Sebelum memproklamasikan Kemerdekaan dan Menjadi Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno adalah tokoh yang paling getol menyuarakan Romusha. Jepang memanfaatkan Karisma Pemuda Jawa Timur ini untuk melegitimasi ambisi Jepang membangun Infrastruktur di wilayah kekuasaannya.
Romusha
Dalam upaya menarik perhatian Rakyat Indonesia, Jepang datang tidak dengan strategi perang seperti yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda yang lebih mengutamakan aktivitas Militer dalam mencengkram Indonesia. Jepang datang sebagai sahabat Asia dengan program AAA. Salah satu caranya adalah bekerja sama Tokoh-Tokoh Masyarakat yang memiliki popularitas tinggi sebagai agen propaganda program mereka menguasai Asia.
Salah satu program yang direncanakan Jepang adalah membangun Infrastruktur di wilayah kekuasaannya. Program ini membutuhkan banyak tenaga kerja gratis maka lahirnya Romusha. Tentu saja Romusha bukan hal menyenangkan bagi warga Nusantara, maka ditunjukkan Soekarno sebagai “Brand Ambasador” dari Romusha.
Foto yang dicantumkan diatas merupakan foto Soekarno yang digunakan oleh Jepang untuk melegitimasi romusha.
Soekarno sendiri merupakah tokoh yang sangat berpengaruh pada zamannya. Apa yang ia katakan dan perbuat,sebagian rakyat akan mengikutinya tanpa mempertanyakan hal lain.
Dalam Buku Soekarno Penyambung Lidah Rakyat karya Cindy Adams,Soekarno melontarkan beberapa pernyataan:
“Sesungguhnya akulah yang mengirim mereka untuk kerja paksa. Ya, akulah orangnya. Aku menyuruh mereka berlayar menuju kematian. Ya, ya, ya, akulah orangnya. Aku membuat pernyataan untuk menyokong pengerahan romusha. Aku bergambar dekat Bogor dengan topi di kepala dan cangkul di tangan untuk menunjukkan betapa mudah dan enaknya menjadi seorang romusha…”
“…Aku melakukan perjalanan ke Banten untuk menyaksikan tulang-tulang kerangka hidup yang menimbulkan belas, membudak di garis belakang, jauh di dalam tambang batu bara dan emas. Mengerikan. Ini membuat hati di dalam seperti diremuk-remuk.”
Tindakan Soekarno mendapat kecaman dari beberapa pemuda. Lima mahasiswa kedokteran mendatangi kediaman Soekarno dan mempertanyakan perihal Soekarno yang mendukung romusha.
Soekarno menjawab demikian,
ada dua jalan untuk bekerja menuju Indonesia merdeka. Pertama dengan tindakan revolusioner, yang menurutnya, kita belum siap. Jalan yang kedua adalah dengan bekerja-sama dengan Jepang sambil mengkonsolidasikan kekuatan dan menantikan sampai tiba saatnya ia (Jepang) jatuh.dan Soekarno mengikuti jalan yang kedua.
Para pemuda itu lantas tidak puas dengan jawaban yang diberikan Soekarno, mereka bertanya mengapa ia tega mengorbankan rakyat sendiri.
Soekarno menjawab,
“Dalam setiap perang ada korban. Tugas dari seorang Panglima adalah untuk memenangkan perang, sekalipun akan mengalami kekalahan dalam beberapa pertempuran di jalan. Andaikata saya terpaksa mengorbankan ribuan jiwa demi menyelamatkan jutaan orang, saya akan lakukan. Kita berada dalam suatu perjuangan untuk hidup….”
Kalian bisa simpulkan sendiri sisi gelap Soekarno dari pernyataan diatas.