Pacaran Dalam Paradigma Ilmu Sosiologi

2 min read

Pacaran

Pacaran adalah proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. 

A. Dalam Paradigma positivistik Memandang

Siswa berpacaran karena melihat bahwa pacaran itu adalah hal yang biasa dilakukan oleh remaja hingga dewasa, sehingga setiap remaja memiliki motivasi pada dirinya untuk berpacaran. Penyebab siswa berpacaran tak lepas dari peran keluarga, pergaulan, lingkungan, teman sepergaulan, serta aturan yang tidak tertera disekolah tentang larangan berpacaran. Apa lagi dalam masyarakat banyak dijuampai status hubungan yang bernama pacaran. Selain itu anak remaja selalu memiliki rasa penasaran yang tinggi dari apa yang dia lihat dalam lingkugan dan ingin mencoba merasakan sama seperti yang ada dalam lingkungan masyarakat.

Tokoh-tokoh yang menjadi landasan dalam paradigma positifistik diantaranya adalah:

  1.  Auguste Comte 
  2.  Emile Durkheim
  3.  H. Spencer

B. Dalam Paradigma Postpositivistik Memandang

Siswa berpacaran karena memiliki rasa ketertarikan antara lawan jenis, dan menggunakan hati dalam mengolah perasaan yang mereka rasakan menjadi sebuah ikatan yang bernama pacaran, status pacaran yang mereka buat itu merupakan bentuk dari sebuah perasaan yang timbul dari hati lalu mereka menyebutnya “cinta” , karema hakikatnya cintalah yang memanusiakan manusia sehingga tidak ada salahnya mencintai manusia. Setiap siswa yang jatuh cinta akan memiliki dorongan dari dalam diri untuk membuat suatu status hubungan yang bernama pacaran,  dan itu selalu menjadi ajang dikalangan remaja hingga dewasa sebagai bentk bukti nyata adanya cinta.

Tokoh-tokoh yang menjadi landasan dalam parradigma Postpositivistik diantaranya adalah:

  1. Karl R. Popper 
  2. Marx Weber
  3. Frankurt

C. Dalam Paradigma Konstruktivistik

Siswa berpacaran karena memiliki rasa cinta, karena cinta itu adalah fitrah bagi setiap mahluk remaja hingga dewasa, maka dari itu setiap siswa yang memiliki rasa kepada lawan jenis akan mengimplementasikan pada suatu hubungan pacaran. Kebanyakan dari siswa yang berpacaran selalu memiliki rasa penasaran dengan rasa yang dinamakan cinta, sehingga setiap siswa yang melihat filem-filem percintaan anak sekolah selalu diikat dengan setatus pacaran, maka itu menjadi inovasi dalam diri kebanyakan siswa bahwa pacaran anak sekolah itu adalah hal yang harus dilakukan. apa lagi kegiatan pacaran itu selalu terjadi dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Larangan berpacaran dalam lingkungan Pendidikan dan masyarakat tidak pernah ada tertulis secara jelas.

 Setiap siswa yang berpacaran selalu didasari factor ikut ikutan teman, ingin dibilang gaul, tidak ingin dibilang jomblo, siswa berpacaran selalu didukung oleh interaksi dari sesama siswa lainya.

Tokoh-tokoh yang menjadi landasan dalam parradigma konstruktivistik diantaranya adalah: 

  1.  Edward
  2. Ivan Petrovich Pavlov

D. Paradigma Posstruktualis

Dalam masyarakat, berpacaran masih menuai kontrofersi status keberadaanya, apakah pacaran ini dapat diterima dimasyarakat dan apakah pacaran ini adalah suatu yang yang tidak benar keberadaanya, menurut survai dikalangan siswa dan pelajar, mereka berpendapat bahwa pacaran ini adalah suatu keharusan, karena masa remaja dan dewasa merupakan masa kebahagian, masa diamana mampu merasakan cinta serta mencari pasangan hidup. Namun dalam kalangan masyarakat tua, dominasi mengatakan bahwa pacaran ini adalah suatu hal yang tidak ada keberadaanya karena status pacarana hanya dibuat dan diciptakan berdasarkan kesepakatan berdua, bukan kesepakatan Bersama masyarakat lainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa di Indonesia pacarana ini masih diterima keberadaanya dikalan siswa dan pelajar masa kini.

Tokoh-tokoh yang menjadi landasan dalam parradigma posstruktualis diantaranya adalah: 

  1.  Jacques Derrida
  2. Michael Foucoult

E. Paradigma kritis

Dalam status pacaran, dan status sebagai siswa dan pelajar pacaran bukanlah hal yang diaunjurkan, karena siswa yang berpacaran memiliki banyak potensi terganggu dalam dunia Pendidikan, dalam dunia bersosialisasi, dan dunia berkeluarga. karena pacaran yang mereka lakukan menurut siswa dan pelajar itu adalah suatu pembenaran tanpa memikirkan bahwa pacaran itu memiliki dampak yang tidak baik bagi status mereka sebagai siswa dan pelajar, karena itu bisa menghambat perkembangan akademik siswa dan pelajar, maka setiap sekolah harus melakukan sosialisai kepada orang tua siswa dan membuat aturan tentang larangan pacarana dikalangan siswa dan pelajar.

Tokoh-tokoh yang menajadi landasan dalam paradigma kritis diantaranya adalah:

  1.  Karl Marx 
  2. Juergen Habermars

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply