Daftar isi
Imunisasi Hepatitis
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Selama dalam proses tumbuh kembang, anak memerlukan asupan gizi yang kuat, penilaian nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten dan upaya pencegahan. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu pemberian imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam memberikan asuhan kebidanan terutama pada anak sehat dan implikasi konsep imunisasi pada saat merawat anak sakit, khususnya pada kasus tuberculosis , difteri, pertussis, tetanus, polio, campak, dan hepatitis.
Tujuan jangka pendek dari pelayanan imunisasi adalah pencegahan penyakit secara perorangan atau kelompok, sedangkan tujuan jangka panjang adalah eradikasi atau eliminasi suatu penyakit.
Dari penyakit menular yang telah ditemukan, sampai saat ini di Indonesia baru tujuh macam yang diupayakan pencegahannya melalui program imunisasi yang selanjutnya kita sebut “Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)”
Sejak dimulainya program imunisasi di Indonesia pada tahun 1956, saat ini telah dikembangkan tujuh jenis vaksinasi yaitu BCG, Campak, Polio, DPT, DT, TT, Hep.B.
1.2.Tujuan
1. Sebagai penambahan pengetahuan tentang imunisasi Hepatitis
2. Mampu mengetahui tujuan dan cara pemberiaan imunisasi Hepatitis
1.3.Rumusan masalah
1. Pengertian Imunisasi Hepatitis
2. Tujuan Imunisasi Hepatitis
3. Dosis pemberian vaksin Hepatitis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Pemberian imunisasi dimaksudkan untuk membentuk kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :
¾ Tingginya kadar anti body pada saat dilakukan imunisasi
¾ Potensi antigen yang disuntikkan
¾ Waktu antara pemberian imunisasi
Mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan bergantung dari factor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak.
2.2. Pengertian Imunisasi Hepatitis
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang diwajibkan, lebih dari 100 negara memasukkan vaksinasi ini dalam program nasionalnya. Jika menyerang anak, penyakit yang disebabkan virus ini sulit disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi virud hepatitis B (VHB) dapat menyebabkan kelainan-kelainan yang dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis atau pengerutan hati.
Banyak jalan masuk virus hepatitis B ke tubuh si kecil. Yang potemsial melalui jalan lahir. Cara lain melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusi darah. Bisa juga melali alat-alat medis yang sebelumnya telah terkontaminasi darah dari penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak steril atau peralatan yang ada di klinik gigi. Bahkan juga bisa lewat sikat gigi atau sisir rambut yang digunakan antar anggota keluarga.
Malangnya, tak ada gejala khas yang tampak secara kasat mata. Bahkan oleh dokter sekalipun. Fungsi hati kadang tak terganggu meski sudah mengalami sirosis. Anak juga terlihat sehat, nafsu makan baik, berat badan juga normal. Penyakit baru diketahui setelah dilakukan pemeriksaan darah.
Upaya pencegahan adalah langkah terbaik. Jika ada salah satu anggota keluarga dicurigai kena Virus Hepatitis B, biasanya dilakukan screening terhadap anak-anaknya untuk mengetahui apakah membawa virus atau tidak. Selain itu, imunisasi merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya virus hepatitis B.
2.3. Tujuan Imunisasi Hepatitis
Sesuai dengan namanya, imunisasi hepatitis A dan B bertujuan untuk sistem imun bayi kebal terhadap serangan penyakit hepatitis A dan B. Sebelum melihat lebih jauh bagaimana vaksin tersebut bekerja untuk menghalau hepatitis A dan B, simaklah beberapa fakta tentang kedua penyakit tersebut.
¾ Perbedaan Hepatitis A dengan Hepatitis B
Hepatitis A menyebar melalui makanan, air, dan udara sehingga orang-orang yang positif terkena virus hepatitis A tidak bisa saling bergantian peralatan makan dengan orang lain. Sebaliknya, hepatitis B tidak menyebar dengan cara-cara seperti itu.
Hepatitis B lebih sukar dikenali karena penyakit tersebut pada umumnya tidak memperlihatkan gejala-gejala yang jelas sampai anak berusia 6 tahun. Pada anak-anak yang berusia 6 tahun ke atas, gejala penyakit hepatitis B antara lain:
1. demam
2. kelelahan
3. kehilangan nafsu makan
4. mual
5. muntah
6. nyeri perut
7. urin berwarna gelap
8. nyeri sendi
9. mata menguning dan kulit memucat
Untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A dan B, buah hati Ladies perlu mendapatkan imunisasi hepatitis. Seperti dikutip dari laman webmd.com, imunisasi ini terbukti efektif untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis pada anak. Tingkat keefektifannya mencapai hampir 100 persen. Imunisasi hepatitis dapat memberikan kekebalan tubuh hingga selama 20 hingga 30 tahun.
2.4. Pemberian Imunisasi Hepatitis
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis tiga kali. Waktu pemberiaan imunisasi hepatitis B pada umur 0-11 bulan. Cara pemberiaanya adalah intramuscular.
Sebanyak 3 kali pemberian imunisasi Hepatitis B dan 1 kali untuk pemberian Imunisasi Hepatitis A, dengan interval 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, kemudian 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.
Umur | Vaksin | Keterangan |
Saat lahir | Hepatitis B-1 | HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari. |
1 bulan | Hepatitis B-2 | Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan. |
6 bulan | Hepatitis B-3 | HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan. |
2 tahun | Hepatitis A | Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2 tahun, diberikan dua kali dengan interval 6-12 bulan. |
Sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir. Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan jantung. Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia 3-6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi tsb dilakukan tambahan dengan imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu sebelum usia 24 jam.
2.5. Lokasi Penyuntikan
Pada anak di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat anterolateral (antero= otot-otot bagian depan, lateral= otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tidak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin.
2.6.Efek samping
Umumnya tak terjadi. Jikapun ada (jarang) berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang disusul demam ringan dan pembengkakan. Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Namun rekasi ini akan menghilang dalam waktu dua hari.
2.7. Tingkat kekebalan dan keberhasilan dari Imunisasi Hepatitis
Cukup tinggi, antara 94-96%. Umumnya setelah 3 kali suntikan, lbih dari 95% bayi mengalami respons imun yang cukup.
Tak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Namun dapat dilakukan pengukuran keberhasilan melalui pemeriksaan darah dengan mengecek kadar hepatitis B-nya setelah anak berusia setahun. Bila kadarnya di atas 1000, berarti daya tahanya 8 tahun; diatas 500, tahan 5 tahun; diatas 200 tahan 3 tahun. Tetapi kalau angkanya cuma 100, maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila angkanya 0 berarti si bayi harus disuntik ulang 3 kali lagi.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Pemberian vaksinasi Hepatitis B sudah saatnya dimulai, terutama pada mereka yang mempunyai resiko tinggi. Disamping ini dampak negatip dari penyakit ini sangat merugikan
Imunisasi dapat dilakukan sebanyak 3 kali pemberian imunisasi Hepatitis B dan 1 kali untuk pemberian Imunisasi Hepatitis A, dengan interval 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, kemudian 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.
Cukup tinggi keberhasilan imunisasi hepatitis , antara 94-96%. Umumnya setelah 3 kali suntikan, lbih dari 95% bayi mengalami respons imun yang cukup.
Sesuai dengan namanya, imunisasi hepatitis A dan B bertujuan untuk sistem imun bayi kebal terhadap serangan penyakit hepatitis A dan B. Sebelum melihat lebih jauh bagaimana vaksin tersebut bekerja untuk menghalau hepatitis A dan B, simaklah beberapa fakta tentang kedua penyakit tersebut.
3.2. Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita perlu menjelaskan atau memberitahukan betapa pentingnya imunisasi Hepatitis kepada masyarkat. Dan sebagai tenaga kesehatan kita harus mau mengajak agar masyarakat mau membawa bayinya ke tempat posyandu agar di imunisasi.