Makalah Tentang Infeksi Saluran Kemih

9 min read

Makalah Tentang Infeksi Saluran Kemih

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri.Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala.

Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi oleh progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter, sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian tersebut. Uterus pada kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan tertentu.

Infeksi saluran kemih pada pria jarang terjadi, pada pria dengan usia yang sudah lanjut, penyebab yang paling sering adalah prostatitis atau hyperplasia prostat. Prostat adalah sebuah kelenjar seukuran kenari yang terletak tepat di bawah saluran keluar kandug kemih. Hiperplasia prostat dapat menyebabkan obstruksi  aliran yang merupakan predisposisi untuk timbulnya infeksi dalam keadaan normal, sekresi prostat memiliki efek protektif antibakteri.

Pengidap diabetes juga berisiko mengalami infeksi saluran kemih berulang karena tingginya kadar glukosa dalam urin, fungsi imun yamg menurun, dan peningkatan frekuensi kandung kemih neurogenik. Individu yang mengalami cedera korda spinalis atau menggunakan kateter urin untuk berkemih juga mengalami peningkatan risiko infeksi. 

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:

·        Apakah yang dimaksud dengan infeksi saluran kemih?

·        Bagaimana defenisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pencegahan, penatalaksanaan dan diagnosa dari infeksi saluran kemih?

C. TUJUAN PENULISAN

Pada makalah ini akan dibahas tentang penyakit infeksi saluran kemih

Bab II. Pembahasan

A. Infeksi Saluran Kemih

I.                 DEFENISI

ISK atau infeksi saluran kemih adalah adanya infeksi oleh mikro-organisme dalam saluran kemih. Mikro-organisme sebagai penyebab ISK kebanyakan bakteri aerob. Selain itu ISK dapat disebabkan oleh virus dan jamur.

II.             ETIOLOGI

Mikro-organisme terbanyak sebagai penyebab ISK,yaitu :

1.      Escherichia Coli

2.      Klebsiella atau Enterobacter

3.      Proteus

4.      Pseudomonas aeruginosa

5.      Staphylococcus epidermidis

6.      Enterococci

7.      Candida albicans

8.      Staphylococcus aerus

9.      Adapun virus yang dapat menyebabkan ISK yaitu Adenivirus

Penyebab lain penyebab ISK adalah sebagai berikut :

·        Kurang minum air putih

·        Suka menahan untuk buang air kecil

·        Cara cebok yang salah

·        Tidak buang air kecil sebelum melakukan hubungan intim

·        Penularan karena sering gonta ganti pasangan hubungan intim

·        Ada riwayat penyakit kelamin ataupun kencing batu,dll.

III.         PATOFISIOLOGI

      Patofisiologi infeksi saluran kemih berlangsung secara berurutan. Pada individu normal, biasanya laki-laki maupun perempuan urin selalu steril karena dipertahankan jumlah dan frekuensi kencing. Utero distal merupakan tempat kolonisasi mikroorganisme nonpathogenic fastidious Gram-positive dan gram negative. (Sukandar, E., 2004). Urin biasanya berada dalam keadaan steril. Infeksi berlaku apabila bakteri masuk ke dalam urin dan mula bertumbuh. Proses infeksi ini biasanya bermula pada pembukaan uretra di mana urin keluar dari tubuh dan masuk naik ke dalam traktus urinari.

Biasanya, dengan miksi ia dapat mengeluarkan bakteri yang ada dari uretra tetapi jika bakteri yang ada terlalu banyak, proses tersebut tidak membantu. Bakteri akan naik ke atas saluran kemih hingga kandung kemih dan bertumbuh kembang di sini dan menjadi infeksi. Infeksi bisa berlanjut melalui ureter hingga ke ginjal. Di ginjal, peradangan yang terjadi disebut pielonefritis yang akan menjadi keadaan klinis yang serius jika tidak teratasi dengan tuntas (Balentine, 2009).

