Salam Pendidikan dari PERAHU JAGAD, semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah hingga kita selalu bisa terus mnggali dan mengarungi Ilmu Allah yang tak mengenal batasannya tersebut, tentunya dengan perahu kita, perahu jagad. Baiklah, mari kita langsung saja ke topik pembahasan. Pada artikel terdahulu kita sudah membahas mengenai pengertian belajar, Belajar Ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, dalam hal ini silahkan simak
Setelah kita mengetahui apa sih yang dinamakan belajar, yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang demi mencapai sebuah perubahan, maka di sini kami akan mengajak saudara untuk menguraikan jenis-jenis belajar. Tentunya dalam sebuah proses belajar akan memiliki proses yang berbeda antara pembelajaran yang satu dengan yang lain. Bila dalam artikel PENGERTIAN BELAJAR terdahulu perahu jagad telah memberikan beberapa contohnya seperti, guru matematika mendeskripsikan belajar dengan serangkaian tugas atau latihan namun pada guru bidang studi lainnya seperti guru yang memiliki sspesifikasi ilmu sejarah akan mengatakan seorang murid belajar bila dia memahami betul alur sejarah, dan pengertian belajar bagi guru sejarah adalah bila seorang murid tersebut sering membaca, bukan mengerjakan latihan soal-soal selayaknya guru matematika. Jika pada postingan dahulu kita hanya belajar tentang contoh-contohnya, maka pada saat inilah waktu yang tepat bagi kita untuk memahami dengan benar jenis atau macam-macam belajar. Adapun di antaranya adalah…
- Belajar Dengan Wawasan ( learning by insight )
- Belajar Bagian ( Part learning, fractioned learning )
- Belajar Secara Glogbal atau Menyeluruh ( Global Whole Learning )
- Belajar Diskriminatif ( Discriminatif Learning )
- Belajar Insidental ( Incidental learning )
- Belajar Instrumental ( Instrumental Learning )
- Belajar Intensioonal ( Intentional Learning )
- Belajar Laten ( Laten Learning )
- Belajar Mental ( Mental Learning )
- Belajar Produktif ( Productive Learning )
- Belajar Verbal ( Verbal Learning )
1. Belajar Dengan Wawasan (learning by insight)
Apa sih pengertian belajar dengan wawasan atau dalam bahasa aslinya di sebut learning by insight? Yaitu seubuah teori yang menyatakan bahwa, wawasan merupakan sebuah proses mereorganisasikan pola-pola tingkah laku yang sudah terbentuk menjadi salah satu tingkah laku yang ada hubungannya dengan penyelesaian suatu persoalan. Hal tersebut dinyatakan oleh W.Kohler yang merupakan salah satu tokoh psikologi Gestalt ( diawal tahun 1971 ).
Sedangkan di lain sisi ada tokoh lain yang juga mengartikan jenis belajar yang satu ini, dialah para pemikir dari neo-behaviorisme, adapun pemikirannya, mereka menganggap jenis belajar dengan wawasan adalah merupakan salah satu bentuk atau wujud dari asosiasi stimulus dan respons.
2. Belajar Bagian ( Part learning, fractioned learning )
Jenis Belajar Bagian atau Part Learning adalah jenis belajar yang dilakukan oleh seseorang bilamana dia dihadapkan dengan materi kajian yang sangat luas dan dia melakukannya secara individu. Contoh dari jenis belajar ini yakni mempelajari gerakan-gerakan motorik seperti tari dan bela diri. Nah, di sini individu tersebut memecahkan semua materinya menjadi bab-bab atau fase-fase yang antara satu dengan yang lain berdiri sendiri, tidak menyatu.
3. Belajar Secara Glogbal atau Menyeluruh ( Global Whole Learning )
Berbalik dengan Jenis belajar Bagian, Bila pada Belajar bagian berdiri sendiri-sendiri, maka pada jenis belajar ini para individu yang tengah belajar menggunakan bahan pelajaran yang selalu dipelajari secara keseluruhan namun berulang-ulang sampai para pelajar tersebut benar-benar menguasainya.
