Bila dilihat sekilas, bagi kebanyakan orang tumbuhan lumut dianggap sebagai tumbuhan yang tidak berguna dan sering sekali disebut sebagai hama/tanaman pengganggu. Namun sebenarnya tumbuhan lumut pun ada manfaatnya, ada suatu market substansiil yang mengumpulkan lumut dari alam liar untuk dijadikan bahan baku suatu produk, ada juga yang menjadikan lumut sebagai bahan untuk dekorasi bangunan yang ramah lingkungan dan bahkan ada yang memanfaatkan lumut untuk dijadikan bahan makanan yang nikmat seperti “lumut tanah” yang diolah menjadi masakan urap.
Sebagian tumbuhan lumut juga berguna untuk bahan bakar, misalnya lumut dengan jenis “Sphagnum”. Pada daerah pertambangan, tumbuhan lumut ini (dalam kondisi kering) digunakan sebagai bahan bakar untuk alat penerangan, sehingga lumut ini sangat membantu sekali dalam pekerjaan para penambang. Selain itu Sphagnum jenis cristatum dan subnitens dalam kondisi kering juga dapat digunakan untuk medium pertumbuhan pada tanaman-tanaman holtikultura, seperti sayur dan buah-buahan. Di dunia medis, lumut juga memiliki manfaat yang tidak sedikit.
Ada beberapa jenis tumbuhan lumut yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan, misalnya jenis lumut “Marchantia” yang dapat digunakan sebagai obat penyakit hati, Tumbuhan lumut yang hidup di atas bebatuan juga lama kelamaan akan menyebabkan pelapukan pada batuan, sehingga batu hancur dan menjadi tanah. Proses pelapukan batuan yang dibantu oleh tumbuhan lumut disebabkan oleh Rizoid lumut yang menembus permukaan batuan, sehingga batuan menjadi rapuh dan hancur lalu membentuk tanah dan menjadi tempat tumbuh tanaman lainnya, nah inilah jawaban mengapa lumut disebut sebagai vegetasi perintis.Secara keseluruhan, tumbuhan lumut yang hidup di daerah hutan atau di atas permukaan tanah dapat mencegah terjadinya erosi, mengurangi resiko banjir, dan juga dapat berguna untuk penyerapan air tanah sehingga dapat menyediakan air pada saat terjadinya musim kemarau. Begitu juga dengan tumbuhan lumut yang sudah mati dapat dimanfaatkan menjadi penambah zat organik dalam tanah sehingga tanah menjadi lebih subur dan tumbuhan lain dan tumbuh diatasnya.
Berdasarkan data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga, obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk mengetahui degradasi lingkungan. Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indikator lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air hujan (Gradstein, 2003).
Sphagnum kadang-kadang digunakan sebagai media alternatif untuk mengerami telur buaya oleh para petani buaya di Philipina. Bahkan dilaporkan pula penggunaan lumut yang dikeringkan sebagai bahan bakar dan bahan untuk konstruksi rumah-rumah di daerah-daerah panas tetapi hal ini tidak dapat diterapkan di wilayah Asia Tenggara (Pant & Tewari, 1989 dalam Tan, 2003).
Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur (Ding, 1982 dalam Tan 2003).
Lumut jenis Sphagnum juga komponen utama bahan bakar, yang mana ditambang untuk penggunaan sebagai bahan bakar, sebagai aditip lahan perkebunan, dan jelai bertunas dikeringkan pada pemroduksian Scotch Whisky.Sphagnum, biasanya jenis cristatum dan subnitens, dipanen selagi masih bertumbuh dan dikeringkan digunakan di kamar anak anak dan hortikultura sebagai medium pertumbuhan.
Lumut yang hidup di atas batu-batuan lama kelamaan akan menyebabkan batu hancur menjadi tanah karena rizoidnya dapat menembus permukaan batuan tersebut. Selanjutnya, secara bertahap akan membentuk tanah yang baru sebagai tempat untuk tumbuh tanaman lainnya, karena inilah lumut disebut sebagai vegetasi perintis.
Lumut yang hidup di hutan-hutan atau di atas permukaan tanah dapat mencegah erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air sehingga dapat menyediakan air pada musim kemarau. Lumut yang sudah mati pun dapat dimanfaatkan menjadi penambat zat organik dalam tanah sehingga tanah tersebut akan menjadi subur dan cocok untuk tumbuhan lainnya.
Manfaat Tumbuhan Lumut
Marchantia polymorpha untuk mengobati penyakit hepatitis, Spagnum sebagai pembalut atau pengganti kapass, jika Spagnum ditambahkan ke tanah dapat menyerap air dan menjaga kelembaban tanah. Tumbuhan lumut yang sudah dikenal manfaatnya sebagai obat-obatan terbagi atas dua golongan yaitu lumut hati dan lumut daun. Beberapa tumbuhan lumut tersebut antara lain:
- Marchantia polymorpha dikenal juga dengan lumut hati, jenis tersebut dapat digunakan sebagai obat hepatitis, menghilangkan racun akibat gigitan ular.
- Conocephalum conicum, juga termasuk lumut hati, berfungsi sebagai antibakteri, antifungi, mengobati luka bakar dan luka luar.
- Frullania tamarisci, merupakan lumut hati yang dapat digunakan sebagai obat antiseptik.
- Fissidens japonicum, merupakan lumut daun, dapat digunakan untuk membantu pertumbuhan rambut.
- Rhodobryum giganteum, merupakan jenis lumut daun yang dapat mengobati tekanan darah tinggi dan sebagai sedatif atau obat bius.
- Cratoneuron filicinum, termasuk lumut daun yang mengandung senyawa untuk mengobati penyakit jantung.
- Haplocladium catillatum, merupakan lumut daun, yang berguna untuk mengobati mengobati pneumonia.
Peranan lumut adalah sebagai produsen dalam ekosistem.
- Sphagnum memiliki kemampuan mengubah perairan menjadi daratan.
- Sphagnum banyak juga dipergunakan sebagai pengganti kapas.
- Sampah Sphagnum yang mengering disebut gambut, dapat dijadikan bahan bakar, sebagai campuran untuk menggemburkan struktur tanah liat, sebagai humus untuk tanah pasir yang kurang kuat mengikat air, sebagai bahan pembuat parafin dan amoniak.
- Lumut sebagai vegetasi perintis.
- Tumbuhan lumut sangat berperan dalam menyerap dan menahan air hujan di daerah hutan.