis. Tes tertulis terdiri dari tes esai dan tes objektif.

Tes lisan memiliki kelebihan.kelebihannya adalah yaitu:

a.       Penguji dapat menyesuaikan bahasa dengan tingkat daya tangkap siswa.

b.      Penguji dapat mengejar tingkat penguasaan siswa tentang pokok bahasan tertentu.

c.       Siswa dapat melengkapi jawaban jawaban lebih leluasa.

Kelemahan tes lisan adalah yaitu:

a.       Penguji dapat terjerumus pada kesan subjektif atas perilaku siswa.

b.      Menemukan waktu yang lama.

Tes tertulis memiliki kelebihan.kelebihannya adalah yaitu :

a.       Penguji dapat menguji banyak siswa dalam waktu terbatas.

b.      Objektivitas pekerjaan tes terjamin dan mudah diawasi.

c.       Penguji dapat menyusun soal-soal yang merata pada tiap pokok bahassan

d.      Penguji dengan mudah dapat menentukan standar penilaian

e.       Dalam pengerjaan siswa dapat memilih menjawab urutan soal sesuai kemampuanya.

Kelemahan tes tertulis adalah yaitu :

a.       Penguji tidak sempat memperoleh penjelasan tentang jawaban siswa

b.      Rumusan pertanyaan yang tak jelas menyulitkan siswa.

c.       Dalam pemeriksaan dapat terjadi subjektivitas penguji.

Tes esai memiliki kelebihan.kelebihannya adalah yaitu :

a.       Penguji dapat menilai dan meneliti kemampuan siswa bernalar.

b.      Bila cara memberi angka ada kriteria jelas maka dapat menghasilkan data objektif.

Kelemahan tes esai adalah yaitu :

a.       Jumlah soal sangat terbatas dan kemungkinan siswa berspekulasi dalam belajar

b.      Objektifitas pengerjaan dan pembinaan sukar dilakukan.

Tes objektif memiliki kelebihan.kelebihannya yaitu:

a.       Penguji dapat membuat soal yang banyak dan meliputi semua pokok bahasan.

b.      Pemeriksaaan dapat dilakukan secara objektif dan cepat.

c.       Siswa tak dapat berspekulasi dalam belajar

d.      Siswa yang tak pandai menjelaskan dengan bahasa yang baik tidak terhambat.

Kelemahan tes objektif adalah :

a.       Kemampuan siswa bernalar  tidak tertangkap.

b.      Penyusunan tes memakan waktu lama.

c.       Memakan dana besar.

d.      Siswa yang pandai menerka jawaban dapat keuntungan.

e.       Pengarsipan soal sukar dan memungkinkan kebocoran.

Tes hasil belajar adalah alat untuk mebelajarkan siswa.meskipun demikian keseringan penggunaan tes tertentu akan menimbulkankebiasaan tertentu. artinya jenis tes tertentu akan membentuk jenis-jenis ranah kognitif,afektiff dan psikomotorik tertentu.

Tes hasil belajar dapat digunakan :

a.       Menilai kemajuan belajar.

b.      Mencari masalah-masalah dalam belajar.

Untuk menilai kemajuan dalam belajar, pada umumnya penyusun tes adalah oleh guru sendiri.untuk mencari masalah-masalah dalam belajar, sebaliknya penyusun tes adalah tim guru bersama-sama konselor sekolah. Oleh karena itu,pada tempatnya guru profesional memiliki kemampuan melakukan penilitian secara sederhana.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dalam proses belajar seringkali siswa mengalami masalah yang dapat membuatnya kesulitan dalam menyerap pelajaran. Masalah-masalah tersebut dapat disebabkan oleh beberpa faktor yatu, faktor dari dalam diri siswa (intern) seperti, sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, dan lain-lain. Faktor dari luar diri siswa (ekstern) seperti, guru sebagai pembina siswa belajar, saran dan prasarana belajar, kebijakan penilaian, lingkungan siswa, dan lain-lain. Oleh karena itu, guru harus mengetahui cara menetukan masalah belajar sehingga apabila terdapat siswa yang mengalami masalah belajar bisa diketahui dan diatasi dengan cepat.

B.     Saran

seorang guru sebaiknya mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan solusi terhadap masalah-masalah belajar yang dialami oleh siswanya agar peroses belajar mengajar tetap berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.

Makalah Filsafat Idealisme

Filsafat Idealisme Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Filsafat dan filosof berasal dari kata Yunani “philosophia” dan “philosophos”. Menurut bentuk kata, seorang philosphos adalah...
Ahmad Dahlan
5 min read

Potsulat, Dalil, Aksiomal, Hipotesis, Paradigma dan Teori

Potsulat, Dalil, Aksiomal, Hipotesis, Paradigma dan Teori A. Potsulat Postulat adalah pernyataan yang diterima tanpa ada yang menyamakan postulat dengan aksioma sehingga mereka dapat dipertukarkan....
Ahmad Dahlan
5 min read

Mengawali langkah Dengan Nirmana

A. Menggabar Ekpresi. Pada hakikatnya, gambar merupakan pengungkapan secara mental dan visual dari seseorang terhadap apa yang dialaminya dalam bentuk-bentuk garis (goeresan) dan warna....
Ahmad Dahlan
4 min read

Leave a Reply