Strategi Penyusunan Skala Likert

2 min read

Membuat Skala Likert

Skala Likert dikembangkan oleh Rensis Likert (1932). Dikenal juga dengan nama skala sikap. Skala Likert merupakan skala yang paling banyak dipakai dalam inventori kepribadian karena bentuknya yang simpel dan mudah dalam penggunaannya serta tidak sulit dalam melakukan skoring. Namun demikian, diperlukan kaidah-kaidah tersendiri dalam membuat item pada skala likert.

Dibawah ini beberapa tips untuk membuat skala likert.

  1. Buat item dengan singkat, padat, dan simpel. Tidak lebih dari 20 kata dalam sebuah pernyataan.
  2. Hindari terjadinya makna ganda.
  3. Satu pernyataan hanya terdiri dari satu ide tunggal.
  4. Hindari pernyataan yang tidak mungkin dipilih oleh seorangpun atau sebaliknya.
  5. Hindari terjadinya double negative dalam satu pernyataan.
  6. Hindari penggunaan kata yang tidak dipahami oleh responden yang dituju.

tentang skala likert, banyak buku yang memuat penskoran skala likert 1-5 tapi ada juga 1-4, yang jadi pertanyaan,

  • mengapa harus ada skor netral pada skala yang ganjil? 
  • bukankah memungkinakan reponden banyak yang menjawab netral? 
  • dan teori yang memperkuat penkoran genap pada skala likert??

Pemilihan respon sebenarnya sangat tergantung pada jenis pernyataan yang dibuat dan pada tujuan penelitian.

Skor netral dibutuhkan bila memang si peneliti merasa bahwa pernyataan yang dibuat membutuhkan hal tersebut. respon netral juga mengakomodir kebutuhan responden, tapi sekali lagi si peneliti juga perlu yakin bahwa apa yang sedang ditelitinya memang membutuhkan respon netral tersebut.

Memang kelemahan respon netral adalah kecenderungan responden untuk memilih di tengah.

nah untuk menghindari hal ini, maka respon netral dapat dihilangkan. Tapi sekali lagi ini kembali ke tujuan penelitian dan apa yang Anda teliti tersebut. memang ada baiknya skala likert tidak harus memberikan kesempatan untuk memilih ditengah dengan menjadikan pilihan respon menjadi 4 atau 6, bahkan ada yang membuatnya jadi 10 misalnya, tanpa harus mendefinisikan tiap-tiap respon.

  • bila penelitian kualitas jasa, biasanya memakai 5 skala, knapa gk 3 ato 7?
  • kemudian apa keuntungan memakai ganjil ketimbang genap?
  • keuntungan memakai skala liket tu apa aja dibanding skal pengukuran yang lain?

semakin banyak respon semakin besar kemungkinan variabilitas yang bisa diperoleh artinya terbuka peluang untuk menghasilkan item yang baik dan dapat dibedakan dengan item lainnya. Anda bisa memilih mau 5, 3 atau 7 tergantung pada kepentingan alat ukur kita.

Keuntungan memakai ganjil, selalu ada nilai tengah sebagai center point dan bisa juga membuat jawaban ter-polling ke sana, untuk sebagian orang yang tidak ingin susah-susah menjawab akan lebih enak menjawab di tengah-tengah. Skala likert mudah dalam analisis dan pengolahannya.

Pada dasarnya skala likert hanyalah sebuah alat. Diibaratkan seperti sebuah penggaris. Ketika kita ingin mengukur panjang sebuah meja kecil kita bisa menggunakan penggaris biasa, tetapi ketika kita ingin mengukur panjang jalanan, maka kita harus menggunakan meteran yang lebih panjang.

Untuk itu, pertama-tama kenali penelitian yang kita lakukan. Apakah penelitian tersebut mengukur preference atau mengukur kinerja? Seberapa detailkan pengukuran yang kita inginkan. Satu hal yang perlu diperhatikan, rentang skala likert harus memiliki nilai yang tepat kebalikan dengan nilai yang lain. 

Lebih mudahnya perhatikan contoh penelitian berikut:

1. Setuju vs Tidak Setuju

Ingin diketahui apakah masyarakat setuju akan suatu pernyataan. Contoh peryataannya adalah ‘Pelebaran sungai diperlukan untuk mengatasi banjir’. Maka akan muncul kemunginkan pilihan sebagai berikut

a- sangat tidak setuju agak tidak setuju agak setuju sangat setuju

b- sangat tidak setuju tidak setuju ragu2 setuju sangat setuju

c- sangat tdk setuju tdk setuju agak tdk setuju agak setuju setuju sangat setuju

Dan seterusnya, kita bisa membuatnya menjadi 4, 5, 6, atau bahkan 7 pilihan. Tetapi mana yang terbaik? Yang terbaik adalah yang memiliki rentang paling banyak. Dengan kondisi setiap arti dari skala tersebut memiliki arti yang saling bertolak belakang dengan skala yang lain. Misalnya setuju vs tidak setuju, sangat tidak setuju vs sangat setuju, dst. Mengapa? Hal ini menghindari pilihan netral (ragu-ragu), kecuali jika anda ingin mengetahui apakah ada pihak netral. Misalkan untuk peryataan seperti berikut ‘Pak Abdul layak menjadi Presiden 2014’.

2. Bagus vs Tidak Bagus

Ingin diketahui penilaian masyarakat tetang sebuah pernyataan atau kondisi. Misalkan mengenai pelayanan imigrasi. Contoh pernyataannya adalah ‘Bagaimanakah pelayanan kantor imigrasi menurut anda?’ Dengan demikian sudah tentu kita tidak menginginkan pilihan ragu-ragu atau netral atau nilai yang tidak memiliki pembanding, artinya sebaiknya kita menggunakan rentang skala berjumlah genap. Bisa 4, 6, atau 10 pilihan. Namun untuk penilaian semacam ini, yang lazim dikenal di masyarakat adalah nilai 1 sampai 10. Kesimpulannya untuk jenis skala semacam ini, sebaiknya gunakan rentang skala 10.

tidak bagus – 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -bagus

3. Jangan keliru dengan frekuensi

Terkadang kita menggunakan skala frekuensi sebagai skala likert. Seperti pada pertanyaan berikut, ‘Berapa sering anda ke perpustakaan?’

– tidak pernah, Jarang, kadang-kadang, sering, sangat sering

Jadi intinya, penentuan rentang skala likert adalah tergantung dari penelitian yang kita lakukan. Tidak ada dasar atau harga mati mengenai aturan penentuan rentang tersebut. Dalam praktiknya memang yang paling baik adalah rentang terbesar dan dengan jumlah genap. Dengan rentang yang besar, kita dapat melihat sebaran atau variasi dari jawaban responden. Namun kekurangannya adalah survey yang dilakukan agak sedikit lebih sulit, karena mengharuskan responden berpikir lebih keras dalam memilih pada rentang skala likert yang besar. Tetapi kembali lagi dari penelitian itu sendiri, seberapa pentingkah detail yang diinginkan dan bagaimana hasil yang ingin dicapai dari penelitian tersebut. Semoga tulisan ini membantu

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply