Makalah Sumpah Pemuda

17 min read

Sumpah Pemuda

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pada tahun 1908, bangsa Indonesia mulai bangkit. Kebangkitan ini ditandai dengan berdirinya Budi Utomo atas inisiatif dan dorongan Dr. Wahidin Sudirohusada. Walaupun Budi Utomo waktu itu masih dengan corak kesadaran lokal yang tercermin dari tujuannya, yaitu mau memajukan  dan membangkitkan masyarakat dan kebudayaan Jawa terutama melalui pendidikan, Budi Utomo membawa peran penting bagi pemuda waktu itu. Budi Utomo mencoba membantu orang-orang muda yang  tidak mampu memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Dampaknya, semakin banyak muncul organisasi pemuda, seperti Tri Koro Darmo. (Jong Java), Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Betawi, Jong Minahasa, Sekar Rukun, dan Pemuda Timor. Organisasi-organisasi inilah yang nantinya akan mendorong lahirnya Sumpah Pemuda.

Perhimpunan pemuda yang paling gencar mengumandangkan persatuan bangsa adalah Perhimpunan Indonesia (PI). PI sendiri sudah memberi teladan terlebih dahulu. Hal itu nampak jelas di mana pemuda Indonesia dari macam-macam pulau itu sudah bersatu di Belanda dalam wadah PI. Rasa kesukuan dan kedaerahan sudah hilang. Hal itu, nampak dalam ideologi PI, yaitu:

1.    Kesatuan nasional: mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit yangberdasarkan kedaerahan kemudian menciptakan kesatuan aksi.

2.    Solidaritas: tanpa melihat perbedaan antarsesama bangsa Indonesia, seharusnya kita sadar bahwa terdapat perbedaan kepentingan yang mendasar antara penjajah dengan yang dijajah.

3.    Non kooperatif: kemerdekaan harus timbul dengan kekuatan sendiri.

4.    Swadaya: untuk mengandalkan kekuatan sendiri perlu dikembangkan suatu struktur alternatif dalam kehidupan nasional politik, sosial, ekonomi, dan hukum yang kuat berakar pada masyarakat pribumi.

B.       RUMUSAN MASALAH

Yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah :

1.      Apa sejarah Sumpah Pemuda ?

2.      Kpam lahirnya sumpah pemuda ?

3.       Apa saja yang menjadi nilai-Nilai dalam sumpah Pemuda ?

4.      Bagaimana kondisi Sumpah Pemuda pada Zaman sekarang ?

5.      Bagaimana generasi pemuda hari ini mengenai sumpah pemuda ?

6.      Bagaimana analisis terhadap fenomena sumpah pemuda ?

BAB II

PEMBAHASAN

A.    SEJARAH SUMPAH PEMUDA

Sumpah pemuda adalah salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. yang dimaksud dengan sumpah pemuda ialah adalah keputusan kongres pemuda kedua yang diselenggarakan dua hari 27-28 oktober 1928 di Batavia (Jakarta).
            Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa indonesia. keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia dan agar disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan.  

            Pada tahun 1908, bangsa Indonesia mulai bangkit. Kebangkitan ini ditandai dengan berdirinya Budi Utomo atas inisiatif dan dorongan Dr. Wahidin Sudirohusada. Walaupun Budi Utomo waktu itu masih dengan corak kesadaran lokal yang tercermin dari tujuannya, yaitu mau memajukan dan membangkitkan masyarakat dan kebudayaan Jawa terutama melalui pendidikan, Budi Utomo membawa peran penting bagi pemuda waktu itu. Budi Utomo mencoba membantu orang-orang muda yang tidak mampu memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Dampaknya, semakin banyak muncul organisasi pemuda, seperti :

·         Jong Java (Pemuda Jawa)

·         Jong Sumatra Bond (Pemuda Sumatra)

·         Jong Minahasa (Pemuda Minahasa)

·         Jong Celebes (Pemuda Sulawesi), dan lain-lain

Organisasi-organisasi inilah yang nantinya akan mendorong lahirnya Sumpah Pemuda. Perhimpunan pemuda yang paling gencar mengumandangkan persatuan bangsa adalah Perhimpunan Indonesia (PI). PI sendiri sudah memberi teladan terlebih dahulu. Hal itu nampak jelas di mana pemuda Indonesia dari macam-macam pulau itu sudah bersatu di Belanda dalam wadah PI. Rasa kesukuan dan kedaerahan sudah hilang. Hal itu, nampak dalam ideologi PI, yaitu:

·         Kesatuan nasional: mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit yang berdasarkan kedaerahan kemudian menciptakan kesatuan aksi.

·         Solidaritas: tanpa melihat perbedaan antarsesama bangsa Indonesia, seharusnya kita sadar bahwa terdapat perbedaan kepentingan yang mendasar antara penjajah dengan yang dijajah.

·         Non kooperatif: kemerdekaan harus timbul dengan kekuatan sendiri.

·         Swadaya: untuk mengandalkan kekuatan sendiri perlu dikembangkan suatu struktur alternatif dalam kehidupan nasional politik, sosial, ekonomi, dan hukum yang kuat berakar pada masyarakat pribumi.

Empat ideologi pokok PI secara eksplisit mendorong bangsa Indonesia untuk bersatu meraih kemerdekaan.

B.       LAHIRNYA SUMPAH PEMUDA

            1. Konggres Sumpah Pemuda 1

            Untuk mewujudkan suatu persatuan dan kesatuan antar organisasi pemuda yang ada, sudah berkali-kali dicoba diadakan pertemuan sejak tahun 1920. Usaha ini cukup sulit dilaksanakan karena berusaha untuk menyatukan organisasi yang berbeda-beda landasannya. Sebelumnya, organisasi-organisasi itu harus bergulat untuk memilih wadah yang cocok bagi organisasinya.  Setelah itu, masih harus disesuaikan dengan organisasi lainnya.

Pada tanggal 15 November 1925 organisasi-organisasi pemuda berkumpul dan menyepakati dibentuknya suatu panitia untuk mempersiapkan kesepakatan besar pemuda. Diharapkan dengan adanya kesepakatan besar bersama dari para pemuda, berkembanglah paham persatuan kebangsaan dan berusaha merekatkantali persatuan di antara organisasi-organisasi pemuda. Sehingga, pada tanggal 30 April 1926, rapat besar pemuda itu berlangsung dan  kemudian dikenal dengannama Kongres Pemuda I. Konggres Pemuda I berhasil merumuskan dasar-dasar  pemikiran bersama.

Kesepakatan itu meliputi:

·         Cita-cita Indonesia merdeka menjadi cita-cita semua pemuda Indonesia.

·         Semua perkumpulan pemuda berdaya upaya menggalang persatuan organisasi pemuda dalam suatu wadah. Dari hasil kesepakatan yang dicapai ini, sangat tampak kemajuan yang mendukung arti pentingnya kesatuan dan persatuan antarmereka. Hal ini merupakan suatu prestasi besar pada saat itu.

            2. Konggres Sumpah Pemuda II

Konggres Pemuda II diadakan tanggal 26 – 28 Oktober 1928. Semua perkumpulan pemuda dan mahasiswa serta partai politik diundang hadir untuk memberikan dukungan bagi pertemuan pemuda tersebut. Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Peserta ;

•        Abdul Muthalib Sangadji
•        Purnama Wulan
•        Abdul Rachman
•        Raden Soeharto
•        Abu Hanifah
•        Raden Soekamso
•        Adnan Kapau Gani
•        Ramelan
•        Amir (Dienaren van Indie)
•        Saerun (Keng Po)
•        Anta Permana
•        Sahardjo
•        Anwari
•        Sarbini
•        Arnold Manonutu
•        Sarmidi Mangunsarkoro
•        Assaat
•        Sartono

Dalam pertemuan tersebut, sempat terjadi 2 kali insiden hanya karena disebut-sebutnya “Kemerdekaan Indonesia”. Polisi Belanda sempat menegur ketua rapat agar tidak menggemakan lagi “Kemerdekaan Indonesia”. Insiden itu justru semakin menyulut kebencian pemuda pada pihak Belanda.

Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin

Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut :

·         PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).

·         KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).

·         KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).

Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.

