Daftar isi
Pengembangan Kewirausahaan Di Lingkungan Sekolah
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kewirausahaan dalam pendidikan merupakan kerja keras yang terus-menerus yang dilakukan pihak sekolah terutama kepala sekolah dalam menjadikan sekolahnya lebih bermutu. Konsep kewirausahaan ini meliputi usaha membaca dengan cermat peluang-peluang, melihat setiap unsur institusi sekolah adanya sesuatu yang baru atau inovatif, menggali sumber daya secara realistic dan dapat dimanfaatkan, mengendalikan resiko, mewujudkan kesejahteraan (benefits) dan mendatangkan keuntungan financial (profits). Benefits dan profits ini terutama dilihat untuk kepentingan peserta didik, guru-guru dan kepala sekolah.
Gagasan, kemauan dan kerja keras adalah modal bagi seorang wirausaha. Dan uang adalah salah satu imbalan yang diperoleh dari usaha mewujudkan gagasan-gagasan itu. Modal memiliki pengertian bukan sekedar menyangkut uang, melaikan gagasan itu sendiri, tenaga kerja, prasarana/sarana, dan segala sumber lingkungan yang dapat mendukung implementasi proyek usaha. Mewirausahakan institusi pendidikan tidak berangkat dari nol, tetapi juga tidak terlampau mengandalkan modal pinjaman. Berdasarkan hal tersebutlah sangat penting adanya pendidikan kewirausahaan didalam dunia sekolah, untuk membekali para siswa-siswi dalam mengarungi dunia usaha yang akan dijalankan mereka setelah mereka keluar dari sekolah, makalah ini kami tim penyusu akan membahas mengenai bagaiman peran kewirausahaan dalam lingkungan sekolah.
1.2.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :
- Memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
- Belajar membentuk pola fikir kewirausahaan dalam diri kami meskipun masih didalam dunia pendidikan
- Sebagai tolak ukur jika kami ketika mendirikan sebuah usaha
1.3.Rumusan Masalah
Rumasan masalah yang akan kita bahas dalam makalah kali ini yaitu :
- Pengertian kewirausahaan
- Pendidikan kewirausahaan bagi pelajar
- Pengembangan kewirausahaan bagi pelajar
- Pengembangan kewirausahaan di lingkungan sekolah
- Contoh-contoh kewirausahaan di lingkungan sekolah
1.4. Manfaat
Dengan tulisan ini penyusun mengharapkan agar pembaca dapat memahami apa saja yang dapat dipelajari tentang kewirausahaan, dengan begitu akan terwujud suatu tindakan yang sesuai dan tepat untuk melakukan dan mengembangkan jiwa kewirausahaan tersebut. Sehingga akan terciptanya SDM yang luar biasa yang terjadi dikalangan pelajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2 2.1. Pengertian Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan sering digunakan silih berganti dengan istilah kewiraswastaan. Dari dua istilah itu dapat diapresiasi bahwa makna wira berarti berani atau berjiwa kepahlawanan, swa artinya sendiri, usaha artinya cara-cara yang dilakukan dan sta asrtinya berdiri. Jadi, seorang kepala sekolah yang berjiwa kewirausahaan adalah mereka yang memiliki keberanian, berjiwa kepahlawanan dan mengembangkan cara-cara kerja yang mandiri.
Menurut Lupiyodi dan Wacik (1998) yang dikutip dalam buku manajemen pendidikan kejuruan karangan tim dosen administrasi pendidikan universitas pendidikan Indonesia (2008) menyatakan bahwa memang realitasnya wiraswasta itu sama dengan wirausaha yakni berusaha keras menunjukkan sifat-sifat keberanian, keutamaan dan keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meskipun demikian, wirausaha dan wiraswasta dapat dibedakan, yaitu wirausaha memiliki visi pengembangan usaha, kreativitas dan daya inovasi, sedangkan wirasasta tidak memilikinya.
Istilah kewiraswastaan atau kewirausahaan itu sesungguhnya bermuara pada pengertian pada istilah asing yakni entrepreneurship. Raymond (1995) yang dikutip oleh Lupiyodi dan Wacik (1998) dan dikutip lagi dalam buku manajemen pendidikan kejuruan karangan tim dosen administrasi pendidikan universitas pendidikan Indonesia (2008) menyatakan bahwa entrepreneurship merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru atau inovasi guna memperoleh kesejahteraan atau kekayaan individu dan mendapatkan nilai tambah bagi masyarakat. Kesejahteraan atau nilai tambah bagi masyarakat sebagai tujuan dari kewirausahaan itu, dilakukan melalui pengungkapan gagasan baru, penggalian sumber daya, dan merealisasikan gagasan itu menjadi suatu kenyataan yang menguntungkan.
2.2. Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan Bagi Pelajar
Fenomena yang terjadi saat ini banyak sekali siswa ketika lulus sekolah mereka hanya ingin menjadi seorang pegawai, ini terlihat dari hasil wawancara dengan para siswa sekitar 75% menjawab akan melamar kerja, dengan kata lain menjadi pegawai (karyawan), dan hanya sekitar 4% yang menjawab ingin berwirausaha, dan selebihnya menjadi karyawan dan berwirausaha. Ini menggambarkan betapa pola pikir untuk menjadi wirausaha di kalangan mahasiswa masih sangat kecil.
Dari hasil penelitian siswa sulit untuk mau dan mulai berwirausaha dengan alasan mereka tidak diajar dan dirangsang untuk berusaha sendiri, dan factor yang tidak kalah pentingnya adalah tidak ada atau sulitnya memiliki modal untuk berwirausaha, dan mereka kurang mampu dan mau menciptakan lapangan kerja sendiri.
