Histologi Tumbuhan

24 min read

Histologi

Histologi Tumbuhan didefinisikan sebagai ilmu tentang jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur dan fungsi yang sama. Apabila sel-sel yang berkumpul tersebut adalah sel-sel tumbuhan maka disebut jaringan tumbuhan. 

Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel-sel melakukan pembelahan diri, akan tetapi dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel menjadi terbatas di bagian khusus dan tumbuhan. Jaringan ini tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem. 

Pada dasarnya pembelahan sel dapat pula berlangsung pada jaringan selain meristem, seperti pada jaringan korteks batang, akan tetapi jumlah pembelahan ini sangat terbatas. Sel-sel menistem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi secara morfofisiologi (mengalami deferensiasi) membentuk berbagai macam jaringan dan tidak mempunyai kemampuan untuk membelah diri. Jaringan ini disebut jaringan dewasa. Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain: 

  1. Jaringan pelindung (epidermis) 
  2. Jaringan dasar (parenkim) 
  3. Jaringan penguat (penyokong) 
  4. Jaringan pengangkut (vaskuler) 
  5. Jaringan sekretoris. 

A. Meristem

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa jaringan meristem terdiri dari sekelompok sel yang tetap dalam fase pembelahan. Sifat-sifat sel meristem adalah sebagai berikut: 

  1. terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan 
  2. biasanya tidak ditemukan adanya ruang antar sel di antara sel-sel meristem 
  3. sel-selnya mungkin berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan dinding sel yang tipis 
  4. masing-masing sel kaya akan sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel 
  5. vakuola sel sangat kecil atau mungkin tidak ada. 

Klasifikasi meristem

Meristem dikelompokan berdasarkan berbagai kriteria, antara lam: posisinya dalam tubuh tumbuhan, asal-usulnya, jaringan yang dihasilkannya, strukturnya, taraf perkembangannya dan fungsinya.

Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhan, meristem dibedakan menjadi:

  1. Meristem apikal: terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar
  2. Meristem interkalar: terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota suku rumput
  3. Meristem lateral: terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya, contohnya kambium dan kambium gabus (felogen)

Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi:

1.  Meristem  primer:  apabila  sel embrionik (meristem apikal)

2.  Meristem  sekunder:  apabila  sel sudah  mengalami  deferensiasi.  Contohnya  kambium  dan  kambium  gabus (felogen).

Merisem  primer  berasal  dan  sel

berdasarkan  teori  yang  dikemukakan  oleh  Haberlandt  akan  berkembang  menjadi

protoderm,  prokambium  dan  meristem  dasar.  Protoderm  akan  berdeferensiasi menjadi jaringan   epidermis,   prokambium     akan   berdeferensiasi    menjadi   sistem   jaringan 

pengangkut, sedangkan meristem dasar akan berkembang menjadi parenkim (jaringan 

dasar). 

        Hanstein membagi ujung akar menjadi tiga daerah, yaitu a. dermatogen, akan 

berkembang menjadi epidermis; b. periblem, akan berkembang menjadi korteks; dan c. 

plerom akan berkembang  menjadi stele. Sedangkan Schmidt  membagi ujung  batang 

menjadi 2  bagian yaitu  korpus  dan tunika.  Korpus  merupakan bagian pusat  dan titik 

tumbuh. Daerah ini mempunyai area yang luas dan sel-selnya relatif  lebih besar. Sel- 

sel daerah korpus ini akan membelah secara tak beraturan. Tunika merupakan bagian 

paling  luar dari titik tumbuh, terdiri dari satu atau beberapa  lapis sel, dengan sel-sel 

yang relatif lebih kecil dan mengalami pembelahan ke samping (ke arah lateral). 

        Meristem  sekunder  berasal  dari  sel-sel  dewasa     yang   berubah   keadaannya 

menjadi  meristematik.  Sel-sel  meristem  sekunder  berbentuk  pipih  atau  prisma  yang 

dibagian  tengahnya  terdapat  vakuola  yang  besar.  Contohnya  adalah  kambium  dan 

kambium gabus. Kambium dijumpai di dalam batang dan akar dan tumbuhan golongan 

Dicotyledonae     dan   Gymnospermae       serta   beberapa     tumbuhan     dan   golongan 

Monocotyledonae  (A  gave, Aloe, Jucca dan  Draceana). Sedangkan  kambium gabus 

terdapat pada kulit batang tumbuhan dan dapat membentuk jarmgan gabus yang sukar 

ataupun tidak dapat dilalui air. Sel-sel gabus umunmya bersifat mati. 

6.3 JARINGAN DEWASA 

Sifat-sifat jaringan dewasa: 

    1.  tidak mempunyai aktifitas untuk memperbanyak diri, 

    2.  mempunyai ukuran yang relatifbesar dibanding sel-sel meristem, 

    3.  mempunyai vakuola yang  besar, sehingga  plasma sel sedikit  dan merupakan 

        selaput yang menempel pada dinding sel, 

    4.  kadang-kadang selnya telah mati, 

    5.  selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya, 

    6.  di antara sel-sel nya dijumpai ruang antar sel. 

