Berikut ini adalah contoh Makalah Teori Model Komunikasi. Teori ini membahas mengenai bagaimana sebuah informasi itu dapat berpindah baik dari segi sumber, pendengar, cara dan dampak yang dihasilkan.
Daftar isi
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah kebutuhan dasar dalam kehidupan makhluk hidup, terutama manusia. Seluruh aktivitas manusia pasti melibatkan komunikasi yang artinya hal ini akan ditemukan dimana saja dan kapan saja. Komunikasi juga menjadi simbol Identitas diri seseorang dalam membangun kontak sosial dengan orang-orang yang saling terhubung dengan dirinya.
Tujuan sederhana dalam berkomunikasi lebih dari sekedar menyampaikan informasi kepada orang lain namun juga memiliki tujuan untuk mempengaruhi orang lain agar dapat ikut merasakan, berpikir atau berperilaku sesuai dengan harapan yang diinginkan. Dengan demikian maka hidup yang dijalani oleh manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang mereka lakukan.
Peran dari komunikasi ini membuat komunikasi itu sendiri menjadi penting untuk dipelajari. Baik itu komunikasi dua pihak antar individu maupun komunikasi massa seperti retorika dan dialektika. Dengan demikian maka Komunikasi dapat dikatakan sebagai pusat interaksi dak kehidupan manusia. Berdasarkan banyaknya budaya yang terbentuk dalam komunitas manusia dan tujuan komunikasi yang beragam, maka lahirlah kajian mengenai Model-Model Komunikasi yang menjadi subjek yang penting untuk dipahami.
Bab II. Pembahasan
A. Teori Komunikasi
1. Pengertian Teori dan Teori Komunikasi
Teori adalah seperangkat dalil dan prinsip yang merupakan kesimpulan umum dari sekumpulan fenomena yang terkait dengan topik atau suatu realitas. Kesimpulan ini merupakan benang hubung yang digunakan untuk menerangkan, meramalkan, memprediksikan dan menemukan keterpautan fakta-fakta yang sistematis.
Dalam referensi lain dikatakan bahwa, secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian sebagai berikut:
- Teori adalah abstraksi dari realitas
- Teori terdiri dari sekumpulan prinsip-prinsip dan definisi-definisi yang secara konseptual mengorganisasi aspek-aspek dunia empiris secara sistematis.
- Teori terdiri dari asumsi-asumsi, proposisi-proposisi, dan aksioma-aksioma dasar yang saling berkaitan.
- Teori terdiri dari teorema-teorema yakni generalisasi-generalisasi yang diterima/terbukti secara empiris.
Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa teori pada dasarnya merupakan ”konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris tentang suatu fenomena. Menurut pengertian tersebut, teori memiliki dua ciri umum. Pertama, semua teori adalah ”abstraksi” tentang suatu hal. Dengan demikian teori sifatnya terbatas. Kedua, semua teori adalah konstruksi ciptaan individual manusia. Oleh sebab itu sifatnya relatif dalam arti tergantung pada cara pandang si pencipta teori, sifat dan aspek hal yang diamati, serta kondisi-kondisi lain yang mengikat seperti waktu, tempat dan lingkungan di sekitarnya.
Berdasarkan uraian diatas, secara sederhana dapat dikatakan bahwa Teori Komunikasi pada dasarnya merupakan ” Konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris tentang fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia. peristiwa yang dimaksud, seperti yang dimaksud oleh Berger dan Chaffe, mencakup produksi, proses, dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Teori komunikasi menjadikan kita lebih kompeten dan adiktif. Dengan mempelajari teori komunikasi kita dapat memperoleh pengertian yang memungkinkan kita untuk beradaptasi dalam lingkungan yang kompleks.
2. Jenis-Jenis Teori Komunikas
Menurut Littlejohn (1989), berdasarkan metode penjelasan sera cakupan objek pengamatannya, secara umum teori-teori komunikasi, dapat dibagi dalam dua kelompok. Kelompok petama disebut kelompok ”teori-teori umum” (general theories). Kelompok kedua adalag kelompok ”teori-teori kontektual” (contextual theories).
