Sejarah Perkembangan Estetika

4 min read

Perkembangan Estetika

Sejarah perkembangan estetika didasarkan pada sejarah perkembangan estetika di Barat yang dimulai dari filsafat Yunani Kuno. Hal ini dikarenakan estetika telah dibahas secara terperinci berabad-abad lamanya dan dikembangkan dalam lingkungan Filsafat Barat. Hal ini bukan berarti di Timur tidak ada pemikiran estetika.

Secara garis besarnya, tingkatan/tahapan periodisasi estetika disusun dalam delapan periode, yaitu:

  1. Periode Klasik (dogmatik)
  2. Periode Skolastik
  3. Periode Renaisance
  4. Periode Aufklarung
  5. Periode Idealis
  6. Periode Romantik
  7. Periode Positifistik
  8. Periode Kontemporer

A. Periode Klasik (Dogmatik)

Dalam periode ini para folosof yang membahas estetika diantaranya adalah Socrates, Plato dan Aristoteles. Dari ketiga filosof ini dapat dikatakan bahwa Socrates sebagai perintis, Plato yang meletakkan dasar-dasar estetika dan Aristoteles yang meneruskan ajaran-ajaran Plato.

Dalam periode ini ada beberapa ciri mengenai pandangan estetikanya, yaitu :

1. Bersifat metafisik

Keindahan adalah ide, identik dengan ide kebenaran dan ide kebaikan. Keindahan itu mempunyai tingkatan kualitas, dan yang tertinggi adalah keindahan Tuhan.

2. Bersifat objektifistik

Setiap benda yang memiliki keindahan sesungguhnya berad dalam keindahan Tuhan. Alam menjadi indah karena mengambil peranannya atau berpartisipasi dalam keindahan Tuhan.

3. Bersifat fungsional

Pandangan tentang seni dan keindahan haruslah berkaitan dengan kesusilaan (moral), kesenangan, kebenaran dan keadilan.

B. Periode Skolastik

Dalam sejarah Filsafat Barat abad pertengahan adalah masa timbulnya filsafat baru. Hal ini dikarenakan kefilsafatan itu dilakukan oleh bangsa Eropa Barat dengan para filosofnya yang umumnya pemimpin gereja atau penganut Kristiani yang taat. Filsafat abad pertengahan ini dikenal dengan sebutan Filsafat Skolastik.

Dalam abad pertengahan ini masalah theologia mendapat perhatian utama dari para filosof. Masalah estetika dikemukakan oleh Thomas Aquinas: 1225-1274.  Filsuf ini adalah pengagum Aristoteles. Menurut Thomas Aquinas keindahan itu terdapat dalam 3 kondisi, yaitu :

  1. Integrity or perfection  (keutuhan atau kesempurnaan)
  2. Proportion or harmony  (perimbangan atau keserasian)
  3. Brightness or clarity  (kecermelangan atau kejelasan)

Munurut Thomas Aquinas, hal-hal yang cacat (tidak utuh, tidak sempurna) adalah jelek, sedangkan hal-hal yang berwarna cemerlang atau terang adalah indah. Tiga unsur keindahan itu oleh para ahli modern disebut kesatuan, perimbangan dan kejelasan.

C. Periode Renaissance

Kata Renaissance berarti kelahiran kembali, yaitu membagun kembali semangat kehidupan klasik Yunani dan Romawi dalam bidang ilmu pengetahuan dan seni. Gerakan pembaharuan ini dilakukan terutama oleh para humauis Italia yang dimulai kurang lebih abad ke XIV. Gerakan ini hampir disegala bidang ilmu pengetahuan, kesenian dan filsafat. Tetapi yang paling semarak gerakan ini adalah pada bidang seni.

Pada periode ini masalah seni menjadi titik perhatian. Uraian mengenaai estetika secara luas ditulis oleh Massilimo Visimo, sedangkan penulis-penulis lainnya banyak mengulas teori-teori seni. Leon Batista dan Albert Durer dalam bidang seni rupa,Giosefe Zarlino dan Wincenzo Galilei dalam bidang musik,serta Lodovia Castelvetro dalam bidang puisi.

D. Periode Aufklarung

Pencerahan merupakan gerakan lanjutan dari Renaissance. Dalam periode ini masih terlihat pengaruh rationalisme Descartes dan Empirisme Bacon dalam pembahasan Estetika.

