Memahami Dunia Kerja

4 min read

Manusia sejak lahir hingga meninggal selalu melakukan kegiatan apa yang disebut dengan belajar dengan kata lain sesuai dengan istilah long life education. Dengan melakukan kegiatan belajar maka manusia akan memperoleh beberapa keuntungan, karena pada dasarnya belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang individu yang mana setelah melakukan kegiatan belajar tersebut individu akan memperoleh pengetahuan baru, ilmu baru, ketrampilan baru dan lain-lain.

Dunia Kerja

Tinggi rendahnya tingkat pendidikan seseorang (secara formal) akan sangat mempengaruhi tingkat kwalitas dunia kerjanya. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan akan menekuni dunia kerja yang berkwalitas, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat penghasilan orang tersebut. Ada kata-kata yang bijak yang pernah dilontarkan oleh tokoh kulit hitam Nelson Mandela bahwa pendidikan dapat memotong rantai kemiskinan. Jadi pendidikan sangat penting sekali bagi manusia dalam rangka mencapai kesejahteraan hidup di masa yang akan datang.

Pada dasarnya level dunia kerja ada 3 (tiga) tingkatan yaitu:

  1. Tingkat dunia kerja rendah/ kasar (tidak terlatih)
  2. Tingkat dunia kerja terlatih
  3. Tingkat dunia kerja profesional

A. Dunia kerja tingkat rendah/ kasar (tidak terlatih)

Dunia kerja tingkat tidak terlatih adalah level dunia kerja yang paling rendah. Semua orang dengan modal fisik sehat dapat melakukannya. Untuk mendapatkan kerja dalam level dunia kerja ini tidak perlu ijazah yang tinggi. Tanpa ijazahpun tidak menutup kemungkinan sudah dapat meraihnya. Jenis tenaga kerja ini secara kasat mata terlihat berat beban kerjanya, yang kadang-kadang harus disertai taruhan nyawa. Dunia kerja level ini sangat memprihatinkan, karena beban kerjanya berat namun penghasilannya kecil.

Beberapa contoh dunia kerja tidak terlatih adalah: tukang becak, kuli bangunan, buruh tani, penjaga makam, tugas kebersihan taman dan lain-lain.

B. Dunia Kerja tingkat terlatih

Dunia kerja tingkat terlatih pada dasarnya adalah dunia kerja yang memiliki level setingkat lebih tinggi dibanding level dunia kerja kasar, hanya saja individu yang duduk di level terlatih ini sebelum bekerja mendapatkan pelatihan-pelatihan atau training dalam waktu yang relatif singkat sehingga diharapkan dapat bekerja sesuai harapan. Untuk menduduki level ini maka diperlukan ijazah formal tingkat yang rendah misalnya ijazah SD, SMP dan tidak menutup kemungkinan SMA dan SMK. Secara umum tingkat pendapatan dunia kerja tingkat terlatih ini lebih baik dibandingkan penghasilan dunia kerja tingkat tidak terlatih.

Beberapa contoh dunia kerja tingkat terlatih adalah: penjaga toko, pelayan mall, pelayan rumah makan, kasir di pertokoan, sopir, tukang las, operator pabrik dan lain-lain

C. Dunia Tenaga kerja Profesional

Dunia kerja profesional pada dasarnya adalah level dunia kerja yang diperlukan kwalifikasi tertentu dalam meraihnya. Untuk memasuki dunia kerja profesional dibutuhkan persyaratan yang tidak semudah level tenaga kerja rendah atau terlatih. Untuk menduduki dunia kerja profesional dibutuhkan level pendidikan tertentu. Dalam melaksanakan tugas atau kerjanya, dalam dunia kerja profesional  relatif tidak dibutuhkan tenaga secara fisik yang berlebihan seperti halnya dunia pekerjaan level rendah, tetapi dibutuhkan pemikiran atau intelektual yang tinggi. Dari segi finansial dunia kerja tingkat profesional lebih baik dibanding dunia kerja tingkat rendah dan tingkat terlatih.

Contoh tenaga kerja tingkat profesional antara lain: Dokter, dosen, guru, pilot, pengacara atau advokat, jurnalis, arsitek dan lain-lain.

Dari paparan di atas kita semua dapat mengambil suatu pemahaman yang mana bahwa keberhasilan pendidikan sangat erat hubungannya dengan kesempatan meraih sukses dalam dunia kerja yang akan datang.  Kita semua menyadari bahwa hidup itu pada dasarnya adalah pilihan. Pilihan yang kita inginkan semuanya ada syarat dan konsekwensinya. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang rendah kemungkinan untuk meraih jenjang tenaga kerja profesional adalah tidak mungkin.

Dengan kata lain kalau kita (peserta didik)  berharap dikemudian hari ingin sukses mencapai cita-cita maka diperlukan sekali persiapan yang matang dan usaha yang nyata. Kalau kita lihat, kita amati dan kita cermati semua orang-orang yang sukses di sekitar kita atau para tokoh yang sukses dalam meraih kesuksesan pasti diikuti usaha yang sungguh-sungguh. Dalam buku biografi orang-orang yang sukses semua perjalanan hidup mereka dalam rangka mencapai kesuksesan dibutuhkan perjuangan yang luar biasa. Yang lebih luar biasa lagi ternyata para orang-orang yang sukses tersebut selain berusaha secara fisik atau jasmani ternyata mereka juga berusaha secara mental spiritual dengan sungguh-sungguh. Mereka beribadah dengan sungguh-sungguh. Pendekatan diri mereka pada Tuhannya juga luar biasa.

