Makalah Strategi Portofolio Saham

7 min read

Strategi Portofolio Saham

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Dalam bab ini akan dibahas tentang strategi yang bisa dilakukan investor dalam pembentukan portofolio saham. Ada dua strategi yang akan dibahas, yaitu strategi pasif dan strategi aktif. Strategi pasif biasanya meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi pada saham dan hanya berdasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar. Artinya, investor tidak secara aktif mencari informasi ataupun melakukan jual beli saham yang bisa menghasilkan return abnormal. Investor dalam hal ini hanya akan mengikuti indeks pasar.

Di sisi lainnya, strategi aktif pada dasarnya akan meliputi tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan return abnormal. Tentunya investor harus berhati-hati  dalam memilih strategi apa yang tepat baginya, apakah strategi aktif, pasif ataupun penggabungan kedua strategi tersebut secara bersamaan.

B. Rumusan Masalah

  1. Apa saja strategi portofolio saham ?

Bab II. Pembahasan

A. Strategi Portolio Saham

Ada dua strategi yang dapat di lakukan investor dalam pembentukan portofolio saham yaitu :

1. Strategi Pasif

Dalam konsep pasar modal yang efisien di katakan bahwa jika pasar benar-benar efisien tidak akan ada satu investor pun yang bisa memperoleh return abnormal di atas return pasar. Konsep tersebut menghasilkan strategi pasif dalam portofolio saham. Dalam strategi pasif ini investor percaya bahwa harga pasar yang terjadi adalah harga yang mencerminkan nilai intrinsic saham tersebut. Oleh karenanya, investor tidak akan berusaha untul secara aktif melakukan tindakan perdagangan saham yang bisa memberikan  return abnormal. Strategi pasif bisa juga diartikan sebagai tindakan investor dalam membentuk portofolio saham yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar. Dengan demikian, tujuan strategi pasif adalah untuk mengikuti kinerja indeks pasar sedekat mungkin.

Strategi yang dipakai dalam strategi pasif portofolio saham meliputi strategi beli dan simpan (buy and hold strategy) dan strategi mengikuti indeks (indexing strategy). Berikut ini dua strategi yang biasanya dipakai dalam strategi pasif portofolio saham.

a.      Strategi beli dan simpan

Strategi ini pada dasarnya sama dengan strategi beli dan simpan dalam portofolio obligasi. Dalam strategi ini investor membeli sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu. Tujuan dilakukanya strategi ini adalah untuk menghindari biaya transaksi dan biaya tambahan lainnya yang terlalu tinggi. Dalam hal ini, investor percaya bahwa return yang akan diperoleh dari penerapan  strategi ini tidak akan jauh berbeda dengan return yang diperoleh jika investor secara aktif membeli dan menjual saham. Dalam strategi ini investor sangat mempertimbangkan biaya transaksi dan biaya dalam melakukan portofolio saham.

Strategi beli dan simpan bisa dilakukan investor dalam komposisi yang terdiri dari banyak saham ataupun hanya beberapa jenis saham. Meskipun demikian investor tetap harus melakukan pemilihan terhadap saham-saham tertentu yang akan dimasukkan dalam portofolionya. Hal terpenting disini adalah bahwa komposisi tersebut akan bisa diterima sepanjang komposisi saham-saham tersebut mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan investor. Jika ternyata komposisi yang telah dibentuk mengalami  perubahan kinerja, dimana misalnya risiko dari komposisi tersebut meningkat sedangkan return yang di harapkan tetap sama, investor tentu perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian, seperti mengubah komposisi awal menjadi komposisi baru sehingga sesuai dengan preferensi investor terhadap risiko.

Kesimpulan yang bisa di tarik dari strategi beli dan simpan ini adalah bahwa investor bukan berarti tidak melakukan apa-apa dan hanya sekedar membeli lalu menyimpan saham yang telah di belinya tersebut, tapi investor juga harus melakukan tindakan rasional dalam berinvestasi. Investor harus pintar-pintar memilih saham yang akan dimasukkan dalam investasinya, lalu melakukan penyesuaian jika diperlukan. di samping itu, hasil yang di peroleh dari strategi beli dan simpan ini tentunya harus diinvestasikan kembali untuk meningkatkkan kemakmuran investor. [2]

b.      Strategi mengikuti indeks

Strategi ini alam praktiknya bisa di gambarkan sebagai pembeli instrument reksadana atau dana pension oleh investor. Strategi investor seperti ini bisa dikategorikan strategi pasif. Dengan membeli instrument reksadana, investor berharap bahwa kinerja investasinya pada kumpulan saham-saham dalam instrument reksadana sudah merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar. Dengan kata lain, investor berharap akan memperoleh return yang sebanding dengan return pasar. Membeli reksadana juga akan memberikan keuntungan bagi investor karena biaya transaksi, biaya pencarian informasi, dan komisi konsultasi analis menjadi lebih rendah. Dalam hal ini investor hanya membeli instrument reksadana, dan tinggal menunggu return dari reksadana yang telah dibelinya.

2.      Strategi Aktif

Pada dasarnya semua investor menginginkan return yang seringgi-tingginya dari suatu investasi yang dilakukan. Dengan demikian investor akan selalu mencari jalan agar memperoleh keuntungan yang lebih tinggi di banding biaya yang harus di tanggungnya. Dalam investasi portofolio saham dengan strategi aktif, berbagai cara akan dilakukan investor untuk memperoleh return yang sebanding atau melebihi return pasar.

Tujuan strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang melebihi return portofolio saham yang di peroleh melalui strategi pasif. Dengan kata lain investor akan berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding return yang diperoleh sesame investor lainnya. Mereka secara proaktif mencari informasi tambahan, meningkatkan kemampuan mereka dalam menganalisis informasi-informasi yang mempengaruhi kinerja saham, bahkan tidak jarang ada yang berani membayar mahal untuk jasa konsultasi analis saham yang terbaik. Semuanya dilakukan untuk meningkatkan return yang di harapkan investor.  Berikut ini tiga strategi yang biasanya di pakai investor dalam menjalankan strategi aktif portofolio saham.

a.      Pemilihan saham

Strategi ini merupakan strategi yang paling banyak digunakan dan paling rasional. Dalam hal ini investor secara aktif melakukan anlisis dan pemilihan saham-saham terbaik yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat return-resiko yang terbaik disbanding alternative lainnya. Pemilihan tersebut dilakukan dengan berdasar pada analisis fundamental guna mengetahui prospek saham tersebut di masa datang. Dalam hal ini mereka percaya bahwa tindakan aktif yang mereka lakukan akan memberikan return yang lebih besar  dibanding investor lainnya yang hanya mengandalkan strategi investasinya pasa strategi pasif.

Seberapa pentingkah pemilihan saham bagi investor? Investor bisa melakukan diversifikasi dengan dua cara yaitu random (naif), maupun dengan cara Markowitz. Artinya, investor bisa saja memilih secara acak tanpa dianalisis terlebih dahulu, akan tetapi manfaat pengurangan risiko dari cara acak ini tidak akan seoptimal jika pemilihan dilakukan dengan model Markowitz. Dengan memilih saham-saham terbaik dan memasukkan saham tersebut dalam portofolio, berarti investor akan memperoleh manfaat pengurangan resiko dari tindakan diversifikasi saham. Tindakan ini juga diharapkan bisa meningkatkan return yang diharapkan investor.

Dalam memilih saham-saham terbaik (superior), investor bisa melakukan analisis secara individual ataupun dengan memanfaatkan jasa konsultasi analis saham. Jika investor mempunyai akses informasi yang baik dan kemampuan yang baik untuk menganalisis saham dan memilih saham, investor bisa melakukan pemilihan saham secara individual. Tetapi adakalanya investor lebih menyukai menggunakan jasa analis saham professional untuk memperoleh nasihat dan rekomendasi keputusan terbaik tentang saham apa saja yang harus di pilih dan tindakan apa yang harus dilakukan terhadap saham tersebut. Konsekuensinya adalah investor harus mengeluarkan sejumlah biaya seperti komisi jasa konsultasi atau biaya atas informasi tertentu. Tentu saja investor akan mengharapkan return yang lebih besar  sebagai kompensasi yang setimpal atas biaya yang telah dikeluarkanya.

b.      Rotasi sektor

Strategi ini biasanya dilakukan oleh investor yang berinvestasi pada saham-saham di dalam negri saja. Dalam hal ini investor bisa melakukan dua cara :

1.      Melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang bergerak pada sektor tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi di kemudian hari. Hal ini dilakukan jika investor yakin bahwa suatu saham pada sektor  tertentu akan memberikan return yang lebih tinggi disbanding return pasar.

2.      Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham pada sektor industry yang berbeda-beda, untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi, pertumbuhan dan nilai saham perusahaan. Investor akan  meningkatkan bobot portofolionya pada saham-saham sektor industry yang berprospek cerah di masa datang dan akan mengurangi bobot portofolionya pada saham sektor industry yang berprospek kurang baik.

Reilly dan brown (1997), mengkategorikan saham-saham per sektor industry  menjadi lima, yaitu :

1.      Saham-saham sektor financial (financial stocks excel)

2.      Saham-saham sektor barang-barang konsumen tahan lama (consumer durables excel)

3.      Saham-saham sektor barang modal (capital goods excel)

4.      Saham-saham sektor industry dasar (basic industries excel)

5.      Saham-saham sektor barang-barang kebutuhan pokok  (consumer staples excel)

Dalam strategi rotasi sektor, investor biasanya membeli saham-saham pada suatu sektor atau industry tertentu yang diperkirakan akan mengalami peingkatan nilai melebihi return pasar. Dalam hal ini, investor melakukan tindakan antisipasi terhadap kemungkinan peningkatan harga saham-saham pada sektor industry tertentu akibat  dampak siklis ekonomi. 

Sebagai contoh, misalnya investor mempertimbangkan untuk membeli saham-saham sektor financial. Salah satu karakteristik saham sektor finansial  adalah kepekaanya terhadap perubahan suku bunga, dimana harga saham sektor financial akan berhubungan terbalik dengan tingkat bunga. Artinya, jika tingkat bunga mengalami peningkatan, maka harga saham sektor ini justru akan turun. Kondisi ini dalam gambaran siklis ekonomi biasanya terjadi pada perekonomian yang mulai memasuki siklis menurun. Pada situasi seperti ini suku bunga biasanya akan meningkat dan berakibat pada menurunya harga saham sektor financial. Dengan demikian investor yang cerdik akan membeli saham sektor tersebut, karena harganya relative rendah. Hal ini dilakukan dengan harapan jika tingkat suku bunga sudah mulai menurun, maka perusahaan sektor financial (misalnya bank, perusahaan simpam pinjam atau perusahaan sekuritas) akan mengalami  peningkatan earning dan hal ini akan mengakibatkan harga sehamnya meningkat.

Keberhasilan penerapan strategi  rotasi ini sangat tergantung dari kemampuan investor untuk memahami kondisi ekonomi yang sedang terjadi dan juga kemampuan untuk meramalkan kondisi yang akan terjadi. Pemahaman dan pengetahuan yang baik tentang siklis ekonomi akan sangat membantu efektivitas penerapan strategi ini, karena kunci strategi ini adalah bagaimana investor bisa mengantisipasi perubahan kondisi ekonomi yang terjadi dan mengambil manfaat dari perubahan tersebut. [4]

c.       Strategi momentum harga

Ide dasar dari strategi ini adalah adanya kenyataan bahwa pada waktu-waktu tertentu harga pasar saham akan merefleksikan pergerakan earning ataupun pertumbuhan perusahaan. Dalam strategi ini investor akan mencari momentum atau waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bisa memberikan keuntungan bagi investor melalui tindakan menjual atau membeli saham.

Berbagai tekhnik untuk mencari momentum yang tepat dalam portofolio saham bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan membuat peta (charf) pergerakan harga saham selama beberapa waktu untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada harga saham tersebut di kemudian hari. Jika harga-harga saham diperkirakan akan meningkat, maka investor akan meningkat bobot portofolionnya pada investasi portofolio saham. Investor akan menginvestasikan uang yang dimilikinya pada portofolio saham karena lebih menguntungkan disbanding alternative lainnya. Demikian pula sebaliknya, jika diperkirakan harga saham akan menurun maka invesitor akan memindahkan investasinya dari portfolio saham ke alternative investasi lainnya.

Berbagai tekhnik kuantitatif yang lebih canggih dengan penggunaan teknologi computer sudah mulai dipergunakan untuk menentukan waktu yang paling tepat untuk membeli dan menjual saham. Data-data yang telah terjadi (ex-post data) dipakai untuk mencari pola pergerakan saham dan mencari hubungan sebab akibat antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Tetapi, penggunaan teknologi computer ini pun sebenarnya masih mengandung kelemahan sehubungan dengan penggunaan data-data historis. Menggunakan data-data historis yang telah terjadi untuk meramalkan kejadian dimasa datang secara implisit menganggap bahwa apa yang telah terjadi di masa lalu akan sama dengan yang akan terjadi dimasa datang.

Dalam kenyataannya, strategi penentuan momentum harga saham merupakan  isu yang masih kontroversial. Strategi ini memang popular digunakan oleh para praktisi, tetapi pertanyaanya adalah seberapa akurat metode ini mampu meramalkan apa yang akan terjadi di kemudian hari. Bagi kalangan akademisi, fenomena seperti ini sangat menarik untuk dipelajari dan sangat perlu dilakukan penelitian empiris tentang subyek ini, untuk membuktikan apakah strategi tersebut merupakan strategi yang layak ataukah hanya suatu kebetulan belaka.[5]

BAB III

PENUTUP

A.    Simpulan

Ada dua strategi yang dilakukan investor dalam pembentukan saham yaitu Strategi aktif dan strategi pasif. Strategi pasif bisa diartikan sebagai tindakan investor dalam membentuk portofolio saham yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar. Dengan demikian, tujuan strategi pasif adalah untuk mengikuti kinerja indeks pasar sedekat mungkin. Strategi yang dipakai dalam strategi pasif portofolio saham meliputi strategi beli dan simpan (buy and hold strategy) dan strategi mengikuti indeks (indexing strategy). Strategi pasif meliputi : Beli dan Simpan, mengikuti indeks. Tujuan strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang melebihi return portofolio saham yang di peroleh melalui strategi pasif. Dengan kata lain investor akan berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding return yang diperoleh sesame investor lainnya. Strategi aktif meliputi : Pemilihan saham, Rotasi sektor, Momentum harga.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I Reaksi-Reaksi Kimia

Reaksi-Reaksi Kimia A. Tujuan Percobaan Memperajari sifat-sifat kimia suatu zat melalui reaksi-reaksi kimia. B. Dasar Teori Reaksi kimia merupakan reaksi senyawa dalam larutan (air). Perubahan...
Ananda Dwi Putri
16 min read

Apa perbedaan Bilangan Nyata Dengan Imajiner?

Bilangan nyata adalah bilangan yang sesuai dengan namanya. Kebalikan dengan bilangan khayal, bilangan nyata mewakili nilai sebenarnya tidak berputa-pura atau berkhayal. Bilangan nyata yang merupakan...
Ahmad Dahlan
34 sec read

Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Sistem Pneumatik

A.      Keuntungan Menggunakan Pneumatik Penggunaan udara kempa dalam sistim pneumatik memiliki beberapa keuntungan antara lain dapat disebutkan berikut ini :     • Ketersediaan yang tak...
Ahmad Dahlan
1 min read

Leave a Reply