Baumgarten (Alexander Gotlieb Baumgarten), dia seorang filsuf Jerman yang hidup tahun 1714-1762. dialah orang pertama yang memperkenalkan istilah ”estetika” sebagai ilmu tentang seni dan keindahan.

Baumgarten membedakan pengetahuan itu menjadi 2 macam:

  1. Pengetahuan intelektual (intellectual knowledge)
  2. Pengetahuan indrawi (sension knowledge)

 (The liang Gie, 1980)

Pengetahuan intelektual itu disebut juga pengetahuan tegas, sedangkan pengetahuan indrawi dianggap sebagai pengetahuan kabur. Estetika adalah ilmu tentang pengetahuan indrawi yang tujuannya adalah keindahan. Tujuan daripada keindahan adalah untuk menyenangkan dan menimbulkan keinginan. Manifestasi keindahan tertinggi tercermin pada alam, maka tujuan utama dari seni adalah mencontoh alam.

E. Periode Idealis

Sejalan dengan perkembangan filsafat, idealisme  mempengaruhi pendangan estetika di Jerman. Immanuel Kant merupakan filsuf pertama yang mengemukakan teori estetika dari pandangan objektif. Maka penyelidikan estetika berubah, dari penelaahan ontologis beralih ke bidang ilmu jiwa, yang sebelumnya telah dirintis oleh rationalime dan empirisme.

Filsuf-filsuf yang termasuk dalam peroide ini diantraanya adalah: Immanuel kant, Schiler, Scheling dan Hegel.

F. Periode Romantik

Aliran romantik merupakan reaksi terhadap rasionalisme yang mendewakan rasio. Kini perasaan menjadi dominan. Kalai sebelumnya sang seniman tunduk pada kaidah-kaidah yang ketat, kini sang seniman berdaulat dengan merdeka, asal meluapkan secara spontan dan otomatis emosi-emosinya.

Aliran inidirintis oleh J.J Rousseau yang hidup pada pertengahan abad ke-XVIII. Rousseau bertitik tolak pada suatu pandangan dasar, yaitu bahwa alam murni itu baik dan ndah sehingga segala sesuatu yang dekat pada alam murni juga baik dan indah (Dick Hartoko, 1984)

Pada tingkat awal, gerakan romantik berada pada pemikiran Schellingdan bentuk-bentuk baru kesusastraan baru di Jerman dan Inggris pada tahun 1890-1891. Ada 4 hal yang menjadi pusat perhatian dari penulis-penulis estetika pada periode ini adalah: ekspresi, imajinasi, organisasi dan simbolisasi.

Salah seorang filsuf besar pada periode ini adalah Arthur Schopenhauer dan Nietzche.

G. Periode Positifistik.

Dalam periode ini estetika dipelajari secara empiris dan ilmiah yang berdasarkan pengalaman-pengalaman riil yang nyata dalam kehudupan sehari-hari. Estetika dibahas dalam hubungannya dengan ilmu lain,misalnya psikilogi dan matematika.Para filsuf yang membahas estetika diantaranya Fehner,George Birkhof, A.Moles dan Edward Bullough      .   

H. Periode Kontemporer.

Dalam periode ini, muncul sejumlah pandangan estetika dalam waktu yang relatif bersamaandan sampai kini masih banyak pengikutnya.Pandangan estetika yang banyak ini (multi isme), tumbuh pada awal abad ke 19 dan menjadi lebih semarak lagi pada abad ke 20. berikut ini tujuh pandangan yang menonjol dalam periode ini.

1. Seni untuk seni (lárt pour l’art)

Semboyan  L’art pour L’art yang termashur ini pertama kali dipergunakan oleh seorang filosof Victor Cousin (1792-1867). Pandangan ini menganggap bahwa seni merupakan deklarasi artistik yang independen sebagai suatu tanggung jawab professional. Seniman ditempatkan sebagai suatu pribadi yang bebas dan terpisah dari kepentingan masyarakat. Tujuan seni hanya untuk seni, tidak mengabdi kepada kepentingan politik, ekonomi, sosial dan agama. Pandangan ini merupakan suatu reaksi terhadap kondisi pada waktu itu untuk mengembalikan kemurnian status seni.

2. Realisme

Realisme menganggap bahwa karya seni harus  menampilkan kenyataan yang sesungguhnya, seperti sebuah gambar reproduksi (seperti photo). Salah seorang tokoh dari pandangan ini ialah Nicolay C. Chernyshevski dengan karyanya The Aestheics Relation or Art to Reality (1865).