C.       NILAI-NILAI SUMPAH PEMUDA

1.    Nilai-Nilai Sumpah Pemuda

Sejarah merupakan modal awal untuk mencari bagaimana wajah Indonesia di masa depan. Sumpah Pemuda sebagai peristiwa historis juga menjadi salah satu kekuatan untuk membangun kepribadian bangsa. Kekuatan itu berupa nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Maka, amat disayangkan jika nilai-nilai luhur dalam Sumpah Pemuda tidak digali, diperkenalkan, dan disebarluaskan bagi generasi muda saat ini yang adalah generasi penerus bangsa.                           Nilai-nilai itu antara lain:

·         Kebersamaan dan persaudaraan

Penderitaan akibat penjajahan menimbulkan rasa kesamaan nasib yang semakin mempererat tali persaudaraan para pemuda. Rasa kebersamaan dan persaudaraan itu membuka kesadaran bahwa perbenturan kepentingan individu dapat menimbulkan keretakan yang justru merugikan mereka sendiri. Oleh karena itu, dalam proses hingga perumusan Sumpah Pemuda, rasa kebersamaan dan persaudaraan menjadi landasan utamanya.

·         Toleransi

Rasa toleransi dari para pemuda sangat tampak ketika para pemuda terbuka pada kemajemukan dan keberagaman. Mereka memberi tempat pada pluralitas. Dan, mereka tidak terbelenggu pada eksistensi agama, suku, dan lokalitas kedaerahan. Dengan mengembangkan sikap toleransi yang tinggi para pemuda berhasil mengikrarkan Sumpah Pemuda.

·         Tanggung jawab dan disiplin diri

Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat pengucapan janji, tetapi amatlah jauh lebih berharga bila janji itu ditepati oleh para pemuda. Dan, ternyata memang benar para pemuda menepati janji itu. Terbukti dengan perubahan cara berpikir dan tindak mereka. Dulunya perjuangan mereka masih terbelenggu pada kedaerahan dan kesukuan, tetapi setelah Sumpah Pemuda, berubah menjadi perjuangan nasional. Hal tersebut memperlihatkan rasa tanggung jawab dan disiplin diri yang tinggi dari para pemuda dulu untuk memenuhi janji mereka.

·         Wawasan

Sumpah Pemuda membuka wawasan para pemuda tentang betapa luas dan beragamnya suatu wilayah yang bernama Indonesia. Selain itu, konsep tentang suatu negara yang dulunya hanya milik beberapa orang yang terpelajar, menjadi pemahaman bersama para pemuda yang hadir saat konggres itu.

·         Nasionalisme

Adanya kebersamaan perasaan senasib, kedekatan fisik atau non fisik, terancam dari musuh yang sama, dan punya tujuan yang sama yaitu kemerdekaan, mendorong bangkitnya nasionalisme pemuda. Nasionalisme Indonesia dapat mengatasi ikatan primordial (lokalitas, suku, ras, dan agama) sehingga nasionalisme Indonesia lahir sebagai sebuah ikatan bersama.

Nilai-nilai sumpah pemuda yang penulis telah paparkan merupakan bekal pendiri (pemuda jaman itu) yang tak ternilai harganya untuk mengangkat semangat juang, rasa percaya diri, dan optimisme bangsa (pemuda) untuk menghadapi tantangan saat ini. Tentunya, nilai-nilai yang diuraikan di atas dilandasi oleh sikap-sikap yang mendukung, seperti saling menghargai, saling menghormati, saling memperhatikan, setia kawan, dan sikap mengutamakan dialog untuk menyelesaikan suatu persoalan.

2.    Sumpah Pemuda dan Persatuan

Kesatuan dan persatuan harus menjadi basis ketahanan sebuah bangsa, apalagi bangsa yang sedang berkembang seperti Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi yang makin keras. Konggres Pemuda II tanggal 26 – 28 Oktober 1928 telah berhasil merumuskan ideologi yang berhasil mendasari jiwa kesatuan dan persatuan, yaitu bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia; berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; dan memiliki bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Satu tanah air, berarti mereka merasa menikmati hidup dalam satu wilayah yang sama. Bertumbuh dan berkembang dalam tanah yang sama. Mereka sudah tidak memikirkan bahwa wilayah yang lain memiliki kekayaan alam yang berlimpah sehingga mengundang kecemburuan sosial. Semua adalah milik bersama dan untuk bersama.

Berbangsa satu, berarti mereka terlebih dahulu menanggalkan identitas-identitas primordial seperti etnis, suku, dan ras. Doktrin-doktrin yang melekat pada suatu kelompok yang merasa memiliki perbedaan budaya, sejarah, maupun prinsip-prinsip hidup sendiri juga dicoba untuk dihargai dan dihormati karena memiliki rasa ”berbangsa satu”.

Bahasa  persatuan, berarti mereka sudah mempunyai sarana untuk mengikat persatuan mereka. Suatu persatuan membutuhkan suatu komunikasi yang terus-menerus. Untunglah hal itu sudah dijembatani oleh bahasa Melayu yang kemudian diangkat menjadi bahasa Indonesia. Para pemuda menggunakan bahasa Indonesia dengan bangga tanpa perlu meninggalkan bahasa daerah masing-masing.  Peristiwa Sumpah Pemuda menunjukkan kesatuan dan persatuan Indonesia terbentuk atas dasar kesadaran bersama bukan paksaan. Jelaslah bahwa kesatuan dan persatuan amat dibutuhkan bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita bersama.

D.       KONDISI SUMPAH PEMUDA PADA ZAMAN SEKARANG

            28 Oktober 1928, kita kenal sebagai Hari Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda yang merupakan peristiwa bersejarah dikenal sebagai salah satu tonggak bersatunya bangsa Indonesia. Para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul bersama di Kongres Pemuda. Pada saat itulah dihasilkan tiga hal penting: bertumpah darah satu, tanah air Indonesia; berbangsa satu, bangsa Indonesia; dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Pada Kongres Pemuda ini pula lagu Indonesia Raya pertama kali diperdengarkan oleh Wage Rudolf Soepratman melalui gesekan biolanya. Dalam sejarah bangsa ini, Pemuda selalu menjadi penggerak kebangkitan bangsa. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah contoh nyata. Selain itu, peristiwa lain yang menunjukkan betapa pentingnya peran pemuda adalah Peristiwa Rengasdengklok, 16 Agustus 1945. Para Pemuda pada saat itu yang dipimpin Soekarni, Wikana, serta Chairul Saleh menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok dengan satu tujuan: mendesak mereka agar mempercepat proklamasi Indonesia. Upaya ini akhirnya berhasil, esok harinya, 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sekali lagi pemuda memainkan peran penting bagi bangsa. Peran pemuda dalam sejarah bangsa terus berlanjut, gerakan mahasiswa 1966 adalah kisah lainnya. Dilatarbelakangi kondisi pemerintahan saat itu, gerakan mahasiswa pada 1966 menjadi awal kebangkitan mahasiswa secara nasional. Mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) ini memunculkan Tri Tura (Tiga tuntutan rakyat), yakni: Bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya; perombakkan Kabinet Lamira; dan turunkan harga sembako. Serangkaian demonstrasi yang dilakukan akhirnya berujung pada Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) yang menandai akhirnya Orde Lama dan membuka Orde Baru

            Pemuda lagi-lagi menunjukkan perannya pada tahun 1998. Mahasiswa menuntut reformasi dan dihapuskannya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).. Peristiwa 1998 ini juga diiringi dengan berbagai tindakan represif pemerintah yang mengakibatkan tragedi-tragedi seperti Tragedi Cimanggis, Tragedi Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II, serta Tragedi Lampung. Tindakan represif ini mengakibatkan tewasnya aktivis mahasiswa, sipil dan ratusan korban luka. Paling fenomenal adalah ketika mahasiswa berhasil menduduki Gedung DPR / MPR. Pada akhirnya Presiden Soeharto saat itu melepaskan jabatannya sekaligus menandai berakhirnya Orde Baru menuju Orde Reformasi. Ini menjadi salah satu gerakan terbesar mahasiswa karena mengubah tatanan kehidupan.

            Kini, kondisi bangsa telah berubah, 86 tahun pasca Sumpah Pemuda, kondisi pemuda Indonesia pun berbeda. Serangkaian aksi dan gerakan pemuda atau mahasiswa pada masa lalu tentunya didasari rasa cinta terhadap Indonesia. Rasa cinta yang menggelora itu dibarengi pula oleh kecerdasan intelektual, ketajaman berpikir, dan semangat pergerakan. Sekarang mungkin berbeda, rasa cinta negeri sendiri tak sekuat dulu. Dari segi budaya misalnya, pemuda Indonesia kini barangkali lebih hafal dan lebih mengenal budaya asing dibanding budaya sendiri. Ramai pemuda-pemuda sekarang ini menggandrungi budaya Korea Selatan, Jepang dan lainnya, lalu lupa akan budaya Indonesia atau budaya di daerahnya sendiri.

            Ada dua kebiasaan yang kini mulai berkurang di kalangan pemuda dan mahasiswa: banyak membaca dan berdiskusi. Padahal, dua hal inilah yang memengaruhi kualitas seseorang. Dua hal ini juga akan melatih ketajaman berpikir, analisis, serta masuknya pengetahuan, wawasan, dan inspirasi. Tentunya masih ada memang yang gemar membaca dan berdiskusi, namun jumlahnya sedikit.Di momen 86 tahun Sumpah Pemuda, sudah saatnya pemuda Indonesia kembali memaknai Sumpah Pemuda, berefleksi dan membayangkan bagaimana dulu para pemuda dari berbagai daerah berkumpul untuk bangsa Indonesia. Indonesia kini sudah merdeka, namun semangat Sumpah Pemuda jangan sampai luntur, mungkin hanya tujuannya yang sedikit berbeda, tujuannya kini bagaimana agar bangsa ini bisa jauh lebih baik dan bermartabat.Dengan segala potensi, kekreatifan, semangat dan keaktifan para pemuda, Indonesia tentunya harus bisa menjadi negara yang maju dan berkembang pesat

E.       GENERASI MUDA HARI INI MENGENAI SUMPAH PEMUDA

Bagi seorang pemuda maupun generasi muda hari Sumpah Pemuda adalah momen bagi kita untuk lebih meningkatkan jiwa yang berkakarter kebangsaan, seperti cinta tanah air, disiplin, dan pantang menyerah seperti yang telah dicontohkan oleh para pemuda atau pejuang kita. Menilik apa yang terjadi di masa kini mungkin cukup memperihatinkan bagaimana hari Sumpah Pemuda hanya dijadikan sebagai perayaan belaka.Tak ada aksi nyata dan ambisi baru yang membumbung tinggi demi mewujudkan pemuda Indonesia yang berkarakter. Yang ada justru kritis karakter yang semakin merajalela dimana tawuran antar pelajar sudah menjadi tradisi, pergaulan bebas di kalangan remaja semakin membara dimana-mana seperti masih banyak lagi masalah kualitas pemuda yang ada di Indonesia.

Penulis jadi ingat apa yang pernah Bung Karno katakan, “Berikan aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”. Dengan begitu, dapat dikatakan pemuda adalah harapan bangsa dan tulang punggung kemajuan bangsa ini. Jika pemuda rusak maka hancurlah negara jika pemuda hebat maka majulah bangsa Indonesia, peran kita sebagai seorang pemuda sangat dibutuhkan untuk negeri kita tercinta.
Hal-hal yang bisa kita lakukan antara lain, rajin belajar, menjunjung tinggi rasa nasionalisme, berkarakter kuat dan disiplin. Dengan begitu, kita mampu memberikan sumbangsih untuk Indonesia walaupun hanya sedikit,  sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali.

Berbicara mengenai masalah yang ada di tanah air kita itu semua adalah kesalahan seluruh warga Indonesia. Bukan pemerintah bukan juga sekelompok orang. Memang benar yang melakukan kegiatan yang merugikan negara ini adalah para pejabat yang mengambil uang rakyat namun sebenarnya banyak penyakit yang menghinggapi setiap rakyat Indonesia yang menyebabkan Indonesia sulit mengalami kemajuan salah satunya adalah tidak disiplin. Jadi, pertanyaan bagaimana banjir bisa terjadi di Jakarta? Ya, itu karena faktor ketidak disiplinan manusia yang membuang sampah tidak pada tempatnya.

Sejarah dari Pemuda telah membuktikkan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki pemuda berkarakter, kuat, dan tangguh. Perjuangan kita sebagai generasi muda sekarang adalah melanjutkan perjuangan para pemuda terdahulu, agar Indonesia semakin maju dan hebat karena pemudanya. Sebuah kata bijak mungkin bisa anda jadikan motivasi, “Jangan tanyakan apa yang  negara berikan kepada kita, tapi tanyakan apa yang bisa kita berika kepada negara..”

