Agroforesti – Sistem Pengelolaan Pertanian Kehutanan Terpadu

1 min read

Argoforesti adalah sistem tata kelola lahan efektif dan efisien baik dari segi luas lahan maupun jenis tanaman.

Agroforesti

Agroforestri adalah sistem penggunaan lahan (usahatani ) yang mengkombinasikan pepohonan dengan tanaman pertanian untuk meningkatkan keuntungan, baik secara ekonomis maupun lingkungan.

Menurut beberapa ahli agroforestri didefinisikan sebagai

  1. Sistem pengelolaan lahan berkelanjutan dan mampu meningkatkan produksi lahan secara keseluruhan, merupakan kombinasi produksi tanaman pertanian (termasuk tanaman tahunan) dengan tanaman hutan dan/atau hewan (ternak), baik secara bersama atau bergiliran, dilaksanakan pada satu bidang lahan dengan menerapkan teknik pengelolaan praktis yang sesuai dengan budaya masyarakat setempat (K.F.S. King dan M.T. Chandler).
  2. Penanaman pepohonan secara bersamaan atau berurutan dengan tanaman pertanian dan/atau peternakan, baik dalam lingkup keluarga kecil ataupun perusahaan besar. Agroforestri tidak sama dengan hutan kemasyarakatan (community forestry), akan tetapi seringkali tepat untuk pelaksanaan proyekproyek hutan kemasyarakatan (L. Roche).

Model agroforestri

  1. Agrisilvikultur (Agrisilvicultural systems) adalah sistem agroforestri yang mengkombinasikan komponen kehutanan (atau tanaman berkayu/woody plants) dengan komponen pertanian (atau tanaman non-kayu).
  2. Agropastura adalah kombinasi antara komponen atau kegiatan pertanian dengan komponen peternakan.
  3. Silvopastura (Silvopastural systems) adalah sistem agroforestri yang meliputi komponen kehutanan (atau tanaman berkayu) dengan komponen peternakan (atau binatang ternak/pasture).
  4. Agrosilvopastura (Agrosilvopastural systems) adalah pengkombinasian komponen berkayu (kehutanan) dengan pertanian (semusim) dan sekaligus peternakan/binatang pada unit manajemen lahan yang sama.

Keunggulan wanatani/agroforestri

A. Produktivitas (Productivity): Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa produk total sistem campuran dalam agroforestry jauh lebih tinggi dibandingkan pada monokultur. Hal tersebut disebabkan bukan saja keluaran (output) dari satu bidang lahan yang beragam, akan tetapi juga dapat merata sepanjang tahun. Adanya tanaman campuran memberikan keuntungan, karena kegagalan satu komponen/jenis tanaman akan dapat ditutup oleh keberhasilan komponen/jenis tanaman lainnya.

B. Diversitas (Diversity): Adanya pengkombinasian dua komponen atau lebih daripada sistem agroforestry menghasilkan diversitas yang tinggi, baik menyangkut produk maupun jasa. Dengan demikian, dari segi ekonomi dapat mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi harga pasar. Sedangkan dari segi ekologi dapat menghindarkan kegagalan fatal pemanen sebagaimana dapat terjadi pada budidaya tunggal (monokultur).

C. Kemandirian (Self-regulation): Diversifikasi yang tinggi dalam agroforestry diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, dan petani kecil dan sekaligus melepaskannya dari ketergantungan terhadap produk-produk luar. Kemandirian sistem untuk berfungsi akan lebih baik dalam arti tidak memerlukan banyak input dari luar (a.l. pupuk, pestisida), dengan diversitas yang lebih tinggi daripada sistem monokultur.

D. Stabilitas (Stability): Praktek agroforestri yang memiliki diversitas dan produktivitas yang optimal mampu memberikan hasil yang seimbang sepanjang pengusahaan lahan, sehingga dapat menjamin stabilitas (dan kesinambungan) pendapatan petani (Dias. 2008).

Hubungan tanah, tanaman dan pohon dalam wanatani

Hubungan tanah, tanaman dan pohon dalam wanatani mengakibatkan terjadinya interaksi. Proses interaksi tersebut dapat secara langsung dan secara tidak langsung. Proses interaksi secara langsung yaitu adanya penghambat pertumbuhan oleh tanaman satu terhadap tanaman yang lain. Sedangkan proses interaksi secara tidak langsung yaitu dapat mengubah lingkungan pertumbuhan seperti naungan pohon terhadap cahaya, menipisnya hara dan air, menstimulir pertumbuhan hama dan penyakit. Interaksi antara tanah, tanaman dan pohon tersebut dapat mempunyai dampak positif dan negative. Dampak positif misalkan saja adanya pepohonan dapat menaungi tanaman lain dibawahnya yang membutuhkan naungan. Pepohonan yang menggugurkan daun-daunnya dapat di gunakan sebagai bahan organic yang dapat menyuburkan tanah. Dampak negative yaitu adanya persaingan hara antar tumbuhan dalam satu lokasi karena adanya berbagai jenis tanaman, perebutan unsur hara juga sangat tinggi karena pada satu lokasi yang cukup unsur hara diperebutkan berbagai macam tanaman.

Teori-Teori Psikologi Sosil

Teori Dalam Psikologi Sosil A. Teori Genetik Teori ini menekankan kualitas pembawaan sejak lahir atas tingkah laku sosial. Bahwa “manusia adalah binatang sosial” menjadi...
Ahmad Dahlan
9 min read

Usaha Mengurangi Prasangka Sosial

Ada beberapa usaha untuk mengurangi prasangka sosial yaitu (dalam Gerungan, 2004:190-191; dalam Ahmadi, 2002:215-216; dalam Sears, 1985:254-256): Mengurangi prasangka bisa dilakukan melalui:
Wahidah Rahmah
55 sec read

Aliran-Aliran dalam Psikologi Fungsionalisme

Aliran fungsionalisme merupakan aliran psikologi yang pernah sangat dominan pada masanya, dan merupakan hal penting yang patut dibahas dalam mempelajari psikologi. Pendekata n fungsionalisme...
Wahidah Rahmah
2 min read

Leave a Reply