Identitas sosial adalah deskripsi diri seseorang yang meliputi tindakan, karekateristik dan atribut-atribut yang menggambarkan seseorang dimata orang lain.
Identitas Sosial
Identitas Sosial adalah definisi seseorang tentang siapa dirinya, termasuk di dalamnya atribut pribadi dan atribut yang dibaginya bersama dengan orang lain, seperti gender dan ras (Baron & Byrne)
Menurut Jackson dan Smith (1999), identitas sosial dapat dikonseptualisasikan dalam empat dimensi :
a. Persepsi dalam konteks antar kelompok
Hubungan antara in-group seseorang dengan grup perbandingan yang lain
b. Daya tarik in-group
Afek yang ditimbulkan oleh in-group seseorang
c. Keyakinan yang saling terkait
Norma dan nilai yang menghasilkan tingkah laku anggota kelompok ketika mereka berusaha mencapai tujuan dan berbagi keyakinan yang sama
d. Depersonalisasi
Memandang dirinya sendiri sebagai contoh dari kategori sosial yang dapat digantikan dan bukannya individu yang unik
Konsep Diri (Self Concept) : Identitas diri seseorang sebagai sebuah skema dasar yang terdiri dari kumpulan keyakinan dan sikap terhadap diri sendiri yang terorganisasi.
Aspek yang muncul dalam self concept :
1. Kesadaran diri subjektif (subjective self-awareness)
Kemampuan untuk membedakan dirinya dari lingkungan fisik dan sosialnya
2. Kesadaran diri objektif (objective Self-awareness)
Kemampuan untuk menjadi objek perhatiannya sendiri, menyadari keadaan pikirannya sendiri.
3. Kesadaran diri simbolik (symbolic self-awareness)
Kemampuan untuk membentuk representasi kognitif self yang abstrak melalui bahasa. Kemampuan ini membuat seseorang mampu untuk berkomunikasi, menjalin hubungan, menentukan tujuan.
Ketika diri berjalan selaras dengan konsep diri yang diyakini oleh individu, maka yang akan muncul kemudian adalah self reference effect. efek ini berasal dari perhatian dan memori yang terjadi karena pemrosesan kognitif terhadap informasi yang relevan terhadap diri lebih efisien daripada pemoresesan informasi jenis lain.
Selain identitas diri, juga ada aspek sosial dari diri yang kita bagi dengan orang lain. Aspek ini yang disebut dengan konsep diri sosial. Secara umum didefinisikan bahwa diri sosial adalah bagian dari siapa kita dan bagaimana kita berfikir tentang diri kita sendiri ditentukan oleh identitas kolektif. Terdapat 2 komponen yang melandasi diri sosial, yaitu:
1. Hubungan interpersonal
2. Hubungan keanggotaan pada kelompok yang lebih besar
Faktor eksternal yang mempengaruhi konsep diri
1. Perubahan usia
Semakin dewasa usia seseorang maka akan mempengaruhi konsep diri yang ada pada dirinya. Hal ini juga akan berpengaruh pada sikap seseorang tersebut.
2. Memasuki pekerjaan baru
Tugas dan pekerjaan baru yang diterima seseorang akan mempengaruhi konsep dirinya. Misal : seseorang yang awalnya hanya sebagai mahasiswa dia memiliki konsep diri bagaimana seorang mahasiswa dengan peran dan tugas-tugas kuliah yang dia hadapi. Setelah lulus dan mendapatkan pekerjaan sebagai pegawai, konsep diri orang tersebut akan berubah seiring peran dan tugas baru yang dia hadapi
3. Perubahan hidup yang besar
Perubahan hidup yang besar pada diri seseorang akan mempengaruhi konsep sosialnya,perubahan hidup ini seperti menikah, bercerai dll
4. Interaksi interpersonal
Interaksi interpersonal seseorang juga mempengaruhi konsep diri. Dengan siapa dia berinteraksi dan sejauh apa kelekatan interaksinya akan berpengaruh besar terhadap konsep diri seseorang
Sikap terhadap diri sendiri
Sikap yang paling penting dikembangkan oleh seseorang adalah sikap terhadap self. Salah satunya adalah dengan self esteem. Self esteem adalah evaluasi diri yang dibuat oleh setiap individu; sikap seseorang trhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi positif-negatif.
Terdapat tiga motif dalam munculnya self esteem, yaitu :
1. Self assessment
Untuk memperoleh pengetahuan yang akurat tentang dirinya
2. Self enhancement
Untuk mendapatkan informasi positif tentang diri
3. Self verification
Untuk mengkonfirmasi sesuatu yang sudah mereka ketahui tentang diri
Aspek lain dari fungsi self :
1. Self focusing : tingkah laku yang mengarahkan perhatian seseorang kepada diri sendiri daripada sekelilingnya. Fokus diri yang terus menerus dan konsisten dapat menyebabkan kesulitan bagi individunya.
2. Self monitoring : merujuk pada kecenderungan untuk mengatur tingkah – laku berdasarkan petunjuk eksternal seperti bagaimana orang lain bereaksi (self – monitoring tinggi) atau berdasar pada petunjuk internal sebagai petunjuk keyakinan seseorang dan sikapnya (self – monitoring rendah).
a. Self – monitoring rendah
Individu dengan monitoring diri yang rendah cenderung akan melakukan dengan cara yang konsisten terlepas dari situasi yang ia hadapi.
b. Self – monitoring tinggi
Individu dengan monitoring diri yang tinggi akan cenderung mengubah bertingkah laku saat situasi berubah.
3. Self efficacy : keyakinan seseorang akan kemampuan atau kompetensinya atas kerja tugas yang diberikan, mencapai tujuan, atau mengatasi sebuah hambatan.
Sex vs Gender :
Menjadi Seorang Laki-laki atau Perempuan Sebagai Aspek Krusial Identitas
Jenis kelamin (Sex) didefinisikan sebagai istilah biologis berdasarkan perbedaan anatomi fisik antara laki-laki dan perempuan.
Gender merujuk pada segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin individu, termasuk peran, tingkah laku, kecenderungan, dan atribut lain yang mendefinisikan arti menjadi seorang laki-laki atau perempuan dalam kebudayaan yang ada.
Peran gender dirumah dan dalam pekerjaan
peran tradisional masih memiliki pengaruh yang kuat terhadap cara pria dan wanita bereaksi didalam rumah(major,1993). Biro sensus amerika serikat melaporkan bahwa mayoritas wanita amerika bekerja diluar rumah. Dalam berbagai situasi pria memang melebihi wanita. Pria telah belajar mengevaluasi dirinya sendiri dengan cara yang berpusat pada ego dari pada wanita.