Uji Validitas Kuesioner Penelitian

3 min read

Uji Validitas Kuisioner dalam Penelitian adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan jamina instrumen yang digunakan sudah tepat mengukur nilai dari variabel penelitian yang hendak diukur. Uji validitas ini dilakukan dalam tiga aspek yakni konstruk, tampang dan empirik. Dalam upaya uji dilibatkan pendapat pakar dan praktisi di bidang yang sedang diteliti.

Validitas Kuesioner

Validitas kuisioner adalah ketepatan dan kesesuian instrumen dalam mengukur variabel yang hendak diukur. Validitas ini terbagi atas dua aspek yakni valid konstruk dan valid empirik. Instrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid sehingga menjadi aspek penting dalam suatu penelitian.

A. Validitas konstruk

Validitas konstruk adalah kesesuaian instrumen yang disusun dengan konsep, variabel dan seluruh atribut yang melekat dengan objek. Tiga aspek saling berkaitan dalam pengukuran sehingga ketidak sinkornan salah satu nya akan membuat instrumen menjadi tidak valid untuk digunakna mengumpulkan data.

Konstruksi instrumen disusun dengan mengumpulkan konsep dan teori yang berkaitan dengan tiga aspek tersebut. Konsep dan teori ini dikumpulkan berdasarkan kajian mengenai penelitian paling baru dan juga pendapat pakar yang dituangkan dalam buku, artikel jurnal dan hal-hal yang bersifat formal akademik lainnya seperti orasi ilmiah dan opini pakar.


Dalam upaya menguji Validitas

Validitas konstruks adalah kerangka dari dari suatu konsep. Untuk mencari kerangka konsep dapat ditempuh dengan:

  1. Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam literatur
  2. Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang ingin diukur, peneliti harus mendifinisikan sendiri konsep tersebut (dengan bantuan para ahli)
  3. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden.
  • Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauh mana isi kuesioner tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misal konsep yang mau diteliti terdiri dari tiga aspek, maka kuesioner yang dibuat harus menanyakan tentang ketiga aspek tersebut, jika hanya menanyakan satu aspek saja berarti kuesioner tersebut tidak memiliki validitas isi yang tinggi.
  • Validitas eksternal adalah validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan kuesioner baru dengan tolok ukur eksternal yang sudah valid, misal skala pengukur motivasi untuk berprestasi yang diciptakan oleh Mehrabian (1973) yang sudah teruji kevalidanya. Jika kita mau menciptakan kuesioner baru, maka hasil pengukurannya harus dikorelasikan dengan kuesioner yang sudah vailid dengan menggunakan uji korelasi, bila korelasinya tinggi dan signifikan berarti kuesioner yang baru memiliki validitas yang memadai.

Uji Validitas Kuesioner

PENGUJIAN VALIDITAS KONSTRUK (CONSTRUCT VALIDITY)

  • Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judment experts). Untuk itu kuesioner yang telah dibuat berdasakan teori tertentu, dikonsultansikan kepada ahlinya (minimal tiga) untuk mendapatkan tanggapan atas kuesioner yang telah kita buat, saran para ahli dapat tanpa perbaikan, dengan perbaikan atau dirombak total
  • Setelah pengujian konstruk selesai, perlu diteruskan dengan uji coba kuesioner tersebut para populasi yang mempunyai kriteria serupa, setelah data ditabulasi maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor item kuesioner.

PENGUJIAN VALIDITAS ISI (CONTENT VALIDITY)

  • Pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi kuesioner dengan isi yang terdapat dalam konsep, misalkan seorang dosen memberi ujian dengan soal yang telah diajarkan berarti dosen tersebut telah memberi soal yang memenuhi validitas isi.
  • Untuk pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dilakukan dengan uji coba kuesioner tersebut pada responden yang mempunyai karakteristik sama, kemudian hasil masing-masing item kuesioner dikorelasikan dengan skor total (korelasi product moment)

PENGUJIAN VALIDITAS EKSTERNAL

  • Validitas eksternal kuesioener diuji dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada kuesioner dengan fakta-fakta emperis yang terjadi di lapangan, misalkan kuesioner untuk mengukur kinerja pegawai di Puskesmas, maka kriteria kinerja yang ada pada kuesioner tersebut perlu dibandingkan dengan catatan emperis kinerja yang ada di Puskesmas, bila terdapat kesamaan antara kinerja di kuesioner dengan fakta di lapangan maka dapat dikatakan kuesioner tersebut mempunyai validitas eksternal yang tinggi.

CARA MENGUJI VALIDITAS KUESIONER

  1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur
  2. Melakukan uji coba kuesioner tersebut pada sejumlah responden, disarankan jumlah responden untuk uji coba minimal 30 responden (mendekati kurve normal)
  3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
  4. Menghitung korelasi antara masing-masing item dalam kuesioner dengan skor total, dengan menggunakan teknik korelasi product moment

Dengan bantuan software komputer, nilai “r” masing-masing item dalam kuesioner dapat dihitung, misalkan ada 10 item kuesioner dengan hasil “r” sebagai berikut:

1 = 0,884

2 = 0,893

3 = 0,931

4 = 0,811

5 = 0,920

6 = 0,705

7 = 0,827

8 = 0,893

9 = 0,867

10 = 0,564

Angka “r” hitung dari komputer harus dibandingkan dengan “r” tabel (angka kritik)

Cara melihat angka kritik dalam tabel adalah dengan melihat baris N-2,dimana N adalah jumlah responden, misalkan jumlah responden 10 orang, maka jalur yang dilihat adalah baris 10 – 2 = 8, untuk taraf signifikansi 5 % angka kritiknya adalah 0,632 sedangkan untuk taraf signifikansi 1 % angka kritiknya adalah 0,765

CARA MENENTUKAN VALIDITAS

  • Bila kita menggunakan taraf signifikansi 5% maka angka kritisnya adalah 0,632, kemudian masing-masing “r” hitung item dalam kuesioner dibandingkan dengan “r” kritis. Item dalam kuesioner dikatakan valid jika hasil “r” hitung lebih besar dari “r” kritis
  • Berarti dari 10 item kuesioner diatas, item nomer 1 s/d 9 dinyatkan valid karena nilai ‘r’ hitung lebih besar dari nilai “r” kritis, sedang item nomer 10 dinyatakan tidak valid karena “r” hitung lebih kecil dari “r” kritis
  • Untuk item yang tidak valid, tidak dapat digunakan sebagai item kuesioner, dan harus diganti dengan item kuesioner lain yang valid. Oleh karena itu kita harus membuat item kuesioner cadangan, agar dapat digunakan kalau ada item kuesioner yang tidak valid.

REFERENSI

  1. Sugiyono, 2010, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta
  2. Singarimbun, 1989, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES

Perbedaan Paradigma Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Perbedaan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif A. Pengertian Paradigma Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn (1962) kemudian dipopulerkan oleh Robert Friedrichs (1970). Menurut...
Ahmad Dahlan
4 min read

Stratified Random Sampling – Metode Sampel Random Bertingkat

Stratified Random Sampling secara sederhana diartikan sebagai metode pengambilan sampel rambang bertingkat. Metode ini digunakan karena populasi dari subjek yang diteliti memiliki karakteristik berbeda...
Ahmad Dahlan
2 min read

Leave a Reply