Pariwisata adalah fenomena kemasyarakatan yang menyangkut manusia, masyarakat, kelompok, organisasi, kebudayaan dan lain sebagainya. Menurut Cohen dalam Pitana (2008) menyatakan bahwa sosiologi pariwisata adalah cabang keahlian yang memusatkan perhatian kepada motivasi turistik, peraturan-peraturan, hubungan, dan institusi dan akibatnya pada wisatawan dan kelompok-kelompok yang berkaitan dengan wisatawan tersebut.
Karena pariwisata menyangkut manusia dan masyarakat, maka pariwisata sangat sesuai untuk dijadikan objek dari sosiologi. Berkembanglah kemudian kajian-kajian sosiologi tentang pariwisata yang lebih lanjut menjadi cabang sosiologi tersendiri yang disebut sosiologi pariwisata. Secara singkat (Pitana, 2008) menyatakan bahwa sosiologi pariwisata adalah cabang dari sosiologi yang mengkaji masalah-masalah kepariwisataan dalam berbagai aspeknya. Dapat juga dikatakan bahwa sosiologi pariwisata adalah kajian tentang kepariwisataan dengan menggunakan perspektif sosiologi, yaitu penerapan prinsip, konsep, hukum, paradigma dan metode sosiologi di dalam mengkaji masyarakat dan fenomena pariwisata, untuk selanjutnya berusaha mengembangkan abstraksi-abstraksi yang mengarah kepada pengembangan teori. Pendefinisian ini dapat dianalogikan dengan cabang-cabang sosiologi lainnya, seperti sosiologi agama, sosiologi pembangunan, sosiologi hukum dst.
Analisis sosiologis terhadap pariwisata sangat penting dilakukan, karena :
- Pariwisata telah menjadi aktivitas sosial ekonomi dominan dewasa ini, bahkan disebut-sebut sebagai industri terbesar sejak akhir abad 20, yang juga menyangkut pergerakan barang, jasa dan manusia dalam skala terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah manusia.
- Pariwisata bukanlah suatu kegiatan yang beroprasi dalam ruang hampa. Pariwisata sangat terkait dengan masalah sosial, politik, ekonomi, keamanan, ketertiban, keramah-tamahan, kebudayaan, kesehatan, termasuk berbagai institusi sosial yang mengaturnya.
- Pariwisata bersifat sangat dinamis, sehingga setiap saat memerlukan analisis atau kajian yang lebih tajam. Sebagai suatu aktivitas dinamis, pariwisata memerlukan kajian terus menerus (termasuk dari aspek sosial budaya), yang juga harus dinamis, sehingga pembangunan pariwisata bisa memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, khususnya masyarakat lokal
- Pariwisata tidaklah eksklusif, dalam arti bahwa pariwisata bukan saja menyangkut bangsa tertentu, melainkan juga dilakukan oleh hampir semua ras, etnik dan bangsa, sehingga pemahaman aspek-aspek sosial budaya sangat penting.
- Pariwisata selalu mempertemukan dua atau lebih kebudayaan yang berbeda, yang mempunyai perbedaan dalam norma, nilai, kepercayaan, kebiasaan dan sebagainya. Pertemuan manusia atau masyarakat dengan latar belakang sosial-budaya yang berbeda akan menghasilkan berbagai proses akulturasi, dominasi, asimilasi, adopsi, adaptasi, dalam kaitan hubungan antar budaya yang tentunya merupakan salah satu isu sentral dalam sosiologi.
- Dewasa ini pariwisata sudah hampir menyentuh semua masyarakat dunia, sampai kepada masyarakat-masyarakat terpencil. Pariwisata sudah terbukti menjadi salah satu primeover dalam perubahan sosial budaya, sedangkan perubahan sosial budaya merupakan aspek kemasyarakatan yang menjadi salah satu fokus kajian sosiologi.
- Berkembangnya berbagai lembaga, baik ditingkat lokal, regional, ataupun internasional, yang terkait dalam pariwisata, juga merupakan salah satu perhatian dalam sosiologi, sebagaimana sebelumnya sosiologi telah membahas berbagai aspek modernisasi dan dependensi dari hubungan antar negara.