Kerajaan – Kerajaan Islam di Sulawesi dan Sumatera
Pendidikan. kerajaan-kerajaan islam di Sulawesi juga mulai bermunculan, hal ini dikarenakan para pedagang yang berdagang di Sulawesi membawa dan menganut agama islam. Kerajaan-kerajaan yang tumbuh diantaranya ada kerajaan Gowa Tallo, kerajaan Bone, kerajaan Wajo, kerajaan Sopeng, dan Kerajaan Buton.
· Kerajaan Gowa Tallo
Kerajaan Gowa Tallo awalnya bukanlah kerajaan islam, setelah menjadi kerajaan bercorak islam, Kerajaan Gowa Tallo memperluas daerah perpolitiknya, diantaranya ada kerajaan Wajo yang ditaklukkan pada 10 Mei 1610, serta kerajaan Bone yang ditaklukkan pada 23 Nopember 1611. Kerajaan ini ditakulukkan agar dapat memeluk islam. Penyebaran islam di Sulawesi semakin mantap karena partisipasi dari muballigh yang disebut Datto Tallu yang bernama yaitu Dato’ Ri Bandang yang memiliki nama asli Abdul Makmur atau Khatib Tunggal, Dato’ Ri Pattimang yang memiliki nama asli Dato’ Sulaemana atau Khatib Sulung, dan yang terakhir ada Dato’ Ri Tiro yang memiliki nama asli Abdul Jawad alias Khatib Bungsu. Ketiga Muballigh inilah yang membuat raja Luwu masuk islam, dan mendapatkan gelar Sultan Muhammad pada tahun 1013 hijriah. Setelah Raja Luwu masuk islam, disusul oleh Raja Gowa Tallo, I Mallingkang Daeng Manyonri pada tanggal 9 Jumadil Awal 1014 H, Selanjutnya yang masuk islam adalah Karaeng Gowa I Manga’rangi Daeng
Manrabbiapada tanggal 19 Rajab 1016 H. Baca: Kerajaan Islam Pertama dan Tertua di Indonesia
Sumatera merupakan daerah utama yang dituju oleh penyebar agama islam, hal ini dikarenakan letak Sumatra yang sangat strategis. Pada tahun 1512, banyak kerajaan-kerajaan yang didirikan di Sumatera, baik keraan besar maupun kerajaan kecil. Kerajaan-kerajaan di Sumatera antara lain: kerajaan Aceh, kerajaan Biar dan Lambri, kerajaan Pedir, kerajaan Pirada, kerajaan Pase, kerajaan Aru, kerajaan Arcat, kerajaan Rupat, kerajaan Siak, kerajaan Kampar, kerajaan Tongkal, kerajaan Indragiri, kerajaan Jambi, kerajaan Palembang, kerajaan Andalas, kerajaan Pariaman, kerajaan Minangkabau, kerajaan Tiku, kerajaan Panchur, dan kerajaan Barus.
· Kerajaan Aceh
Pada tahun 1520 Sultan Ali Mughayat Syah yang merupakan raja dari kerajaan Aceh memerangi kapal portugis yang memasuki Malaka. Namun perang tersebut hanya sampai pada tahap persiapan saja, dikarenakan sultan Ali wafat, beliau dimakamkan di pemakaman sultan Kandang XII Banda Aceh. Setelah kepergiannya, tahta kerajaan Aceh digantikan oleh Sultan Alauddin Riayat Syah al-Qahhar. Banyak usaha yang dilakukan oleh Sultan Alauddin Riayat Syah al-Qahhar, baik di bidang pertahanan perang, urusan perdagangan, sampai mengadakan hubungan internasional dengan negara- negara Islam di Timur Tengah, seperti Ethiopia, Turki, dan Mesir.
Pada tahun 1563, Sultan Alauddin Riayat Syah al-Qahhar ingin melanjutkan perjuangan Sultan Ali Mughayat Syah dalam memerangi tentara Portugis, beliau meminta bantuan pada Constatinopel agar dapat membantunya dalam perang tersebut.
Itulah beberapa penjelasan mengenai kerajaann – kerajaan islam di sulawesi dan sumatera, semoga bermanfaat.