F.        ANALISIS TERHADAP FENOMENA SUMPAH PEMUDA

Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan merdeka dalam segala hal. Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama tidak ada sesuatu yang lebih berharga dari pada kemerdekaan itu. Sifat dan suasana bebas dan kemerdekaan seperti diatas adalah mutlak diperlukan terutama pada fase saat manusia berada dalam pembentukan dan pengembangan. Masa atau fase pembentukan dari pengembangan bagi manusia terutama dalam masa remaja atau generasi muda. Pemuda dan kualitas-kualitas yang dimilikinya menduduki kelompok elit dalam generasinya. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis adalah ciri dari kelompok elit dalam generasi muda. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasarkan pada obyektif yang harus diperankan pemuda bisa dilaksanakan dengan baik apabila mereka dalam suasana bebas merdeka dan demokratis obyektif dan rasional. Sikap ini adalah yang progresif (maju) sebagai ciri dari pada seorang intelektual. Sikap atas kejujuran keadilan dan obyektifitas. Sejarah telah mencatat, pemuda Indonesia selalu terlibat dalam tiap perubahan sosial yang terjadi di Negara ini, sejak era kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928), Proklamasi Kemerdekaan 1945 hingga bergulirnya era Reformasi 1998. Dapat kita ketahui bahwa, Pemuda adalah generasi penerus bangsa, yaitu pemilik gagasan-gagasan revolusioner penuh dengan harapan dan semangat berdikari yang meningkat.

Keragaman gerakan pemuda tidaklah menjadi sebuah kendala dalam pemersatu bangsa, selagi pemuda-pemuda tersebut menyadari ikrar yang pernah terucapkan pada 28 Oktober 1928 yaitu “Sumpah Pemuda”. Dengan menyatakan bahwa kita adalah satu bangsa, satu bahasa, dan bertanah air satu yaitu Indonesia berarti kita sama-sama memiliki satu visi dan misi yang mesti kita wujudkan.Namun sangat di sayangkan Akhir-akhir ini gerakan pemuda mulai kehilangan arah sehingga keberadaannya mulai dipinggirkan oleh berbagai pihak. Akhir-akhir ini banyak kecemasan terhadap generasi muda yang dipersepsikan kian sulit menggapai masa depan lebih baik, dan sekaligus juga tidak memiliki karakter, jati diri, etos kebangsaan, sehingga dapat mempengaruhi masa depan bangsa dan negara. Berbagai permasalahan yang selalu diperbincangkan tentang Generasi Muda. Mulai dari masalah Moral, sampai kepada masalah Pendidikan.

Salah satu permasalahan yang sering dibahas terkait dengan generasi muda adalah ketahanan budaya dan kepribadian budaya lokal yang semakin luntur, yang menjurus pada proses pembusukan ideologi oleh ideologi Liberalisme. Kemunduran itu sering dikaitkan dengan cepatnya perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi, derasnya arus informasi global yang berdampak pada penetrasi budaya asing. Hal ini mempengaruhi pola pikir sikap, dan perilaku generasi muda di Ranah Minang, yang lebih mengedepankan kekuatan fisik dan kekerasaan daripada keunggulan olah fikir dan rasa. Tawuran antar pelajar dan mahasisiwa lebih dominan menghiasi media masa daripada berita prestasi yang membanggakan bangsa. Persoalan tersebut dapat dilihat dari kurang berkembangnya kemandirian, kreativitas, serta produktivitas dikalangan generasi muda, sehingga generasi muda kurang dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan Bangsa ini memaknai hari Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda mempunyai makna yang sangat mendalam bagi bangsa ini, sumpah pemuda berisi ikrar bersatunya dan disatukannya tunas-tunas bangsa oleh kesamaan tanah air, bangsa dan bahasa. Ini mengingatkan kembali jati diri kita sebagai bagian dari NKRI yang harus senantiasa menjaga dan mempertahankan NKRI dari segala macam tantangan, ancaman maupun krisis. Sudah selayaknya kita bersatu dan memperkuat ikatan satu sama lain agar Indonesia tetap kokoh dan bertahan di tengah krisis global yang mengancam ekonomi negeri ini. Sumpah Pemuda membawa berita baik bahwa sampai saat ini kita masih disatukan oleh tanah air, bangsa dan bahasa Indonesia. Persatuan dan Kesatuan merupakan langkah dasar kemajuan suatu bangsa. Kebangkitan pemuda tidak hanya berarti mereka bangun dari keterpurukan pada masa silam, akan tetapi bangkit untuk bertindak melakukan pergerakan-pergerakan yang dapat membawa Negeri ini jauh dan bahkan terhindar dari keterpurukan tersebut. Karena salah satu peran pemuda itu adalah ikut memberikan solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi bangsa. Indikasinya agar mampu membangkitkan kesadaran pemuda mengenal jati dirinya dan moralnya dalam membangun karakter bangsa ke depan.

Kebangkitan Pemuda tentunya harus dimaknai dengan pergerakan-pergerakan yang nyata dalam konteks perubahan menuju yang terbaik. Kebangkitan pemuda juga harus didukung oleh semua elemen masyarakat. Sudah saatnya pemuda layak diberi kesempatan dan diperhitungkan dalam setiap proses pembangunan di negeri ini dan bersaing menjadi pemimpin global atau dunia. Berikan kesempatan dan kepercayaan kepada pemuda agar mereka turut merasakan bahwa keberadaan mereka benar-benar diperhitungkan dan berguna bagi nusa dan bangsa, Setidaknya hal ini akan menimbulkan kesadaran akan tanggung jawab pada kepercayaan yang telah diberikan itu. faktanya, tidak semua dari mereka yang melakukan tindakan-tindakan penyimpangan yang pada intinya menimbulkan produk yang rusak.Sementara sebagian dari mereka telah berusaha memfilter tindakan mana yang patut dilakukan dan mana yang tidak pantas dilakukan.

G.    TANGGAPAN GENERASI MUDA MENGENAI PERINGATAN SUMPAH PEMUDA

Berikut ini tanggapan dari mahasiswa-mahasiswi selaku generasi muda mengenai peringatan Sumpah Pemuda :

1.      Arief Budi Cahyana, mahasiswa jurusan FKIP Penjaskes Universitas Sriwijaya tahun 2016

“Sumpah pemuda sekarang ini sudah tidak lagi sesemangat pada masanya, maka banyak pemuda pemudi yang terkena arus negatif akibat tidak ada lagi rasa persatuan antar pemuda pemudi. Maka banyak sekarang ini terjadi kerusuhan antar pemuda pemudi di kalangan anak-anak maupun dewasa, dan karena kurangnya rasa kepedulian terhadap sumpah pemuda padahal sumpah pemuda hanya diperingatin satu kali dalam setahun tapi kenapa hari yang suda berperan penti bagi negara ini malah dilupakan dan malah bertimbal balik ke arah negatif dari sumpah pemuda, sudah banyak pemuda pemudi yang bertaruh untk menyelamatkan negara ini sedangkan sekarang pemuda dan pemudi bertaruh hanya untuk memperebutkan daerah, kekuasaan dan keserakahan. Jadi mari bersama-sama skita selaku generasi muda memperbaiki kesatuan kita demi keutuhan negara Indonesia tercinta ini.”

2.      Muhammad Adjie Bayu Poetra, mahasiswa jurusan FKIP Penjaskes Universitas Sriwijaya tahun 2016

“Hari sumpah pemuda ialah kita sebagai pemuda sekarang mengingat sesuatu ikrar yang tidak hanya di ucapkan secara lisan, tetapi dibuktikan dengan perbuatan, Indonesia ada juga karena ada nya pemuda, mengingat kembalijati diri kita sebagai bagian dari NKRI yag harus senantiasa menjaga dan mempertahankan NKRI dari segala mancaman tantangan, ancaman, dan krisis yang ada pada bangsa.”

3.      Dina Lorenza, mahasiswi jurusan FISIP Universitas Sriwijaya tahun 2016

“ Peringatan sumpah pemuda yaitu untuk membankitkan jiwa kebangsaan dan cinta tanah air bagi generasi muda sebagai penerus perjuangan.”

4.      Ulil Amri, mahasiswa jurusan teknik Arsitektur Universitas Muhammadyah Palembang tahun 2015

“ Kita sebagai pemuda penerus bagsa harus menjaga kehormatan bangsa dan harus mempertahankan budaya-budaya bangsa serta kita harus menjadi pemuda yang berjiwa nasionalisme tinggi agar menjadi generasi muda yang mampu membawah harum nama Indonesia.”

