Laporan Praktikum Penggunaan Jangka Sorong

3 min read

Praktikum Penggunaan Jangka Sorong

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Alat ukur merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui ukuran berbagai macam hal atau benda yang ada disekitar kita. Ada macam-maca alat ukur yang sering kita temui seperti penggaris, jangka sorong, mikrometer skrup untuk mengukur panjang benda, timbangan untuk mengukur berat dan jam untuk mengukur waktu.

Alat ukur panjang disini tidak hanya mutlak untuk mengukur panjang benda saja. Pada penerapannya bisa digunakan untuk mengetahui kedalaman, diameter, keliling dan luas serta tidak terpaku pada satu benda.

Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang dilengkapi dengan nonius sehingga tingkat ketelitiannya ada yang sampai 0,02 mm. Tanpa nonius, jangka sorong mempunyai nst skala utama adalah 1 mm dan batas ukur 150 mm. Penggunaan jangka sorong biasanya terlihat di bengkel-bengkel atau tempat-tempat yang memproduksi barang dengan detail dan tingkat presisi tinggi. Misalnya industri mesin yang membutuhkan ketelitian antara satu bagian dan bagian lainnya. Jangka sorong biasanya digunakan untuk mengukur diameter benda, baik dimensi dalam maupun dimensi luarnya.

B. Tujuan

  1. Dapat menghitung ketelitian jangka sorong.
  2. Dapat menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter daam, diameter luar, panjang dan kedalaman suatu benda.

Bab II. Kajian Pustaka

Pengukuran adalah perbandingan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan. Dalam fisika, pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat.

Ketepatan hasil pengukuran ditentukan oleh ketepatan hasil melihat skala induk yang ada pada alat ukur. Kesalahan demikian dinamakan paralaks. Ketidakastian hasil pengukuran dapat bersumber pada keterbatasannya skala terkecil yang ada pada skala induk.

Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang dilengkapi dengan nonius sehingga tingkat ketelitiannya ada yang sampai 0,02 mm. Tanpa nonius, janga sorong memiliki nst skala utama adalah 1 mm dan bata ukur 150 mm.

Bagian-bagian terpenting dari jangka sorong adalah:

  1. Bagian tetap bersala panjang (rahang tetap),
  2. Bagian yang dapat digeser-geser (rahang geser).

Kegunaan jangka sorong:

  1. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit/ diameter luar benda.
  2. Untuk mengukur sisi dalam benda/diameter dalam benda,
  3. Untuk mengukur kedalaman benda dengan cara menancapkan atau memasukan bagian pengukuran atau dengan memasukkan ujung batang yang dapat bergerak kedalam benda.

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Bacalah skala utama yang berimpit/ skala yang terdekat tepat didepan titik nol skala nonius.
  • Bacalah skaa nonius yang tepat berimpit denga skala utama.
  • Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan berikut:

Bab III. Metode Praktikum

A. Alat dan Bahan

  1. Jangka sorong
  2. Silinder materi
  3. Tabung reaksi/ gelas ukur yang kecil
  4. Mistar

B.  Prosedur Kerja

  1. Sebelum melakukan pengukuran diobservasi jangkka sorong yang akan digunakan. Diari batas ukur maksimum serta ketelitiannya.
  2. Dilakukan pengukuran dengan menjepitkan benda ukur antara rahang bawah untuk mengukur diameter luar dan panjang benda. Emudian dikencangkan skrup penahan dan dibaca skala yang ditunjukkan skaa utama + skala nonius.
  3. Dilakukan juga pengukuran diameter dalam benda, dikur dengan memasukkan rahang atas pada rongga benda tersebut. Dikencangkan skrup penahan dan dibaca skalanya.
  4. Kemudian dilaukan pengukuran kedalaman tabung reaksi atau gelas ukur dengan memasukkan ujung batang yang dapat bergerak kedalam benda ukur tersebut dan dikencangkan skrup penahan serta dibaca skala yang ditunjukkan.
  5. Dilakukan pengukuran masing-masing lima kali pengukuran untuk:
    • Diameter silinder luar,
    • Tinggi silinder materi,
    • Diameter dalam tabung reaksi,
    • Kedalaman tabung reaksi.
  6. Dicari isi silinder materi dan tabung reaksi.
  7. Dilaporkan hasil yang diperoleh beserta ketidakpastian mutlak dan ketidakpastian relatif.

Bab IV. Pembahasan

A. Hasil Percobaan

a. Diameter Luar Silinder Materi

NoSUSNH
111 mm0 mm11 mm
211 mm0 mm11 mm
311 mm0 mm11 mm
410 mm16*0,05 mm10,8 mm
510 mm16*0,05 mm10,8 mm

b. Tinggi Silinder Materi

NoSUSNH
141 mm0 mm41 mm
241 mm0 mm41 mm
341 mm0 mm41 mm
441 mm0 mm41 mm
541 mm0 mm41 mm

c. Diameter Dalam Tabung

NoSUSNH
113 mm8*0,05 mm13,4 mm
213 mm8*0,05 mm13,4 mm
313 mm8*0,05 mm13,4 mm
413 mm8*0,05 mm13,4 mm
513 mm8*0,05 mm13,4 mm

d. Kedalaman Tabung Reaksi

NoSUSNH
1147 mm18*0,05 mm147,9 mm
2147 mm19*0,05 mm147,95 mm
3147 mm14*0,05 mm147,7 mm
4147 mm16*0,05 mm147,8 mm
147 mm18*0,05 mm147,9 mm

B.  Pembahasan

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Pada percobaan ini, jangka sorong yang kita gunakan adalah jangka sorong yang memiliki ketelitian 0,05 mm. Dalam percobaan ini kami mengadakan pengukuran pada diameter luar, tinggi silinder materi, diameter dalam tabung reaksi dan kedalaman tabung reaksi. Masing-masing percobaan dilakukan sebanyak 5 kali.

Hasil pengukuran diperoleh dari pembacaan skala utama yang ditambah dengan nilai skala nonius yang sudah dikali dengan ketelitian jangka sorong. H = SU + (SN*0,05 mm)

Dari anaisis percobaan, kami telah menghitung rata-rata pengukuran sebanyak 5 kali. Pada pengukuran pertama, pada diameter luar silinder materi rata-rata pengukurannya adalah 10,92 mm, rata-rata ketidakpastiannya 0,528 mm dan jumlah angka penting yang didapat adalah 1. Kemudian ketidakpastian relatifnya yaitu 4,835% dan ketidakpastian mutlaknya 4,835.

Pada pengukuran kedua yaitu pengukuran tinggi silinder materi, rata-rata pengukurannya adalah 41 mm, rata-rata ketidakpastiannya adalah 0. Karena dari pengukuran yang dilakukan selama 5 kali mendapatkan hasil yang sama sehingga rata-rata ketidakpastiannya 0.

Pada pengukuran ketiga yaitu pengukuran diameter dalam tabung reaksi, rata-rata pengukuran yang didapat adalah 13,4 mm. Dan rata-rata ketidakpastiannya 0. Hal ini disebabkan karena hasil pengukuran yang didapat selama 5 kali adalah sama.

  Pada pengukuran keempat yaitu mengukur kedaaman tabung reaksi, rata-rata pengukuran yang didapat adalah 147,85 mm, rata-rata ketidakpastiannya 0,07 mm dan jumlah angka penting yang didapat adalah 3 angka penting. Kemudian ketidakpastian reatifnya adalah 0,047 % dan ketidakpastian mutlaknya 0,047.

Dari percobaan yang teah dilakukan, didapat hasil yang berbeda-beda dalam satu percobaan. Hal itu disebabkan oleh percobaan yang dilakukan oleh pengamat  yang berbeda, kondisi alat indera pengamat dan keadaan alat yang digunakan.

Bab V. Penutup

A. Kesimpulan

  1. Ketelitian jangka sorong dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu:

o   Selisih jarak antara nilai skala terkecil (nst) skala utama dengan skala terkecil pada skala nonius.

o   Nilai skala terkecil nonius = 

n= banyak skala pada nonius

dengan perhitungan tersebut, maka didapatlah ketelitian jangka sorong pada percobaan ini yaitu 0,05 mm.

2.      Jangka sorong digunakan utuk mengukur:

o   Diameter luar silinder materi dengan cara menjepitkan silinder pada rahang bawah jangka sorong degn posisi silinder berdiri.

o   Tinggi silinder materi dengan cara menjepitkan silinder pada rahang bawah jangka sorong dengan posisi melintang.

o   Diameter dalam tabung dengan cara memasukkan rahang atas ketabung.

o   Kedalaman tabung reaksi dengan cara memasukkan tangkai jangka sorong kedalam tabungreaksi.

Manajemen Pemasaran Hotel

Pemasaran Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan haraga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada...
Wahidah Rahmah
2 min read

Pengertian Potensi Wisata

Potensi Wisata Pengertian potensi wisata menurut Mariotti dalam Yoeti (1983: 160-162) adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik...
Wahidah Rahmah
42 sec read

Pengertian Hotel Dan Restaurant

Hotel Dan Restaurant A. Pengertian Hotel Agusnawar menyatakan bahwa kata hotel berasal dari kata “Hospitium” ( bahasa latin ) yang artinya ruangan tamu yang berada dalam monastery. Kata hospitium dipadukan...
Wahidah Rahmah
2 min read

Leave a Reply