Ada empat jenis teori yang diklasifikasikan masuk kedalam kelompok teori-teori umum: (1) teori-teori fungsional dan struktural, (2) teori-teori behavioral dan kognitif (3) teori-teori konvensional dan interaksional, serta (4) teori-teori kritis dan interpretif. Sementara kelompok teori-teori kontektual terdiri dari teori-teori tentang (1) komunikasi antar pribadi, (2) komunikasi kelompok, (3) komunikasi organisasi (4) komunikasi massa.
Teori-Teori Umum
1) Teori-Teori Fungsional dan Struktural
Ciri dari jenis teori in (meskipun istilah fungsional dan struktural barangkali tidak tepat) adalah adanya kepercayaan atau pandangan tentang berfungsinya secara nyata struktur yang berada diluar diri pengamat. Menurut pandangan ini, seorang pengamat adalah bagian dari strukktur. Oleh karena itu cara pandangnya juga akan dipengaruhi oleh struktur yang berada diluar dirinya.
2) Teori-Teori ”Behavioral” dan ”Cognitif”
Teori-Teori ini memusatkan pengkajiannya pada diri manusia secara individual. Teori ini juga mengutamakan analisis variabel. Komunikasi, menurut pandangan teori ini, dianggap sebagai manifestasi dari tingkah laku, proses berfikir.
3) Teori-Teori Konvensional dan Interaksional
Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu,termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol. Komunikasi menurut teori ini dianggap sebagai alat perekat masyarakat. Teori ini melihat struktur sosial sebagai produk dan dari interaksi.
4) Teori-Teori Kritis dan Interpretatif
Karakter secara umum dalam teori ini adalah. Pertama, pendekatan terhadap peran subjektivitas yang didasarkan pada pengalaman individual. Kedua, makna atau ”meaning” merupakan konsep kinci pada teori ini. Pendekatan teori interpretatif cenderung menghindari sifat0sifat preskriftif dan keputusan-keputusan absolut tentang fenomena yang diamati. Sementara teori-teori kritis cenderung menggunakan keputusan-keputusan yang absolut, preskriptif dan juga politis sifatnya.
B. Teori-Teori Kontekstual
1) Intrapersonal Communication
Adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Yang jadi pusat perhatian disini adalah bagaimana jalannya proses pengelolaan informasi yang dialami seseorang melalui sistem syarat dan inderanya. Teori-teori intrapribadi umumnya membahas mengenai proses pemahaman, ingatan, dan interpretasi terhadap simbol-simbol yang ditangkap melalui panca indera.
2) Intrapersonal Communication
Komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara lagsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatan-kegiatan seperti percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, surat menyurat, merupakan contoh dalam teori ini.
3) Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok ini memfokuskan pembahasannya pada interaksi diantara oarng-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar pribadi. Teori ini antara lain membahas tentang dinamika kelompok, efisiensi dan efektivitas pwnyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk komunikasi, serta pembuatan keputusan.
4) Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi menunjuk pada pola-pola dan bentuk dalam komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal, serta bentuk-bentuk komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok.
5) Komunikasi massa
Komunikasi massa adalah media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang besar. Proses komunikasi massa melibatkan aspek-aspek komunikasi intra pribadi, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi. Pada umumnya memfokuskan pada hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan media dan masyarakat, hubungan antar media dan khalayak, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa, serta dampak atau hasil komunikasi massa terhadap individu.
3. Teori-Teori Dalam Komunikasi
Teori-Teori Komunikasi berlangsung secara sinambung. Dalam arti kata suatu teori yang digunakan sebagai landasan pemikiran dalam suatu penelitian atau dipakai sebagai pendekatan dalam menelaah suatu fenomena. berikut adalah teori-teori dalam komunikasi.
