Makalah Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan

8 min read

Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan maupun instansi pemerintah tidak akan luput dari masalah, terutama masalah yang berhubungan dengan pengelolaan manajemen. Jika ditinjau dari kehidupan sehari-hari terjadinya masalah bisa disebabkan dari pihak internal maupun pihak eksternal. Banyak pihak yang menganggap bahwa masalah yang datangnya dari pihak eksternal lebih berbahaya sehingga diprioritaskan untuk segera diselesaikan. Sedangkan masalah yang datangnya dari dalam (internal) tidak terlalu berbahaya. Inilah suatu pandangan yang salah dan bisa menyebabkan kehancuran dari sebuah perusahaan atau suatu instansi. Karena masalah yang harus kita waspadai dan harus segera kita selesaikan adalah masalah yang datangnya dari internal.

Banyak yang mengatakan pemecahan masalah adalah aktivitas terpenting yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu disederhanakan. Pekerjaan dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah jauh lebih rumit dari pada hanya sekedar pemecahan masalah saja, aktivitas-aktivitas lain seperti komunikasi juga sama pentingnya. Akan tetapi, pemecahan masalah merupakan salah satu aktivitas utama yang seringkali menentukan berhasil tidaknya karier manajemen.

B. Rumusan Masalah

  1. Apa pengertian pemecahan masalah?
  2. Apa saja tahapan-tahapan pemecahan masalah?
  3. Apa definisi pengambilan keputusan?
  4. Apa saja tahapan pengambilan keputusan?
  5. Apa bentuk-bentuk pengambilan keputusan?

Bab II. Pembahasan

A. Pengertian Pemecahan Masalah

Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi. Memikirkan masalah sebagai sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, karena kita jarang mengartikan frase mengambil keuntungan dari sebuah situasi sama halnya dengan kita mengartikan frase memperbaiki sebuah situasi yang buruk. Kita akan memperhitungkan peraihan kesempatan ke dalam pemecahan masalah dengan mendefinisikan masalah (problem) sebagai suatu kondisi atau peristiwa yang merugikan atau memiliki potensi untuk merugikan bagi sebuah perusahaan atau yang menguntungkan atau memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan. Selama proses pemecahan masalah, manajer akan terlibat dalam pengambilan keputusan, yaitu tindakan memilih berbagai alternatif tindakan. Keputusan adalah tindakan tertentu yang dipilih. Biasanya, pemecahan satu masalah akan membutuhkan beberapa keputusan

B.     Tahapan – Tahapan Pemecahan Masalah

Menurut Herbet A. Simon, pemecahan masalah akan terlibat dalam empat hal, yaitu :

1.      Aktivitas Intelijen, mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di dalam lingkungan.

2.      Aktivitas perancangan, menemukan, mengembangkan dan menganalisis kemungkinan-kemungkinan tindakan.

3.      Aktivitas pemilihan, memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan yang tersedia.

4.      Aktivitas peninjauan, menilai pilihan-pilihan masa lalu.

C.    Definisi Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, begitu besarnya pengaruh yang akan terjadi jika seandainya rekomendasi yang dihasilkan tersebut terdapat kekeliruan atau adanya kesalahan-kesalahan yang tersembunyi karena faktor-faktor ketidakhati-hatian dalam melakukan pengkaijan masalah.[1]

Pengambilan keputusan adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui  beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yanga kan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.[2]

Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :

1.      G.R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternative yang mungkin.

2.       Claude S. George, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.

3.      Horold dan Cyril O’Donnel : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan. Suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

4.      P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.[3]

D.    Tahapan Pengambilan Keputusan

Guna memudahkan pengambilan keputusan maka perlu dibuat tahap-tahap yang bisa mendorong terciptanya keputusan, adapun tahapan tersebut adalah :

1.      Mengidentifikasi masalah tersebut secara jelas dan gamblang, atau mudah untuk dimengerti.

2.      Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara prioritas dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan terkendali.

3.      Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih memberikan gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih spesifik.

4.      Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing yang kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model dan alat uji yang akan dipakai.

5.      Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umunya.

Di sisi lain Simon (1960) mengatakan, pengambilan keputusan berlangsung melalui empat tahap, yaitu :

1.      Intelligence adalah proses pengumpulan informasi yang bertujuan memecahkan permasalahan.

2.      Design adalah tahap perancangan soal cara menyelesaikan masalah.

3.      Choice adalah tahap mengkaji kelebihan dan kekurangan dari berbagai macam alternative yang ada dan dipilih yang terbaik.

4.      Implementasi atau implementation adalah tahap pengambilan keputusan dan melaksanakannya.

E.     Bentuk-bentuk Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting dari manajer, yang dihubungkan dengan pelaksanaan perencanaan, dalam hal memutuskan tujuan yang akan dicapai, sumber daya yang akan dipakai, siapa yang melaksanakan, siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan yang diserahkannya.

Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan terprogram atau keputusan tidak terprogram., setiap keputusan tersebut memiliki perbedaan masing-masing. Untuk lebih detailnya di bawah ini :

1.      Keputusan Terprogram

Keputusan yang terprogram dianggap suatu keputusan yang dijalankan secara rutin, tanpa ada persoalan-persoalan yang bersifat krusial. Karena setiap pengambilan keputusan yang dilakukan hanya berusaha membuat pekerjaan yang terkerjakan berlangsung secara baik dan stabil. Dalam realitas keputusan terprogram diselesaikan ditingkat lini paling rendah tanpa harus menunggu masukan keputusan dari pihak sangat terkait, seperti para top management. Contoh dari keputusan yang terprogram adalah pekerjaan yang dilaksanakan dengan rancangan SOP (Standar Operating System). Sehingga dalam pekerjaan dilapangan para bawahan sudah dapat mengerjakannya secara baik apalagi jika disertai dengan buku panduan operaisonalnya, adapun yang menjadi persoalan jika para bawahan belum mengerti secara benar, misalnya ada beberapa bagian yang tidak terjelaskan pada buku panduan.

Pada dasarnya suatu keputusan terprogram akan dapat terlaksana dengan baik jika memenuhi beberapa syarat, seperti :

a.       Memiliki sumber daya manusia

b.      Sumber informasi baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif

c.       Pihak organisasi menjamin dari segi ketersediaan dana selama keputusan yang terprogram tersebut dilaksanakan.

d.      Aturan  dan kondisi eksternal organisasi mendukung terlaksananya keputusan terprogram ini dengan tuntas.

2.      Keputusan yang Tidak Terprogram

Berbeda dengan keputusan yang terprogram, keputusan yang tidak terprogram biasanya diambil dalam usaha memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif, tidak terstruktur, dan sukar mengenali bentuk, hakikat, dan dampaknya. Ricky W. Griffin mendefinisikan keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang secara relative tidak terstruktur dan muncul lebih jarang daripada suatu keputusan yang terprogram. Pada pengambilan keputusan yang tidak terprogram adalah kebanyakan keputusan yang bersifat lebih rumit dan membutuhkan kompetensi khusus untuk menyelesaikannya, seperti top manajemen dan para konsultan dnegan tingkat skill tinggi. Contoh dari keputusan yang tidak terprogram adalah kasus-kasus khusus, kajian strategis, dan berbagai masalah yang membawa dampak besar bagi organisasi. [4]

F.     Proses Pengambilan Keputusan

Lahirnya suatu keputusan tidak serta merta berlangsung secara sederhana begitu, sebab sebuah keputusan itu selalu saja lahir berdasarkan dari proses yang memakan waktu, tenaga dan fikiran hingga akhirnya terjadinya suatu pengkristalan dan lahirlah keputusan tersebut. Saat pengambilan keputusan adalah saat dimana kita memiliki kendali dalam bertindak. Selanjutnya yang dianggap penting adalah pertanggung jawaban dari keputusan itu sendiri kepada pihak yang berkepentingan.

Menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter proses pengambilan keputusan merupakan serangkaian tahap yang terdiri dari delapan langkah, antara lain sebagai berikut :

1.      Mengidentifikasi masalah

2.      Mengidentifikasi kriteria keputusan

3.      Member bobot pada kriteria

4.      Mengembangkan alternatif-alternatif

5.      Menganalisis alternatif

6.      Memilih satu alternatif

7.      Melaksanakan alternatif tersebut

8.      Mengevaluasi efektivitas keputusan

G.    Perubahan Dalam Keputusan

Dalam proses berlangsungnya suatu keputusan  tentu tidak selamanya berlangsung sesuai dengan rencana yang diharapkan. Secara umum dampak perubahan keputusan tersebut dapat dikelompokan menjadi dua kelompok perubahan, yaitu :

a.      Incremental Changes

Incremental changes merupakan dampak perubahan keputusan yang dapat diperkirakan atau ditaksir beberapa presentase perubahan yang akan terjadi kedepannya tentu berdasarkan data-data yang terjadi di masa lalu (Historis)

b.      Turbulence Change

Turbulence change merupakan pengambilan keputusan dalam kondisi perubahan yang sulit untuk diperkirakan. Contohnya bencana alam, perubahan kondisi politik, demonstrasi buruh, dan sebagainya. Walaupun data-data tersebut ada namun kejadian seperti itu belum tentu memiliki kesamaan kondisi dan situasi seperti dulu. Seperti jatuh dan begantinya presiden di Irak baik sebelum Saddam Husein maupun pada saat Saddam Husein di tanggkap atau di turunkan posisinya dari Presiden Irak secara paksa oleh tentara Amerika dan sekutunya.

Perlu kita pahami bahwa data keputusan yang terlalu lama sulit untuk di jadikan sebagai data prediksi kedepan, dan jika kedepan terlalu jauh untuk di prediksi maka ketepatan atau tingkat akurat prediksi juga menjadi bagian yang di ragukan hasilnya.