5.      Sastriana, mahasiswi jurusan FKIP Penjaskes Universitas Sriwijaya tahun 2016

“ sangat bermanfaat karena dengan begitu jiwa patriostisme kita akan muncul, dan membangkitkan jiwa muda kita untuk terus melakukan hal-hal positif yang dapat memajukan negara serta dapat memjadikan diri kita sebagai anak muda yang berguna bagi bangsa.”

6.      Rahma Melati, mahasiwi jurusan FKIP Biologi Universitas Sriwijaya tahun 2015

“  Sumpah emuda merupakan wadah bagi pemuda untuk berani berbicara karena ada peristiwa ini lah para pemuda bisa maju dan bisa tampil.”

7.      Siska Ulandari, mahasiswi jurusan Tarbiyah PAI UIN Raden Fattah tahun 2016

“ Sumpah pemuda itu adalah suatu perkara yang utama dalam pergerakkan kemerdekaan Indonesia, sangat baik bila pemuda dan pemudi memperingatinnya dan ikut berpartisipasi.”

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

            Segala sesuatu yang kita nikmati keberadaannya kita terima begitu saja tanpa membayangkan betapa sulitnya meraih, antara lain bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, kemerdekaan, dan pembangunan-pembangunan yang kita nikmati saat ini. Maka, tanggung jawab generasi saat ini adalah bagaimana mempertahankan apa yang telah ada dan jauh lebih penting lagi mengembangkannya. Untuk mengemban misi itu, kesatuan dan persatuan amat dibutuhkan mengingat begitu banyaknya rintangan-rintangan yang dihadapi bangsa Indonesia.

            Bertitik tolak pada persatuan itulah kita hendaknya berjuang seperti pendahulu kita. Kita harus sadar bahwa kita masih menderita. Memang, sebab

penderitaan saat ini, berbeda dengan jaman dahulu.  Dulu, bangsa kita menderita karena penjajah, tetapi sekarang bangsa kita menderita karena ketidakberesan  di antara bangsa Indonesia sendiri. Harusnya, masalahnya jauh lebih mudah karena kita tidak perlu berjuang mati-matian memanggul senapan  untuk mengusir penjajah. Lalu, apa yang salah dengan bangsa Indonesia? Masalahnya adalah bangsa Indonesia masih terpecah-pecah.

            Sumpah Pemuda mempunyai nilai-nilai strategis yang mendukung ke arah kesatuan dan persatuan bangsa seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kalau sekarang nilai-nilai itu sepertinya terabaikan dalam berbangsa, itu adalah kesalahan transformasi nilai. Maka, yang kita butuhkan di masa depan adalah sejarah sebagai pembelajaran moral untuk kepentingan kebangsaan. Masa lalu sebagai pengalaman adalah guru dan darinya kita dapat berefleksi dan memperoleh banyak nilai yang terkandung di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr. Hamid Darmadi, M.Pd. “Urgensi Pancasila dan Kewarganegaraan” Alfabeta,Bandung 2013

A.Ubaedillah & Abdul Rozak. “Pancasila Demokrasi” Kencana, Jakarta 2003

Prof. Dr. Kaelan, M.S. “Pendidikan Pancasila” Paradigma, Yogyakarta 2016

Laporan Praktikum Kimia Dasar I Reaksi-Reaksi Kimia

Reaksi-Reaksi Kimia A. Tujuan Percobaan Memperajari sifat-sifat kimia suatu zat melalui reaksi-reaksi kimia. B. Dasar Teori Reaksi kimia merupakan reaksi senyawa dalam larutan (air). Perubahan...
Ananda Dwi Putri
16 min read

Apa perbedaan Bilangan Nyata Dengan Imajiner?

Bilangan nyata adalah bilangan yang sesuai dengan namanya. Kebalikan dengan bilangan khayal, bilangan nyata mewakili nilai sebenarnya tidak berputa-pura atau berkhayal. Bilangan nyata yang merupakan...
Ahmad Dahlan
34 sec read

Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Sistem Pneumatik

A.      Keuntungan Menggunakan Pneumatik Penggunaan udara kempa dalam sistim pneumatik memiliki beberapa keuntungan antara lain dapat disebutkan berikut ini :     • Ketersediaan yang tak...
Ahmad Dahlan
1 min read

Leave a Reply