1) Four Theories of the Press( Empat Teori Pers)
a. Authoritarian theory (Teori Otoriter)
Teori otoriter yang acapkali disebut pula sistem otoriter berkaitan erat dengan sistem pengawasan terhadap media massa yang daya pengaruhnya dinilai amat kuat. Teori ini menyatakan hubungan antara media massa dengan masyarakat ditentukan oleh asumsi-asumsi filosofi yang mendasar tentang manusia dan negara.
b. Libertarian theory (teori liberal)
Teori liberal menitikberatkan superioritasnya pada prinsip kebebasan perorangan, penilaiandan aksioma bahwa kebenaran, jika diberi kebebasan,akan muncul sebagai pemenang dalam setiap perjuangan
c. Soviet Communist Theory ( Teori Komunis soviet)
Konsep teori ini adalah kebebasan di Uni Soviet yang merupakan Negara komunis adalah kebebasan negatif, yakni kebebasan dari, sedangkan konsep kebebasan pada sistem tanggung jawab sosial adalah kebebasan positif, yaitu kebebasan untuk. Jika dikataan bahwa per/media massa di Unisoviet itu bebas, bukan bebas untuk menyatakan pendapat, melainkan bebas dari kapitalisme, individualisme, borjuis dan anarki.
d. Social Responsibility (Teori Tanggung jawab Sosial)
Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa kebebasan dari kewajiban berlangsung secara beriringan, dan pers yang menikmati kedudukan dalam pemerintahan yang demokratis, berkewajiban untuk bertanggung jawab kepada masyarakat dalam melaksanakan melaksanakan fungsi-fungsi tertentu yang hakiki.
2) Individual Differences Theory ( Teori Perbedaan Individual)
Teori ini menelaah perbedaan-perbedaan diantara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka ditimpa sehingga menimbulkan efek tertentu. Menurut teori ini individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran media massa secara selektif, menaruh perhatian kepada pesan-pesan terutama jika berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap-sikapnya, sesuai dengan kepercayaannya yang didukung oleh nilai-nilainya.
Anggapan dasar teori ini ialah bahwa manusia amat bervariasi dalam organisasi psikologinya secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari dukungan perbedaan secara biologis, tetapi ini dikerenakan pengetahuan secara individu yang berbeda.
3) Social Categories theory (Teori Kategori Sosial)
Teori kategori sosial menyatakan adanya perkumpulan-perkumpulan, kebersamaan-kebersamaan atau kategori-kategori sosial pada masyarakat urban-industrial yang perilakunya ketika diterpa perangsang-perangsang tertentu hampir-hampir seragam.
Asumsi dasar dari teori kategori Sosial adalah teori sosiologis yang menyatakan bahwa meskipun masyarakat modern sifatnya heterogen, penduduk yang memiliki sejumlah ciri yang sama akam mempunyai pola hidup tradisional yang sama.
4) Social Relationship Theory (Teori Hubungan Sosial)
Tori ini menunjukan bahwa hubungan social secara informal berperan penting dalam mengubah perilaku seseorang ketika diterpa pesan komunkasi massa.
5) Cultural Norms Theory (Teori Norma Budaya)
Teori ini pada hakikatnya adalah bahwa media massa melalui penyajiannya yang selektif dan penekananya pada tema-tema tertentu, menciptakan kesan-kesan pada khalayak di mana norma-norma budaya umum mengenai topic yang diberi bobot itu, mana norma-norma mengenai suatu hal tertentu, maka media komunikasi secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku.
6) Social Learning Theory (Teri Belajar Secara Sosial)
Teori belajar secara tradisional menyatakan bahwa belajar terjadi dengan cara menunjukan tanggapan (response) dan mengalami efek-efek yang timbul. Penentu utama dalam belajar adalah peneguhan, dimana tanggapan akan diulangi (jadi dipelajari) jika organisme mendapat ganjaran (reward). Tanggapan tidak akan diulangi kalau oganisme mendapat hukuman atau bila anggapa tidak memimpinnya ke tujuan yang dikehendaki. Jadi, perilaku diatur secara eksternal oleh kondisi stimulus yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi peneguhan.
B. Model Model Komunikasi
Untuk lebih memahami fenomena komunikasi, perlu menggunakan model-model komunikasi. Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Berikut adalah pembahasan mengenai model-model komunikasi.
1. Pengertian Model Komunikasi
Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Suatu model merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak diperlukan dalam “dunia nyata”.
B. Aubrey Fisher mengatakan model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model.
Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan kata lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan. Atau, seperti dikatakan Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr medel membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampurkan dengan teori.model
2. Fungsi dan Manfaat Model
Gordon Wiseman dan Larry Barker, mengemukakan bahwa model komunikasi mempunyai tiga fungsi. Pertama, melukiskan proses komunikasi, kedua, menunjukan hubungan visual, dan ketiga, membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.
Deutsch menyebutkan bahwa model itu mempunyai empar fungsi : mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang terjadinya tidak diketahui); prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga yang; kuantitatif yang berkaitan dengan kapan dan berapa banyak; pengukuran, mengukur fenomena yang diprediksi.
Untuk manfaat dari model komunikasi, Irwin D.J. Bross menyebutkan beberapa keuntungan diantaranya, model menyediakan.kerangka rujukan untuk memikirkan masalah bila medel awal tidak berhasil memprediksi.
Raymond S. Ross, mengemukakan bahwa model memberi penglihatan yang lain, berbeda, dan lebih dekat: model menyediakan kerangka rujukan, menyarankan kesenjangan informasional, menyoroti problem abstraksi, dan menyatakan suatu problem dalam bahasa simbolik bila terdapat peluang untuk menggunakan gambar atau simbol.
3. Model-Model Komunikasi
Oleh karena komunikasi bersifat dinamis, sebenarnya komunikasi sulit dimodelkan. Akan tetapi, seperti disarankan di muka, penggunaan model berguna untuk mengidentifikasikan unsur-unsur komunikasi dan bagaimana unsur-unsur tersebut berhubungan. Sejauh ini terdapat ratusan model komunikasi yang telah dibuat para pakar.
Kekhasan suatu model komunikasi juga dipengaruhi oleh latar belakang keilmuan (pembuat) model tersebut, paradigma yang digunakan, kondisi teknologis, dan semangat zaman yang melingkupinya. Berikut akan dibahas sebagian kecil saja dari sekian banyak model komunikasi tersebut, khususnya model-model yang sangat popular.
1) Model S – R
Stimulus – Respon [S-R] adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh aliran Teori Psikologis terutama aliran Behaviorsitik. Model ini menunjukan komunikasi sebagai suatu proses ”aksi-reaksi” yang sangat sederhana. Bila seorang lelaki berkedip kepada seorang wanita, dan wanita, dan wanita itu tersipu malu. Atau bila saya tersenyum dan kemudian anda membalas senyuman saya, itulah pola S-R.
Model S-R mengabaikan komunikasi sebagai suatu proses, khususnya yang berkaitan dengan faktor manusia. Secara implisit ada asumsi dalam model S-R ini bahwa perilaku (respons) manusia dapat diramalkan. Ringkasnya, komunikasi dianggap sebagai statis, yang menganggap manusia selalu berperilaku karena kekuatan dari luar (stimulus), bukan berdasarkan kehendak, keinginan, atau kemauan bebasnya. Model ini lebih sesuai bila diterapkan pada sistem pengendalian suhu udara alih-alih pada perilaku manusia.
2) Model Aristoteles
Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga disebut model retoris (rhetorical model). Filosof Yunani Aristoteles adalah tokoh paling dini yang mengkaji komunikasi, yang intinya adalah persuasi. Ia berjasa dalam merumuskan model komunikasi non verbal pertama. Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaranya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka. Tepatnya, mengemukakan tiga unsur dasar proses komunikasi, yaitu pembicara(speaker), pesan (message), dan pendengar(listener).
Model komunikasi Aristoteles jelas sangat sederhana, malah terlalu sederhana dipandang dari perspektif sekarang, karena tidak memuat unsur-unsur lainnya yang dikenal dalam komunikasi, seperti saluran, umpan balik, efek, dan kendala atau gangguan komunikasi.
Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis. Seseorang berbicara, pesannya berjalan kepada khalayak, dan khalayak mendengarkan. Tahap-tahap dalam peristiwa itu berurutan alih-alih terjadi secara simultan. Disamping itu, model ini juga berfokus pada komunikasi yang bertujuan (disengaja) yang terjadi ketika seseorang berusaha berusaha membujuk orang lain untuk menerima pendapatnya.
3) Model Lasswel
Model komunikasi Lasswell berupa ungkapan verbal, yakni:
- Who
- Says What
- In Which Channel
- To Whom
- With What Effect
Model ini dikemukakan Harold Lasswell tahun 1948 yang menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang diembannya dalam masyarakat. Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi, yaitu :pertama, pengawasan lingkungan yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan; kedua, korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespons lingkungan ; ketiga, transmisi warisan sosial dari sesuatu generasi ke generasi lainnya .
Model Lasswell sering diterapkan dalam komunikasi massa. Model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan.
Unsur sumber (who) merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan (misalnya oleh ”penjaga gerbang”), sedangkan unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in which channel) dikaji dalam analisis media. Unsur penerima (to whom) dikaitan dengan analisis khalayak, sementara unsure pengaruh (with what effect), jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa.
4) Model Shannon dan Weaver
Salah satu model awal komunikasi dikemukakan Claude Shannon dan Warren Weaver pada 1949 dalam buku the Mathematical Theory of Communication. Model yang sering disebut model matematis atau model teori informasi itu mungkin adalah model yang pengaruhnya paling kuat atas model dan teori komunikasi lainnya. Shannon adalah seorang insinyur pada Bell Telephone dan ia berkepentingan dengan penyampain pesan yang cermat melalui telepon. Weaver mengebangkan konsep Shannon untuk menerapkannya pada semua bentuk komunikasi.
Model Shannon dan Weaver ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini melukiskan seuatu sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seseorang penerima yang menyandi balik atau mencipta ulang pesan tersebut. Dengan kata lain, model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan suatu pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan.
Pemancar ( transmitter) mengubah pesan menjadi suatu sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Saluran (channel) adalah medium yang mengirimkan sinyal (tanda) dari transmitter ke penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber informasi adalah otak, transmitter-nya adalah mekanisme suara yang menghasilkan lewat udara (sebagai saluran) . penerima (receiver), yakni mekanisme pendengaran, melakukan operasi yang sebaiknya yang dilakukan transmitter dengan merekonstruksi pesan dari sinyal. Sasaran ( destination) adalah (otak) orang yang menjadi tujuan pean itu.
5) Model Schramm
Wilbur Schramm membuat model komunikasi, dimulai dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lal model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu. Model pertama mirip dengan model Shannon dan Weaver. Dalam model yang kedua Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaran-lah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Model ketiga Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang menyandi, menafsirka, menyandi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal.
Menurut Wilbur Schramm, komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur : sumber (source), pesan (message), sasaran (destination). Sumber boleh jadi individu (berbicara, menggambar, memberi isyarat) atau suatu organisasi komunikasi.
6) Model Newcomb
Theodore Newcomb (1953) memandang komunikasi dari perspektif psikologi-sosial. Modelnya mengingatkan kita akan diagram kelompok yang dibuat oleh para psikolog sosial dan merupakan formulasi awal mengenai konsistensi kognitif. Dalam model komunikasi tersebut, yang sering juga disebut model ABX atau model Simetri-Newcomb menggambarkan bahwa seseorang A, menyampaikan informasi kepada seseorang lainnya, B, mengenai sesuatu, X. Model tersebut mengasumsikan bahwa orientasi A (sikap) terhadap B dan terhadap X saling bergantung, dan ketiganya merupakan suatu sistem yang terdiri dari empat orientasi.
- Orientasi A terhadap XX, yang meliputi sikap terhadap X sebagai objek yang harus didekati atau dihindari dari atribut kognitif (kepercayaan dan tatanan kognitif)
- Orientasi A terhadap B, dalam pengertian yang sama
- Orientasi B terhadap X
- Orientasi B terhadap A
7) Model Westley dan MacLean
Tahun 1957, Bruce Westley dan Maclean, keduanya teoritisi komunikasi, merumuskan suatu model yang mencakup komunikasi antar pribadi dan komunikasi massa, dan memasukan umpan balik sebagai bagian integral dari proses komunikasi. Model Westley dan Maclean ini dipengaruhi model Newcomb, selain juga model Lasswell dab model Shannon dan Weaver. Mereka menambahkan jumlah peristiwa, gagasan, objek dan orang yang yang tidak terbatas (dari X1 hingga X00), yang kesemuannya merupakan “objek orientasi”, menempatkan suatu peran C di antara Adan B, dan menyediakan umpan balik.
Menurut kedua pakar ini, pembedaan dalam umpan balik inilah yang membedakan komunikasi antar pribadi dengan komunikasi massa. Umpan balik dari penerima bersifat segera dalam komunikasi antar pribadi, sementara dalam komunikasi massa bersifat minimal dan/atau tertunda. Sumber dalam komunikasi antar pribadi lebih beruntung daripada dalam komunikasi masa dalam arti bahwa dalam komunikasi antarpribadi sumber dapat langsung memanfaatkan umpan balik dari penerima untuk mengetahui apakah pesannya mencapai sasaran dan sesuai dengan tujuan komunikasinya atau tidak.
8) Model Gerbner
Gerbner menjelaskan perluasan dari model Lasswell yang terdiri dari model Verbal dan Diagramatik. Model Verbal Gerbner adalah:
Seseorang (sumber, komunikator) Mempersepsi suatu kejadian dan bereaksi dalam satu situasi melalui suatu alat (saluran, media, rekayasa fisik, fasilitas administratif dan kelembagaan untuk distribusi dan kontrol) untuk menyediakan materi dalam suatu bentuk dan konteks yang mengandung isi dan mempunyai suatu konsekuensi Sementara itu, model diagramatik Gerbner adalah seperti yang pada gambar (terletak pada keterangan gambar)
- Seseorang diperlihatkan sebagai M yang berarti manusia (man) atau sebagai M bila urutkan komunikasinya melibatkan alat mekanis. M mungkin pengirim atau penerima pesan-pesannya dimaknai berdasarkan letaknya dalam urutan komunikasi.
- E’ adalah kejadian (event) sebagaimana dipersepsi oleh M
- S/E adalah pernyataan mengenai peristiwa
- SEE adalah sinyal mengenai pernyataan mengenai kejadian
- SSSE adalah hasil yang dikomunikasikan
9) Model Berlo
sebuah model lain yang dikenal luas adalah model David K. Berlo, yang ia kemukakan pada tahun 1960. model ini dikenal dengan model SMCR, kepanjangan dari source (saluran), mesagge (pesan), Channel (saluran), Receiver (penerima). Sebagaimana dikemukakan Berlo, sumber adalah pihak yang menciptakan pesan, baik seseorang ataupun suatu kelompok. Pesan adalah terjemahan gagasan kedalam suatu simbolik, seperti bahasa atau isyarat. Saluran adalh medium yang membawa pesan, dan penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi.
Berlo juga menggambarkan kebutuhan penyandi (encoder ) dan penyandi-balik (decoder) dalam proses komunikasi. Enkoder bertanggung jawab mengekspresikan maksud sumber dalam bentuk suatu pesan. dalam situasi tatap-muka, fungsi penyandian dilakukan lewat mekanisme vokal dan sistem otot sumber yang menghasilkan pesan verbal dan nonverbal. Akan tetapi, mungkin juga terdapat seorang lain menandai suatu pesan.
Bab III. Kesimpulan
Komunikasi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang multidisipliner. Ilmu komunikasi adalah pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses, dan pengaruhnya yang dilakukan secara rasional dan sistematik serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan. Sementara itu teori komunikasi menunjuk pada konseptualisasi atau penjelasan logis mengenai fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia.
Berdasarkan metode penjelasan dan cakupan objek pengamatannya, teori-teori terdiri atas dua kelompok. Pertama, teori-teori umum yang mencakup teori-teori fungsional dan struktural, teori-teori behavioral dan kognitif, teori-teori konvensional dan interaksional, dan teori-teori kritis dan interpretatif. Kedua, teori-teori kontekstual yang meliputi teori-teori mengenai komunikasi antarpribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan komunikasi massa.
Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori atau dengan kata lain model adalah teori yang lebih disederhanakan. Oleh karena itu hubungan antara teori dengan model begitu erat, model sering dicampur adukkan dengan teori.