Proposal Tentang Cemilan Sehat Kerupuk Lidah Buaya – KULIYA

7 min read

Cemilan Sehat KULIYA (Kerupuk Lidah Buaya)

RINGKASAN

Dalam kegiatan ini pelaksana kegiatan memilih PKM Kewirausahaan dengan tujuan untuk mengembangkan minat dan kreativitas mahasiswa dalam membuka peluang usaha yang bisa menambah pengalaman dan memotivasi pelaksana kegiatan dalam mengembangkan inovasi-inovasi dan kreasi khususnya dalam hal pangan. Salah satunya dengan usaha Kerupuk Lidah Buaya.

Kebanyakan masyarakat awam menganggap manfaat tanaman lidah buaya hanya sebatas kecantikan dan tanaman hias saja. Akan tetapi sebenarnya tanaman ini memiliki banyak manfaat, seperti mengurangi rasa gatal pada kulit, mempercepat proses penyembuhan luka, menghaluskan dan menebalkan rambut, membantu penderita diabetes, sebagai detoksifikasi racun, dan masih banyak lagi khasiatnya bagi manusia. Namun, tidak semua tanaman lidah buaya dapat diolah menjadi makanan. Hanya tanaman lidah buaya yang berukuran besar dan memiliki daging yang tebal yang bisa diolah menjadi makanan. Dari segi pertumbuhannya, tanaman ini juga tidak terlalu sulit untuk dikembangbiakkan karena dapat tumbuh diberbagai musim. 

Selain itu diolahnya lidah buaya menjadi kerupuk, semua kalangan mulai dari anak-anak hingga orang tua dapat menikmatinya. Dengan perkembangan zaman yang semakin modern ini banyak di antara kita yang suka makan makanan secara instan. Olahan lidah buaya ini sangat praktis dan dapat juga disimpan dalam jangka panjang. Selain itu, harganya juga sangat terjangkau dan dikemas dalam berbagai bentuk ukuran, tidak terkecuali juga untuk pesanan dalam jumlah partai besar seperti untuk acara pesta, pengajian, dan lain sebagainya. Dari segi pemasarannya sendiri banyak fasilitas yang bisa digunakan, salah satunya melalui media online atau biasa disebut dengan delivery. Dengan begitu, selain bisa dijual secara langsung kepada konsumen, juga bisa menerima pesanan melalui media online.

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan berbagai macam bahan pangan indigenous, yang salah satunya adalah lidah buaya. Lidah buaya memiliki nama latin Aloe vera L. tergolong ke dalam suku Liliaceae. Aloe berarti “senyawa pahit yang bersinar”. Eksudat (getah) tanaman ini pahit rasanya, tetapi lidah buaya mengandung nilai gizi yang cukup tinggi dan sangat berguna bagi tubuh. Gel lidah buaya mengandung karbohidrat tercerna, sehingga dapat digunakan sebagai minuman diet. Gel lidah buaya tersusun oleh 96% air dan 4% padatan yang terdiri dari 75 komponen senyawa berkhasiat.

Lidah buaya dapat tumbuh hampir di semua wilayah Indonesia. Di Indonesia lidah buaya awalnya sebagai bahan kosmetika yang fungsinya sebagai obat kulit. Tanaman lidah buaya menjadi salah satu komoditas pertanian yang punya peluang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai usaha agribisnis. Namun, potensi lidah buaya belum dioptimalkan dengan baik. Tanaman lidah buaya sudah dikenal lama, tetapi masyarakat yang tahu manfaat dan khasiatnya, tidaklah banyak.

Selama ini lidah buaya baru diproduksi sebatas dalam bentuk bahan baku obat-obatan dan kosmetik. Salah satu bentuk modifikasi pemanfaatan lidah buaya yang belum banyak diusahakan adalah dalam bentuk berupa kerupuk.   

Kerupuk berbahan dasar lidah buaya merupakan suatu produk alternatif makanan ringan atau cemilan sehat yang bernilai gizi tinggi. Kerupuk ini juga tidak terlalu banyak mengandung lemak sehingga aman untuk dikonsumsi dan tidak beresiko. Oleh karena itu, produk kerupuk berbahan dasar lidah buaya ini perlu dikembangkan dan direalisasikan agar masyarakat dapat memperoleh berbagai manfaat yang dimilikinya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang penulis ajukan dalam PKM Kewirausahaan ini adalah:

  1. Bagaimana cara mengolah lidah buaya menjadi cemilan atau makanan ringan yang sehat dan memiliki nilai gizi yang tinggi?
  2. Bagaimana memperkenalkan dan memasarkan produk Kerupuk Lidah Buaya kepada masyarakat?

