Daftar isi
Peran, Fungsi dan Pengertian Emosi
A. Pengertian Emosi
Emosi (emotion) adalah reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat dan sering terjadi perubahan prilaku (Chaplin,1972 dalam Walgito,2003;203)
Emosi didefinisikan sebagai suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak,(Goleman, 1999 dalam Khodijah,2006)
William James (dalam Khodijah,,2006) mendefinisikan emosi sebagai keadaan budi rohani yang menampakkan dirinya dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh.
Sedangkan perasaan (feeling) adalah keadaan atau state individu sebagai akibat dari persepsi terhadap stimulus baik eksternal maupun internal (Chaplin, 1972 dalam Walgito,2003;203)
Perasaan dan emosi umumnya disifatkan sebagai keadaan yang ada pada individu pada suatu waktu (Chaplin, 1972 dalam Walgito,2003;202
Emosi dapat dikontrol . Ada 3 jenis display rules yaitu, : Masking , Modulation, dan Simulation (Ekman dan Friesen dalam Walgito,2003;207).
· Masking : keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau dapat menutupi emosi yang dialaminya.
· Modulation : keadaan seseorang yang tidak dapat meredam secara tuntas gejala kejasmaniannya, contoh dia menangis tapi tidak terlalu kuat.
· Simulation: orang tidak mengalami emosi tetapi seolah-olah mengalami emosi
Emosi hakikatnya adalah salah satu bentuk dari komunikasi seseorang. Kala seseorang emosi, artinya dia sedang berupaya menyampaikan pesan kepada orang lain.
Bentuk penyampaiannya berbeda-beda, bergantung pada lingkungan dan kondisi sosial budaya yang membentuknya. Komunikasi pada emosi memiliki ciri-ciri tertentu:
Ü Sikap terjadi bukan dibawa sejak diilahirkan.
Ü Sikap berubah-ubah dan dapat dipelajari.
Ü Siap tidak berdiri sendiri, karena mengandung relasi terhadap suatu objek.
Ü Sikap merupakan segi-segi motivasi dan perasaan. Sifat berdasarkan pengetahuan seseorang (Newcomb, Turner, dan Converse, 1981:151).
Perilaku kita sehari-hari pada umumnya diwarnai oleh perasaan tertentu seperti senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, sedih dan gembira. Perasaan yang terlalu menyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-hari disebut warna afektif. Apabila warna afektif tersebut kuat, perasaan itu dinamakan emosi (Sarlito 1982:59). Beberapa contoh emosi yang lainnya adalah cinta, marah, takut, cemas, malu, kecewa dan benci.
Apakah definisi dari emosi? Apakah sebagian orang mendefinisikan emosi sama seperti perasaan yang mendalam apabila dirasakan? Emosi dan perasaan adalah dua konsep yang berbeda, tetapi perbedaan keduanya tidak dapat dinyatakan secara tegas. Emosi dan perasaan merupakan gejala emosional yang secara kualitatif berkelanjutan tetapi tidak jelas batasannya. Pada suatu saat, warna afektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi dapat disebut sebagai emosi. Misalnya, marah yang ditunjukkan dalam bentuk diam. Oleh karena itu, emosi dan perasaan tidak mudah untuk dibedakan.
Menurut Crow & Crow (1958), pengertian emosi adalah ’An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental and physiological stirredup states in the individual, and that shows it self in his evert behavior’. Jadi, emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan baik.
Penggolongan emosi dapat dibedakan menjadi menjadi sebagai berikut :
1. Emosi yang sangat mendalam (misalnya sangat marah atau sangat takut) menyebabkan aktivitas yang sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh diaktivkan, dan dalam keadaan seperti ini sukar untuk menentukan apakah seseorang sedang takut atau sedang marah
2. satu orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara. Misalnya kalau marah sati orang contohnya dapat gemetar di tempat dan yang lain mungkin memaki atau yang lain lagi mungkin lari dan diam.
3. Nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan pada sifat rangsangnya buakn pada keadaan emosinya sendiri. Jadi ’takut’ adalah emosi yang timbul terhadap suatu bahaya dan ’marah’ adalah emosi yang timbul dari suatu yang menjengkelkan.
4. Pengenalan emosi secara subyektif dan introspektif juga sukar dilakukan karena selalu saja akan ada pengaruh dari lingkungan.
Pada saat emosi, sering terjadi perubahan-perubahan fisik pada seseorang, seperti :
a. reaksi elektris pada kulit meningkat bila terpesona
b. peredaran darah bertambah cepat bila marah
c. denyut jantung bertambah cepat bila terkejut
d. bernapas panjang kalau kecewa
e. pupil mata membesar bila marah
f. air liur mengering bila takut atau tegang
g. bulu roma berdiri kalau takut
h. pencernaan menjadi sakit atau mencret-mencret kalau tegang
i. otot menjadi tegang atau bergetar
j. komposisi darah berubah dan kelenjar-kelenjar lebih aktif
Perkembangan emosi dialami oleh seorang bayi, anak-anak, remaja dan dewasa. Dimana seeorang akan merasakannya sebagai sebuah persepsi yang dilalui oleh sistem-sistem saraf mereka sesuai dengan perkembangan emosinya.
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978:79) reaksi yang menyenangkan pada bayi dapat diperoleh dengan cara mengubah posisi tubuh secara tiba-tiba, membuat suara keras atau membiarkan bayi menggunakan popok yang basah. Rangsangan ini menimbulkan reaksi emosional berupa tangisan dan ativitas yang kuat. Sebaliknya reaksi yang menyenangkan dapat tampak jelas tatkala bayi menyusui pada ibunya.
Pada umumnya anak kecil lebih emosional daripada orang dewasa karena pada usia ini anak masih relatif muda dan belum dapat mengendalikan emosinya. Anak kecil memiliki perilaku yang sangat memaksa. Mereka hanya mempunyai sedikit kendali dari dorongan hati mereka dan mudah merasa putus asa. Pada saat anak mencapai usia tiga tahun mereka sudah menumbuhkan beberapa sikap toleransi untuk mengatasi hal tersebut. Mereka juga sudah dapat mengembangkan beberapa sikap pengendalian diri; mereka tidak bereaksi terhadap setiap dorongan hati. Perkembangan emosi berkaitan dengan pengendalian diri, apa yang disukai dan yang tidak disukai.
.Pada usia dua sampai empat tahun, karakteristik emosi anak muncul pada ledakan amarahnya atau temper tantrums (Elizabeth B. Hurlock, 1978). Anak yang berusia tiga dan empat tahun menyenangi kejutan-kejutan dan juga peristiwa roman. Mereka memerlukan keamanan dengan mengetahui bahwa ada suatu struktur dalam kehidupan sehari-hari. Anak yang berusia tiga dan empat tahun juga sudah mulai menunjukkan selera humor. Pada usia lima sampai enam tahun anak mulai matang dan mulai menyadari akibat-akibat dari emosinya. Ekspresi emosi anak dapat berubah secara drastis dan cepat, contohnya baru saja anak menangis tetapi setelah beberapa menit kemudian anak bisa gembira lagi karena mendapatkan hiburan dari orang yang mengendalikan emosinya.
Anak-anak yang berusia tujuh dan delapan tahun mulai mencoba kembali untuk memperoleh kendali yang lebih baik lagi dari tanggapan emosional mereka. Mereka mulai menyadari kondisi di dunia dan lebih menaruh perhatian terhadap cerita-cerita baru yang mereka lihat di televisi atau yang mereka dengar dari bahan diskusi orang-orang dewasa.
Anak yang berusia tujuh dan delapan tahun mulai menunjukkan ketekunan di dalam usaha yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan mereka. Ini sering menyebabkan orang tua mereka menjadi kesal dimana ketika anak meminta orang tua untuk melakukan suatu hal secara berulang kali. Pada usia ini anak-anak mengembangkan sikap empati yang lebih memperkenalkan diri kepada orang lain dan juga merasa bersalah ketika mereka melukai orang lain, baik secara fisik ataupun emosional. Mereka mencoba untuk menimbulkan rasa nyaman terhadap keluarga atau teman tanpa diminta untuk melakukannya.
Sedangkan pola emosi remaja juga hampir sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal sering dialami remaja adalah kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas, cinta, cemburu, kecewa, sedih dan lain-lain. Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosi dan pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap emosinya.
Biehler (1972) membagi ciri-ciri emosional remaja dalam dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun. Adapun ciri-ciri emosional remaja berusia 12-15 tahun adalah sebagai berikut :
– Cenderung bersikap pemurung. Sebagian disebabkan karena perubahan biologis dalam hubungannya dengan kematangan seksual dan sebagiannya lagi karena kebingungannya dalam menghadapi orang dewasa. Karena kemurungan, hal ini dapat memicu terjadinya suasana hati yang depresi yang lebih banyak dialami oleh perempuan.
– Ada kalanya bersikap kasar dalam menutupi kekurangannya dalam hal percaya diri
– Ledakan-ledakan kemarahan sering terjadi sebagai akibat dari kombinasi ketegangan psikologis, ketidakstabilan biologis dan kelelahan karena bekerja yang terlalu keras atau pola makan yang tidak tepat ataupun tidur yang kurang cukup.
– Cenderung berperilaku tidak toleran terhadap orang lain dengan membenarkan pendapatnya sendiri
– Mengamati orang tua dan guru secara lebih objektif dan mungkin marah apabila tertipu dengan gaya guru yang bersifat sok tahu.
Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun adalah sebagai berikut :
– Sering memberontak sebagai ekspresi dari perubahan dari masa kanak-kanak ke dewasa
– Dengan bertambahnya kebebasan, banyak remaja yang mengalami konflik dengan orang tuanya. Mereka mengharapkan perhatian, simpati dan nasihat orang tua.
– Sering melamun untuk memikirkan masa depannya.
Para peneliti mengemukakan bahwa perubahan pubertas berkaitan dengan meningkatnya emosi-emosi negatif. Meskipun demikian sebagian besar peneliti berkesimpulan bahwa pengaruh hormonal itu kecil dan jika hal itu terjadi, biasanya berkaitan dengan faktor lain seperti stres, pola makan, aktivitas seksual dan relasi sosial. Sesungguhnya pengalaman lingkungan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap emosi remaja dibandingkan perubahan hormonal.
Banyak remaja yang tidak dapat mengelola emosinya secara lebih efektif. Sebagai akibatnya mereka rentan mengalami depresi, kemarahan, kurang mampu meregulasi emosinya yang selanjutnya dapat memicu munculnya berbagai masalah seperti kesulitan akademis.
Ciri-ciri emosi yang dapat dibedakan antara emosi anak dan emosi orang dewasa adalah sebagai berikut :
Emosi Pada Anak | Emosi Pada Orang Dewasa |
Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba | Berlangsung lebih lama dan berakhir dengan lambat |
Terlihat lebih hebat dan kuat | Terlihat lebih hebat atau kuat |
Bersifat sementara atau dangkal | Lebih lama |
Lebih sering terjadi | Jarang terjadi |
Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya | Sulit diketahui karena lebih pandai menyembunyikannya |
Pada masa dewasa perkembangan emosi mereka, akan mereka tujukan kepada hal-hal tentang percintaan, mulai meninggalkan rumah, mengembangkan karir dan bersosialisasi.
2. TIMBULNYA EMOSI
Kapan seseorang akan mengalami emosi?
Seseorang akan merasakan emosi ketika mengalami kejadian atau suatu hal tertentu kebanyakan ahli yakin bahwa emosi akan lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Kebanyakan orang akan meluapkan amarahnya dan emosinya akan cepat reda daripada menyimpan suasana hati yang sedang bersedih, karena itu akan memakan waktu yang sangat lama, mungkin sampai berjam-jam.
Timbulnya emosi
Emosi timbul karena adanya stimuli pembangkit emosi. Dengan demikian emosi bukan peristiwa keseluruhan sampai timbulnya perasaan dan dorongan serta terjadinya sambutan-sambutan fisis dan fisilogis lewat pekerjaan susunan saraf yang berlangsung secara otomatis. Untuk dapat terjadi peristiwa timbulnya emosi, stimuli harus dihubungkan dengan minat dan kehendak. Sebagai contoh, jika seseorang mengarahkan minatnya terhadap seorang individu, benda atau situasi maka akan terjadilah kemungkinan reaksi potensi emosi sehingga ia distimuli oleh hal-hal tersebut dimana ia menaruh perhatian.
Suatu stimuli yang membangkitkan satu emosi tidak dapat menimbulkan emosi yang lainnya dalam waktu yang sama. Tetapi stimuli yang satu itu dapat saja membangkitkan emosi-emosi yang berbeda dan bahkan berlawanan pada waktu-waktu yang berlainan.
3. FUNGSI EMOSI DALAM KEHIDUPAN
Ü Survival atau untuk mempertahankan hidup, seperti pada hewan.
Ü Energizer atau pembangkit energi yang memberikan kegairahan dalam kehidupan
Ü Messenger atau pembawa pesan (Martin dalam Khodijah, 2006)
4. USAHA PENGENDALIAN EMOSI
Manusia di mata Tuhan adalah sempurna bila dibandingkan dengan makhluk lainnya, namun dalam pelaksanannya manusia seringkali melakukan kesalahan-kesalahan yang justru merugikan manusia itusendiri.Adanya kesalahan tersebut dikarenakan dalam melakukan suatu tindakan, manusia itu sendiri tidak menggunakan suara hati yang sebenarnya jalan untuk memperoleh kebenaran.
Suara hati yang merupakan jalan untuk mencapai kebenaran akan merangsang pikiran Anda dengan nilai-nilai yang positif dan baik dan nilai-nilai tersebut cenderung berkembang secara internal.
Adanya pemasukan dalam pikiran kita dapat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi kejiwaan dan kondisi tubuh.Adanya pemasukan-pemasukan yang bersifat negative mengakibatkan negativitas lebih besar dan itu sangat merugikan dirinya sendiri.Berbeda jika Anda berpikir positif, maka segala tindakan yang dilakukan tidak merugikan diri sendiri.
Pengendalian diri diperlukan agar terbentuk hati dan pikiran yang bersih.Sehingga perbuatan yang sekiranya dapat merugikan dapat segera dicegah.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.