Media Pembelajaran Tiga Dimesi
Media Pembelajaran Tiga Dimensi
A. Pengertian Media Pembelajaran Tiga Dimensi
Media tiga dimensi pada dasarnya merupakan media natural (alami) yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi serta memiliki volume. Media tiga dimensi ini, memiliki kemampuan untuk menyajikan pesan-pesan pembelajaran dengan menggunakan semua saluran indera manusia, baik penglihatan (visual), pendengeran (auditif), penciuman, pengecap maupun rabaan. Media ber-tiga dimensi ini pada dasarnya merupakan media yang tidak tembus pandang, namun apabila kkita proyeksikan dengan melalui LCD yang berkamera, maka apapun bentuk media tiga dimensi ini akan nampak layar proyeksi.
Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar.
B. Jenis-Jenis Media Tiga Dimensi
1. Model Padat (solid model)
Yaitu memperlihatkan bagian permukaan luar dari pada objek dan sering kali membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan-gagasan utamanya dari bentuk, warna dan susunannya. Contoh model padat yaitu boneka, bendera, bola, anatomi manusia. Guna model padat untuk membantu dan melayani para siswa sebagai informasi berbagai pengetahuan agar siswa lebih paham dalam pelajaran. Dalam model ini siswa dapat melakukan kegiatan membuat model yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan konsep realisme bagi dirinya. Melalui kegiatan konstruksi, menciptakan dan membentuk objek tertentu mereka ditantang untuk memecahkan masalah-masalah pengajaran dalam berbagai bidang studi yang mereka pelajari. Melalui transformasi sederhana, menggunakan bahan-bahan murah para siswa menciptakan berbagai bentuk objek studi, sehingga hasil belajar lebih mendalam dan lebih mantap.
Kelebihan dari model padat :
a. Dapat memberikan pengalaman secara langsung.
b. Dapat dibuat dengan biaya yang murah.
c. Dapat mengembangkan konsep realisme siswa.
Kekurangan dari model padat :
a. Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
b. Anak tuna netra sulit untuk mengaplikasikannya.
2. Model penampang (cuteway model)
Yaitu memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu tampak, apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui susunan bagian dalamnya. Model ini berguna untuk mata pelajaran biologi, karena berfungsi untuk mengganti objek sesungguhnya. Beberapa contoh model penampang adalah:
– Anatomi manusia dan hewan : mata, gigi, kepala, otak, tulang belulang, paru-paru, jantung, bagian ginjal.
– Kehidupan tumbuh-tumbuhan: daun, batang, tangkai, akar, biji, tunas, bunga, buah-buahan.
Model penampang dibuat dengan beberapa alasan yang antara lain benda aslinya tertutup dan terlalu besar atau terlalu kecil, misalnya gunung berapi, sedang murid memerlukan penjelasan tentang struk-tur bagian dalamnya.
Fungsi dari model ini adalah menggantikan objek sesungguhnya. Selain itu model penampang bisa memperjelas objek yang sebenarnya, karena bisa diperbesar atau diperkecil. Yang perlu diperhatikan dalam membuat model penampang adalah, hanya bagian-bagian terpenting saja yang harus ditonjolkan, biasanya dibubuhi warna-warna yang kontras, sedangkan rincian yang tidak begitu penting dihilangkan.
Kelebihan dari model penampang :
a. Dapat memberikan pengalaman secara langsung.
b. Hasil belajar lebih mendalam dan mantap.
c. Dapat mempermudah pehaman karena merupakan pengganti obyek yang sesungguhnya.
d. Dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah.
e. Belajar dapat difokuskan pada bagian yang penting-penting saja.
Kekurangan dari model penampang :
a. Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah yang banyak.
b. Penyimpanan memerlukan ruang dan perawatan.
c. Anak tunanetra sulit membandingkannya.
d. Jika membeli alat perga membutuhkan biaya yang besar.
3. Model kerja (working model)
Yaitu tiruan dari objek yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli. Gunanya untuk memperjelas dalam pemberian materi kepada siswa. Beberapa contoh model kerja adalah
a. Alat-alat matematika: mistar-sorong, busur derajat.Peralatan musik: biola, seruling, terompet, piano, tamburin.
b. Mock-ups, yaitu penyederhanaan susunan bagian pokok dan suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Guru menggunakan mock-up untuk memperlihatkan bentuk berbagai objek nyata seperti kondensator-kondensator, lampu-lampu tabung,serta pengeras suara, lambang-lambang yang berbeda dengan apa yang tertera di dalam diagram.
c. Diorama, yaitu sebuah pemandangan 3 dimensi mini bertujuan menggambarkan pemandangan sebenarnya. Contoh: Diorama di bagian bawah Monas Jakarta.
Model kerja dirancang untuk menunjukkan kepada para siswa bagaimana mekanisme suatu objek itu berfungsi. Berbagai model yang baik seringkali mempergunakan pewarnaan yang kontras pada bagian-bagian terpenting seperti pada blok mesin, kabel, sikuit, atau berbagai komponen menunjukkan hubungan satu sama lain. model kerja sangat mendorong rasa keingintahuan siswa.
Kelebihan dari model kerja :
a. Memberikan pengalaman secara langsung.
b. Dapat menunjukkan objek secara utuh baik cara kerjanya.
c. Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.
d. Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
Kekurangan dari model kerja :
a. Tidak dapat menjaangkau sasaran dalam jumlah besar.
b. Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit.
c. Untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar.
d. Anak tunanetra sulit untuk mengaplikasikannya secara sempura.
4. Model Susun (Builed-up Model)
Model susun terdiri dari beberapa bagian objek yang lengkap, atau sedikitnya suatu bagian penting dari objek itu. Contoh: anatomi manusia dan binatang, seperti: mata, telinga, jantung, tengkorak, otak. Model susunan dimaksudkan struktur bagian dalam dari suatu benda, disamping memperlihatkan bagian dalam obyek juga dapat dilepas atau dipreteli untuk dipelajari satu per satu sehingga memperjelas pengertian. Dan bila sudah selesai dapat diletakkan kembali pada posisinya semula. Model ini dapat berupa variasi dari model irisan. Untuk model terbuka sebaiknya siswa disuruh hati-hati waktu mempelajarinya. Karena disamping mahal harganya, juga agak mudah rusak dan apabila alat penyetelnya rusak dapat mengganggu penampilan model tersebut dan mungkin tidak dapat disusun seperti semula.
Kelebihan dari model susun :
a. Memberikan pengalaman secara langsung.
b. Penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme.
c. Dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya.
d. Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.
e. Dapat menunjkkan alur suatu proses secara jelas.
Kekurangan dari model susun :
a. Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
b. Anak tuna netra sulit untuk membandingkannya.
c. Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit.
C. Karakteristik Media Tiga Dimensi
Media tiga dimensi memiliki karakteristik anatara lain:
1. Mencakup rupa benda-benda natural, termasuk objek (benda sesungguhnya), specimen (manekin) dan model atau mock-up.
2. Menggunakan saluran penerimaan semua indra manusia yakni mencakup indra-indra visual, dengar, taktil, penciuman dan pencecapan.
3. Memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi (volume).
4. Pesan yang terkandung dituangkan di dalam bentuk fisiknya.
5. Dilihat dari aspek cara penyajian isinya ada media tiga dimensi yang menyajikan pesan kandungannya secara spontan dan total.
Produksi media tiga dimensi tidak dapat dilepas dari pengembangan instruksional, terutama terhadap tujuan yang akan dicapai. Di sampng itu, dlaam memproduksi media tiga dimensi ini tidak boleh melupakan karakteristik media itu sendiri, karakteristik siswa, sifat pesan dan prosedur penggunaanya. Membuat media ini tidak asal buat saja meskipun hasilnya baik, akan tetapi harus memperhatikan prinsip-prinsip dan unsur pembuatannya.
D. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dari media visual tiga dimensi:
1) Memberikan pengalaman secara langsung
2) Penyajian secara konkrit dan menghindari verbalisme
3) Dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya
4) Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas
5) Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
Kelemahan media tiga dimensi yaitu:
1) Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah
2) Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit
3) Untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar
4) Anak tuna netra sulit untuk membandingkannya