Perkembangan Peserta Didik

7 min read

Pengertian Peserta Didik

Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangakan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar disekolah. Departemen Pendidikan Nasional (2003) menegaskan bahwa, peserta didik adalah angota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Peserta didik usia SD/MI adalah semua anak yang berada pada rentang usia 6-12/13 tahun yang sedang berada dalam jenjang pendidikan SD/MI.

Peserta Didik merupakan subjek yang menjadi fokus utama dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Penting anda pahami sebagai guru kelas SD bahwa pemahaman dan perlakuan terhadap peserta didiksebagai suatu totalitas atau kesatuan.

A. Hakikat Perkembangan Peserta Didik

Pada dasar nya perkembangan merujuk kepada perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan psikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis  dasar sebagai hasil dari konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), dan hasil interaksi proses biologis dan genetika dengan lingkungan. Sedangkan perubahabn psikis menyangkut keseluruhan karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial dan moral.

Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “Suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (jasmaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan.”

Yang dimaksud dengan sistematis, progresif, berkesinambungan adalah :

  1. Sistematis, artinya perubahan dalam perkembangan saling ketergantungan dan saling mempengaruhi,
  2. Progresif, artinya perubahan yang bersifat maju, meluas, mendalam, meningkat baaik secara kualitatif (fisik) dan kuantitatif (psikis),
  3. Berkesinambungan, artinya perubahan yang terjadi pada setiap individu terjadi secara berurutan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Perkembangan merupakan suatu pola perubahan secara progresif organisme baik dalam struktur maupun fungsi(fisik atapun psikis) yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang terjadi secara teratur dan berlangsung sejak masa konsepsi sampai akhir hayat, berdasarkan pertumbuhan, kematangan, pengalaman, dan belajar.

B. Ciri-Ciri Perkembangan Peserta Didik

Ciri-ciri perkembangan setiap individu yaitu ;

  1. Terjadinya perubahan ukuran
    • Aspek fisik: perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ lainnya,
    • Aspek psikis: bertambahnya perbendaharaan kata dan semakin matangnya kemampuan berfikir, mengingat, dan mengajukan imajinasi kreatif.
  2. Terjadinya perubahan proporsi
    • Aspek fisik : proporsi tubuh anak akan berubah sesuai dengan fase perkembangannya,
    • Aspek psikis : perubahan imajinasi dan fantasi ke realitas, dan perubahan perhatian yang dulunya hanya pada diri sendiri akan beralih sedikit demi sedikit pada orang lain.
  3. Lenyapnya tanda-tanda lama
    • Aspek fisik: lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar anak-anak) yang terdapat pada  dada, rambut, dan gigi susu.
    • Aspek psikis: lenyapnya masa mengoceh, bentuk gerak-gerik kanak-kanak  (seperti mengakak) dan perilaku impulsif (melakukan sesuatu tanpa berfifikr dahulu).
  4. Munculnya tanda-tanda baru
    • Aspek fisik : tumbuh dan pergantian gigi dan matangnya organ-organ seksual pada   usia remaja baik primer maupun skunder.
    • Aspek psikis : berkembangnya rasa ingin tahu terutama pada bidang ilmu pengetahuan, lingkungan, agama, alam, nilai dan moral.

Prinsip-prinsip Perkembangan

Prinsip-prinsip dalam perkembangan setiap individu yaitu :

a.       Perkembangan merupakan proses yang tidak berhenti

Baik fisik maupun psikis akan terus berkembang dari saat konsepsi hingga masa tua.

b.      Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi

Setiap aaspek perkembangan individu baik fisik maupun psikis satu sama lainnya saling mempengaruhi.

c.       Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu

Setiap perkembangan merupakan hasil dari perkembangan tahap sebelumnya, dan merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.

d.      Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan

Perkembangan fisik dan psikis mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat da nada yang lambat).

e.      Setiap fase perkembangan memiliki ciri khas

Prinsip ini dijelaskan dengan contoh berikut : (a) sampai usia 2 tahun seorang anak memusatkan perhatiannya untuk menguasai gerak-gerik dan belajar berbicara. Dan (2) pada usia 3-6 tahun seorang anak akan memusatkan perhatiannya untuk menjadi mahluk sosial.

f.        Setiap individu akan mengalami tahapan fase perkembangan

Prinsip ini berarti bahwa setiap individu akan mengalami masa atau fase perkembangan : konsepsi, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan tua

D.     Persamaan dan perbedaan pertumbuhan dengan perkembangan

Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu.

Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis. Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan (maturity), dan belajar (learning) serta latihan (training). Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses berpikir, kemampuan berbahasa dan lain-lain.

·         Persamaan :

         Keduanya merupakan proses perubahan progresif. Maksudnya berjalan secara bersamaan. Dan bersifat maju, meningkat dan menjadi lebih baik.

·         Perbedaannya :

1.      Sifat perubahan :

Pada pertumbuhan perubahan bersifat kuantitatif sedangkan pada  perkembangan perubahan bersifat kualitatif fungsional.

2.      Aspek yang berubah:

Pada pertumbuhan yang berubah adalah aspek fisik saja, sedangkan pada perkembangan aspek yang berubah adalah aspek fisik dan psikis.

E. Hukum-hukum Perkembangan Peserta Didik

1.      Hukum Cephalocoudal

            Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik di mulai dari kepala ke arah kaki.  Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan pranatal , yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih “matang” daripada bagian-bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat daripada anggota badan lainnya. Baik pada masa perkembangan pranatal , neonatal, maupun anak-anak , proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya mula-mula kecil dan makin lama perbandingan ini makin besar.

2.      Hukum Proximodistal

            Hukum proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat di pusat seperti jantung , hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi. Hal ini tentu saja karena alat-alat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu lebih vital daripada , misalnya anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bisa melangsungkan kehidupan nya bila terjadi kelainan-kelainan pada anggota gerak, akan tetapi bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa berakibat fatal.

3.      Perkembangan Terjadi Dari Umum Ke Khusus

Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang di mulai dari hal-hal yang umum, kemudian secara sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. Terjadi proses diferensiasi seperti yang di kemukakan oleh werner. Anak lebih dahulu mampu menggerakkan tubuhnya sebelum ia bisa mempergunakan kedua tungkainya untuk menyangga batang tubuhnya, melangkahkan kaki dan berjalan.

Dari sudut perkembangan kemampuan juga terlihat penghalusan dari hal-hal yang tadinya umum ke khusus. Seorang anak akan menyebutkan semua wanita “mama” , sebelum ia mampu membedakan mana ibunya , mana pengasuhnya , atau bibi nya. Anak mengenal istilah binatang dan juga pohon mendahului kemampuan nya membedakan mana yang tergolong anjing , kucing , ayam , mengenal pohon pisang , pohon pepaya, dan pohon mangga.

Dilihat dari segi perkembangan emosinya juga terjadi hal-hal yang sama. Anak menangis bila mengalami hal-hal yang tidak enak, yang menyakitkan, yang menyedihkan, yang menjengkelkan dengan reaksi-reaksi yang sama. Ia bahkan sedikit demi sedikit membedakan rangsangan tertentu dengan reaksi berlainan. Anak memperlihatakan reaksi kemarahan terlebih dahulu, sebelum ia bisa memperlihatkan emoso cemburu atau iri hati.

4.      Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-tahapan Perkembangan

Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi ke dalam masa-masa perkembangan. Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda antara ciri-ciri yang ada pada suatu masa perkembangan dengan ciri-ciri yang ada pada  masa perkembangan yang lain. Sebenarnya ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan terdahulu dapat di perlihatkan paada masa-masa perkembangan berikutnya, hanya dalam hal ini terjadi dominasi pada ciri-ciri yang baru. Jadi, bila seseorang sudah mencapai suatu tahap dalam perkembangan nya , maka mungkin saja ia masih memperlihatkan ciri-ciri yang sebenarnya merupakan ciri-ciri masa perkembangan nya yang terdahulu , hanya saja apa yang diperlihatkan itu dalam “jumlah” yang kecil. Justru apabila ciri-ciri pada masa perkembangan  sebelumnya banyak diperlihatkan dalam perkembangan baru berarti ia belum meningkat ke tahap perkembangan berikutnya.

Ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi , yang hal ini di sebut fiksasi. Aspek intelek pada anak-anak tertentu yang memang secara konstitusional terbatas , pada suatu saat akan relatif  berhenti ,  tidak bisa atau sulit berkembang dan di kembangkan. Masalah penahapan (periodisasi) perkembanagn ini biasanya juga merupakan masalah yang banyak di persoalkan oleh para ahli. Contoh penahapan dalam perkembangan manusia itu antara lain meliputi : masa pra-lahir , masa jabang bayi (0-2 minggu) , masa bayi (2 minggu-1tahun) , masa anak pra-sekolah (1-5 tahun) , masa sekolah  (6-12 tahun), masa remaja (13-21 tahun) , masa dewasa (21-65 tahun), dan masda tua (65 tahun keatas)

5.      Hukum Tempo dan Ritme  Perkembangan

Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan , terus menerus dan dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum. Justru perbedaan-perbedaan waktu, yaitu cepat lambatnya sesuatu penahapan perkembangan terjadi, atau sesuatu masa perkembangan di jalani, menampilkan adanya perbedaan-perbedaan individu. Semakin lambat masa-masa perkembangan di bandingkan dengan norma-norma umum yang berlaku semakin menunjukkan adanya tanda-tanda gangguan atau hambatan dalam perkembangan.

Dalam praktek sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada keseluruhan perkembangan mental, yakni :

a)      Jika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan umum , tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisiknya yang terganggu.

b)      Jika perkembangan kemampuan berbicara sangat terlambat dibandingkan dengan anak-anak lain pada masa perkembangan yang sama. Seorang anak yang pada umur empat tahun misalnua masih mengalami kesulitan dalam berbicara, mengemukakan sesuatu dan terbatas pendaharaan kata, mudah di ramalkan anak itu akan mengalami keterlambatan pada seluruh aspek perkembangan nya.

Cepat atau lambatnya sesuatu masa perkembangan di lalui , menjadi ciri yang menetap sepanjang hidupnya, bilamana tidak ada hal-hal yang bisa mempengaruhi proses perkembangan secara hebat , misalnya pengalaman kecelakaan dan terjadinya trauma-trauma fisik sehingga proses perkembangan menjadi lambat dan terlambat. Setiap perkembangan tidak berlangsung melompat-lompat , akan tetapi menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula , yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam diri anak.

E. Fase-fase Perkembangan Peserta Didik

Dalam ilmu jiwa perkembangan kita kenal beberapa pembagian masa hidup anak yang disebut sebagai fase. Fase perkembangan ini mempunyai cirri-ciri yang relative sama, berupa kesatuan-kesatuan peristiwa yang bulat.

Aristoteles (384-322 SM) membagi masa perkembangan selama 21 tahun dalam 3 septenia ( 3 periode kali 7 tahun) yang dibatasi oelh 2 gejala alamiah yang penting, yaitu pergantian gigi dan munculnya gejala-gejala pubertas. Hal ini berdasarkan pada paralelitas perkembangan jasmaniah dengan perkembangan jiwa anak. Pembagian ini meliputi :

0-7 tahun, disebut sebagai masa kecil, masa bermain

7-14 tahun, masa anak-anak, masa belajar atau masa sekolah

14-21 tahun, masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.

Prof. Kohnstamm dalam bukunya “persoonlijkheid in wording” membagi perkembangan kedalam beberapa fase sebagai berikut:

1. Masa bayi atau masa vital

2. Masa anak kecil, masa esthetis

3. Masa anak sekolah, masa intelektuil

4. Masa pubertas dan adolensasi, masa sosial

5. Manusia yang sudah matang

Menurut Kohnstamm, manusia selalu dalam proses perkembangan, ia tidak akan pernah selesai walaupun dengan bertambahnya usia.

Johan Amos Comenius (1592-1671) dalam bukunya “didactica Magna” menitik beratkan aspek pengajaran dari proses pendidikan dan perkembangan anak. Comenius membagi periode perkembangan sebagai berikut:

0-6 tahun, periode sekolah-ibu, semua usaha bimbingan-pendidikan berlangsung ditengah keluarga terutama oleh ibu.

6-12 tahun, periode sekolah-bahasa-ibu. Anak baru mampu menghayati setiap pengalaman dengan pengertian bahasa sendiri atau bahasa ibu. Bahasa ibu digunakan untukl berkomunikasi dengan orang lain untuk mendapatkan impresi dari luar berupa pengaruh, sugesti, serta transmisi kulturil (pengoperan nilai-nilai kebudayaan) dari orang dewasa.

12-18 tahun, periode sekolah-latin anak mulai diajarkan bahasa latin atau bahasa kebudayaan, agar anak bisa mencaapi teraf yang beradab dan berbudaya.

18-24 tahun, periode-universitas anak mudah mengalami proses pembudayaan dengan menghayati nilai-nilai ilmiah dan mempelajari bermacam-macam ilmu pengetahuan.

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply