Purposive Sampling Dalam Penelitian

2 min read

Purposive Sampling atau sampel dengan tujuan khusus merupakan teknik pemilihan subjek penelitian yang didasarkan dengan asumsi dan tujuan khusus. Hal ini membuat pruposive sampel menjadi teknik pengambilan sampel yang hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada populasi namun bersifat kasuistis.

Dalam penyelidikan kualitatif, tujuannya adalah tidak untuk generalisasi ke populasi, tetapi untuk mengembangkan dalam eksplorasi mendalam dari fenomena pusat. Jadi, hal terbaik memahami fenomena ini adalah peneliti kualitatif sengaja atau sengaja memilih individu dan situs. Istilah pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif ini adalah purposive sampling.

Standar yang digunakan dalam memilih peserta dan situs adalah apakah mereka adalah “kaya informasi” (Patton, 1990, hal 169). Dalam setiap penelitian kualitatif tertentu, peneliti dapat memutuskan untuk mempelajari sebuah situs (misalnya, satu kampus perguruan tinggi), beberapa situs (tiga kecil seni liberal kampus), perorangan atau kelompok (siswa dari suatu sekolah), atau beberapa kombinasi (dua seni liberal kampus dan mahasiswa beberapa mahasiswa kampus tersebut).

Purposive sampling terbaik adalah yang dapat membantu memahami fenomena pusat sehingga diperoleh pemahaman rinci tentang orang atau situs. Hal ini dapat mengakibatkan diperolehnya informasi yang memungkinkan individu untuk “belajar” tentang fenomena tersebut, atau untuk yang mungkin memberikan pemahaman/pandangan kepada orang tentang pengaruh suatu program/situs.

Purposive sampling menyediakan strategi pengumpulan data kualitatif. Peneliti memiliki pilihan untuk memilih dari salah satu dari sembilan strategi yang sering digunakan pendidik. Strategi-strategi ini dibedakan dalam hal apakah yang dilakukan sebelum pengumpulan data dimulai atau setelah pengumpulan data dimulai. Selanjutnya, pendekatan tersebut masing-masing memiliki tujuan yang berbeda, tergantung pada masalah penelitian dan pertanyaan-pertanyaan ingin dijawab dalam penelitian.

1.      Jenis Pendekatan Purposive Sampling sebelum Pengumpulan Data

a.       Sampling Variasi Maksimal (Maximal Variation Sampling)

Salah satu karakteristik penelitian kualitatif adalah untuk menyajikan berbagai perspektif individu untuk mewakili kompleksitas dunia kita Jadi, salah satu strategi sampling untuk membangun kompleksitas yang menjadi penelitian pada peserta atau sampling variasi di lokasi pengambilan sampel.

Sampling variasi maksimal adalah strategi purposive sampling di mana sampel kasus atau individu yang berbeda pada beberapa karakteristik atau sifat (misalnya, kelompok usia yang berbeda). Prosedur ini perlu mengidentifikasi karakteristik dan kemudian menemukan situs atau individu yang menampilkan berbagai dimensi karakteristik itu.

b.      Extreme Case Sampling

Pendekatan ini digunakan pada penelitian tentang kasus yang menyebabkan permasalahan atau pencerahan, atau kasus yang nyata untuk adalah keberhasilan atau kegagalan (Patton, 1990). Sampling kasus Extreme adalah bentuk purposive sampling di mana peneliti mempelajari kasus yang outlier atau satu yang menampilkan karakteristik yang ekstrim.

c.       Sampling Khas (Typical Sampling)

Beberapa pertanyaan penelitian biasanya berupa, “Apa itu normal?” atau “Apa yang khas?”. Sampling khas adalah bentuk purposive sampling di mana peneliti mempelajari seseorang atau situs yang “biasa” untuk mereka yang tidak terbiasa dengan situasi. Apa yang merupakan khas, tentu saja, terbuka untuk diinterpretasi.

d.      Sampling Teori atau Konsep

Seorang peneliti mungkin memilih individu atau situs karena mereka membantu peneliti memahami konsep atau teori. Teori atau konsep sampling adalah strategi purposive sampling di mana sampel peneliti perorangan atau situs karena mereka dapat membantu para peneliti yang menghasilkan atau menemukan suatu teori atau konsep tertentu di dalam teori. Untuk menggunakan metode ini, peneliti memerlukan pemahaman yang jelas tentang konsep atau teori yang lebih besar diharapkan muncul selama penelitian.

e.       Sampling Homogen

Peneliti dapat memilih situs tertentu atau orang karena mereka memiliki sifat atau karakteristik yang serupa. Dalam pengambilan sampel homogen peneliti sengaja sampel individu atau situs berdasarkan keanggotaan dalam sebuah sub-kelompok yang memiliki karakteristik tertentu. Untuk menggunakan prosedur ini, peneliti harus mengidentifikasi karakteristik dan menemukan individu atau situs yang memilikinya.

f.       Sampling Kritis

Kadang-kadang, individu atau lokasi penelitian merupakan fenomena pusat dalam hal dramatis (Patton, 1990). Strategi sampling di sini adalah untuk mempelajari sampel penting karena merupakan kasus yang luar biasa dan peneliti dapat belajar banyak tentang fenomena tersebut.

Makalah Komunikasi Bisnis – Peranan Video Blogging (Vlog) Dalam…

Peranan Vlog Dalam Pemasaran Produk Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Mengingat semakin pesatnya perkembengan sistem informasi di Indonesia, maka sarana dan prasarana yang...
Ahmad Dahlan
4 min read

Makalah Teknologi Hologram Pada Konser

Makalah Teknologi Hologram Pada Konser Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Berkembangnya zaman membuat banyak hal datang yang semakin membaik. Salah satu contohnya adalah...
Ahmad Dahlan
9 min read

Pasal-Pasal Tentang Hak Asasi Manusia Dalam Undang-Undang Dasar 1945

Pasal Tentang HAM di UUD 45 Berikut adalah pasal-pasal tentang Hak Asasi Manusia (HAM): 1. Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945. Segala warga negara...
Agus Salim
2 min read

Leave a Reply