3. Sosialisme (Tanggung jawab sosial)

Suatu pandangan yang sangat bertentangan dengan pandangan seni untuk seni, bahwa seni merupakan kekuatan sosial dan refleksi dari kenyataan sosial. Seniman adalah bagian dari masyarakat dan mempunyai tanggungjawab sosial.

4. Ekspresionisme

Estetikus Benedetto Croce (1866-1952) telah meninggalkan pengaruh besar pada abad ke 20 ini. Pandangannya ditulis dalam bukunya Aesthetics as Science of Expression and Generale Linguistic (1902).

Menurut Groce, Estetika  ilmu tentang image atau sebagai pengetahuan intuitif dan bersifat objektif. Bagi Crocekeindahan tergantung pada keinginan imajinasi, yaitu kemampuan seseorang untuk memahami serta mengalami hasil kegiatan intuisi dalam bentuknya yang murni.Croce termasuk penganut “seni untuk seni”. Seni tidak benar kalau dicampuri oleh berbagai kepentingan,misalnya ilmu pengetahuan,hiburan ataupun moral.

5. Naturalisme

Pandangan estetika naturalisme para filosof Amerika lebih menekankan pada ketenangan hidup untuk kelangsungan budaya manusia.

Salah satu tokohnya George Santayana. Dia berpendapat bahwa nilai keindahan terletak pada hasrat alami untuk mengalami keselarasan sosial dan untuk merenungkan keindahan menciptakan moralitas, seni, puisi dan agama, yang ada dalam imajinasi dan berusaha untuk mewujudkan secara konkret dengan tindakan, kombinasi dari esensi-esensi dan semata-mata ideal. Estetika berhubungan dengan penceraapan nilai-nilai. Keindahan sebagai nilai intristik dan diobjektifkan, artinya sebagai kualitas yang ada pada suatu benda.

6. Marxisme

Marxisme telah memberikan pengaruh kepada para estetikus terutama di negara-negara sosialis dan komunis. Prinsip dasar estetikanya ialah seni dan semua kegitan manusia yang  tertinggi merupakan budaya “super struktur” yang ditetapkan oleh kondisi sejarah masyarakat, terutama kondisi ekonomi.

Estetika Rusia Georgi V. Plekaniv dalam bukunya Art and Social Live  (1912), mengembangkan estetika materialisme dialektika dan menyerang doktrin “seni untuk seni” yang telah berkembang di Eropa.

7. Eksistensialisme

Pandangan mengenai kekuatan otonomi sebagai kualitas obyektif yang ada dalam dirinya sendiri telah dicetuskan oleh para filosof Eksistensialisme.

J.P. Satre membedakan antara obyek estetik dengan benda-benda lainnya di dunia. Perbedaannya terletak pada “ekspresi dunia”, bahwa setiap benda estetis secara personal adalah “ada dalam dirinya sendiri” (pour soi). Dalam hal ini Satre telah memberikan jalan untuk adanya suatu konsep tentang “kebenaran otentik” dari eksistensi seni.

REFERENSI

___Sutrisno, Mudji & Christ Verhaak. 1993. Estetika Filsafat Keindahan. Kanisius: Yogyakarta.

___ Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Masyarakat Seni Perrtunjukan Indonesia: Bandung.

___Teww, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Pustaka Jaya: Jakarta

___ http//www.ndreh.2itb.com/contact

___ http://farah-nur.blogspot.co.id/2011/11/sejarah-perkembangan

___ estetika.htmlhttp://aldiruvianto.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-perkembangan

___ estetika.htmlhttps://ulax.wordpress.com/2009/04/30/sejarah-estetika/

Laporan Hasil Praktikum – Kerja Otot Gastrocnemius

Kerja Otot Gastrocnemius Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Otot dirangsang dengan rangsangan maksimal secara beruntun (multiple) dan frekuensi ditinggikan berpotensi menimbulkan beberapa gambaran...
Ananda Dwi Putri
8 min read

Laporan Praktikum Fluida Statis dan Hukum Archiemedes

Fluida Statis dan Hukum Archiemedes Bab. Pendahuluan A. Latar Belakang Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas...
Ahmad Dahlan
7 min read

Laporan Agroklimatologi – Pengukuran Kelembaban

Pengukuran Kelembaban Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam atmosfer (lautan udara) senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut kelembaban (lengas udara)....
Ananda Dwi Putri
9 min read

Leave a Reply