C. Tujuan Pelaksanaan

Tujuan dari diadakannya PKM Kewirausahaan ini adalah sebagai berikut:

  1. Memenuhi kebutuhan ekonomi.
  2. Mengoptimalkan manfaat dari lidah buaya yang selama ini hanya sebagai tanaman hias.
  3. Meningkatkan inovasi serta kreativitas dalam dunia usaha.
  4. Menghasilkan olahan baru berupa Kerupuk Lidah Buaya yang memiliki nilai jual dan memiliki cita rasa serta nilai gizi yang tinggi.
  5. Memperkenalkan dan memasarkan produk hasil olahan kepada masyarakat sekitar.

1.4.  Luaran yang Diharapkan

Keluaran yang diharapkan penulis dari PKM Kewirausahaan ini adalah sebagai berikut:

  • 1. Menghasilkan olahan baru berupa Kerupuk Lidah Buaya bernilai gizi tinggi menjadi alternatif cemilan sehat yang baru dikalangan masyarakat.
  • 2. Produk makanan yang akan menginspirasi para produsen makanan untuk menciptakan produk baru.

1.5.  Kegunaan Program

Kegunaan program kreativitas mahasiswa dalam bidang kewirausahaan bagi penulis adalah:

  • 1. Menumbuhkembangkan daya kreativitas mahasiswa.
  • 2. Membuka peluang usaha baru.

BAB IIGAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

 2.1.  Kondisi Umum Lingkungan

Lidah buaya (Aloe vera) dikenal sebagai tanaman yang memiliki banyak manfaat. Masyarakat biasa memanfaatkan lidah buaya sebagai bahan pencuci serta perawatan rambut. Tetapi saat ini banyak yang memanfaatkan tanaman ini sebagai bahan makanan untuk kesehatan. Karena kandungan yang terdapat pada tanaman lidah buaya ini sangat bermanfaat untuk mengganti cairan darah pada manusia. Manfaat yang ada pada lidah buaya ini bisa mendatangkan peluang usaha bagi yang menekuninya. Usaha dari bahan baku lidah buaya ini pun masih belum banyak yang mengolahnya sehingga pesaing dari usaha ini cukup rendah. Selain itu, tanaman ini juga mudah ditemukan karena mudah tumbuh di mana saja. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi baru dalam berwirausaha dengan memanfaatkan tanaman lidah buaya sebagai bahan dasar pembuatan Kerupuk Lidah Buaya sebagai upaya meningkatkan perekonomian daerah.

2.2.  Target Pasar

Dalam memulai usaha apapun, yang harus diketahui adalah peluang pasar yang dapat menerima produk yang dihasilkan. Target pasar merupakan kunci penting dalam proses pemasaran karena pemasaran akan berjalan dengan lancar apabila sudah mendapatkan target pasar yang sesuai.

Sistem pemasaran yang dilakukan pelaksana program adalah dengan menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing dan sejauh mana kemampuan penulis untuk bersaing dengan mereka, baik dari segi harga, pelayanan, maupun kualitas yang diberikan penulis kepada konsumen. Penulis akan mensurvei dan meneliti pesaing-pesaing bagaimana cara membuat kerupuk yang berbeda dari olahan kerupuk lainnya yang sudah beredar di pasaran sehingga memiliki cita rasa yang berbeda. Selain itu, dari segi packing dan pemasarannya akan dibuat lebih menarik daripada yang lainnya, dengan demikian para konsumen tidak akan mengalami kejenuhan dalam mengkonsumsi produk ini.

Pelaksana program akan menjual produk Kerupuk Lidah Buaya ini di tempat yang cukup ramai, yang banyak dikenal dan dilalui banyak orang, sehingga kerupuk ini akan lebih cepat dikenal oleh banyak lapisan masyarakat.

2.3.  Analisis SWOT Produk

Strenght (Kekuatan)

  • a. Harga Kerupuk Lidah Buaya cukup terjangkau oleh kalangan masyarakat.
  • b. Kualitas dari Kerupuk Lidah Buaya sangat terjamin, karena dalam proses pembuatannya diutamakan kebersihan dan untuk kesehatan.
  • c. Tersedia kemasan dalam berbagai ukuran.
  • d. Kerupuk Lidah Buaya ini mempunyai rasa yang gurih dan enak.
  • e. Kerupuk Lidah Buaya bisa menjadi alternatif makanan ringan atau cemilan sehat yang praktis dan hemat.

Weakness (Kelemaan)

  • a. Bahan baku Kerupuk Lidah Buaya mudah rusak.
  • b. Kerupuk Lidah Buaya akan mudah rusak jika penyimpanan yang dilakukan sembarangan atau  ditumpuk.

Opportunity (Peluang)

  • a. Kondisi masyarakat yang semakin konsumtif mempermudah pelaksana program dalam memasarkan produk.
  • b. Permintaan pasar yang semakin meningkat.

Threat (Ancaman)

  • a. Jumlah kompetitor yang terus meningkat.
  • b. Munculnya produk baru yang lebih unggul.
  • c. Kenaikan harga bahan baku yang sulit diprediksi karena jumlahnya yang tidak menentu.

BAB IIIMETODE PELAKSANAAN

3.1.  Proses Produksi

3.1.1.      Alat-alat

  • 1. Wajan penggorengan untuk menggoreng.
  • 2. Spatula dan serokan untuk memasak.
  • 3. Kompor gas dan tabung.
  • 4. Dandang pengukus.
  • 5. Cetakan atau loyang untuk mencetak adonan.
  • 6. Baskom atau mangkuk untuk mengadon.
  • 7. Talenan dan pisau untuk mengiris.
  • 8. Tampah bambu untuk menjemur.
  • 9. Mesin perekat plastik untuk mengemas.
  • 10. Timbangan.
  • 11. Blender.

3.1.2.      Bahan-bahan

  • 1. Lidah buaya yang berukuran besar dan memiliki daging yang tebal.
  • 2. Minyak goreng untuk menggoreng.
  • 3. Bawang putih.
  • 4. Merica bubuk atau butiran.
  • 5. Ketumbar.
  • 6. Tepung tapioka.
  • 7. Tepung beras.
  • 8. Telur untuk perekat adonan.
  • 9. Margarin untuk menambah rasa menjadi lebih gurih.
  • 10. Garam dan gula.

3.1.3.      Proses Pengolahan

  • 1. Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan.
  • 2. Kupas lidah buaya dan ambil bagian dagingnya saja, kemudian cuci bersih dengan air mengalir hingga lendirnya hilang.
  • 3. Campur tepung tapioka dan tepung beras hingga merata.
  • 4. Tambah sedikit garam dan gula, lalu aduk lagi sampai benar-benar merata agar rasanya nanti tidak menggumpal-gumpal.
  • 5. Kupas bawang putih, lalu haluskan dengan ketumbar dan merica.
  • 6. Setelah bumbu halus, campur lidah buaya tadi yang sudah dibersihkan ke dalam tepung.
  • 7. Tambahkan telur dan margarin, lalu aduk adonan sampai benar-benar rata.
  • 8. Setelah itu, masukkan adonan ke dalam loyang yang sudah dilumuri minyak agar tidak lengket saat mengeluarkannya dari loyang nanti.
  • 9. Kukus adonan selama kurang lebih 20 menit.
  • 10. Kemudian angkat dan dinginkan terlebih dahulu agar lebih mudah saat mencetaknya nanti.
  • 11. Potong tipis adonan dengan lebar 3 cm dan susun di atas tampah bambu.
  • 12. Jemur di bawah terik matahari kurang lebih 3 hari sampai kerupuk benar-benar kering (apabila cuaca cerah).
  • 13. Setelah itu, goreng kerupuk dengan menggunakan minyak panas.
  • 14. Setelah matang, tiriskan sampai agak dingin dan kerupuk pun siap dikemas.

3.2.  Proses Pemasaran

Pemasaran produk dilakukan untuk memperkenalkan Kerupuk Lidah Buaya kepada para konsumen serta menarik minat para konsumen untuk membelinya. Pemasaran dapat dilakukan dengan cara melakukan promosi. Tempat yang paling strategis untuk mempromosikan produk ini adalah pada tempat ramai seperti pasar, sekolah, dan kampus. Berikut beberapa cara promosi makanan yang akan dilakukan oleh penulis:

  1. Lewat brosur, cara ini cukup efektif untuk memperkenalkan produk ini, biasanya makanan sampai di konsumen melalui pesan antar atau sering disebut dengan delivery.
  2. Melakukan penjualan secara langsung, cara ini lumayan efektif karena langsung bertemu dengan pembelinya dan juga bisa langsung mempromosikan makanan yang dijual.
  3. Melalui internet, cara ini efektif terlebih di zaman digital seperti sekarang ini cara ini cukup memberikan informasi yang lebih kepada orang banyak. Biasanya dilakukan dengan cara memasang iklan di facebook, instagram, dan media sosial lainnya.

3.3.  Proses Distribusi

Distribusi dilakukan untuk menyalurkan produk Kerupuk Lidah Buaya kepada para konsumen melalui toko-toko atau secara langsung kepada konsumennya.

