Laporan Praktikum Fluida Dinamis Teorema Torricelli

18 min read

Praktikum Teorema Torricelli

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Air merupakan salah satu jenis Fluidaatau zat yang dapat mengalir. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari karena air mengalir secara alami dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Contof fenomena fluida seperti air yang ada di sungai, air keran dan sejenisnya.

Fluida merupakan zat dengan gaya tarik antar partikel lemah. Zat cair adalah fluida dengan jarak antar partikel yang berdekata sedangakn gas adalah fluida dengan jarak antar partikel yang saling berjauhan. Jarak antar partikel ini mempengaruhi gaya-gaya fluida.

Karakteristik gerak fluida dipengaruhi oleh hukum-hukum fisika dengan tinjaun makro. Hukum fisika yang paling banyak diturunkan untuk mengetahui karakteristik fluida dalah hukum Newton Tentang Gerak. Hal ini jelas terlihat secara sederhana melalui dengan gerakan air yang selalu mengalir ke bawah dimana arah gravitasi menarik ke arah bawah.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana cara mengukur kecepatan air yang keluar dari botol pada tiap lubang dengan ketinggian tertentu terhadap permukaan ?
  2. Apa yang dimaksud fluida ?
  3. Apa yang dimaksud fluida dinamis dan fluida ideal ?

C. Tujuan

  1. Menghitung kecepatan air yang keluar dari botol pada tiap lubang dengan ketinggian tertentu terhadap permukaan.
  2. Mengetahui pengertian fluida.
  3. Mengetahui pengertian fluida dinamis dan fluida ideal.

Bab II. Kajian Teori

A. Fluida

Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir. Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. 

Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari. Fluida ini dapat  dibagi menjadi 2 yaitu, fluida statis dan fluida dinamis.  

B. Pengertian Fluida Dinamis

Fluida Ideal adalah fluida yang tidak dapat ditempatkan dan bagian- bagiannya tidak mengalami gaya gesekan, fluida ideal disebut juga fluida yang tidak kompersibel yaitu fluida yang tidak mengalami perubahan volume karena tekanan, mengalir tanpa gesekan dan alirannya stasioner. Aliran stasioner yaitu aliran fluida yang mengikuti garis air atau garis tertentu. Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir atau bergerak terhadap sekitarnya. Pada pembahasan fluida dinamis, kita akan mempelajari mengenai persamaan kontinuitas, dan Hukum Bernoulli beserta penerapannya. Fluida ideal mempunyai ciri-ciri berikut ini :

  1. Alirannya tunak (steady), yaitu kecepatan setiap partikel fluida pada satu titik tertentu adalah tetap, baik besar maupun arahnya. Aliran tunak terjadi pada aliran yang pelan.
  2. Alirannya tak rotasional, artinya pada setiap titik partikel fluida tidak memiliki momentum sudut terhadap titik tersebut. Alirannya mengikuti garis arus (streamline
  3. Tidak kompresibel (tidak termampatkan), artinya fluida tidak mengalami perubahan volume (massa jenis) karena pengaruh tekanan.
  4.  Tak kental, artinya tidak mengalami gesekan baik dengan lapisan fluida di sekitarnya maupun dengan dinding tempat yang dilaluinya. Kekentalan pada aliran fluida berkaitan dengan viskositas.

C. Besaran Fluida Dinamis

Debit adalah banyaknya fluida yang mengalir tiap detik.

Q= v.A \ \ \ \ \ ...(1)

jika

v = \frac{s}{t} \ \ \ \ \ ...(2)

Maka persamaan (1) dapat ditulis menjadi

Q = \frac{s}{t}A = \frac{V}{t} \ \ \ \ \ ...(3)

Ket
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = volume fluida  (m3)
v  =  kecepatan aliran (m/s)

fluida yang keluar dari lubang

D. Persamaan Kontinuitas

P_1+\frac{1}{2}\rho v_1^2+ ρgh_1 = P_2+\frac{1}{2}\rho v_2^2+ ρgh_2  \ \ \ \ \ ...(4)

Dalam waktu yang sama jumlah fluida yang mengalir pada penampang A1  sama dengan jumlah fluida yang mengalir pada penampang A2.

 A = luas penampang (lingkaran) (m2)

A = \pi r^2

D. Azas Bernoulli

5.1  Prinsip Bernoulli

Sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip  ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli.

5.2  Azas Bernoulli

Asas Bernoulli dikemukakan pertama kali oleh Daniel Bernoulli (1700 – 1782). Dalam kertas kerjanya yang berjudul “Hydrodynamica”, Bernoulli menunjukkan bahwa ”begitu kecepatan aliran fluida meningkat maka tekanannya justru menurun”. 

Asas Bernoulli adalah “tekanan fluida di tempat yang kecepatannya tinggi lebih kecil daripada di tempat yang kecepatannya lebih rendah”. Jadi semakin besar kecepatan fluida dalam suatu pipa maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya makin kecil kecepatan fluida dalam suatu pipa maka semakin besar tekanannya.

5.3  Persamaan Azas Bernoulli

Jika m adalah massa zat cair yang berpindah. ρ ( rho) adalah massa jenis zat cair dan m/ρ adalah volume zat cair yang berpindah. Maka jumlah semua usaha yang menggerakkan zat cair adalah sama dengan bertambahnya energi kinetik dan energi potensial.

Wtot                                          =          Ek + Ep

                        P. A1 . v1 . t – P2 . A2 . v2.t    =          ½ m (v2– v12) + m.g (h– h1)

Karena             A1 . v1 . t         =          A2 . v2 . t         = V (Volume)

P1 . V         –    P. V               =          ½ m (v2– v12) + m.g (h– h1)

V = m / ρ

P1 . m / ρ    –     P2 . m / ρ          =          ½ m (v2– v12) + m.g (h– h1)

Pρ           –    Pρ                =          ½ (v2– v12) + g (h– h1)      [dikalikan ρ]

P               –    P2                           =          ½ ρ v22   –   ½ ρ v12   +   ρ g h  –   ρ g h1

Ket :    A1        = luas penampang 1 (m2)

P1         = tekanan pada

   penampang 1 (N/m2)

v1         = kecepatan pada

               penampang 1 (m/s)

g          = percepatan graviasi bumi  

               (m/s2)

h1         = tinggi penampang 1 (m)

P2         = tekanan pada

               penampang 2 (N/m2)

v2         = kecepatan pada

               penampang 2 (m/s)

h2         = tinggi penampang 2 (m)

ρ          = massa jenis fluida (kg/m3)

Persamaan diatas disebut juga sebagai Persamaan Bernoulli. Persamaan Bernoulli sangat berguna untuk penggambaran kualitatif berbagai jenis aliran fluida. Persamaan Bernoulli diatas dikenal sebagai persamaan untuk aliran lunak, fluida inkompresibel, dan nonfiskos.

5.4  Aplikasi/penerapan azas bernoulli :

a.       Azas bernoulli digunakan untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan badan pesawat terbang sehingga diperoleh ukuran presisi yang sesuai.

b.      Azas Bernoulli dipakai pada penggunaan mesin karburator yang berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar dan mencampurnya dengan aliran udara yang masuk. Salah satu pemakaian karburator adalah dalam kendaraan bermotor, seperti mobil.

c.       Azas Bernoulli berlaku pada aliran air melalui pipa dari tangki penampung menuju bak-bak penampung. Biasanya digunakan di rumah-rumah pemukiman.

d.      Azas Bernoulli juga digunakan pada mesin yang mempercepat laju kapal layar.

e.      Azas Bernoulli pada praktikum ini diterapkan pada tangki atau botol berlubang, lebih jelasnya akan dijelaskan dibawah  ini.

6.      Penerapan Azas Bernoulli pada Botol Berlubang

Skema persamaan Bernoulli untuk fluida dalam tangki / botol dan terdapat kebocoran dalam ketinggian tertentu pada percobaan ini.