Ruang antar sel pada tumbuhan tingkat tinggi dapat terjadi dengan cara: 

    1.  Sisogen,   apabila  sel-selnya   saling  menjauhi   sehingga    terbentuk  ruang   di 

        antaranya, misalnya ruang antar sel pada tangkai daun teratai 

    2.  Lisigen,  apabila  ruang  yang  terjadi  karena  sel  beserta  isinya  larut,  misalnya 

        ruang minyak pada daun jeruk 

3.  Sisolisigen, apabila yang  yang  terjadi barasal dari  larutnya sel tertentu diikuti 

        oleh saling menjauhi sel-sel disekitarnya, misalnya ruang antar protoxilem 

    4.  Reksigen, apabila  sel-sel  mengalami  robekan  karena tertarik  pertumbuhan di 

        sekitarnya, misalnya pada berkas pengangkut batang jagung. 

Menunut asal meristem, jaringan dewasa dibedakan menjadi: 

    1.  jaringan  primer,  apabila  Jaringan  tersebut  sel-selnya   berasal  dari meristem 

        primer 

    2.  Jaringan sekunder, apabila jaringan tersebut  sel-selnya  berasal dari  Merisem 

        sekunder 

6.4 JARINGAN PELINDUNG (EPIDERMIS) 

        Jaringan   epidermis    adalah   lapisan   sel  yang   berada   paling   luar,  pada 

permukaan organ-organ tumbuhan primer seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan 

bij i. Jaringan  ini berfungsi  melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala  pengaruh 

luar  yang   akan   merugikan   pertumbuhannya,      sehingga   jaringan  epidermis   sering 

disebut jaringan pelindung. 

        Epidermis biasanya terdiri dan sam lapis sel yang tersusun rapat tanpa adanya 

ruang antan sel. Pada beberapa jems tumbuhan epidermis terdini atas beberapa lapis 

sel.  Hal  ini disebabkan    kanena   sel-sel  protoderm    membelah     berkali-kali secara 

periklinal (sejajar permukaan) sehingga terjadi epidermis berlapis banyak. Contoh sel- 

sel epidermis velamen pada akar anggrek. 

        Sel-sel  epidermis   mempunyai     bentuk   yang   bervariasi, misalnya   epidermis 

berbentuk  tubular  dapat  dijumpai  pada    helaian  daun  Dicotyledonae  dan  berbentuk 

memanjang  dijumpai  pada  helaian daun  Monocotyledonae.  Pada  helaian daun Aloe 

cristala sel  epidermis   berbentuk   heksagonal.   Sel-sel  epidermis   memiliki  protoplas 

hidup dan dapat  menyimpan berbagai hasil metabolisme. Sel-sel epidermis sebagian 

dapat   berkembang     menjadi   alat-alat tambahan    lain  yang   sening  disebut   denvat 

epidennis, seperti stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silika dan sel gabus. 

Stoma 

        Stoma    (jamak:  stomata)    adalah   lubang   atau  celah   yang   terdapat   pada 

epidermis  organ tumbuhan yang  berwarna  hijau yang  dibatasi oleh sel  khusus  yang 

disebut  sel  penutup.  Sel  penutup  dikelilingi  oleh  sel-sel  yang  bentuknya  sama  atau 

berbeda  dengan  sel-Sel  epidermis  lainnya,  dan  disebut  sel  tetangga.  Sel  tetangga berperan  dalam  perubahan  osmotik  yang  menyebabkan  gerakan  sel  penutup  yang 

mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan permukaan 

                                                Gambar    6.2.  Stomata   pada   epidermis 

                                                daun    tebu   (Saccharum      officinarum( 

                                                (Esau,1972) 

epidermis, tipe ini disebut panerofor, atau lebih rendah dari permukaan epidermis, tipe 

ini  disebut  kriptofor  atau  lebih  tinggi  dengan  pennukaan  epidermis  dan  disebut  tipe 

menonjol.  Pada  tumbuhan  Dicotyledoneae,  sel  penutup  biasanya  berbentuk  seperti 

ginjal bila  dilihat dan   atas, sedangkan     pada   tumbuhan    suku   rumput-rumputan 

(Poaceae)   memiliki  struktur  khusus  dan   seragam,  dengan    sel  penutup  berbentuk 

seperti  halter  dan  dua  sel  tetangga  terdapat  masing-masing  disamping  sebuah  sel 

penutup. 

