Daftar isi
Portofolio Investasi
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dengan rendahnya tingkat suku bunga bank yang hampir sama dengan inflasi memaksa masyarakat untuk lebih pintar untuk mengelola dananya biar tidak ‘termakan’ inflasi. Dari sekian banyak jenis invetasi yang ada di Indonesia ketika ini, reksa dana mungkin ialah salah satu alternatif investasi yang sangat menarik ketika ini ditinjau dari sisi risk dan returnnya. Reksa dana ialah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio imbas oleh Manager Investasi yang telah menerima ijin dari Bapepam. Dalam hal ini ada juga pembayaran fee untuk kepiawaian (expertise) seorang Manager Investasi untuk menentukan aneka macam investasi yang tepat. Reksa dana tumbuh sangat pesat dalam kurun waktu enam tahun terakhir ini dan telah berkembang menjadi menjadi salah satu raksasa kecil di sektor keuangan. Faktor pembebasan pajak atas investasi pada reksa dana tidak bisa dipungkiri lagi menjadi salah satu faktor utama pemicu melesatnya pertumbuhan reksa dana. Dengan adanya pembebasan pajak selama lima tahun untuk suatu portofolio reksa dana maka investor mempunyai preferences yang lebih menarik untuk menanamkan uangnya pada reksa dana.
Deposito yang dihimpun oleh industri perbankan tidak mengalami pertumbuhan sepesat dan secepat reksa dana. Investor akan semakin tertarik untuk menentukan reksa dana apabila tingkat inflasi memperlihatkan tren penurunan lantaran dengan tingkat inflasi yang rendah investasi pada instrumen keuangan yang berbunga tetap ibarat deposito menjadi semakin tidak menarik. Pada akhirnya arbritage theory yang akan berbicara disini, artinya kalau seorang pemilik dana ingin mencari yang rate of return yang lebih tinggi tentu ia akan menentukan reksa dana sebagai instrumen investasinya dibandingkan pada deposito. Oleh lantaran itu perbedaan perlakuan pajak tersebut secara tidak pribadi sangat mempengaruhi pertumbuhan reksa dana dan deposito. Banyak investor Reksa dana yang hanya membandingkan Return saja dan mengabaikan faktor Risk. Reksa dana mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi Investasi dalam menentukan instrumen pasar uang yang sempurna yang akan dimasukkan atau dikeluarkan dari portofolio reksa dana sehingga menawarkan imbal hasil yang lebuh baik daripada imbal hasil pasar. Market timing menawarkan arti bahwa pengelola portofolio mempunyai kemampuan meramalkan pasar dalam situasi naik atau turun.
Beberapa pihak menyebutkan bahwa market timing yaitu kemampuan manajer investasi dalam rangka mengelola portofolio; membeli saham dengan beta diatas satu pada ketika pasar akan naik dan menjualnya dengan mengganti membeli saham dengan beta di bawah satu ketika pasar akan turun.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan duduk masalah dalam makalah ini ialah Apa yang dimaksud dengan portofolio investasi ?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini ialah untuk mengetahui pengertian dari portofolio investasi.
Bab II. Pembahasan
Portofolio merupakan istilah orisinil yang dipakai dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan secara bebas ke bahasa Indonesia, menjadi portofolio yang berarti adanya minimum dua barang atau lebih yang dipegang oleh investor atau dikelolanya, antara lain, portofolio investasi, portofolio merek, portofolio mengajar, dan sebagainya.
Arti harfiah dari portofolio ialah sekumpulan investasi (Suad Husnan,2005;49). Sedangkan secara umum, portofolio ialah suatu kombinasi dari investasi sejumlah asset dengan tingkat laba dan risiko yang berbeda-beda dalam jangka waktu tertentu.
Pembentukan portofolio merupakan salah satu alternatif yang umum dipilih dalam rangka menerapkan gagasan utility maximization. Portofolio oleh Sundjaja dan Barlian (2002;58) didefinisikan sebagai kombinasi aktiva. Sedangkan berdasarkan Sentanoe Kertonegoro (1995;215), portofolio ialah suatu kumpulan investasi yang digabungkan untuk memenuhi tujuan investasi. Hampir serupa dengan pendapat Agus Sartono (2001;143), bahwa portofolio ialah sekumpulan investasi baik berupa asset riil (real assets) maupun asset keuangan (financial assets). Kesempatan investasi pada financial assets sanggup berupa saham biasa, saham preferen, obligasi perusahaan, dan surat berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sedangkan kesempatan investasi pada real assets sanggup berupa gedung, tanah, kendaraan, dan aktiva berwujud lainnya.
Menurut John (2005:53), Kerja besar dikerahkan untuk pembentukan portofolio. Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan perkiraan tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan perkiraan bahwa tingkat pengembalian atas imbas dimasa depan sanggup diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan perkiraan tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian. Teori portofolio mengasumsikan bahwa investor yang rasional menolak untuk meningkatkan risiko tanpa disertai peningkatan pengembalian yang diharapkan. Hubungan antara risiko yang diterima dan pengembalian yang dibutuhkan merupakan dasar bagi keputusan pertolongan dan investasi modern. Makin besar risiko atas investasi atau pinjaman, makin besar tingkat pengembalian yang diinginkan untuk menutup risiko tersebut.
Dari beberapa pengertian tersebut diatas, sanggup disimpulkan bahwa portofolio merupakan sekumpulan investasi dengan tingkat laba dan risiko yang berbeda-beda yang digabungkan untuk memenuhi tujuan investasi serta mengurangi risiko.
Dalam portofolio, seorang investor mempunyai kesempatan untuk melaksanakan diversifikasi (pemilihan banyak sekuritas) pada aneka macam kesempatan investasi. Diversifikasi itu sendiri dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pembentukan portofolio menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Selain itu dibutuhkan akan terbentuk suatu portofolio yang optimum, yaitu portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak yang ada pada portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor ialah potofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan dengan return maupun terhadap risiko yang sanggup ditanggungnya.
Tujuan melaksanakan portofolio ialah untuk mengurangi risiko bagi pihak yang memegang portofolio. Pengurangan risiko itu dilakukan dengan diversifikasi risiko.
Dalam membangun sebuah portofolio yang dimiliki investor maka karakteristik investor harus dipahami. Karakteristik investor sangat bervariasi dan berbeda. Dengan memahami karakteristik investor maka manajer investasi sanggup menawarkan hikmah portofolio yang akan dibangun untuk kepentingan investor. Portofolio yang akan dibangun tidak akan terlepas dari situasi politik, ekonomi, sosial yang ada di suatu negara. Perkembangan ekonomi lebih sangat besar lengan berkuasa terutama perkembangan tingkat bunga.
Tahapan proses portofolio
Proses portofolio mempunyai empat tahap yaitu tahap tujuan investasi, tahap ekspektasi pasar, tahap membangun portofolio, dan tahap penilaian kinerja.
Tahap penentuan tujuan investasi merupakan tahapan awal yang harus dikerjakan oleh semua pihak bila ingin melaksanakan pengelolaan portofolio investasi. Pada tahap ini, investor harus memahami besarnya risiko yang ditolerir oleh investor atas portofolio investasi yang dimilikinya.
Biasanya, risiko yang ditolerir berkaitan bersahabat dengan tingkat pengembalian yang diinginkan. Jika terjadi risiko yang tinggi maka tingkat pengembalian pun akan tinggi pula. Oleh lantaran itu, perlu dipahami karakteristik investor yang bersangkutan. Bila investor menginginkan risiko rendah dan tingkat pengembalian yang rendah umumnya investor ialah penghindar risiko (risk averse). Investor yang menginginkan tingkat pengembalian tinggi dan risiko yang ditolerir juga tinggi dimiliki investor yang berkarakteristik risiko tinggi dikenal juga dengan istilah spekulan.
Investasi bertujuan untuk menawarkan kesempatan biar dana yang diinvestasikan berkembang ketika dipakai sebagai dana investasi pada waktu yang akan datang. Jika demikian halnya, untuk apa dana yang dimiliki sekarang? Bagaimana kalau nilai dana yang dipegang itu mengalami penurunan? Hal ini harus benar-benar diperhatikan oleh investor.
Variabel lain yang juga harus diperhatikan investor dalam tahap ini yaitu periode investasi (time horizon). Periode investasi yang ditetapkan investor menjadi patokan untuk menentukan instrumen investasi yang akan diinvestasikan. Bila investor mempunyai periode investasi selama 5 tahun maka investor bisa melaksanakan investasi ke instrumen investasi yang mempunyai periode 5 tahun ibarat obligasi 5 tahun dan saham.