H.    Kualitas Keputusan

Kualitas merupakan mutu dari pekerjaan atau hasil yang telah dicapai dengan proses yang dilakukan. Sehingga kualitas keputusan merupakan mutu yang dihasilkan dari hasil keputusan tersebut yang telah diaplikasikan atau telah di uji secara maksimal dan terlihat hasilnya secara maksimal serta di nilai secara maksimal juga.

Penilaian secara maksimal tentunya akan menjadi lebih jelas dan lebih bisa dipertanggung jawabkan kebenaranya dari pada penilaian secara tidak maksimal tentunya. Maka dari itu untuk menilai suatu kualitas keputusan yang di buat haruslah di uji secara pendekatan yang bisa di pertanggung jawabkan secara ilmiah.

Pendekatan keilmuan yang di pakai disini haruslah berdasarkan pada ruang lingkup dimana asal mula proses awal berdirinya keputusan tersebut. Jika keputusan tersebut adalah dipakai untuk bidang ilmu ekonomi, teknik, kedokteran dan sosioligi maka itu harus berlandaskan pada asas-asas dan aturan-aturan pada bidang ilmu yang bersangkutan, dengan maksud nantinya selau saja keputusan tersebut berpatokan dan tetap berada pada koridor ilmu yang bersangkutan. Ini ditujukan dengan maksut guna menghindari terjadinta tumpang tindih atau kekacauan dalam aplikasi keputusan itu nantinya.

Dimana kita mengetahui bahwa kekacauan yang sering timbul adalah pada saat setiap bidang tersebut tidak bergerak atau juga tidak diberikan keleluasaan begerak secara “independent” sesuai dengan garisnya. Dan ini berdampak pada pembentukan keputusan yang tidak berlangsung secara professional.

I.        Solusi dalam Menyelesaikan Berbagai Masalah di Bidang Pengambilan Keputusan

                        Ada beberapa solusi secara umum yang dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan persoalan atau membuat suatu keputusan menjadi jauh lebih baik, yaitu :

a.       Menerapkan konsep keputusan yang cenderung hati-hati dan memikirkan setiap dampak yang timbul secara jangka pendek dan panjang.

b.      Meningkatkan setiap keputusan berdasarkan alasan-alasan yang bersifat representatif. Artinya keputusan yang dibuat tidak dilandaskan Karen keinginan suatu pihak saja, namun berdasarkan keinginan berbagai pihak. Sehingga pertanggung jawaban tersebut bersifat perlibatan yang menyeluruh.

c.       Menghindari pengambilan keputusan yang bersifat ambigu. Keputusan yang bersifat ambigu artinya keputusan bersifat tidak jelas dan tidak tegas. Sehingga para pihak bai karyawan dan lainya sulit untuk memahami maksud dari keputusan tersebut.

d.      Setiap keputusan yang dibuat oleh seorang pimpinan disebuah perusahaaan berdasarkan pada pertimbangan 4 (empat) fungsi manajemen. Dengan pertimbangan empat fungsi manajemen ini diharapkan keputusan yang dibuat menjadi lebih seimbang (balance).

Table: Metode ilmiah dan Pengambilan Keputusan Manajemen [5]

1.      Metode ilmiah1.      Pengambilan Keputusan Manajemen
2.      Rumuskan / definisikan persoalan2.      Rumuskan persoalan keputusan
3.      Lakukan penelitian3.      Kumpulan informasi
4.      Kembangkan hipotesis4.      Cari alternatif  tindakan
5.      Uji hipotesis5.      Lakukan analisi alternative yang visibel
6.      Analisi hasil6.      Pilih alternatif baik
7.      Tarik kesimpulan7.      Laksanakan keputrusan dan evaluasi hasil

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi. Memikirkan masalah sebagai sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan,.

Tahapan-tahapan pemecahan masalah:

1.   Aktivitas Intelijen, mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di dalam lingkungan.

2.   Aktivitas perancangan, menemukan, mengembangkan dan menganalisis kemungkinan-kemungkinan tindakan.

3.   Aktivitas pemilihan, memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan yang tersedia.

Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi..

Tahapan-tahapan pengambilan keputusan

1.   Mengidentifikasi masalah tersebut secara jelas dan gamblang, atau mudah untuk dimengerti.

2.   Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara prioritas dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan terkendali.

3.   Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih memberikan gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih spesifik.

4.   Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing yang kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model dan alat uji yang akan dipakai.

5.   Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umunya.

Bentuk – Bentuk Pengambilan Keputusan:

1.      Keputusan Terprogram

2.      Keputusan Yang Tidak Terprogram

DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar Pengertian dan Masalah Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, 2005

Irham Fahmi, SE., M.Si, Manajemen Pengambilan Keputusan, ALFABETA, Bandung, 2013

http://nuraditama.blogspot.co.id/2012/03/pemecahan-masalah-dan-pengambilan.html

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply