Laporan Studi Kasus Kriminalitas Remaja – Kasus Pesta Miras dan Tawuran

12 min read

Studi Kasus Kriminalitas Remaja

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa dimana ketegangan emosi meninggi, terutama karena berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru. Emosi remaja sering sangat kuat dan tidak terkendali. Fenomena atau peristiwa yang melibatkan emosi remaja semata tanpa adanya kematangan emosi dapat ditunujukkan dari berbagai Kriminalitas yang dilakukan oleh para remaja. Mereka sering kali mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan masalahnya tanpa memikirkan akibat dari tindakannya tersebut.

Meskipun pada dasarnya kematangan emosi tidak lepas dari peran pola asuh dalam keluarga, saat anak mengemukakan pendapat sebagai orang tua harus bisa di mendengarkan dan merespon remaja yang memiliki keingin tahuan melebihi masa kanak-kanak. Jadi orang tua harus mampu mengontrol dan mengarahkan keingin tahuan remaja tersebut kepada hal yang positif.

Dalam teori Ekologi yang fokus utamanya adalah “ Pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang yang mempengaruhi perkembangan anak. Dalam teori ini merupakan pandangan sosikultural Bronfenbenner tentang perkembangan, yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial yang berkembang baik hingga masukan kebudayaan yang berbasis luas. “ (Santrock. 2014) sangat berhubungan dengan kasus kriminalitas remaja tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, penulis memaparkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut.

1.      Apa saja contoh kasus kriminalitas pada remaja ?

2.      Apa saja faktor penyebab kasus kriminalitas pada remaja ?

3.      Bagaimana teori mengenai kriminalitas pada remaja?

4.      Bagaimana analisis antara teori dengan kasus?

5.      Apa solusi konseptual berdasarkan teori?

6.      Bagaimana peran administrasi pendidikan?

C.      TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat, berikut ini merupakan tujuan penulisan makalah.

1.      Untuk mengetahui contoh kasus kriminalitas pada remaja

2.      Untuk mengetahui faktor penyebab kasus kriminalitas pada remaja

3.      Untuk mengetahui teori mengenai kriminalitas pada remaja

4.      Untuk mengetahui analisis antara teori dengan kasus

5.      Untuk mengetahui solusi konseptual berdasarkan teori

6.      Untuk mengetahui peran administrasi pendidikan

Bab II. Pembahasan

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada Bab 1, pembahasan masalah akan menyajikan tentang, (a) Kasus Kriminalitas Pada Remaja, (b)Faktor Penyebab Kriminalitas Remaja, (c) Rangkuman Teori, (d) Analisis Teori, (e) Solusi Konseptual, dan (f) Peran Administrasi Pendidikan

A.      KASUS KRIMINALITAS REMAJA

1.        KASUS 1

Nama Kasus    : Remaja Mabuk Digelandang Polisi

Tempat            : Kampung Sekolaq Darat, Kecamatan, Sekolaq Darat Kutai Barat

Waktu             : Operasi rutin, 3 Februari 2017 (Malam)

Pelaku             : 6 Remaja

Sebab              : 6 Remaja didapati sedang berpesta miras dengan mengonsumsi alkohol, lem, serta salah satu jenis obat batuk saat diadakan operasi rutin oleh Polres Kutai Barat

Akibat             : Ke 6 remaja diangkut ke Mapolres dan diarahkan ke Satuan Bimbingan Masyarakat (Binmas Polres Kubar) dan untuk mengantisipasi kejahatan di lingkungan masyarakat

Sumber                        : KoranKaltim.com.2017. (Online). (http://www.korankaltim.com/remaja-mabuk-digelendang-polisi/, diakses pada 3 April 2017)

Remaja Mabuk Digelandang Polisi

Enam remaja tanggung ini digelandang ke kantor polisi, gara-gara mabuk miras. Polres Kubar Gencarkan Razia Malam di Kubar dan Mahulu. SENDAWAR – Patroli rutin unit dan jajaran Polres Kutai Barat (Kubar) pada Jumat (3/2) malam lalu, di dalam kota Sendawar, mengamankan 6 remaja mabuk akibat berpesta miras. Kesemuanya digelandang ke Mapolres Kutai Barat.

“Enam remaja itu diamankan dari Kampung Sekolaq Darat, Kecamatan

Sekolaq Darat. Saat itu mereka sedang berpesta miras dan mabuk-mabukan, langsung diangkut ke Mapolres dan diarahkan ke Satuan Bimbingan Masyarakat (Binmas Polres Kubar),” kata Kapolres Kubar AKBP Pramuja Sigit Wahono, Sabtu (4/2) dini hari.

Menurutnya, patroli rutin Jumat malam lalu, dilakukan seluruh satuan di Polres Kubar dengan rute Kelurahan Barong Tongkok, Kampung Ngenyan Asa, Royoq, Mentiwan, Srimulyo, Sumber Rejo, Empas, Sekolaq Darat, Sumber Bangun, Sumber Sari , serta Kelurahan Simpang Raya.

“Masih ditemukan para remaja mengonsumsi alkohol, lem, serta salah satu jenis obat batuk. Patroli rutin ini sangat efektif guna menghilangkan penyakit masyarakat (pekat), menjaga kondusifitas kamtibmas, serta mengantisipasi kejahatan di lingkungan masyarakat,” urainya.

Pramuja mengimbau masyarakat turut serta menjaga kondusifitas kamtibmas, terutama dengan menggalakkan ronda malam di kampung. Dia menyebut, kenakalan remaja mengonsumsi alkohol harus dihentikan.

“Jajaran Polsek se-Kubar dan Mahakam Ulu (Mahulu) kita minta agar terus menggalakkan patroli rutin di malam hari. Terutama di kampung-kampung, pusat kota, serta kawasan vital daerah. Dengan patroli rutin akan mengurangi angka kriminalitas, terutama pencurian dan perkelahian di lingkungan masyarakat,” jelasnya.

Dalam patroli rutin pada Jumat (3/2) malam itu, selain mengamankan 6 remaja yang sedang mabuk, polisi juga mengamankan 4 unit sepeda motor, 4 botol alkohol dosis 70 persen ukuran 300 mililiter (ml), 3 botol alkohol dosis 70 persen ukuran 100 ml, 7 kaleng kecil lem kayu merek rajawali, serta 3 boks obat batuk komik.

“Alkohol, lem kayu, dan komik, diamankan dari penjual (pedagang sembako) bernama Suryadi yang berdomisili di Dusun Busur, Kecamatan Barong Tongkok,” demikian Pramuja. (imr)

2. KASUS 2

Nama Kasus    : Bubarkan Tawuran Remaja, Tim Jaguar Depok Angkut Empat ‘Cabe-Cabean’

Tempat            : Di Jalan Juanda dan Jalan Adikarya, Kelurahan Sugutamu, Sukmajaya, Depok

Waktu             : Minggu, 19 Maret 2017 (dini hari)

Pelaku                         : 4 remaja ABG bernama Gadis (14), Lidia (15), Yani (16) dan Nurmala (16)

Sebab                          : Keempat remaja mengaku dibawa dari Ciganjur oleh rekan prianya untuk memancing musuh menyerang

Akibat                         : Keempat remaja itu kemudian diangkut Tim Jaguar Polresta Depok ke Mapolres, sebelum dipulangkan juga dipanggil orang tuanya untuk membuat surat pernyataan

Sumber            :KRIMINALITAS.COM. 2017. (Online). (http://kriminalitas.com/bubarkan-tawuran-remaja-tim-jaguar-depok-angkut-empat-cabe-cabean/, diakses pada 2 April 2017)

Bubarkan Tawuran Remaja, Tim Jaguar Depok Angkut Empat ‘Cabe-Cabean’

KRIMINALITAS.COM, Depok – Empat remaja ABG bernama Gadis (14), Lidia (15), Yani (16) dan Nurmala (16) diangkut Tim Jaguar Polresta Depok ke Mapolres. Penangkapan terjadi ketika polisi membubarkan aksi tawuran remaja di Jalan Juanda dan Jalan Adikarya, Kelurahan Sugutamu, Sukmajaya, Depok, Minggu (19/3/2017) dini hari.