        Berdasarkan    susunan   sel-sel tetangga   yang   ada  disamping    Sel  penutup, 

stomata pada tumbuhan Dicotyledoneae dikelompokkan menjadi 4 tipe: 

    1.  Tipe anomositik/ Ranunculaceae, yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel 

        yang bentuk maupun ukurannya sama dengan sel epidemis disekitamya. Tipe 

        ini  umumnya dijumpai pada tumbuhan familia  Ranunculaceae, Caparidaceae, 

        Cucurbetaceae dan Malvaceae 

    2.  Tipe  anisositik  / Cruciferae,  yaitu  sel  penutup  dikelilingi  oleh  tiga buah  sel 

        tetangga  yang   tidak sama   besar.  Tipe  ini umum    dijumpai  pada  tumbuhan 

        anggota familia Cruciferae, dan Solanaceae 

    3.  Tipe parasitik /  Rubiaceae, yaitu sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau 

        lebih dengan sumbu panjang sel tetangga sejajar dengan sumbu sel penutup 

        serta celah. Tipe ini umum dijumpai pada tumbuhan anggota familia Rubiaceae, 

        Magnoliaceae, dan Mimosaceae

4.  Tipe diasitik / Caryophyllaceae, yaitu stoma dikelilingi dua sel tetangga. Dindmg 

        bersama dan kedua sel tetangga  itu tegak  lurus terhadap sumbu panjang sel 

        penutup serta  celah. Tipe  ini  umum dijumpai pada tumbuhan anggota familia 

        Caryophyllaceae, dan Acanthaceae. 

Trikoma 

        Trikoma   (jamak:  trikomata)   berasal  dari sel-sel  epidermis,  terdiri atas  sel 

tunggal  atau  banyak  sel.  Struktur  yang  menyerupai  trikoma  tetapi  lebih  besar  dan 

terbentuk   dari Jaringan   epidermis   atau  di bawah    epidermis   disebut  emergensia, 

sedangkan  apabila  terbentuk  dari jaringan  stele  disebut  spina.  Trikoma  mempunyai 

peranan   yang   sangat   penting  dalam   taksonomi  tumbuhan     karena   kadang   familia 

tertentu dapat dikenal dari macam trikomanya. 

        Fungsi trikoma bagi tumbuhan meliputi: 

         1. mengurangi penguapan (apabila terdapat pada epidermis daun) 

        2.  meneruskan rangsang 

        3.  mengurangi gangguan hewan 

        4.  membantu penyebaran bij i 

        5.  Membantu penyerbukan bunga 

        6.  Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah 

Berdasarkan ada tidaknya fungsi sekresi, trikoma dapat dibedakan: 

    1.  Trikoma yang tidak menghasilkan sekret (trikoma non-glanduler): 

        1.1  rambut  bersel  satu  atau  bersel  banyak  dan  tidak  pipih,  contohnya  pada 

            Lauraceae, Moraceae 

        1.2 rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, contohnya pada daun dunan 

            (Durio zibetinus) 

        1.3  rambut   bercabang    dan   bersel  banyak,    contohnya   pada    daun   waru 

            (Hibiscus) 

        1.4  rambut  akar  yang  menipakan  pemanjangan  sel  epidermis  dalam  bidang 

            yang tegak lurus permukaan akar. 

    2.  Trikoma yang menghasilkan sekret (trikoma glanduler) 

                Trikoma glanduler dapat  bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik. 

        Trikoma    pada   daun   tembakau     (Nicotiana  tabacum)    merupakan     trikoma 

        glanduler  yang  sederhana,  memiliki  tangkai  dengan  kepala  bersel  satu  atau 

bersel  banyak.   Pada   tumbuhan    sering  dijumpai   berbagai   macam    trikoma 

        glanduler, yaitu: 

        2.1.  Trikoma  hidatoda,  terdiri  dari  sel  tangkai  dan  beberapa  sel  kepala  dan 

            mengeluarkan larutan yang berisi asam organik. 

        2.2. Kelenjar garam, terdiri dari sebuah sel kelenjar besar dengan tangkai yang 

            pendek. 

        2.3. Kelenjar madu, berupa rambut bersel satu atau lebih dengan plasma yang 

            kental dan mampu mengeluarkan madu kepermukaan sel 

        2.4. Rambut gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantung dan 

            ujung runcing. Isi sel menyebabkan rasa gatal. 

Sel kipas 

        Sel kipas dapat dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan suku Gramineae 

atau  Cyperaceae,  tersusun  dari  beberapa  sel  berdinding  tipis  dengan  ukuran  yang 

lebih besar dibanding sel-sel epidermis di sekitarnya. Sel kipas berfungsi mengurangi 

penguapan sebagai akibat menggulungnya daun. 

Epidermis ganda 

        Pada tumbuhan anggota suku Moraceae (Ficus sp), Piperaceae, Begomaceae 

dan Malvaceae dijumpai lebih dari satu lapis sel dibawah epidermis. Epidermis ganda 

pada akar anggrek disebut Velamen. Pada epidermis daun beringin (Ficus sp.) selain 

adanya  epidermis  ganda juga terdapat  penebalan  ke  arah sentripetal yang  tersusun 

atas tangkai selulosa dengan deposisi Ca-carbonat yang membentuk bangunan seperti 

sarang lebah yang disebut sistolit dan sel yang mengandungnya disebut litokis. 

6.5 JARINGAN DASAR (PARENKIM) 

        Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup, 

dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan segala 

kegiatan proses fisiologis. 

        Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar karena dijumpai hampir di setiap 

bagian   tumbuhan,    contohnya   pada   batang   dan  akar   parenkim   dijumpai  diantara 

epidermis   dan   pembuluh    angkut,  sebagai   kortek,  parenkim   dapat   pula  dijumpai 

sebagai empulur batang. Pada daun, parenkim merupakan mesofil daun, yang kadang 

berdeferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang, parenkim dijumpai 

sebagai parenkim penyimpan cadangan makanan pada buah dan biji. 

Berdasarkan fungsinya, parenkim dibedakan menjadi: 

    1.  parenkim    asimilasi,  yaitu  parenkim    yang    bertugas   melakukan     proses 

        pembuatan zat-zat makanan, terletak dibagian tumbuhan berwarna hijau. 

    2.  parenkim penimbun berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, 

        terletak dibagian dalam tumbuhan, misalnya empulur batang, akar, umbi, umbi 

        lapis, dan akar rimpang. Organ tersebut  sel-selnya  berisi cadangan  makanan 

        berupa gula, tepung, lemak dan protein. 

    3.  parenkim  air  dijumpai  pada  tumbuah xerofit  atau  epifit  sebagai  penimbun  air 

        untuk menghadapi masa kering 

    4.  parenkim   udara  dijumpai  pada   alat pengapung    tumbuhan.    Parenkim   udara 

        dapat pula dijumpai pada tangkai daun Canna sp sebagai tempat penyimpanan 

        udara. 

    5.  parenkim  angkut  terdapat  pada janngan  pengakut  yang  sel-selnya  berbentuk 

        memanjang menurut arah pengakutannya. 

Berdasarkan bentuknya, parenkim dibedakan menjadi: 

    1.  parenkim  palisade  merupakan  parenkim  penyusun  mesoffi,  kadang  pada  bij i 

        berbentuk sel panjang, tegak mengandung banyak kloroplas 

    2.  parenkim   bunga  karang  juga   merupakan  parenkim  penyusun  mesofil  daun, 

        bentuk  dan  ukurannya  tak  teratur  dengan  ruang  antar  sel  yang  relatif lebih 

        besar 

    3.  parenkim    bintang  (aktinenkim)   berbentuk   seperti   bintang  bersambungan 

        ujungnya dijumpai pada tangkai daun Canna sp 

    4.  parenkim   lipatan,  dinding selnya  mengadakan     lipatan ke  arah  dalam  serta 

        banyak mengandung kioroplas, dujumpai pada mesofil daun pinus dan padi. 

6.6 JARINGAN PENGUAT (MEKANIK) 

        Jaringan penguat  merupakan jaringan yang  memberikan kekuatan bagi tubuh 

tumbuhan  agar  dapat    melakukan  perimbangan-perimbangan  bagi  pertumbuhannya. 

Berdasarkan    bentuk   dan  sifatnya,  jaringan  mekanik   dibedakan    menjadi  jaringan 

kolenkim dan jaringan skierenkim.

Jaring kolenkim 

        Jaringan  kolenkim  berperan penting  sebagai jaringan penguat  terutama  pada 

organ-organ     tumbuhan      yang     masih    aktif   mengadakan       pertumbuhan      dan 

perkembangan.  Jaringan  kolenkim  tersusun  oleh  sel-sel  yang  hidup,  bentuk  selnya 

sedikit memanjang, umumnya memiliki dinding dengan penebalan yang tak dan hanya 

memiliki dinding  primer,  lunak,  lentur  dan tidak  berlignin.  Isi  sel dapat  mengandung 

kloroplas dan tanin. 

        Secara ontogem jaringan kolenkim berkembang dan sel-sel memanjang yang 

mirip   prokambium     dan   terlihat pada    tingkat  awal   deferensiasi   meristem    atau 

berkembang dan sel-sel isodiametris pada jaringan meristem dasar. 

        Kolenkim dapat  dijumpai pada  batang, daun, serta  bagian-bagian  bunga dan 

buah.  Pada  akar yang terkena sinar  matahari juga dapat  dijumpai adanya  kolenkim. 

Pada kebanyakan tumbuhan Monokotyledoneae tidak dapat dijumpai adanya kolenkim 

j ika sel kleremkim dibentuk sejak tanaman masih muda. 

        Berdasarkan  penebalan dinding  selnya, kolenkim dapat  dibedakan  menjadi 4 

tipe, yaitu: 

    1.  kolenkim anguler (kolenkim sudut), penebalan dinding terdapat pada sudut sel 

        dan   memanjang     mengikuti   sumbu    sel, contohnya    pada   tangai  daun   Vitis, 

        Begonia, Solanum tuberosum dan Atropa belladona. 

    2.  kolenkim  lameler  (kolenkim  lempeng),  penebalan  dinding  sel  terutama  pada 

        dinding tangensial (sejajar pennukaan organ) sehingga  pada  inisan melintang 

        terlihat seperti  papan  yang   berderet-deret,  contohnya    pada   korteks   batang 

        Sambucun j avanica dan Sambucus nigra. 

    3.  kolenkim tubular  (lakunar), penebalan terdapat  pada  bagian dinding  sel yang 

        menghadap  ruang  antar sel, contohnya  pada tangkai daun  Salvia,  Malva dan 

        Althaea 

    4.  kolenkim tipe  cincin,  pada  penampang  lintang  lumen sel  berbentuk  lingkaran 

        atau  seperti  lingkaran.  Pada  waktu  menjelang  dewasa  terlihat  bahwa  karena 

        pada tipe sudut  penebalan bersambungan pada dinding sel maka lumen tidak 

        menyudut lagi. 

Jaringan skierenkim 

        Sklerenkim merupakan jaringan penguat  dengan dinding sekunder yang tebal 

umumnya terdiri dan zat lignin, sel-selnya bersifat kenyal (plastis). Pada umumnya sel 

sklerenkim  tidak  lagi  mengandung  protoplas,  atau dengan  kata  lain sel-selnya  telah

mati dengan dinding sel yang tebal, sehingga jaringan sklerenkim hanya dijumpai pada 

organ   tumbuhan    yang   tidak  lagi mengadakan      pertumbuhan     dan  perkembangan. 

Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut  (serat-serat  sklerenkim) dan sklereid  (sel-sel 

baru). 

Serabut 

        Serabut   pada  umumnya  terdapat     dalam  bentuk    untaian  atau  dalam  bentuk 

lingkaran. Di dalam berkas pengangkut, serabut biasanya merupakan suatu seludang 

yang berhubungan dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di 

dalam xilem dan fluem. 

        Berdasarkan  tempatnya,  serat     sklerenkim   dibedakan    menjadi  2  yaitu  serat 

xilem  apabila  serat  tersebut  terdapat  di dalam sistem jaringan xilem dan serat  extra 

xilem  apabila   serat  terdapat  diluar sistem   jaringan  xilem.  Serat-serat  sklerenkim 

mempunyai     ukuran   antara  2  mm   sampai    dengan   25  cm.   Serat  sklerenkim   yang 

panjang dapat dijumpai pada Agave, Hibiscus sabdarffa dan Hibiscus canabinus. 

Sklereid 

        Sklereid terdapat dalam semua bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, 

pembuluh  tapis  dan  dalam  buah  atau  biji.  Sel  sklereid  bisa  terdapat  secara  soliter 

sebagai  idioblast  atau dalam  kumpulan sel dengan jumlah yang  besar bahkan pada 

tempurung kelapa (Cocos nucfera) hampir Seluruhnya terdiri dari sklereid. 

        Secara    ontogenis,   sklereid   berkembang      dari  sel-sel  parenkim    melalui 

penebalan skunder dinding selnya. 

Berdasarkan bentuknya, sklereid dibedakan menjadi 5 macam, yaitu: 

    1.  brakisklereid, merupakan sel batu yang bentuknya seperti insang ikan, dijumpai 

        pada floem kulit kayu serta daging buah tertentu seperti pir (Pyrus communis) 

    2.  makrosklereid,   merupakan     sebutan    bagi  skiereid  yang   bentuknya    seperti 

        tongkat   dan   dijumpai   pada    kulit bij i tumbuhan    suku   kacang-kacangan 

        (Leguminosae) 

    3.  osteoskiereid  apabila  berbentuk seperti tulang  dengan  ujung  yang  membesar 

        dan kadang-kadang sedikit bercabang. Sklereid ini dijumpai dalam kulit bij i dan 

        kadang-kadang dalam daun Dicotyledoneae. 

    4.  asteroslereid  merupakan  sklereid  yang    bercabang-cabang      berbentuk  seperti 

        bintang dan sering terdapat pada daun.

5.  trikoslereid  merupakan sklereid yang  memanjang seperti benang dengan satu 

        percabangan yang teratur 

6.7 JARINGAN PENGANGKUT 

        Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xilem dan fluem, 

dimana xilem meliputi trakea dan trakeida serta  unsur-unsur lain seperti serabut  dan 

parenkim xilem. Xilem, khususnya trakea dan trakeida berfungsi mengangkut  mineral 

dan   air dan   akar  sampai    daun,  sedangkan    fluem   berfungsi  mengangkut     hasil 

fotosintesis  dari daun  ke  bagian organ yang  lain contohnya  batang, akar atau  umbi. 

Fluem tediri dari buluh tapisan, sel pengiring dan parenkim fluem. 

XiIem 

        Xilem  merupakan     suatu  Jaringan   pengangkut    yang   kompleks   terdiri dari 

berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan 

dinding  yang  sangat   tebal  tersusun  dari  zat lignin,  sehingga  xilem berfungsi  juga 

sebagai jaringan penguat. 

Unsur-unsur xilem terdiri dari: 

1.   Unsur trakeal 

        Unsur trakeal merupakan unsur yang bertugas dalam pengangkutan air beserta 

     zat terlarut di  dalamnya,  dengan  sel-sel  yang   memanjang,  tidak  mengandung 

     protoplas (bersifat mati), dinding sel berlignin, mempunyai macam-macam noktah. 

     Unsur trakeal terdiri dari 2 macam sel yaitu trakea dan trakeida. 