Pertanyaan lain yang juga perlu dijawab dalam tahapan ini, apakah investor mempunyai keinginan khusus dalam berinvestasi atau portofolio yang dimiliki? Apakah investor menginginkan portofolionya tidak mempunyai instrumen yang dianggap tidak sesuai dengan fatwa agama yang dianutnya?
Tahap kedua yang dilakukan oleh investor ialah mengumpulkan gosip mengenai seluruh instrumen investasi yang ada, dan bagaimana keinginan aneka macam pihak terhadap seluruh pasar investasi. Informasi yang dibutuhkan yaitu ekspektasi pasar atas instrumen investasi. Bila ekspektasi pasar tersebut terlalu rendah atau terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan tujuan investor maka investor harus merevisi ulang tujuanya biar sesuai dengan keadaan pasar. Bila ekspektasi pasar tidak sesuai maka investor akan menemukan siklus investasi yang tidak sesuai.
Tahap ketiga, merupakan tahap implementasi keahlian manajer investasi atas keinginan investor dan situasi pasar yang ada. Pada tahapan ini, manajer investasi membeli dan menjual instrumen investasi yang sesuai dengan keinginan investor. Ketika manajer investasi melaksanakan riset mengenai keadaan pasar maka manajer investasi sudah tahu aset finansial yang menjadi portofolio manajer investasi.
Tahap keempat merupakan tahap selesai dari proses portofolio yaitu melaksanakan perhitungan atas portofolio yang dikelolanya. Selanjutnya, hasil pengelolaan portofolio dalam bentuk tingkat pengembalian (return) dibandingkan dengan tingkat pengembalian patokan (benchmark). Kepuasan manajer investasi akan terjadi bila tingkat pengembalian portofolio lebih tinggi dari tingkat pengembalian patokan. Ini juga memperlihatkan keahlian manajer investasi terlihat baik dari segi alokasi aset, pemilihan instrumen, dan kemampuan market timing.
Keempat proses tahapan portofolio tersebut di atas saling berkaitan, lantaran hasil yang dicapai merupakan output dari tahapan sebelumnya.
2.2 Investasi
Salah satu keputusan yang diambil oleh seorang manajer keuangan ialah wacana investasi, yaitu keputusan wacana bagaimana sebaiknya komposisi dari masing-masing asset tersebut (Sundjaja dan Barlian, 2003;42). Investasi ialah menempatkan uang atau dana dengan cita-cita untuk memperoleh pemanis atau laba tertentu atas uang atau dana tersebut (Ahmad Kamaruddin, 2003;1-3). Adapun beberapa pengertian investasi yang dikutip oleh Ahmad Kamaruddin yaitu:
“An investment is a commitment of funds made in the expectation of some positive rate of return”, (Donald E. Fischer dan Ronald J. Jordan: Security Analysis and Portfolio Management). “An investment is a commitment of money that is expected to generate of additional money”, (Jack Clark Francis: Investment Analysis and Management).
Dapat disimpulkan bahwa pengertian investasi ialah pengorbanan sejumlah nilai tertentu ketika ini untuk memperoleh nilai (pengembalian) mendatang yang tentunya dengan cita-cita lebih besar dari nilai ketika ini.
Menurut Ahmad Kamaruddin (2003;2), investasi umumnya dikategorikan 2 jenis:
1. Real Assets, yang bersifat berwujud ibarat gedung, kendaraan, dan sebagainya.
2. Financial Assets, yaitu dokumen (surat-surat) klaim tidak pribadi pemegangnya terhadap aktiva riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut.
Investasi mempunyai tiga tujuan, yaitu:
1) untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang,
2) mengurangi tekanan inflasi,
3) dorongan untuk menghemat pajak.
Pihak yang melaksanakan kegiatan investasi disebut investor. Pada umumnya investor sanggup dibagi menjadi dua golongan, yaitu investor individual (individual/retail investors) dan investor institusional (institutional investors). Investor individual terdiri dari individu-individu yang melaksanakan acara investasi. Sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan asuransi, forum penitipan dana (bank, asosiasi simpan pinjam, serta serikat kredit), Dana Pensiun, maupun perusahaan-perusahaan investasi.
