Filsafat Ketuhanan adalah sebuah pendekatan yang dilakukan manusia berdasarkan akal yang dimiliki untuk menyusun konsep ketuhanan. Tujuan dari konsep ketuhanan ini agar manusia lebih paham tentang Ketuhanan itu sendiri.
Daftar isi
Filsafat Ketuhanan
Ketuhanan merupakan sebuah pendekatan yang dilakukan oleh manusia untuk mencoba memahami sisfat-sifat Tuhan. Secara ukum, Tuhan dipahami dalam konsep mengatur dan menata kehidupan manusia dan alam semesta.
Ada beberapa konsep ketuhanan yang banyak adopsi misalnya konsep Ketuhanan Tunggal yang diajarkan oleh ajaran Agama-agama Abrahamik dan konsep Multi Power dimana alam semesta ini adalah pertarungan antara tuhan-tuhan yang baik dan tuhan-tuhan yang jahat dengan keyakinan tuhan yang baik akan selalu menang.
1. Agama Abrahamik
Agama Abrahamik adalah agama yang dipercaya sebagai warisan dari Abraham atau Ibrahim. Agama ini terdiri dari 3 agama besar yakni Yahudi, Kristen dan Islam namun secara lebih khusus ini agama-agama Abrahamik terpecah lagi ke sekte-sekte terkecil.
- Yudaisme
- Yahudi
- Samaria
- Kristen
- Ortodoks
- Katolik
- Protestan
- Islam
- Sunni
- Syiah
- Agama Abrahamik Minor
- Penta Costa (Kristen)
- Druze (Yahuid)
- Yarsanisme (Yahuid)
- Bahai (Islam)
- Ahmadiya (Islam)
- Rastafari (Islam)
- Crislam
Agama Abrahamik menganut sistem ketuhanan monoteisme dengan sumber pengetahuan tentang ketuhanan dipelajari melalu Wahyu yang disampaikan di dalam kitab suci. Seluruh agama Abrahamik memiliki konsep ketuhanan yang sama yakni Maha segalanya namun berbeda di cabang.
Konsep ketuhanan dalam Arbrahamik mempercayai tuhan telah ada sebelum alam semesta dan manusia ada. Tuhan ada zat yang sulit dijelaskan dengan pendekatan akal karena sifat “maha”.
Setiap kata yang digunakan dalam menjelaskan konsep tuhan dalam alkitab masih menunjukkan sifat-sifat yang diambil dari manusia misalnya maha kuat, maha mengtehaui, namun hal tersebut bukan berarti tuhan adalah manusia yang sangat kuat. Penggunaan kata dari sifat-sifat manusia digambarkan sebagai petunjuk dan agar mudah dipahami oleh manusia.
A. Hakekat Tuhan
Tuhan adalah penguasa tertinggi di jagad raya ini, Tuhan adalah Zat yang MahaTinggi dan Esa, Pencipta yang Maha Kuat dan Maha Tahu, yang abadi, penentu takdir, dan hakim bagi semesta alam. Menurut Alquran terdapat 99 asma’ul husna yang menunjukkan sifat-sifat Tuhan yang berbeda.
3.Pemikiran Tentang Tuhan
Di dalam sejarah pemikiran manusia, Tuhan dikonsepsikan oleh berbagai keyakinan dengan istilah yang berbeda-beda sehingga melahirkan berbagai macam agama dan ajaran, ada agama langit ( samawi ), agama bumi ( ardli ), kepercayaan atau keyakinan tentang segala yang menguasai keadaan dan sebagainya. Keyakinan itu bisa saja ditanamkan dalam hati dengan melihat segala hal yang ada di bumi.
4. Tuhan dalam Ajaran Agama-agama
Keyakinan tentang Tuhan dalam agama-agama yang ada di dunia diwujudkan dengan berbagai macam hal yang berbeda. Tuhan adalah sesuatu yang dianggap tinggi, dijunjung, diagungkan. Dalam realitanya, Tuhan direferinsikan ke dalam berbagai hal. Mereka orang yahudi menuhankan berhala, ada pula yang menuhankan hawa nafsu, harta benda, atau bahkan manusia.
5. Tuhan Allah
Konsep mengenai Illah dan Allah dapat dilihat dalam ucapan syahadat , yang artinya tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhhammad adalah utusan-Nya. Dari kalimat ini dapat diketahui dari awal manusia sudah ditanamkan keyakinan bahwa tidak adaTuhan selain Allah, Allah adalah zat yang Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya.Tuhan yang diartikan sesuatu yang dipentingkan
Implementasi Iman dan Takwa
Ѕеlаmа ini pemahaman tentang tauhid hanyalah dalam pengertian beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Mempercayai saja keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Allah, tanpa mengucapkan dengan lisan serta tanpa mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat dikatakan orang itu sudah bertauhid secara sempurna. Dalam pandangan Islam, yang dimaksud dengan tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah dan dalam perbuatan praktis kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata lain, harus аdа kesatuan dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhid praktis dalam diri dan dalam kehidupan sehari-hari secara murni dan konsekuen.
Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep dan pelaksanaan, pikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan. demikian bertauhid adalah mengesakan Allah dalam pengertian yakin dan percaya kepada Allah melalui pikiran, membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Oleh karena itu seseorang baru dapat dinyatakan beriman dan bertakwa pada Allah, apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat, kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.