Perhatikan gambar diatas, P1 = P2 = tekab=nan udara luar (Po), karena lubang kebocoran kecil, makapermukaan air pada bejana turun sangat lambat drhingga v1 dapat diabaikan atau v1 = 0 dan v2 = v, maka persamaan Bernoulli menjadi :

P_1 + \frac{1}{2}ρ v_1^2 + ρgh_1 = P_2 + \frac{1}{2}ρv_2^2+ρgh_2

Po +   ½ ρ 0   +         ρ g h                      =          Po   +   ½ ρ v2   +   ρ g h  

0   +   0            +         ρ g h                     =             0     +   ½ ρ v2   +   ρ g h  

                                    ρ g h                     =          ½ ρ v2   +   ρ g h  

                                    ½ ρ v2              =          ρ g (h   –    h2)

                                           v               =          

Jika kebocorannya didasar tangki / botol h2 = 0 maka persamaannya menjadi :

v          =        Ket :    v = kecepatan air pada lubang kebocoran (m/s)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

h1 = jarak lubang ke permukaan air (m)

                Untuk mencari waktu yang diperlukan air untuk jatuh ke tanah yaitu dengan rumus :

                        t           =          

Ket :    t = waktu yang diperlukan air untuk jatuh ke tanah (s)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

h2 = jarak lubang ke dasar tangki / botol (m)

Untuk mencari lintasan air (fluida) yang jatuh ke tanah pada tangki berlubang

x          = v . t                          

x          =  .     

                        x          = 

                        x          = 2 

Ket :    x = jarak atau lintasan air  yang jatuh ke tanah pada tangki yang berlubang (m)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

h1 = jarak lubang ke permukaan air (m)

h2 = jarak lubang ke dasar tangki / botol (m)

7.      Teorema Torricelli

Torricelli mengatakan bahwa kelajuan fluida menyembur keluar dari lubang yang terletak pada jarak h dibawah permukaan atas fluida dalam tangki sama seperti kelajuan yang akan diperoleh sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian h. Teorema ini hanya berlaku jika ujung wadah terbuka terhadap atmosfer dan luas lubang jauh lebih kecil dari lusa penampang wadah. 

X = V . t                                   Ket :    v  = Kecepatan semburan

t   = Waktu zat cair dari lubang sampai ke lantai

x  = Jarak jatuhnya zat cair kelantai

Bab III. Metode Praktikum

A Alat dan Bahan

Alat dan Bahan :           

  1. 2 buah botol
  2. Air secukupnya
  3. Paku yang dipanasi / pelubang botol
  4. Penggaris
  5. Spidol

B. Langkah Kerja

  1. Siapkan seluruh peralatan yang digunkan dalam praktikum
  2. Lakukan pemotongan pada botol pada bagian atasnya,kemudan berilah lubang pada botol dengan menggunakansolder atau paku yang dipanaskan sejumlah buah dengan jarak yang sama.
  3. Ukur tinggi botol, volume botol dan diameter botolmenggunakan penggaris dan centimeter.
  4. Isi botol dengan air sampai penuh dengan 3 buahlubangnnya ditutup dengan latban, kemudian latban paalubang pertama dibuka hitung waktunya air keluar sampaitidak mengalir lagi dengan menggunakan stopwatch.
  5. Isi kembali botol dengan air sampai penuh dimana ke tiga lubang ditutup kembali, buka lubag ke dua hitung waktunya air keluar sampai air tidak mengalir lagi denganmenggunakan stopwatch.
  6. Isi kembali botol dengan air sampai penuh dimana ke tigalubang ditutup kembali, buka lubang ke tiga hitngwaktnya air keluar sampai air tidak mengalir lagi denganmenggunakan stopwatch.
  7. Setelah menghitung waktunya air keluar dari botolcatatlah beberapa data penting dari percobaan ( waktu untuk tumpahnya air hingga habis dari dalam botol waktunya ) dengan stopwatch dan alat tulis yang ada.Selain itu selama seluruh kegiatan berlangsung kamera foto digunakan untuk merekam.
  8. Membaandingkan data setiap perlakuan dan tuangkan kedalam bentuk tabel serta diskusikan hasil analisa pecobaan serta membandingkannya dengan hasil teori.