Proses Manajemen Investasi
Manajemen investasi ialah proses pengelolaan uang. Menurut Frank J. Fabozzi (1999;1-5), proses manajemen investasi mencakup lima langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan sasaran investasi
Langkah ini tergantung dari institusi itu sendiri. Sebagai contoh, Dana Pensiun yang berkewajiban untuk membayar sejumlah dana kepada pesertanya dimasa yang akan datang, akan menentukan sasaran untuk memperoleh dana yang cukup dari portofolio investasi sehingga sanggup memenuhi kewajiban dana pensiunnya.
2. Membuat kebijakan investasi
Langkah ini dibuat untuk memenuhi sasaran investasi yang telah ditetapkan. Penetapan kebijakan dimulai dengan keputusan alokasi aktiva/aset. Yaitu, investor harus menetapkan bagaimana dana institusi sebaiknya didistribusikan terhadap kelompok-kelompok aktiva utama yang ada. Kelompok aktiva umumnya mencakup saham, obligasi, real estate, dan sekuritas-sekuritas luar negeri.
3. Memilih taktik portofolio
Langkah ini harus konsisten terhadap sasaran dan kebijakan investasi dari klien maupun institusi. Strategi-strategi portofolio sanggup dibedakan menjadi taktik aktif dan pasif. Strategi portofolio aktif memakai informasi-informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan untuk memperoleh kinerja portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif mencakup acara investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar, dengan perkiraan bahwa semua gosip yang tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan pada harga saham.
Pemilihan taktik tergantung pada:
a. pandangan klien atau manajer keuangan mengenai harga pasar yang efisien,
b. karakteristik dari kewajiban klien.
4. Memilih aktiva/asset
Setelah taktik portofolio dipilih, langkah selanjutnya ialah menentukan aktiva tertentu untuk dimasukkan dalam portofolio. Hal ini membutuhkan penilaian terhadap masing-masing sekuritas, berarti manajer investasi berusaha untuk merancang portofolio yang efisien. Portofolio yang efisien ialah portofolio yang menawarkan pengembalian yang dibutuhkan terbesar untuk tingkat risiko tertentu, atau dengan kata lain, tingkat risiko terendah untuk tingkat pengembalian tertentu.
5. Mengukur dan mengevaluasi kinerja
Langkah ini merupakan langkah terakhir dalam proses manajemen investasi.
Sebenarnya, penggunaan istilah langkah terakhir sanggup menyesatkan, lantaran proses investasi merupakan proses yang berkesinambungan. Langkah ini mencakup pengukuran kinerja portofolio dan selanjutnya pengevaluasian kinerja portofolio tersebut secara relatif terhadap beberapa patok duga (benchmark).
Portofolio investasi ialah kumpulan dari beberapa jenis instrumen investasi yang dirancang dengan komposisi tertentu untuk mencapai sasaran imbal hasil yang diharapkan. Dengan mempunyai beberapa instrumen investasi dalam satu portofolio, kita juga sekaligus menerapkan prinsip diversifikasi yang merupakan salah satu cara mengelola risiko.
2.3 Reksadana
Reksadana ialah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek/sekuriti lainnya.
Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): “Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.”
Dari kedua definisi di atas, terdapat tiga unsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu:
1. Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi
2. Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio imbas yang telah terdiversifikasi; dan
3. Manajer Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor.
Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada surat berharga dan merealisasikan laba ataupun kerugian dan mendapatkan dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam “Nilai Aktiva Bersih” (NAB) reksadana tersebut.
NAB (Nilai Aktiva Bersih) merupakan salah satu tolak ukur dalam memantau hasil dari suatu Reksa Dana.NAB per saham/unit penyertaan ialah harga masuk akal dari portofolio suatu Reksadana sehabis dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada ketika tersebut.
Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai kawasan penitipan kolektif dan administratur.
2.3.1 Bentuk Hukum Reksadana
Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1), bentuk aturan Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
Reksa Dana berbentuk Perseroan (PT. Reksa Dana)
suatu perusahaan (perseroan terbatas), yang dari sisi bentuk aturan tidak berbeda dengan perusahaan lainnya. Perbedaan terletak pada jenis usaha, yaitu jenis perjuangan pengelolaan portofolio investasi.