“Pas kami tanya keempatnya, malah mereka sendiri yang bilang cabe-cabean yang dibawa dari Ciganjur. Karena berbahaya kami bawa mereka ke Polres,” kata Komandan Tim Jaguar Polresta Depok, Ipda Winam Agus saat dikonfirmasi Kriminalitas.com.

Dari pengakuan empat remaja ABG ini, para rekan pria sedang tawuran sempat mengajak mereka untuk berpesta miras. Adapun minuman itu dibeli mereka di daerah Ciganjur, Lenteng Agung.

“Memang mereka ini datang dari Jakarta hanya ingin pesta miras dan tawuran saja. Remaja putri ini mereka gunakan untuk memancing musuh menyerang,” ungkapanya.

Satu kelompok pemuda dan remaja yang hendak tawuran itu berasal dari Jakarta Selatan. Seperti dari Kalibata serta Ciganjur. Sebelum dipulangkan, polisi memanggil ke empat orang tua remaja putri ini untuk diminta membuat pernyataan.

“Jika ke depan mereka masih juga ikut tawuran, maka akan kami proses hukum. Kasihan lah mereka punya masa depan yang bagus kok dibiarkan keluyuran sampai dini hari. Orang dewasa pasti menganggap mereka cabe-cabean,” ujar Winam.

3.                  KASUS 3

Nama Kasus    : 6 Pelajar SMK Kepergok Pesta Miras di Sawah

Waktu                         : Senin, 24 Oktober 2016  22:29:50

Tempat            : Di tengah sawah Desa Tukum Lumajang

Pelaku                         : 6 Pelajar SMK di Kecamatan Tukum

Sebab                          : 6 Pelajar didapati mengelar pesta minuman keras (miras) dan pil koplo di tengah sawah.

Akibat                         : 6 pelajar tersebut digiring ke salah satu rumah penduduk dan kemudian diserahkan ke polisi untuk memberikan efek jera.

Sumber                        : beritajatim.com. 2016. (Online) (http://m.beritajatim.com/hukum_kriminal/280579/6_pelajar_smk_kepergok_pesta_miras_di_sawah.html, diakses pada 3 April 2017)

6 Pelajar SMK Kepergok Pesta Miras di Sawah

Senin, 24 Oktober 2016  22:29:50

Lumajang (beritajatim.com) – Sebanyak 6 pelajar putra dan putri SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) di Kecamatan Tekung digerebek warga lantaran mengelar pesta minuman keras (miras) dan pil koplo di tengah sawah Desa Tukum. Selanjutnya, para pelajar ini diserahkan ke Polres Lumajang untuk bisa dilakukan pembinaan.

Informasi yang berhasil dihimpun di Satreskoba Polres Lumajang, Senin(24/10/2016), awal warga curiga dengan 3 pelajar putra dn 3 pelajar putri yang mondar-mandir di sekitar persawahan dekat sekolah. Kemudian, warga melakukan pengintaian.

Nah, saat itulah Warga mengetahui jika para pelajar tersebut menggelar pesta miras di sawah. Warga yang emosi langsung melakukan penggerebekan. Selanjutnya, enam pelajar tersebut digiring ke salah satu rumah penduduk. Guna memberi efek jera, tiga pasang pelajar itu kemudian diserahkan ke polisi.

“Awalanya oleh warga dikira hanya minum-minuman keras saja, namun setelah diperiksa kami menemukan 60 butir pil berlogo Y,” ungap Kasat Reskoba Polres Lumajang, AKP Priyo Purwandito.

Akibat kenakalan remaja tersebut, polisi memanggil orang tua dan guru sekolah untuk diserahkan. Petugas berharap, para orang tua mengawasi aktivitas anakanya dan sekolah ikut terlibat dalam memberikan pendidikan. “Setelah kita data, kita kembalikan,” pungkasnya.[har/suf]

B.       FAKTOR PENYEBAB KRIMINALITAS REMAJA

1.        Faktor Internal

a.         Pencarian Identitas diri

b.         Kontrol diri yang lemah / labil, sehingga tidak bisa membedakan tingkah laku yang baik dan tidak baik untuk dapat diterima di masyarakat yang berakibat akan terseret pada perilaku “nakal”

2.        Faktor Eksternal

a.         Perceraian orang tua (keluarga yang tidak harmonis )

b.         Pendidikan yang salah dalam keluarga (dimanjakan atau sebaliknya dengan kekerasan)

c.         Tidak dibekali dengan pendidikan agama

d.        Salah pergaulan (memilih teman)

e.         Komunitas / lingkungan tempat tinggal yang kurang baik

f.          Informasi global / media massa (Internet, TV, Film, Video Games, dll )

C.      RANGKUMAN TEORI

Dari beberapa kasus diatas dapat diambil teori yanag dapat memecahkan masalah yang ada. Menurut Santrock (2014) terdapat Teori Ekologi.

1.        Teori Ekologi

Santrock (2014) mengatakan bahwa teori ini dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner (1917) yang fokus utamanya adalah pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang yang mempengaruhi perkembangan anak. Dalam teori ini merupakan pandangan sosikultural Bronfenbenner tentang perkembangan, yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial yang berkembang baik hingga masukan kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem dalam teori ekologi Bronfenbrenner ialah mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem.

2.        Mikrosistem

Setting dimana individu menghabiskan banyak waktu. Beberapa konteks dalam sistem ini antara lain adalah keluarga, teman sebaya, sekolah, dan tetangga. Menurut Bronfenbrenner, murid bukan penerima pengalaman secara pasif di dalam setting ini, tetapi murid adalah orang yang berinteraksi secara timbal balik dengan orang lain dan membantu menkontruksi setting tersebut.

3.        Mesosistem

Kaitan antar Mikrosistem. Contohnya adalah hubungan antara pengalaman dalam keluarga dengan pengalaman di sekolah, dan antara keluarga dengan teman sebaya. Misalnya, salah satu mesosistem penting adalah hubungan antara sekolah dan keluarga. Dalam sebuah studi terhadapseribu anak kelas delapan (atau setingkat kelas 3 SMP ke awal SMA (Epstein, 1983) murid yang diberi kesempatan lebih banyak untuk berkomunikasi dan mengambil keputusan,entah itu di rumah atau di kelas, menunjukkan inisiatif dan nilai akademik yang lebih baik.

4.        Eksosistem

Kultur yang lebih luas. Kultur adalah istilah luas yang mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak. Kultur adalah konteks terluas di mana murid dan guru tinggal, termasuk nilai dan adat istiadat masyarakat. Misalnya, beberapa kultur (seperti si negara islam semacam Mesir atau Iran), menekankan pada peran gender tradisional. Kultur lain (seperti di AS) menerima peran gender yang lebih bervariasi. Di kebanyakan negara islam,sistem pendidikannya mempromosikan dominasi pria. Di Amerika, sekolah-sekolah semakin mendukung nilai kesetaraan antara pria dan wanita

5.        Kronosistem

Kondisi sosiohistoris dari perkembangan anak. Misalnya, murid-murid sekarang ini tumbuh sebagai generasi yang tergolong pertama (Louv, 1990). Anak-anak sekarang adalah generasi pertama yang mendapatkan perhatian setiap hari, generasi pertama yang tumbuh di lingkungan elektronik yang dipenuhi dengan komputer dan bentuk media baru, generasi pertama yang tumbuh dalam revolusi seksual, dan generasi pertama yang tumbuh di dalam kota yang semrawut dan tak terpusat, yang tidak jelas lagi batas antara kota, pedesaan atau subkota.

D.      Analisis Teori

Untuk kasus Kriminalitas remaja biasanya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Yaitu dari dirinya sendiri maupun dari faktor lingkungannya. Dari faktor penyebab tersebut dapat disimpulkan bahwa kasus kriminalitas remaja termasuk dalam teori ekologi yang mikrosistem. Karena dalam mikrosistem dimana individu menghabiskan sering banyak waktunya.

1.        Kasus 1

Dalam kasus yang ada diatas, remaja yang suka mabuk –mabukan sudah marak marak di lingkungan masyarakat. Termasuk kedalam Mikrosistem, yaitu lingkungan individu yang tidak baik, bisa dari lingkungan keluarga, sekolah yang kurang mendukung maupun teman sebayanya yang mempengaruhi hal jelek. Serta respon timbal balik dari remaja tersebut untuk menerima pengaruh-pengaruh dari lingkungannya tersebut. Remaja yang masih labil membuat mereka tidak bisa memilih dan memilah mana yang baik dan salah. Sehingga, teori-teori yang ada merupakan salah satu faktor dari lingkungannya beserta hubungan timbal balik dari pelakunya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor penyebabnya adalah dari faktor internal maupun eksternal.

2.        Kasus 2

Kasus pengangkutan 4 remaja putri yang terjadi karena remaja putri dianggap tidak seharusnya barada di antara tawuran yang terjadi. Pada dasarnya termasuk kedalam Mikrosistem karena dipengaruhi oleh faktor ajakan dari rekannya yang membuat remaja putri tersebut mau berada di kondisi seperti itu. Namun, dari remaja putrinya sendiri juga tidak ada penolakan sama sekali atau melakukan respon timbal balik terhadap rekannya tersebut. Teori ekologi yang berdasarkan lingkungan bisa menjadi faktor pada kasus ini. Karena, bisa jadi para remaja putri tinggal di lingkungan yang terdapat banyak orang yang melakukan hal tersebut atau teman sebayanya juga banyak yang seperti itu.

3.        Kasus 3

Jika dikaitkan dengan kasus diatas, Penyebab terjadinya pesta miras yang dilakukan oleh enam remaja seperti kasus diatas disebabkan karena adanya faktor kebiasaan yang dilakukan oleh remaja putra dan putri tersebut atau juga pengaruh lingkungan teman sebaya yang tidak baik tetapi juga di respon oleh para remaja tersebut sehingga termasuk teori Ekologi Mesosistem. Dorongan untuk melakukan perta miras tersebut timbul karena mereka merasakan sensasi tersendiri setelah meminum miras dan pil-pil berbahaya tersebut.

E.       Solusi Konseptual

1.        Tindakan Preventif

Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum :

a.         Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja

b.         Mengetahui kesulitan-kesulitan yag secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan manakah yang biasanya menjadi sebab timbulnya penyaluran dalam bentuk kenakalan

2.        Tindakan Represif

Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Yaitu dengan:

a.     Di Rumah, remaja harus menaati peraturan dan tata cara yang berlaku. Di samping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.

b.    Di Sekolah, Kepala sekolah yang berwenang dalam pelaksanaan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal guru jjuga bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang dari kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas untuk menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya.

3.        Tindakan Persuasif

Usaha Pembinaan Remaja saat terjadi pelanggaran. Yaitu dengan usaha pembinaan yang terarah para remaja tidak akan mengulangi pelanggarn lagi dan akan mengembangkan dirinya dengan baik sehingga keseimbangan diri akan dicapai dimana terciptanya hubungan yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi. Pikiran yang sehat akan mengarahkan mereka ke perbuatan yang lebih pantas, sopan, dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.

4.        Tindakan Kuratif

Dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku si pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulang melalui pembinaan secara khusus, hal mana sering ditanggulangi oleh lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang tersebut.

F.      Peran Admininstrasi Pendidikan

Peran administrasi pendidikan dalam kasus 1 “Remaja Mabuk Digelandang Polisi di Kutai Barat”, Kasus 2 “Pengangkutan 4 remaja putri dalam tawuran di Depok”, Dan kasus 3 “6 Pelajar SMK Kepergok Pesta Miras di Sawah” adalah Jurusan administrasi pendidikan sebagai administrator dapat

1.        Planning :

a.         Membuat program sekolah yang didalamnya terdapat pendidikan karakternya. Sehingga karakter dari setiap peserta didik bisa kuat dan bisa membentuk siswa yang baik sehingga dari siswanya sendri dapat memilah mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk. Serta juga dapat membuat sebuah program sekolah untuk membimbing para peserta didik putri agar dapat menghindari lingkungan yang buruk dan mampu menjaga dirinya. Program sekolah yang dapat diadakan seperti Workshop khusus tentang dunia perempuan. Dari program tersebut, mampu membuat para peserta didik putri memposisikan dirinya di lingkungannya.

b.         Membuat program ekstrakurikuler.Sehingga dapat membuat siswanya lebih aktif dalam hal positif dan juga memberikan sarana untuk mengembangkan talenta dari masing-masing siwa.

2.        Organizing

a.         Menyusun pembagian tugas guru dalam pelaksanaan program sesuai sengan bakat, minat, pengetahuan, dan kepribadian masing-masing guru tersebut dalam melaksanakan tugasnya.

3.        Directing

a.       Memberikan arahan  kepada guru tentang tugasnya dalam pelaksanaan program tersebut.

b.      Memberikan arahan  kepada guru agar memberi perhatian lebih serta memberikan  motivasi kepada peserta didiknya agar tidak melakukan hal-hal yang menyimpang.

BAB III

PENUTUP

Pada bab ini diuraikan tentang, (a) kesimpulan, dan (b) saran. Berikut raiannya:

A.      KESIMPULAN

Kriminalitas yang dilakukan remaja tidak hanya disebabkan oleh faktor internal atau dari diri pelakunya saja, tetapi juga terdapat dorongan dari lingkungannya. Seperti yang terdapat pada teori Ekologi Mikorosistem yang dipengaruhi oleh faktor Keluarga, Sekolah, Teman sebaya dan lingkungannya.

Jadi kesimpulannya, kriminalitas itu bisa terjadi bukan karena niat dari si pelaku saja tetapi juga karena adanya kesempatan maka dari itu kita harus bisa tidak memberikan kesempatan pada para remaja untuk melakukan tindakan kriminalitas.

B.       SARAN

Sebaiknya, untuk para remaja diharapkan dapat dengan mudah mengontrol emosinya dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungannya. Selain itu untuk para orang tua seharusnya lebih memperhatikan anaknya sehingga sang anak tidak sampai melakukan tindakan yang mengarah kepada kriminalitas.

DAFTAR RUJUKAN

Beritajatim.com. 2016. (Online)

(http://m.beritajatim.com/hukum_kriminal/280579/6_pelajar_smk_kepergok_pesta_miras_di_sawah.html, diakses pada 3 April 2017)

KoranKaltim.com.2017. (Online). (http://www.korankaltim.com/remaja-mabuk-digelendang-polisi/, diakses pada 3 April 2017)

KRIMINALITAS.COM. 2017. (Online). (http://kriminalitas.com/bubarkan-tawuran-remaja-tim-jaguar-depok-angkut-empat-cabe-cabean/, diakses pada 2 April 2017)

Santrock, John W. 2002. Life Span Development : Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply