Stratified Random Sampling – Metode Sampel Random Bertingkat

2 min read

Stratified Random Sampling secara sederhana diartikan sebagai metode pengambilan sampel rambang bertingkat. Metode ini digunakan karena populasi dari subjek yang diteliti memiliki karakteristik berbeda berdasarkan jenjang tertentu.

Stratified Random Sampling

Stratified Random Sampling (SRS) berasal dari kata Stratified yang berarti Strata dan Random SAmplingyakni Rambang atau pengambilan sampel secara acak tanpa tendesi dan tujuan tertentu. Dengan demikian SRS adalah metode pengambilan sampel yang dilakukan secara acak setelah dilakukan pengelompokan berdasaarkan tingkatan tertentu. Tingkatan bisa berdasarkan ciri khusus seperti tingkat kehidupan, jenjang pendidikan, akreditasi dan hal lain yang dikelompokkan berdasarkan tingkatan atau level.

SRS dilakukan karena adanya pertimbangan kelompok-kelompok yang terbentuk dalam populasi baik secara sengaja ataupun tidak. Kelompok ini membawa karakteristik yang berbeda antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya sehingga sulit dilakukan generalisi kriteria umum untuk seluruh populasi.

Metode penarikan sample berdasarkan strata mirip dengan penarikan sample secara cluster hanya saja batasan cluster bukan berdasarkan area tertentu tetapi berdasarkan strata dari aspek-aspek yang berbeda yang memiliki kaitan dengan tujuan penelitian. Misalnya penelitian tentang gaya belanja seseorang. Gaya belanjang terkait dengan uang dan pola pikir sehingga sebaiknya dilakukan penarikan sampel metode SRS dengan pertimbangan tingkat pendidikan dan penghasilan.

Asumsinya sederhana dimana orang dengan penghasilan Rp. 10.000.000,- tentu saja memiliki gaya belanja yang berbeda dengan penghasilan Rp. 3.000.000,-. Demikian pulan tingkat pendidikan, Lulusan SD dengan Lulusan S2 tentu saja memiliki pola pikir berbeda tentang bagaimana cara menghabiskan uang 10.000.000 dalam satu bulan.

Bagaiman cara penentuan strata dan aspek-aspek strata? Tentu saja dikembali dari kajian teori yang dalam terkait subjek dan topik yang sedang diteliti.

A. Syarat Pengambilan Sampel

Syarat-syarat yang harus dipahami terlebih dahulu dalam menggunakan multistage sampling, antara lain:

  1. Populasinya cukup homogen.
  2. Jumlah populasi sangat besar.
  3. Populasi menempati daerah yang sangat luas.
  4. Tidak tersedianya kerangka sampel yang memuat unit-unit yang terkecil (ultimate sampling unit)

B. Kelebihan dan Kekurangan Metode

Kelebihan multistage random sampling menurut Eko (2002) antara lain :

  1. Varian yang relatif kecil untuk biaya setiap unit.
  2. Kontrol terhadap kesalahan tak sampling menjadi lebih baik.
  3. Penelitian ulang membutuhkan biaya yang relatif kecil.
  4.  Kontrol terhadap liputan penelitian lebih mudah dilakukan.
  5. Dapat menggunakan metode yang berbeda pada setiap tahapannya.
  6. Anggota sampel yang diambil lebih representatif

Kekurangan multistage random sampling menurut Nasution (2003) antara lain :

  1. Prosedur estimasi sulit
  2. Prosedur pengambilan keputusan sampel memerlukan perencanaan yang lebih cermat.
  3. Pengujian lebih sulit dilakukan.

C. Langkah Pengambilan Sampel

Menurut Febrike (2015) langkah-langkah menggunakan multistage random sampling dapat  dilakukan pada pupolasi yang homogen. Selanjutnya Febrike (2015) memaparkan langkahnya sebagai berikut: 1) Tetapkan populasi; 2) Tetapkan tingkatan; 3) Hitung besar sample; 4) Ambil secara acak sejumlah unsur pada tiap tingkatan; dan 5) Pada tingkat terakhir ambil sampel secara acak sesuai besar sampel.

Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut:

Selanjutnya Rifasah (2013) menambahkan bahwa pengambilan sampel dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

Misalnya penelitian dilaksanakan di Kabupaten Cirebon. Maka langkah-langkahnya dapat digambarkan sebagai berikut:

  1. Memilih j kecamatan dari J kecamatan yang ada di kabupaten A.
  2. Pada j kecamatan terpilih, dipilih k kelurahan/desa dari K kelurahan/desa yang dikecamatan terpilih.
  3. Pada k kelurahan/desa terpilih, dipilih l sekolah dasar dari L sekolah dasar yang ada di kelurahan/desa.
  4. Pada l sekolah terpilih, dipilih m kelas dari M kelas yang ada.
  5. Pada m kelas terpilih, dipilih semua murid yang ada di kelas terpilih.

Keterangan:

J, K, L, M              : merupakan kode untuk populasi

j, k, l, m                 : merupakan kode untuk sampel

Perbedaan Paradigma Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Perbedaan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif A. Pengertian Paradigma Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn (1962) kemudian dipopulerkan oleh Robert Friedrichs (1970). Menurut...
Ahmad Dahlan
4 min read

Uji Validitas Kuesioner Penelitian

Uji Validitas Kuisioner dalam Penelitian adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan jamina instrumen yang digunakan sudah tepat mengukur nilai dari variabel penelitian yang hendak...
Ahmad Dahlan
3 min read

Leave a Reply