Hampir semua infeksi saluran kemih (ISK) disebabkan invasi mikroorganisme asending dari uretra ke dalam kandung kemih. Pada beberapa pasien tertentu invasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal. Proses ini, dipermudah refluks vesikoureter. Proses invasi mikroorganisme hematogen sangat jarang ditemukan di klinik, mungkit akibat lanjut dari bakteriema. Ginjal diduga merupakan lokasi infeksi sebagai akibat lanjut septikemi atau endokarditis akibat Stafilokokus aureus. Kelainan ginjal yang terkait dengan endokarditis (Stafilokkokus aureus) dikenal Nephritis Lohein. Beberapa penelitian melaporkan pielonefritis akut (PNA) sebagai akibat lanjut invasi hematogen. (Sukandar, E., 2004)

Patogenesis infeksi saluran kemih sangat kompleks, karena tergantung dari banyak faktor seperti faktor pejamu (host) dan faktor organisme penyebab. Bakteri dalam urin dapat berasal dari ginjal, ureter, vesika urinaria atau dari uretra. Beberapa faktor predisposisi ISK adalah obstruksi urin, kelainan struktur, urolitiasis, benda asing, refluks atau konstipasi yang lama. Bakteri uropatogenik yang melekat pada pada sel uroepitelial, dapat mempengaruhi kontraktilitas otot polos dinding ureter, dan menyebabkan gangguan peristaltik ureter. Melekatnya bakteri ke sel uroepitelial, dapat meningkatkan virulensi bakteri tersebut (Hanson, 1999).

Mukosa kandung kemih dilapisi oleh glycoprotein mucin layer yang berfungsi sebagai anti bakteri. Rusaknya lapisan ini akibat dari mekanisme invasi bakteri seperti pelepasan toksin dapat menyebabkan bakteri dapat melekat, membentuk koloni pada permukaan mukosa, masuk menembus epitel dan selanjutnya terjadi peradangan. Bakteri dari kandung kemih dapat naik ke ureter dan sampai ke ginjal melalui lapisan tipis cairan (films of fluid), apalagi bila ada refluks vesikoureter maupun refluks intrarenal. Bila hanya vesika urinaria yang terinfeksi, dapat mengakibatkan iritasi dan spasme otot polos vesika urinaria, akibatnya rasa ingin miksi terus menerus (urgency) atau miksi berulang kali (frequency), dan sakit waktu miksi (dysuri).

Mukosa vesika urinaria menjadi edema, meradang dan perdarahan (hematuria). Infeksi ginjal dapat terjadi melalui collecting system. Pelvis dan medula ginjal dapat rusak, baik akibat infeksi maupun oleh tekanan urin akibat refluks berupa atrofi ginjal. Pada pielonefritis akut dapat ditemukan fokus infeksi dalam parenkim ginjal, ginjal dapat membengkak, infiltrasi lekosit polimorfonuklear dalam jaringan interstitial, akibatnya fungsi ginjal dapat terganggu. Pada pielonefritis kronik akibat infeksi, adanya produk bakteri atau zat mediator toksik yang dihasilkan oleh sel yang rusak, mengakibatkan parut ginjal (renal scarring). (Hanson, 1999).

IV.         MANIFESTASI KLINIK

Ø  Gejala infeksi saluran kemih :

1.      Rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah di coba untuk berkemih namun tidak ada air kemih yang keluar.

2.      Sering kencing dan kesakitan saat kencing

3.      Nyeri pada pinggang

4.      Warna air seni kental/pekat seperti air the, kadang kemerahan bila ada darah.

5.      Demam atau menggigi, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal.

6.      Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh-sembuh (dapat memicu kanker kandung kemih).

Ø  Tanda-tanda infeksi saluran kemih :

·        Sensasi panas ketika buang air kecil

·        Lebih sering merasa ingin buang air kecil

·        Ingin buang air kecil tapi tidak bisa

·        Bocor urin dalam jumlah kecil

·        Aroma urin yang menyengat

·        Warna urin yang keruh, gelap atau berdarah

V.             PENCEGAHAN

Adapun cara pencegahan penyakit ISK adalah sebagai berikut :

·        Memperbanyak mengkonsumsi air putih setiap hari (minimal 8 gelas/hari).

·        Jangan menunda bila merasa ingin buang air kecil.

·        Bagi wanita, cebok dengan cara dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari anus masuk ke vagina atau uretra.

·        Bersihkan alat vital sebelum berhubungan intim.

·        Buang air kecil setelah berhubungan seksual untuk membersihkan bakteri dari saluran kencing.

·        Mandi dengan gayung/shower, tidak dengan bath tub.

·        Hindari pemakaian cairan yang tidak jelas manfaatnya pada alat kelamin karena dapat mengiritasi uretra.

VI.         PENGOBATAN/PENATALAKSANAAN

Adapun pengobatan/penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk penderita ISK adalah sebagai berikut :

·        Menggunakan pengobatan dosis tunggal.

·        Menggunakan pengobatan jangka pendek antara 10-14 hari.

·        Menggunakan pengobatan jangka panjang antara 4-6 minggu.

·        Menggunakan pengobatan pencegahan  (profilaksi) dosis rendah.

·        Menggunakan pengobatan supresif, yakni pengobatan lanjutan jika pemberantasan (erodikasi) bakteri belum memberikan hasil.

·        Selain itu, ISK juga dapat diobati dengan cara tradisional,misalnya dengan obat herbal.

VII.     DIAGNOSA

Untuk pemeriksaan infeksi saluran kemih, digunakan urin segar (urin pagi). Urin pagi adalah urin yang pertama – tama diambil pada pagi hari setelah bangun tidur. Digunakan urin pagi karena yang diperlukan adalah pemeriksaan pada sedimen dan protein dalam urin. Sampel urin yang sudah diambil, harus segera diperiksa dalam waktu maksimal 2 jam. Apabila tidak segera diperiksa, maka sampel harus disimpan dalam lemari es atau diberi pengawet seperti asam format.

Bahan untuk sampel urin dapat diambil dari:

·        Urin porsi tengah, sebelumnya genitalia eksterna dicuci dulu dengan air sabun dan NaCl 0,9%.

·        Urin yang diambil dengan kateterisasi 1 kali.

·        Urin hasil aspirasi supra pubik.

Bahan yang dianjurkan adalah dari urin porsi tengah dan aspirasi supra pubik.

Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya adalah sebagai berikut:

ü  Pemeriksaan laboratorium

1.       Analisa Urin (urinalisis)

Pemeriksaan urinalisis meliputi:

·        Leukosuria (ditemukannya leukosit dalam urin).

      Dinyatakan positif jika terdapat 5 atau lebih leukosit (sel darah putih) per lapangan pandang dalam sedimen urin.

·        Hematuria (ditemukannya eritrosit dalam urin).

      Merupakan petunjuk adanya infeksi saluran kemih jika ditemukan eritrosit (sel darah merah) 5-10per lapangan pandang sedimen urin. Hematuria bisa juga karena adanya kelainan atau penyakit lain, misalnya batu ginjal dan penyakit ginjal lainnya.

2.      Pemeriksaan bakteri (bakteriologis)

Pemeriksaan bakteriologis meliputi:

·        Mikroskopis.

Bahan: urin segar (tanpa diputar, tanpa pewarnaan).

Positif jika ditemukan 1 bakteri per lapangan pandang.

·        Biakan bakteri.

Untuk memastikan diagnosa infeksi saluran kemih.

3.      Pemeriksaan kimia

Tes ini dimaksudkan sebagai penyaring adanya bakteri dalam urin. Contoh, tes reduksi griess nitrate, untuk mendeteksi bakteri gram negatif. Batasan: ditemukan lebih 100.000 bakteri. Tingkat kepekaannya mencapai 90 % dengan spesifisitas 99%.

4.      Tes Dip slide (tes plat-celup)

Untuk menentukan jumlah bakteri per cc urin. Kelemahan cara ini tidak mampu mengetahui jenis bakteri.

5.      Pemeriksaan penunjang lain

Meliputi: radiologis (rontgen), IVP (pielografi intra vena), USG dan Scanning. Pemeriksaan penunjang ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya batu atau kelainan lainnya.

      Pada infeksi berat, ditandai dengan demam, kekakuan atau nyeri panggul, urea dan kreatinin pengukuran dapat dilakukan untuk menilai apakah fungsi ginjal telah terpengaruh.

      Sebagian besar kasus infeksi saluran kemih lebih rendah pada wanita adalah jinak dan tidak memerlukan laboratorium lengkap bekerja-up. Namun, ISK pada bayi muda harus menerima beberapa studi pencitraan, biasanya urethrogram retrograd, untuk mengetahui ada / tidaknya kelainan kongenital saluran kemih. Pria juga harus diselidiki lebih lanjut. Metode khusus penyelidikan termasuk x-ray, Kedokteran Nuklir, MRI dan CAT teknologi scan.

VIII. KOMPLIKASI

      ISK dapat menyebabkan komplikasi berupa batu saluran kemih, hipertensi, ataupun gagal ginjal yang memerlukan hemodialisis atau transplanstasi ginjal. Karena itu, perlu mengenal ISK sedini mungkin agar dapat ditata laksana dengan adekuat untuk menghindari akibat yang lebih buruk.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Infeksi saluran kemih secara umum dapat disebabkan oleh E.coli atau penyebab yang paling lazim. Penyebab infeksi saluran kemih pertama pada sekitar 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain : sering kencing, disuria, adanya keluhan nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas. Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih selain E.coli,juga dapat di sebabkan oleh Klebsiella atau Enterobacter, Proteus, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus epidermidis, Enterococci, Candida albicans, Staphylococcus aerus, dan adapun virus yang dapat menyebabkan ISK yaitu Adenivirus.

Gambaran klinis dari penyakit infeksi saluran kemih umumnya adalah sebagai berikut:

►        rasa sakit pada punggung

►  adanya darah pada urin (hematuria)

►     adanya protein pada urin (proteinuria)

►        urin yang keruh

►        ketidakmampuan berkemih meskipun tidak atau adanya urin yang keluar

►        demam

►        dorongan untuk berkemih pada malam hari (nokturia)

►        tidak nafsu makan

►        lemah dan lesu (malaise)

►        rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)

►        rasa sakit di atas bagian daerah pubis (pada wanita)

►        rasa tidak nyaman pada daerah rectum (pada pria)

Media pembiakan yang sesuai untuk berbagai mikroorganisme penyebab meningitis adalah media agar darah dan agar mac conkey.

            Diagnosa yang dilakukan untuk pendeteksian penyakit infeksi saluran kemih adalah dengan tujuan untuk mengidentifikasikan adanya infeksi bakteri yang menyebabkan penyakit tersebut. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala yang ada, namun gejala- gejala dari infeksi saluran kemih, baik akut maupun kronik sangat sukar dibedakan dengan infeksi saluran kemih yang biasa. Hal ini dikarenakan gambaran klinik dari infeksi saluran kemih berat mirip dengan infeksi bakteri biasa.

B. SARAN

                Semoga untuk ke depan dapat ditingkatkan kesehatan dan kebersihan pada diri tiap – tiap individu sehingga dapat terhindar dari penyakit penyakit infeksi bakteri secara umum,salah satunya Infeksi Saluran Kemih.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I Reaksi-Reaksi Kimia

Reaksi-Reaksi Kimia A. Tujuan Percobaan Memperajari sifat-sifat kimia suatu zat melalui reaksi-reaksi kimia. B. Dasar Teori Reaksi kimia merupakan reaksi senyawa dalam larutan (air). Perubahan...
Ananda Dwi Putri
16 min read

Apa perbedaan Bilangan Nyata Dengan Imajiner?

Bilangan nyata adalah bilangan yang sesuai dengan namanya. Kebalikan dengan bilangan khayal, bilangan nyata mewakili nilai sebenarnya tidak berputa-pura atau berkhayal. Bilangan nyata yang merupakan...
Ahmad Dahlan
34 sec read

Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Sistem Pneumatik

A.      Keuntungan Menggunakan Pneumatik Penggunaan udara kempa dalam sistim pneumatik memiliki beberapa keuntungan antara lain dapat disebutkan berikut ini :     • Ketersediaan yang tak...
Ahmad Dahlan
1 min read

Leave a Reply