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Pengamatan

v  Percobaan 1

a.       Botol 1 dipegang pada ketinggian tertentu

Ø  Lubang ke – A

Lubang ke –Tinggi h1 dan h2Jarak jatuh air ke tanah (x)t (waktu)
Ah1 = 0,12 mh2 = 0,265 m0,32 m11 s

Ø  Lubang ke – B

Lubang ke –Tinggi h1 dan h2Jarak jatuh air ke tanah (x)t (waktu)
Bh1 = 0,14 mh2 = 0,245 m0,16 m17 s

Ø  Lubang ke – C

Lubang ke –Tinggi h1 dan h2Jarak jatuh air ke tanah (x)t (waktu)
Ch1 = 0,16 mh2 = 0,225 m0,04 m33 s

            Data pengamatan total percoban 1 pada botol 1

Lubang botol ke –Tinggi (h1 dan h2 )Jarak air jatuh ( x )t (waktu)
Ah1 = 0,12 mh2 = 0,265 m0,32 m11 s
Bh1 = 0,14 mh2 = 0,245 m0,16 m17 s
Ch1 = 0,16 mh2 = 0,225 m0,04 m33 s

b.      Botol 2 dipegang pada ketinggian tertentu

Data total percobaan 1 pada botol 2

Ø  Lubang ke – A = Lubang ke – B = Lubang ke – C

Lubang ke –Tinggi h1 dan h2Jarak jatuh air ke tanah (x)t (waktu)
Ah1 = 0,12 mh2 = 0,265 m0,32 m11 s
Bh1 = 0,12 mh2 = 0,265 m0,32 m11 s
Ch1 = 0,12 mh2 = 0,265 m0,32 m11 s

v  Percobaan 2

a.       Botol 1 dilepas pada ketinggian tertentu

Air di botol tidak keluar, karena tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol. Serta kecepatannya lebih tinggi dan tekanannya rendah sehingga air tidak keluar.

b.      Botol 2 dilepas pada ketinggian tertentu

Air di botol tidak keluar, karena tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol. Serta kecepatannya lebih tinggi dan tekanannya rendah sehingga air tidak keluar.

v  Percobaan 3

a.       Botol 1 ditarik keatas / dilempar ke atas

Air di botol tidak keluar, karena tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol. Serta kecepatannya lebih tinggi dan tekanannya rendah sehingga air tidak keluar.

b.      Botol 2 ditarik keatas / dilempar ke atas

Air di botol tidak keluar, karena tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol. Serta kecepatannya lebih tinggi dan tekanannya rendah sehingga air tidak keluar.

E.       Hitungan berdasarkan Teori

v  Percobaan 1

a.        Botol 1 dipegang pada ketinggian tertentu

Ø  Lubang ke – A

Diketahui :

h1        = 0,12 m

h2        = 0,265 m

d          = 0,05 m

A         = πd2

            = 19,625 . 10-4 m2

            Ditanya :

a.       x

b.      t

c.       v

d.      Q (debit air)

Jawab :

a.       x =2 

x = 2                                               

x = 2                                

x = 2.0,18

x = 0,36 m

b.      t =  

t =        

t =       

t =            

t = 0,23 s

c.       v = 

v = 

v =  = 1,55 m/s

d.      Q   = A . v

= 19,625 . 10-4 . 1,55

= 30,42 . 10-4 m3/s

Ø  Lubang ke – B

Diketahui :

          h1 = 0,14 m

          h2 = 0,245 m

          d = 0,05 m

          A     = πd2

                  = 19,625 . 10-4 m2

            Ditanya :

a.       x

b.      t

c.       v

d.      Q (debit air)

Jawab :

a.       x =2 

x = 2                                   

x = 2 . 0,09                                   

x = 0,18 m

b.      t =  

t =        

t =   

t =            

t = 0,22 s

c.       v = 

v = 

v = 

v = 1,67 m/s

d.      Q   = A . v

= 19,625 . 10-4 . 1,67

= 32,77 . 10-4 m3/s

Ø  Lubang ke – C

            Diketahui :                 

            h1        = 0,16 m

            h2        = 0,225 m

            d          = 0,05 m

            A         = πd2

       = 19,625 . 10-4 m2

Ditanya :

a.       x

b.      t

c.       v

d.      Q (debit air)

Jawab :

a.       x =2 

x = 2                                               

x = 2                                

x = 2 . 0,19

x = 0,38 m

b.      t =  

t =        

t =     

t =            

t = 0,21 s

c.       v = 

v = 

v = 

v = 1,78 m/s

d.      Q   = A . v

= 19,625 . 10-4 . 1,78

= 34,93 . 10-4 m3/s

Data Total Percobaan botol 1

Tinggi Lubang botol ke – (h1 dan h2)xWaktu Air yang keluar (t)Kecepatan air yang keluar dari lubang (v)Debit Air (Q)
Ah1 =0,12 mh2 = 0,265mPengamatanx= 0,32 mTeori x = 0,36 mPengamatant = 11 sTeori t = 0,23 s1,55 m/s30,42 . 10-4 m3/s
Bh1 = 0,14 mh2 = 0,245 mPengamatanx= 0,16 mTeori x = 0,18 mPengamatant = 17 sTeori t = 0,23 s1,67 m/s32,77 . 10-4 m3/s
Ch1 =0,16 mh2 = 0,225 mPengamatanx= 0,04 mTeori x = 0,38 mPengamatant = 33 sTeori t = 0,23 s1,78 m/s34,93 . 10-4 m3/s

b. Botol 2 dipegang pada ketinggian tertentu

Ø  Lubang ke – A = Lubang ke – B = Lubang ke –  C

Diketahui :

h1        = 0,12 m

h2        = 0,265 m

d          = 0,05 m

A         = πd2

            = 19,625 . 10-4 m2

Ditanya :

a.       x

b.      t

c.       v

d.      Q (debit air)

Jawab :

a.       x =2 

x = 2                                               

x = 2                                

x = 2.0,18

x = 0,36 m

b.      t =  

t =        

t =     

t =            

t = 0,23 s

a.       v = 

v = 

v = 

v = 1,55 m/s

b.      Q   = A . v

= 19,625 . 10-4 . 1,55

= 30,42 . 10-4 m3/s

Data Total Percobaan botol 2 (Lubang A = Lubang B = Lubang C)

Tinggi Lubang botol ke – (h1 dan h2)xWaktu Air yang keluar (t)Kecepatan air yang keluar dari lubang (v)Debit Air (Q)
Ah1 =0,12 mh2 = 0,265mPengamatanx= 0,32 mTeori x = 0,36 mPengamatant = 11 sTeori t = 0,23 s1,55 m/s30,42 . 10-4 m3/s

v  Percobaan 2

a.    Botol 1 dilepas pada ketinggian tertentu

Air di botol tidak keluar, karena tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol. Serta kecepatannya lebih tinggi dan tekanannya rendah sehingga air tidak keluar.

b.    Botol 2 dilepas pada ketinggian tertentu

Air di botol tidak keluar, karena tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol. Serta kecepatannya lebih tinggi dan tekanannya rendah sehingga air tidak keluar.

v  Percobaan 3

a.     Botol 1 ditarik keatas / dilempar ke atas

Air di botol tidak keluar, karena tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol. Serta kecepatannya lebih tinggi dan tekanannya rendah sehingga air tidak keluar.

b.    Botol 2 ditarik keatas / dilempar ke atas

Air di botol tidak keluar, karena tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol. Serta kecepatannya lebih tinggi dan tekanannya rendah sehingga air tidak keluar.