4. Belajar Diskriminatif ( Discriminatif Learning )
Jenis belajar ini bisa diartikan dengan sebuah usaha guna memilih beberapa sifat atau situasi (stimulus atau tanggapan) dan kemudian dijadikan sebuah pedoman dalam bertingkah laku. Bisa juga diambil contoh, Kita menjadi seorang karyawan baru pada sebuah instansi atau perusahaan, lalu kita membaca beberapa perturan yang akhirnya dari tanggapan atau rangsangan yang diterima otak kita, kita aplikasikan di saat kita bekerja. Di sinilah yang dinamakan Belajar Diskriminatif.
5. Belajar Insidental ( Incidental learning )
Jenis belajar yang seperti ini biasanya nampak dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai hasil dari pengalaman yang merupakan sebuah pembelajaran yang tidak ter-arah atau pembelajaran yang belum dirumuskan tujuannya pada awal pembelajaran terjadi.
Dari kutipan diatas dapat kita rumuskan, bahwasanya yang dinamakan Belajar Insidental adalah sebuah konsep belajar yang memiliki pertentangan dengan anggapan bahwa dalam belajar harus memiliki arah dan tujuan.
6. Belajar Instrumental ( Instrumental Learning )
Belajar instrumental adalah pembelajaran yang mengundang reaksi bernilai positif dan negatif, Jenis belajar ini lebih mengutamakan adanya proses perubahan tingkah laku, namun juga ditambahi dengan adanya pemberian rangsangan atau stimulus kepada diri siswa, dan di akhir pembelajaran seorang guru berhak menghukumnya bila bersalah dan sekaligus memberikan nilai tambah bila peserta didik mengikuti apa arahan-arahan yang sudah diberikan para guru.
Dalam Pembelajaran ini cepat atau lambatnya seseorang dalam pembelajarannya dipengaruhi oleh bagaimana mereka mendapatkan penguat (reinforcement) atas dasar tingkatan yang dibutuhkannya.
7. Belajar Intensioonal ( Intentional Learning )
Jenis belajar yang satu ini bernilai lawan dengan jenis belajar Insidental, Di mana Bila Jenis belajar insidental adalah jenis belajar yang tidak memiliki tujuan, sementara yang dinamakan Belajar Intensional adalah jenis belajar yang memiliki arah dan tujuan. Jenis belajar yang seperti ini selalu digunakan dalam sebuah instansi formal maupun non-formal, seperti sekolah ataupun diniyyah.
8. Belajar Laten ( Laten Learning )
Mengapa dinamakan LATEN, karena jenis belajar yang satu ini adalah sebuah jenis belajar yang dapat dilihat dengan adanya perubahan tingkah laku dalam kurun waktu yang cukup lama. Hal ini hampir memiliki kesamaan dengan Jenis belajar insidental bila dilihat dari hasil pembelajarannya. Jenis belajar ini rupanya tidak terlalu menekankan adanya peranan faktor penguat atau (reinforcement).
9. Belajar Mental ( Mental Learning )
Jenis Belajar Mental adalah sebuah jenis belajar yang perubahan tingkahlakunya tidak nampak, melainkan hanya berupa perubahan kognitif karena ada bahan yang dipelajari. Perubahan pada jenis belajar ini bisa dilihat dari tugas-tugas yang sifatnya motoris. Dalam kasus lain, belajar mental adalah sebuah pembelajaran dimana seseorang melakukan penelitian atas perubahan tingkah laku orang lain.
10. Belajar Produktif ( Productive Learning )
Menuru R. Bergius yang dinamakan Jenis Belajar Produktif adalah jenis belajar yang mentaur kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi yang lain, dan belajar disebut produktif bilamana seorang guru mampu mentransfer konsep tentang penyelesaian sebuah persoalan dalam satu situasi kepada situasi yang lain pula. dan yang terakhir adalah ,
11. Belajar Verbal ( Verbal Learning )
Yang dinamakan jenis Belajar Verbal adalah belajar mengenai materi-materi verbal dengan cara latihan dan daya ingat. Dasar dari jenis belajar VERBAL dapat dilihat dalam eksperimen klasiknya EBBINGHAUS. Sifat eksperimen ini meluas dari belajar asosiatif mengenai hubungan dua kata yang tidak memiliki arti sampai pada belajar dengan wawasan mengenai penyelesaian persoalan yang kompleks dan harus diungkapkan secara verbal.