Kontrak Investasi Kolektif
kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pemegang Unit Penyertaan sebagai Investor. Melalui kontrak ini Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio imbas dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan dan manajemen investasi.
2.3.2 Karakteristik Reksadana
Berdasarkan karakteristiknya maka reksadana sanggup digolongkan sebagai berikut:
Reksadana Terbuka
ialah reksadana yang sanggup dijual kembali kepada Perusahaan Manajemen Investasi yang menerbitkannya tanpa melalui prosedur perdagangan di Bursa efek. Harga jualnya biasanya sama dengan Nilai Aktiva Bersihnya. Sebagian besar reksadana yang ada ketika ini ialah merupakan reksadana terbuka.
Reksadana Tertutup
ialah reksadana yang tidak sanggup dijual kembali kepada perusahaan manajemen investasi yang menerbitkannya. Unit penyertaan reksadana tertutup hanya sanggup dijual kembali kepada investor lain melalui prosedur perdagangan di Bursa Efek. Harga jualnya bisa diatas atau dibawah Nilai Aktiva Bersihnya.
2.3.3 Jenis-jenis Reksadana
1. Reksadana Pendapatan Tetap.
Reksadana yang melaksanakan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam bentuk imbas bersifat utang.
2. Reksadana Saham.
Reksadana yang melaksanakan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelolanya dalam imbas bersifat ekuitas.
3. Reksadana Campuran.
Reksadana yang mempunyai perbandingan sasaran aset alokasi pada imbas saham dan pendapatan tetap yang tidak sanggup dikategorikan ke dalam ketiga reksadana lainnya.
4. Reksadana Pasar Uang.
Reksadana yang investasinya ditanam pada imbas bersifat hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu tahun.
2.3.4 Manfaat Reksadana
Reksa Dana mempunyai beberapa manfaat yang menjadikannya sebagai salah satu alternatif investasi yang menarik antara lain:
1. Dikelola oleh manajemen profesional
Pengelolaan portofolio suatu Reksa Dana dilaksanakan oleh Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran Manajer Investasi sangat penting mengingat Pemodal individu pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak sanggup melaksanakan riset secara pribadi dalam menganalisa harga imbas serta mengakses gosip ke pasar modal.
2. Diversifikasi investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam portofolio akan mengurangi risiko (tetapi tidak sanggup menghilangkan), lantaran dana atau kekayaan Reksa Dana diinvestasikan pada aneka macam jenis imbas sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila seorang membeli satu atau dua jenis saham atau imbas secara individu.
3. Transparansi gosip
Reksa Dana wajib menawarkan gosip atas perkembangan portofolionya dan biayanya secara kontinyu sehingga pemegang Unit Penyertaan sanggup memantau keuntungannya, biaya, dan risiko setiap saat.Pengelola Reksa Dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) nya setiap hari di surat kabar serta menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus secara teratur sehingga Investor sanggup memonitor perkembangan investasinya secara rutin.
4. Likuiditas yang tinggi
Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen investasi harus mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi. Dengan demikian, Pemodal sanggup mencairkan kembali Unit Penyertaannya setiap ketika sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing Reksadana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali Unit Penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
5. Biaya Rendah
Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan kemudian dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melaksanakan investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi.
Biaya transaksi akan menjadi lebih rendah dibandingkan apabila Investor individu melaksanakan transaksi sendiri di bursa.
2.4 Evaluasi Kinerja Portofolio Investasi
Seperti layaknya penilaian terhadap kinerja suatu perusahaan, portofolio yang telah dibuat juga perlu dievaluasi kinerjanya. Menurut Suad Husnan (2005;449-451), penilaian kinerja portofolio sanggup dilakukan melalui dua cara, yaitu:
1) Melakukan perbandingan langsung.
Salah satu cara membandingkan kinerja suatu portofolio ialah dengan membandingkannya dengan portofolio lain yang mempunyai risiko kurang lebih sama. Suatu portofolio yang menawarkan tingkat laba lebih tinggi belum tentu lebih baik kalau ternyata juga mempunyai risiko yang lebih tinggi.
2) Menggunakan ukuran kinerja tertentu.
Ukuran kinerja tertentu (one-parameter performance measures) perlu dikaitkan dengan risiko. Penggunaan ukuran tertentu dilakukan dengan memakai parameter-parameter ibarat (1) excess return to standard deviation, (2) differential return apabila risiko diukur dengan deviasi standar, (3) excess return to beta, dan (4) differential return apabila risiko diukur dengan beta.
2.5 Risiko Investasi Reksadana
Untuk melaksanakan investasi Reksa Dana, Investor harus mengenal jenis risiko yang berpotensi timbul apabila membeli Reksadana.
1. Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan
Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang dimasukkan dalam portofolio Reksadana tersebut mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab penurunan harga pasar portofolio investasi Reksadana bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya akhir kinerja bursa saham yang memburuk, terjadinya kinerja emiten yang memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu, dan masih banyak penyebab mendasar lainnya.
2. Risiko Likuiditas
Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang Unit Penyertaan reksadana pada salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata melaksanakan penarikkan dana dalam jumlah yang besar pada hari dan waktu yang sama. Istilahnya, Manajer Investasi tersebut mengalami rush (penarikan dana secara besar-besaran) atas Unit Penyertaan reksadana. Hal ini sanggup terjadi apabila ada faktor negatif yang luar biasa sehingga memengaruhi investor reksadana untuk melaksanakan penjualan kembali Unit Penyertaan reksadana tersebut. Faktor luar biasa tersebut di antaranya berupa situasi politik dan ekonomi yang memburuk, terjadinya penutupan atau kebangkrutan beberapa emiten publik yang saham atau obligasinya menjadi portofolio Reksadana tersebut, serta dilikuidasinya perusahaan Manajer Investasi sebagai pengelola Reksadana tersebut.
3. Risiko Pasar
Risiko Pasar ialah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar obligasi secara drastis. Istilah lainnya ialah pasar sedang mengalami kondisi bearish, yaitu harga-harga saham atau instrumen investasi lainnya mengalami penurunan harga yang sangat drastis. Risiko pasar yang terjadi secara tidak pribadi akan menjadikan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada pada Unit Penyertaan Reksadana akan mengalami penurunan juga. Oleh lantaran itu, apabila ingin membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus bisa memperhatikan tren pasar dari instrumen portofolio Reksadana itu sendiri.
4. Risiko Default
Risiko Default terjadi jikalau pihak Manajer Investasi tersebut membeli obligasi milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerja keuangan perusahaan tersebut masih baik-baik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari dengan cara menentukan Manajer Investasi yang menerapkan taktik pembelian portofolio investasi secara ketat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Portofolio merupakan sekumpulan investasi dengan tingkat laba dan risiko yang berbeda-beda yang digabungkan untuk memenuhi tujuan investasi serta mengurangi risiko. Tujuan melaksanakan portofolio ialah untuk mengurangi risiko bagi pihak yang memegang portofolio. Pengurangan risiko itu dilakukan dengan diversifikasi risiko. Proses portofolio mempunyai empat tahap yaitu tahap tujuan investasi, tahap ekspektasi pasar, tahap membangun portofolio, dan tahap penilaian kinerja.
Investasi ialah pengorbanan sejumlah nilai tertentu ketika ini untuk memperoleh nilai (pengembalian) mendatang yang tentunya dengan cita-cita lebih besar dari nilai ketika ini. Investasi mempunyai tiga tujuan, yaitu: 1) untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang, 2) mengurangi tekanan inflasi, 3) dorongan untuk menghemat pajak. Proses manajemen investasi mencakup lima langkah sebagai berikut: Menetapkan sasaran investasi, Membuat kebijakan investasi, Memilih taktik portofolio, Memilih aktiva/asset, Mengukur dan mengevaluasi kinerja.
Portofolio investasi ialah kumpulan dari beberapa jenis instrumen investasi yang dirancang dengan komposisi tertentu untuk mencapai sasaran imbal hasil yang diharapkan. Dengan mempunyai beberapa instrumen investasi dalam satu portofolio, kita juga sekaligus menerapkan prinsip diversifikasi yang merupakan salah satu cara mengelola risiko.
Reksadana ialah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek/sekuriti lainnya.
Evaluasi kinerja portofolio sanggup dilakukan melalui dua cara, yaitu: Melakukan perbandingan langsung, Menggunakan ukuran kinerja tertentu. Resiko investasi reksadana antara lain: Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan, Risiko Likuiditas, Risiko Pasar, Risiko Default.