BAB IVHASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI PENGEMBANGAN USAHA

4.1.  Hasil yang Dicapai dari Program

Ketercapaian target luaran dari program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan “Cemilan Sehat KULIYA (Kerupuk Lidah Buaya)” yang terbagi menjadi beberapa kegiatan, di antaranya:

1. Waktu Pelaksanaan Program

  • Studi pustaka : bulan ke-1
  • Persiapan alat dan bahan : bulan ke-1 sampai bulan ke-2
  • Pelaksanaan program : bulan ke-2 sampai bulan ke-3
  • Evaluasi kerja : bulan ke-2 sampai bulan ke-3
  • Pelaporan : bulan ke-3

2.      Tempat Pelaksanaan Program

  • Produksi : Desa Bantrung RT:13 RW:04, Batealit, Jepara
  • Penjualan : Daerah kampus UNISNU Jepara dan sekitar tempat produksi

4.2.  Analisis Ekonomi

Secara sederhana, bisnis ini dapat dihitung dengan cara:

4.2.1.      Ringkasan Anggaran Kegiatan

Peralatan dapat digunakan minimal tiga tahun. Jika dalam satu minggu produksi dilakukan satu kali, maka dalam tiga tahun sebanyak = 1 x 7 minggu x 36 bulan = 252 kali produksi. Sehingga biaya investasinya adalah Rp 2.100.000 : 252 = Rp 8.334 per satu kali produksi dibulatkan menjadi Rp 8.400.

Selama 3 bulan, pelaksana program melakukan produksi sebanyak delapan kali produksi, sehingga biaya operasional bahan setiap satu kali produksi sebesar Rp 3.817.000 : 8 = Rp 477.125. Sedangkan biaya operasional lain-lain setiap satu kali produksi adalah sebesar Rp 600.000 : 8 = Rp 75.000. Jadi, biaya operasional total setiap satu kali produksi adalah sebesar Rp 477.125 + Rp 75.000 = Rp 552.125.

Secara sederhana, modal kerja per produksi adalah (biaya investasi alat + biaya operasional) = Rp 8.400 + Rp 552.125 = Rp 560.525.

Harga dasar penjualan Kerupuk Lidah Buaya per bungkus ukuran 250 gram adalah Rp 12.000 dan per bungkus ukuran 500 gram adalah Rp 25.000.

Hasil penjualan ukuran 250 gram yaitu Rp 12.000 x 30 = Rp 360.000.

Hasil penjualan ukuran 500 gram yaitu Rp 25.000 x 15 = Rp 375.000.

Keuntungan dalam setiap satu kali produksi adalah penjualan – modal kerja = Rp 735.000 – Rp 560.525 = Rp 174.475.

Jadi, keuntungan yang diperoleh selama pelaksanaan program tiga bulan yaitu delapan kali produksi = Rp 174.475 x 8 = Rp 1.395.800.

4.3.  Hasil Pemasaran

Penjualan produk Kerupuk Lidah Buaya sebanyak 120 kg selama tiga bulan telah menghasilkan keuntungan yang cukup baik. Namun, apabila usaha ini dikembangkan lebih lanjut lagi, maka akan menghasilkan keuntungan yang lebih optimal.

BAB VPENUTUP

5.1.  Kesimpulan dan Saran

Kerupuk Lidah Buaya merupakan terobosan baru makanan menggunakan lidah buaya sebagai bahan dasar pembuatan kerupuk yang diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari lidah buaya, dan menjadikannya sebagai produk makanan yang lezat dan bernilai gizi tinggi. Adanya program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan ini membuka peluang usaha bagi mahasiswa dan masyarakat umum.  

Dalam pasar lingkup kampus UNISNU Jepara dan sekitar daerah produksi, Kerupuk Lidah Buaya semakin dikenal. Hal ini terbukti dari hasil penjualan yang telah mencapai 120 kg dalam jangka waktu tiga bulan, yang artinya Kerupuk Lidah Buaya layak untuk bersaing dengan produk-produk pangan lain di pasaran.

Pada periode berikutnya, disarankan Kerupuk Lidah Buaya dapat mengembangkan kegiatan bisnisnya secara kontinu sehingga Kerupuk Lidah Buaya dapat bersaing dengan produk-produk sejenis lainnya dan mampu meraih pangsa pasar yang telah ada.

Desain Penelitian Eksperimen

Penelitian kuantitatif merupakan salah satu penelitian pendidikan. Penelitian pendidikan sangatlah sulit ditentukan jawabannya karena kondisi di lapangan yang sering berubah, yang berakibat pada derajat...
Ahmad Dahlan
7 min read

Laporan Praktikum Kimia Dasar I Reaksi-Reaksi Kimia

Reaksi-Reaksi Kimia A. Tujuan Percobaan Memperajari sifat-sifat kimia suatu zat melalui reaksi-reaksi kimia. B. Dasar Teori Reaksi kimia merupakan reaksi senyawa dalam larutan (air). Perubahan...
Ananda Dwi Putri
16 min read

Apa perbedaan Bilangan Nyata Dengan Imajiner?

Bilangan nyata adalah bilangan yang sesuai dengan namanya. Kebalikan dengan bilangan khayal, bilangan nyata mewakili nilai sebenarnya tidak berputa-pura atau berkhayal. Bilangan nyata yang merupakan...
Ahmad Dahlan
34 sec read

Leave a Reply