Bab V. Penutup

A.  Kesimpulan

a.       Fluida adalah zat yang dapat mengalir..

b.      Fluida Ideal adalah fluida yang tidak dapat ditempatkan dan bagian- bagiannya tidak mengalami gaya gesekan, fluida ideal disebut juga fluida yang tidak kompersibel yaitu fluida yang tidak mengalami perubahan volume karena tekanan, mengalir tanpa gesekan dan alirannya stasioner.

c.       Asas Bernoulli adalah “tekanan fluida di tempat yang kecepatannya tinggi lebih kecil daripada di tempat yang kecepatannya lebih rendah”. Jadi semakin besar kecepatan fluida dalam suatu pipa maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya makin kecil kecepatan fluida dalam suatu pipa maka semakin besar tekanannya.

d.      Asas Bernoulli yang dapat digunakan untuk melakukan kalkulasi kebocoran pada tangki air yang seperti akan praktekkan menggunakan alat sederhana.

e.      Dalam menentukan kecepatan air yang jatuh, waktu dan lintasan air yang jatuh didapatkan dari persamaan berboulli :

f.        Sehingga dari persamaan bernoulli tersebut, didapatkan rumus kecepatan air yang mengalir yaitu : 

v         =     { jika h2 = 0}

h.  Serta dapat menentukan waktu air yang jatuh ke tanah dengan rumus :

t           =          

h.  Menentukan lintasan atau jarak jatuhnya air ke tanah dengan rumus :

     x          = 2 

i. Percobaan teori torricelli digunakan untuk menentukan kecepatan aliran zat cair, koefisien kontraksi zat cair yang keluar dari lubang kebocoran.

Aliran air dari lubang kebocoran dari atas ke bawah semakin panjang jaraknya (X) dan kecepatannya berkurang dari bawah ke atas. Percobaan teori torricelli membuktikan kebenaran teori torricelli dan menambah pemehaman tentang persamaan bernaouli.

j.   Pada percobaan ini, disimpulkan bahwa saat botol di lempar ke atas atau dijatuhkan akan menyebabkan air tidak keluar karena saat melempar atau menjatuhkannya dengan kecepatan tinggi sehingga tekanannya rendah (tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol).

B. Saran

a.       Pada saat melakukan percobaan diatas kursi dengan ketinggian tertentu dibutuhkan dasar tempat jatuhnya air yang keluar harus kering agar titik jatuh air terlihat sehingga mempermudah pengamatan.

b.      Pada saat menjatuhkan atau melepaskan botol ke tanah,  diperlukan ketelitian dalam mengamati air keluar atau tidak.

c.       Pada saat melempar botol keatas, diperlukan ketelitian dalam mengamati air keluar atau tidak.

d.      Dalam mengukur, kita harus benar-benar teliti.

e.       Pengukuran juga harus tepat.

f.       Dalam penggunaan rumus, harus teliti dalam menghitung.

DAFTAR PUSTAKA

http://harryprayoga6.blogspot.co.id/2015/04/praktikum-fluida-dinamis.html

winipuspa.blogspot.com/2014/04/laporan-praktikum-fluida-dinamis.html

lailamscdr.blogspot.com/2015/…/laporan-hasil-praktikum-fluida-statis.html

dotpontok.blogspot.com/2012/04/laporan-fluida-dinamis-wmiiw.html

http://yunan057.blogspot.co.id/2013/12/laporan-praktikum-fisika-dasar-teorema.html

LAMPIRAN

Laporan Praktikum Kimia Koloid

Praktikum Kimia Koloid A. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah : B. Teori Dasar 1. Pengertian koloid. Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya...
Ananda Dwi Putri
7 min read

Laporan Praktikum Entalpi Pelarutan

Praktikum Entalpi Pelarutan Bab I. Pendahulaun A. Latar Belakang Senyawa-senyawa yang terdapat dialam dapat dibagi dua berdasarkan kelarutannya yaitu senyawa yang dapat larut dan...
Ananda Dwi Putri
14 min read

Laporan Praktikum Pembuatan n-Butil Asetat

Praktikum Pembuatan n-Butil Asetat Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Ester merupakan suatu senyawa yang dapat disintesis dari reaksi antara asam karboksilat dan alkohol....
Ananda Dwi Putri
6 min read

Leave a Reply