Sehubungan dengan eratnya hubungan antara pendidikan dengan dunia kerja ada penelitian  yang hasilnya sebagai berikut:

Kuantitas dari kesempatan kerja di negara kita bisa dikatakan setiap tahunnya mengalami penurunan. Hal tersebut berbanding terbalik dengan kuantitas para pencari kerja yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Jadi, bisa dikatakan bahwa lapangan pekerjaan yang tersedia semakin langka dan sulit untuk didapatkan. Hanya orang-orang dengan kualifikasi tertentu saja yang bisa dengan mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Salah satu kualifikasi tersebut adalah menyangkut rendahnya kwalitas atau jenjang tingkat pendidikan para pencari kerja. Tidak dapat dipungkiri bahwa di era perdagangan global ini latar belakang pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh lembaga/perusahaan/seseorang yang sedang mencari pekerja/karyawan. Tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang merupakan gambarang tentang kualitas orang tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang diharapkan  semakin tinggi pula kualitas orang tersebut.

Penelitian tersebut di atas  dilakukan untuk menguji hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan pekerjaan utama di Jawa Timur tahun 2009.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa kenaikan tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi dalam lapangan pekerjaan yang akan diperoleh. Terdapat hubungan yang kuat antara pendidikan dan lapangan pekerjaan, karena pendidikan masih memberikan sumbangan yang kuat dalam mencari pekerjaan.

Perlu diketahui oleh para peserta didik bahwa pada eranya nanti yaitu era globalisasi maka persaingan dunia kerja semakin berat. Persaingan akan bertambah, baik dari segi kwantitas maupun kwalitas. Pada era globalisasi nanti kalo sudah sempurna 100% maka semua produk dan tenaga kerja asing akan masuk dan bersaing di negara kita ini dengan bebas. Sehingga secara kwantitas  saingan semakin berat karena jumlah persaingan tidak hanya warga negara Indonesia saja tetapi juga tenaga kerja asing. Demikian juga persaingan dari sisi kwalitas juga akan semakin berat, karena tidak menutup kemungkinan justru kwalitas tenaga kerja asing yang berebut dunia kerja di Indonesia lebih baik. Sudah bukan rahasia lagi pada saatnya globalisasi nanti bahwa tenaga kerja luar negeri tidak keberatan bekerja di Indonesia dengan penerimaan gaji sama dengan warga negara Indonesia. Bukan suatu hal yang salah seandainya suatu perusahaan akan memilih tenaga kerja yang lebih berkwalitas lebih baik daripada tenaga kerja yang berkwalitas kurang baik dengan gaji yang sama.

Jika hal-hal tersebut di atas tidak disadari lebih awal oleh para peserta didik sebagai generasi penerus maka tidak menutup kemungkinan pada eranya nanti bangsa kita akan menjadi buruh di negaranya sendiri. Karena untuk level kerja yang tinggi bangsa kita tidak mampu bersaing dengan tenaga luar yang masuk atau berebut pekerjaan di negara kita, sehingga kita hanya mampu berebut di tingkat tenaga kerja yang rendah.

Kalau kita jujur fenomena tersebut sudah kita lihat mulai sekarang. Kita lihat saja pada saat jam pulang kerja di suatu pabrik atau perusaan di sekitar kita. Pada saat jam pulang kerja terlihat berbondong-bondong tenaga kerja yang keluar dari pabrik yang sering membuat jalan macet. Semua yang berbondong-bondong keluar tersebut hampir semuanya kategori buruh pabrik. Jelang beberapa waktu biasanya akan keluar mobil mewah dari dalam pabrik, yang duduk dalam mobil mewah itu biasanya orang asing yang menduduki level tinggi dalam perusahaan atau pabrik tersebut. Suatu yang sungguh ironis.

Apakah fenomena seperti ini akan tetap kita pertahankan pada masa yang akan datang ? Inilah tantangan sekaligus tugas yang tidak ringan untuk para peserta didik selaku generasi penerus. Para peserta didik juga harus menyadari betul harapan-harapan para orangtua. Yang jelas dan pasti orang tua akan selalu berharap bahwa tingkat sosial ekonomi anaknya harus lebih baik dibandingkan orang tuanya. Para orang tua bersusah payah banting tulang mencari uang dalam rangka untuk membiayai anak-anaknya, dengan harapan anaknya sukses dalam sekolah dan juga sukses meraih cita-citanya. 

Studi Kasus Etika Berpakaian Pegawai Kantor di Kantor Pajak…

ETIKA BERPAKAIAN SEORANG PEGAWAI KANTOR RUANG LINGKUP: KANTOR PAJAK CIMAHI Yulia Karlina 135211029 3A –  D3 Administrasi Bisnis D3 Administrasi Bisnis – Administrasi Niaga...
Ananda Dwi Putri
12 min read

Makalah Etika Sosial

Etika Sosial Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Sebelum melangkah lebih jauh untuk membicarakan topik-topik yang lebih langsung terkait dengan etika sosial, perlu terlebih...
Agus Salim
21 min read

Makalah Etika Berpakaian dan Berbusana

Etika Berpakaian Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Manusia membutuhkan pakaian (sandang) untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dasar sehari-hari di samping kebutuhan akan tempat...
Wahidah Rahmah
3 min read

Leave a Reply