Teori Belajar Dave Meier dikenal juga sebagai teori belajar siswa aktif. Teroi ini menjadi landasan prinsip pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Daftar isi
Teori Belajar Aktif Dave Meier
Belajar merupakan sebuah proses aktif peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Peserta didik yang lebih aktif akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik daripada yang pasif. Teori ini diilhami dari filsuf China, Konfusius yang menyatakan bahwa :
“Apa yang saya denga, saya lupa; Apa yang saya lihat, saya ingat dan apa yang saya lakukan saya paham”.
Hal ini diperkuar oleh Silberman (2006) yang menyatakab bahwa cara belajar dengan mendengan akan mudah untuk dilupakan, dengan mendengarkan dan melihat akan membuat peserta didik mengingat sedikit lebih banyak. Belajar dengan mendengarkan, melihat dan mendiskusikan akan membuat siswa lain paham. Belajar disertai dengan proses mendengar, melihat, diskusi dan melakukan akan menghasilkan pengetahuan dan keterampilan yang holistik dalam menguasai topik yang sedang di pelajari.
Zaini (2008) menyatakan bahwa pembelajran aktif adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam akitvitas belajar secara aktif. Aktif dalam hal ini, porses pembelajaran didominiasi oleh peserta didik. Hal ini membuat pebelajar aktif akan mendapatkan hasil belajar yang lebih daripada pebelajar pasif.
Implikasi dari teori belajar ini tidak merekomendasikan Metode Ceramah dalam proses pembelajaran namun metode ceramah juga tidak boleh ditinggalkan. Indra pendengaran peserta didik merupakan indera pertama yang digunakan peserta didik dalam belajar. Hanya saja indera ini tidak cukup baik untuk peserta gunakan dalam menghasilkan keterampilan yang sifatnya permanen.
Dave Meier kemudian mengemukakan empat dimensi yang aktif dalam proses pembelajaran yakni
- Tubuh atau somatis (S)
- Audiotori (A)
- Visual (V)
- Intelektual (I)
Model pembelajaran ini selanjutnya disebut metode pembelajran SAVI. SAVI memiliki sejumlah prinsip pokok pembelajaran yakni :
- Belajar melibatkan seluruh tubuh dan pikiran. Belajar tidak hanya melibatkan otak tetapi juga melibatkan seluruh tubuh atau pikiran dengan segala emosi, indra, dan sarafnya.
- Belajar adalah bereaksi, bukan mengkonsumsi. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang diserap oleh pembelajar, melainkan sesuatu yang diciptakan pembelajar.
- Kerjasama membantu proses belajar. Semua usaha belajar yang baik mempunyai landasan sosial. Sebagaimana yang dikemukakan Huda (2011: 65) bahwa pemecahan masalah yang dilakukan melalui kerja kooperatif umumnya juga memberikan kecenderungan dan hasil yang lebih baik daripada melalui kerja kompetitif atau individualistik.
- Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan. Belajar bukan hanya menyerap suatu hal yang kecil pada satu waktu linear melainkan menyerap suatu hal banyak sekaligus.
- Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik). Belajar palin baik adalah belajar dengan konteks.
- Emosi positif sangat membantu pembelajaran. Perasaan menentukan kualitas dan kuantitas seseorang.
- Otak citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.
Menurut Meier (2002: 100) mengemukakan bahwa belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran karena pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan menyuruh orang berdiri dengan bergerak ke sana kemari. Akan tetapi, menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Dave Meier menamakan pembelajaran ini dengan pembelajaran SAVI, unsur-unsurnya sebagai berikut:
- Somatis, yaitu belajar dengan bergerak dan berbuat.
- Auditori, yaitu belajar dengan berbicara dan mendengar.
- Visual, yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan.
- Intelektual, yaitu belajar dengan memecahkan masalah dan merenung.
Keempat cara belajar tersbut harus ada agar pembelajaran berlangsung optimal. Sesuai dengan singkatan dari SAVI yaitu Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual, maka karakteristiknya ada empat bagian yaitu:
1. Somatis
Somatis berasal dari bahasa Yunani yaitu “soma” yang artinya tubuh. Jika dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan bahwa belajar dengan bergerak dan berbuat. Sehingga pembelajaran somatis adalah pembelajaran yang melibatkan tubuh (indra peraba, kinestetik, melibatkan fisik, dan menggerakkan tubuh sewaktu pembelajaran berlangsung).
2. Auditori
Auditori yaitu belajar yang melibatkan kemampuan pendengaran yang meliputi kegiatan berbicara dan mendengar. Menurut Meier (2002: 95) mengemukakan bahwa pikiran auditori lebih kuat daripada yang kita sadari dan telinga terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori. Dengan demikian, membuat suara sendiri (berbicara sendiri), beberapa area penting di otak menjadi aktif. Oleh karena itu, pembelajaran sebaiknya mengajak peserta didik membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, mengajak mereka memecahkan masalah, dan mengumpulkan informasi. Sebagaimana filosofi seorang Bangsa Yunani Kuno yang mengatakan bahwa “jika kita mau belajar lebih banyak tentang apa saja, bicarakanlah tanpa henti”.
3. Visual
Visual melibatkan kemampuan penglihatan yang meliputi kegiatan mengamati dan menggambarkan. Otak manusia seperti komputer yang mampu memproses informasi visual. Peserta didik yang melibatkan visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan penceramah atau sebuah buku. Pembelajar visual belajar paling baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram dan gambaran dari segala hal ketika belajar.
4. Intelektual
Intelektual melibatkan kegiatan memecahkan masalah dan merenung. Pembelajar tipe intelektual melakukan sesuatu dengan pikiran mereka secara internal, menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna dan nilai dari pengalaman tersebut. Ini diperkuat dengan makna intelektual sebagai bagian dari merenung, mencipta dan memecahkan masalah. Meier (2002: 100) mengemukakan bahwa:
“Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) ada dalam suatu peristiwa pembelajaran. Orang dapat belajar sedikit dengan menyaksikan presentasi (V), tetapi mereka dapat belajar jauh lebih banyak jika mareka dapat melakukan sesuatu ketika presentasi sedang berlangsung (S), membicarakan apa yang sedang mereka (A) dan memikirkan cara menerapkan informasi dalam presentasi tersebut pada pekerjaan mereka (I)”.
B. Tahap-Tahap Teori Belajar Dave Meier
Teori belajar Dave Meier atau dikenal dengan pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dapat dilaksanakan dalam siklus pembelajaran melalui empat tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini guru membangkitkan minat peserta didik, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menetapkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
- Memberikan pernyataan yang bermanfaat kepada peserta didik.
- Memberi tujuan yang jelas dan bermakna.
- Membangkitkan rasa ingin tahu.
- Menenangkan rasa takut.
- Menyingkirkan hambatan-hambatan belajar.
- Mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal.
2. Tahap Penyampaian
Pada tahap ini guru membantu peserta didik menemukan materi belajar yang baru dengan cara menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indra dan cocok untuk semua gaya belajar. Hal yang dapat dilakukan guru antara lain:
a. Berbagi pengetahuan.
b. Latihan menemukan (sendiri, berpasangan atau kelompok)
c. Pelatihan memecahkan masalah.
d. Presentasi interaktif.
e. Pengalaman belajar di dunia nyata yang kontekstual.
3. Tahap Pelatihan
Pada tahap ini guru membantu peserta didik mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara. Hal yang dapat dilakukan guru antara lain:
a. Aktivitas pemrosesan peserta didik.
b. Usaha aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali.
c. Aktivitas pemecahan masalah.
d. Dialog berpasangan atau kelompok.
e. Mengajar balik.
4. Tahap Penampilan Hasil
Pada tahap ini, guru membantu peserta didik menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Hal yang dapat dilakukan guru antara lain:
a. Aktivitas penguatan penerapan.
b. Materi penguatan persepsi.
c. Pelatihan terus menerus.
d. Umpan balik dan evaluasi kinerja.