        Trakea  (pembuluh  kayu)  terdiri  dari  deretan  sel  yang  tersusun  memanjang 

     dengan  ujung  yang  berlubang  dan  bersambungan  pada  ujung  dan  pangkalnya, 

     sedangkan  trakeida  merupakan  sel  panjang  dengan  ujung  yang      runcing  tanpa 

     adanya lubang, sehingga pengangkutan melalui pasangan noktah pada dua ujung 

     trakeida yang   saling menimpa.    Bagian  trakea   yang  berlubang   disebut  lubang 

     perforasi.  Pada  tumbuhan  dikenal  3  macam  lempeng      perforasi,  yaitu  lempeng 

     perforasi sederhana dengan sebuah lubang yang memenuhi seluruh dinding ujung 

     sel yang ditempati, lempeng perforasi skalariform dengan lubang pipih dan sejajar 

     lempeng  sehmga     menunjukkan  bentuk  tangga,  lempeng      perforasi  jala  dengan 

     jalinan  lubang  membentuk  jala.  Lempeng  perforasi  skalariform  dan jala  disebut 

     juga lempeng perforasi mejemuk. 

2.   Serat xilem 

        Serat  xilem  merupakan sel panjang  dengan dinding  sekunder yang  biasanya 

     berlignin.  Ada 2  macam    serat pada  tumbuhan,  yakni    serat trakeid dan  serat 

     libriform. Serat libniform mempunyai ukuran lebih panjang dan dinding selnya lebih 

     tebal dibanding  serat  trakeid. Dijumpai  adanya    noktah  sederhana   pada   serat 

     librifom, sedangkan serat trakeid memiliki noktah terlindung. 

3.   Parenkim xilem 

        Parenkim  xilem  biasanya  tersusun  dari  sel-sel  yang  masih  hidup.  Dijumpai 

     pada  xilem  primer  maupun  xilem   sekunder.   Pada   xilem  sekunder  dijumpai  2 

     macam parenkim yaitu parenkim kayu dan parerakim jari-jari empulur. 

        Parenkim  kayu  sel-selnya  dibentuk  oleh  sel-sel  pembentuk  fusi  unsur-unsur 

     trakea  yang  sering  mengalami  penebalan  sekunder  pada  dindingnya.  Dijumpai 

     adanya  noktah  berhalaman dan  noktah  biasa. Sel-Sel  parenkim xilem  berfungsi 

     sebagai tempat cadangan makanan. Zat tepung biasanya tertimbun sampai pada 

     saat-saat giatnya pertumbuhan kemudian berkurang bersamaan dengan kegiatan 

     kambium.  Parenkim jari-jari  empulur  tersusun  dari  sel-sel  yang  pada  umumnya 

     mempunyai 2 bentuk dasar, yakni sel-sel yang  bersumbu panjang ke arah radial 

     dari sel-sel bersumbu panjang ke arah vertikal. 

     Floem 

            Sebagaimana     telah  dikemukakan    di muka,   floem  merupakan    Jaringan 

     pengangkut  yang  berfungsi  mengangkut  dan  mendistribusikan  zat-zat  makanan 

     hasil fotosintesis dari daun ke bagian dan tumbuhan yang  lama. Floem tersusun 

     dari  berbagai  macam  bentuk  sel-sel  yang  bersifat  hidup  dan  mati.  Unsur-unsur 

     floem  meliputi  unsur  tapis,  sel  pengining,  sel  albumin  (pada Gymnospermae), 

     serat-serat pembuluh tapis dan parenkim buluh tapis. 

     1.  Unsur-unsur tapis 

            Ciri khas dan unsur tapis adalah adanya daerah tapis di dindingnya dan inti 

        hilang  dan  protoplas.  Daerah  tapis  diartikan  sebagai  daerah   noktah  yang 

        termodifikasi dan tampak sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-poni. 

         Pori-pori tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur 

        tapis yang berdampingan. Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya 

        meruncmg di bidang tangensial dan membulat di bidang radial. Dinding lateral 

banyak  mengandung  daerah tapis  yang  berpori.  Pada  komponen  bulu tapis 

         dinding ujungnya saling berlekatan dengan dinding ujung sel dibawahnya atau 

         di atas   sehingga   membentuk      deretan   sel-sel  memanjang     yang   disebut 

         pembuluh tapis. 

        2.  Set pengiring 

                Sel  pengiring   berhubungan     erat  dengan    pembuluh     tapis.  Sel-sel 

            pengiring  biasanya  merupakan untaian atau deretan yang  menyerupai sel 

            parenkim dengan sel-sel yang bersifat hidup.Sel pengiring diduga berperan 

            dalam keluar masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis. 

        3.  Sel albumin 

                Sel  albumin  merupakan  sel-sel jari-jari  empulur  dan  sel-sel  parenkim 

            buluh tapis  yang  kaya  akan zat  putih telur, terletak  dekat  dengan sel-Sel 

            tapis  pada tumbuhan Gymnospermae.  Diduga sel-sel albumin mempunyai 

            fungsi serupa dengan sel pengiring. 

        4.  Parenkim floem 

                Parenkim  fluem  merupakan  jaringan  parenkim  biasa  yang  terletak  di 

            bagian  buluh  tapis,  merupakan  sel  hidup  yang  berfungsi  sebagai  tempat 

            penyimpan zat-zat tepung, lemak dan zat-zat organik lainnya. 

Tipe-tipe berkas pengangkut 

        Kenyatan  di  alam  bahwa  keberadan  xilem  dan  floem  dalam  jaringan  primer 

selalu berpasangan dan menipakan suatu berkas yang disebut pengangkut. 

        Dalam  pengamatan  di  bawah  mikroskop,  berkas        pengangkut    dapat  dengan 

mudah  dibedakan  dengan  jaringan  parenkim  disekitarnya        karena   relatif lebih  kecil 

dengan  tanpa    adanya   ruang   antar  sel,  hanya  trakea  yang  sel-selnya  lebth  besar 

dibanding selsel disekitarnya. Komponen-komponen xilem sel-selnya berdinding tebal 

dan mengalami lignifikasi. 

        Berdasarkan    posisilletak  xilem  dan  floemnya,    berkas  pengakut    dibedakan 

menjadi 3 tipe dasar, yakni kolateral, konsentris, dan radial. Masing-masing dari tipe 

dasar tersebut terbagi lagi menjadi tipe-tipe lainnya, yaitu: kolateral terbagi lagi menjadi 

kolateral terbuka, kolateral tertutup, dan bikolateral. Sedangkan konsentris terbagi lagi 

menjadi konsentris amphikibral dan konsentris amfivasal. 

Berkas  pengangkut    tipe kolateral didefinisikan sebagai   berkas  pengangkut 

dimana xilem dan floem terletak berdampingan. Floem berada di bagian luar dari xilem. 

Apabila  di  antara  xilem  dan  floem  dapat dijumpai  adanya  kambium    maka   berkas 

pengangkut    ini  mempunyai     tipe  kolateral  terbuka.   Selain  berfungsi   sebagai 

penghubung  antara  xilem  dan  floem,  kambium  juga  berperan  dalam  pembentukan 

floem  ke  arah  luar dan xilem  ke  arah dalam, sehingga dikenal pula  istilah  kambium 

fasikuler apabila kambium terletak diantara xilem dan floem dari kambium interfasikuler 

apabila  kambium    terletak di luar  berkas  pengangkut.   Berkas   pengankut   tipe  ini 

dijumpai  pada   tumbuhan    golongan    Dicotyledonae   dan   Gymnospermae.     Apabila 

diantara  xilem  dan  floem  tidak  dijumpai  adanya   kambium    dan  dijumpai  adanya 

parenkim sebagai penghubung maka berkas pengangkut ini mempunyai tipe kolateral 

tetutup.  Berkas   pengakut   tipe  kolateral tertutup  ini kadang   dikelilingi jaringan 

sklerenkim   yang   sering   disebut   sebagai   seludang   berkas    pengakut.   Berkas 

pengangkut tipe ini dijumpai pada tumbuhan golongan Monocotyledonae. Sedangkan 

berkas  pengangkut  bikolateral apabila  dijumpai adanya floem  luar dan floem  dalam. 

Diantara  floem   luar dan  xilem  dijumpai  adanya   kambium.    Keberadaan    kambium 

diantara floem dalam dari xilem masih kurang jelas, mungkin hanya berupa parenkim 

penghubung. 

        Berkas  pengakut  tipe  konsentris  merupakan  berkas  pengakut    dimana  xilem 

dikelilingi floem  ataupun   sebaliknya.  Apabila  xilem  berada   ditengah   dan  floem 

mengelilingnya   maka   disebut   berkas  pengangkut    konsentris  amphikibral.  Umum 

dijumpai  pada  tumbuhan  golongan  paku-pakuan  (Pteridophyta),  sedangkan  apabila 

floem  di  tengah  dan   xilem  mengelilinginya  maka    disebut  berkas  pengakut   tipe 

konsentris amphivasal, contohnya pada Cirdyline sp dan rizhoma Acorus calamus. 

        Berkas  pengangkut  tipe  radial  merupakan  berkas  pengangkut  dimana  xilem 

dan   floem  letaknya   bergantian  menurut   jari-jari lingkaran. Dijumpai   pada  akar 

tumbuhan Dicotyledonae. 

6.8 IDIOBLAS 

        Apabila  di  dalam jaringan  tumbuhan  terdapat  sel  atau  sekumpulan  sel  yang 

bentuk  dan  fungsinya  berbeda  dengan  sel-sel  disekitarnya  maka  disebut   idioblast. 

Idioblas dapat berupa alat sekresi ataupun kelenjar di dalam jaringan tumbuhan. 

Alat sekresi 

        Alat sekresi merupakan suatu sel atau sekumpulan sel yang berfungsi sebagai 

penghasil zat-zat dimana zat-zat mi tidak dikeluarkan oleh sel-sel yang bersangkutan. 

Ada beberapa  macam alat  sekresi pada tumbuhan yakni saluran getah, sel-sel resin 

dan minyak, sel-sel lendir, sel-sel zat penyamak, sel-sel resin dan sel-sel kristal. 

Saluran getah 

        Saluran  getah   merupakan    sel  atau  kumpulan  sel   yang   berisi cairan  yang 

berwarna putih seperti susu yang disebut  lateks. Pada tumbuhan dikenal dua macam 

saluran getah yakni buluh getah dan sel getah. Buluh getah tersusun dan rangkaian sel 

yang satu sama lain saling berhubungan. Sel-selnya merupakan sel longitudinal yang 

dinding  melintangnya  biasanya  memiliki  lubang-lubang  kecil  (perforasi)  atau  dinding 

selnya telah hilang sama sekali. Buluh getah im kadang-kadang  berhubungan lateral 

sehingga    membentuk     jaringan  seperti  jala, contohnya    pada   tumbuhan    anggota 

Compositae,     Campanulaceae,       Caricaceae,    Papilionaceae     dan    Euphorbiacae. 

Sedangkan buluh getah biasa (tidak beranastomase) terdapat pada tumbuhan angota 

familia Convolvulaceae, Labiatae dan Musaceae. 

        Sel  getah  merupakan  saluran  getah  yang  terdiri  dari  satu  sel  yang  sangat 

panjang. Sel getah tersebut ada yang bercabang masuk ke dalam jaringan, contohnya 

familia  Apocynaceae,  Urticulaceae  dan  Moraceae,  sedangkan  sel  getah  yang  tidak 

bercabang    dijumpai  pada   tumbuhan    anggota    Euophorbiaceae,    Apocynaceae     dan 

Moraceae. 

Sel resin dan minyak 

        Sel resin dan minyak merupakan sel yang biasanya mengandung resin, damar 

ataupun   minyak   eteris. Sel  resin  biasanya   mempunyai     volume   yang  lebih  besar 

dibanding  sel-sel disekelilingnya dengan dinding  bergabus, bentuk  bulat  atau seperti 

pembuluh. Sel-sel resin umum dijumpai pada tumbuhan golongan Coniferae  (Pinus). 

Minyak  eteris  dijumpai  di  dalam  sel  sebagi  tetes-tetes  minyak  yang  terdapat  pada 

selsel yang telah man dengan dinding sel yang biasanya bergabus. Minyak eteris akan 

membiaskan cahaya apabila terkena sinar matahan. 

Sel lendir 

        Sel  lendir  merupakan  sel  yang   hidup,  inti  selnya  sering berbentuk  benang. 

Selsel  lendir kadang    tersusun  membentuk     lapisan-lapisan.  Lendir  dihasilkan  oleh 

dinding  sel, zat-zat tersebut  dikeluarkan,  kemudian  dinding   selnya   larut sehingga 

terbentuk ruang lendir yang terjadi secara lisigen. 

Sel penyamak 

        Sel  penyamak     berada   secara    kelompok    ataupun   tersendiri,  berbentuk 

isodiametns dan menghasilkan zat penyamak. Zat-zat penyamak ini a.l dihasilkan oleh 

tumbuhan Arecatechu (pinang), Terminalia cateppa (ketapang) dan Uncaria (gambir). 

Mirosin 

        Sel  mirosin  merupakan  sel  yang  berisikan  senyawa  protein  berupa  mirosin. 

Keberadaan sel-sel mirosin sangat sulit untuk bisa dideteksi secara visual, hanya bisa 

terlihat apabila  direaksikan  dengan   reagan   Millon dan   akan  menunjukkan     warna 

merah.  Sel-sel  mirosin  biasanyaa  berbentuk  seperti  bulu-bulu  dan  banyak  dijumpai 

pada tumbuhan Raphanaus ativus, Brassica oleraceae. 

Kelenjar 

        Kelenjar merupakan sekumpulan sel yang menghasilkan suatu zat dimana zat 

tersebut  dikeluarkan  dan   sel penghasilnya.   Ada   beberapa   macam    kelenjar  pada 

tumbuhan,  a.l.  kelenjar  epitel  apabila sel-selnya berdampingan  sath  dengan  yang 

laimiya  sehingga   merupakan     suatu  lapisan  sel,  kelenjar rambut   dijumpai   pada 

permukaan organ (epidermis) terdiri dan satu sel atau banyak sel. Kelenjar ini disebut 

koleter dan zat yang dthasilkan disebut blastokola. Nektania merupakan kelenjar yang 

banyak  menghasilkan  nektar  ataupun  madu.  Nektania  banyak  dijumpai  pada  organ 

bunga yang berfungsi untuk menarik serangga pada proses penyerbukan. 

Artikel / File ini diambil dari elisa.ugmac.id dimana file ini merupakan karya dari dosen Fakultas Biologi UGM pengampu materi kuliah Struktur Dan Perkembangan Tumbuhan (SPT)

Laporan Praktikum Pembuatan Fermentasi Tape Ketan Merah

Berikut ini adalah contoh laporan Prakitkum Bioteknolgi dengan Produk Fermentasi Tape Ketan merah. Praktikum Pembuatan Fermentasi Tape Ketan Merah Bab I. Pendahuluan A. Latar...
Ananda Dwi Putri
6 min read

Leave a Reply