Dalam hal ini pendidikan kewirausahaan (entrelpreneurship) sangat penting dan diharapkan mampu menciptakan jiwa-jiwa wirausaha, sehingga mereka mampu mandiri dan menciptakan lapangan kerja yang setiap tahun terus bertambah, Untuk itu, dibutuhkan peran dunia pendidikan termasuk Sekolah Menengah Kejuruan untuk senantiasa membangun dan mengarahkan kemampuan serta minat para lulusan untuk bergerak dan mengembangkan kewirausahaan sehingga lapangan pekerjaan yang sedikit tidak menjadi masalah bagi para lulusan, karena mereka sudah mampu untuk menjalankan usahanya sendiri.
2.3. Pengembangan Kewirausahaan Bagi Pelajar
Program penguatan untuk mendorong aktivitas berwirausaha dan percepatan pertumbuhan wirausaha baru telah dicanangkan pemerintah. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah mengembangkan beragam program kewirausahaan. Pada tahun 2009, dalam hal ini banyak sekali perusahaan-perusahaan swasta yang menjembatani para pelajar memasuki dunia bisnis rill melalui fasilitas-fasilitas bisnis yang ada. Disisi lain, aktivitas ekstra kurikuler pelajar yang sistematik juga dapat membangun motivasi dan sikap mental kewirausahaan. Pembinaan pelajar dalam berbagai kegiatan minat dan bakat, keilmuan, kesejahteraan atau keorganisasian lainya mampu memberikan keterampilan untuk berwirausaha. Sebagai para tokoh politik , CEO atau dalam unit pers ( koran sekolah ) juga sukses menjadi wirausaha dalam industri penerbitan. Misalnya pelajar tim tata boga menjadi tim kreatif penjualan makanan dan kue-kue ringan. pelajar teknik informatika menjadi wirausaha design grafis. Pelajar pemasaran menjadi pemasar dalam produk wirausaha yang dikelola oleh pelajar bidang boga. Pembinaan tersebut mampu melahirkan kreatifitas dan inovasi sebagai energi utama kewirausahaan. Pengalaman dan manfaat ekonomi bisnis tersebut digunakan untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan yang ada dikalangan pelajar.
2.4. Pengembangan Kewirausahaan dilingkungan Sekolah
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.
Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pengembangan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.
Pengembangan diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan: bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian. Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik. Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari sekolah misalnya kegiatan ‘business day’ (bazar, karya peserta didik, dll).
2.5. Pendidikan Kewirausahaan Dalam Membangun Motivasi Pelajar
Motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Motivasi merupakan hal yang melatar belakangi individu berbuat untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan berbagai upaya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Motivasi dapat dicermati dari ketegangan yang dialami oleh individu, semakin besar ketegangan, semakin tinggi tingkat upaya yang ditunjukkan individu dalam mencapai tujuannya. Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Pentingnya motivasi adalah karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2005).
Dalam berwirausaha peran motivasi, terutama motivasi untuk berhasil menjadi sangat penting. Sebab di dalam motivasi terdapat sejumlah motif yang akan menjadi pendorong (drive/stimulus) tercapainya keberhasilan. Apalagi di dalam motivasi berwirausaha diperlukan daya juang untuk sukses, mau belajar melihat keberhasilan orang lain, memiliki dorongan kuat untuk mengatasi semua kendala dalam berwirausaha. Pasalnya, keberhasilan berwirausaha tidak dengan seketika diperoleh. Itu sebabnya bagi para pemula atau pebisnis kawakan aspek-aspek yang disebutkan tadi penting dimiliki dan menjadi modal untuk meraih sukses. Jadi, motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Sebab sejumlah motif akan membentuk menjadi motivasi yang bersumber dari kebutuhan individu. Oleh karena itu, untuk memahami motivasi perlu untuk memahami berbagai jenis kebutuhan.
Siswa yang memiliki motivasi berwirausaha tinggi, berarti mempunyai kemauan untuk berhasil dalam berwirausaha. Dengan pertimbangan siswa-siswi belum terjun secara aktif dalam kegiatan wirausaha sehingga tidaklah mungkin mengukur perilakunya dalam berwirausaha dan dengan asumsi bahwa sikap berwirausaha sangat dekat dengan perilaku dalam bidang berwirausaha, maka berdasarkan teori dan hasil-hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi berwirausaha mempengaruhi sikap berwirausaha.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
· Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
· Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu bentuk aplikasi kepedulian dunia pendidikan terhadap kemajuan bangsanya. Di dalam pendidikan kewirausahaan diperlihatkan di antaranya adalah nilai dan bentuk kerja untuk mencapai kesuksesan.
· Pendidikan kewirausahaan di sekolah bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai wirausaha.
3.2.Saran
Pendidikan kewirausahaan sangatlah penting bagi wirausaha, agar mereka tidak meraba-raba dalam melakukan bisnis mereka. Dengan adanya pendidikan maka mereka akan mempertimbangkan semua yang akan mereka lakukan dengan matang. Pendidikan akan membentuk para wirausahawan atau pebisnis yang handal dan tangguh. Siap menghadapi tantangan yang akan mereka hadapi. Besar kecilnya resiko akan mereka pertinmbangkan matang-matang, melakukan segala hal dengan petunjuk yang mereka ketahui tanpa adanya kebimbangan yang tidak pasti.
DAFTAR PUSTAKA
http://mooza-alkaz.blogspot.co.id/2013/01/makalah-kewirausahaan.html
http://catatanmakalah.blogspot.co.id/2015/03/makalah-kewirausahaan-lengkap.html
http://detektiphoshiora.blogspot.co.id/2013/01/kewirausahaan-dalam-pendidikan.html
http://pauluspinem.blogspot.co.id/2012/09/pentingnya-kewirausahaan-dikalangan.html
http://assetanita.blogspot.co.id/