Makalah Siklus Hidup Produk Bank Syariah

Siklus Hidup Produk Bank Syariah

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Para pemasar sering sekali mengeluh karena lingkungan pemasaran cepat berubah, kebutuhan akan informasi pemasaran yang tepat waktu akan lebih besar dari pada di masa yang lalu. Serta dalam unit usaha harus mengembangkan rencana pemasaran untuk mencapai sasaran dan manajer pemasaran sering mengadakan riset pemasaran, penelitian formal mengenai masalah-masalah dan peluang-peluang tertentu.

Dalam kaitan riset pemasaran perusahaan umumnya memformulasi ulang strategi pemasaran mereka beberapa kali selama masa hidup suatu produk. Kondisi ekonomi berubah, pesaing melancarkan serangan baru dan produk melalui tahap-tahap baru dari minat dan kebutuhan pembeli.

Akibatnya suatu perusahaan harus merencanakan strategi yang sesuai dengan setiap tahap dalam siklus produksi dan perusahaan berharap memperpanjang umur serta profitabilitas produk, walaupun produk yang dimilikinya tidak akan bertahan selamanya.

Oleh karena itu, kami mengangkat sebuah judul “Perencanaan Produk’, untuk dijadikan sebuah pedoman dalam meningkatkan produk usaha yang dimilikinya.

B. Rumusan Masalah

  1. Siklus Hidup Produk Perbankan Syariah
  2. Sistem perbankan syariah

C. Tujuan

  1. Pengertian siklus hidup dan tahapan-tahapannya.
  2. Menjelaskan tentang sistem perbankan syariah

Bab II. Pembahasan

A. Siklus Hidup Produk Perbankan Syariah

Perusahaan umunya memformulasi ulang strategi pemasaran mereka beberapa kali dalam masa hidup suatu produk. Kondisi ekonomi berubah, pesaing melancarkan serangan baru, dan produk melalui tahap-tahap baru dari minat dan kebutuhan pembeli. Akibatnya, suatu perusahaan harus merencanakan strategi yang sesuai dengan tiap tahap dalam siklus hidup produk. Perusahaan berharap memperpanjang umur dan profabilitas produk, walau mengetahui bahwa produk ini tidak bertahan lama.

Siklus hidup produk (product life cycle/PLC) adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompotitif suatu produk.  Sedangkan menurut Malcom H.B. McDonald dan Warren J. Keegan  siklus hidup produk adalah suatu dalil bahwa jika suatu produk mengalami keberhasilan pada tahap perkenalannya (ada sebagian yang gagal pada tahap ini), maka pembelian ulang akan terus meningkat dan menyebar serta kecepatan pertumbuhan pun meningkat.

Jika mengatakan bahwa sebuah produk memiliki siklus hidup berarti menegaskan empat hal yaitu:

  1. Produk memiliki umur yang terbatas.
  2. Penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbeda, masing-masing memberikan tantangan, peluang dan masalah yang berbeda bagi penjual.
  3. Laba naik dan turun pada berbagai tahap siklus hidup

produk.produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, pembelian, sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidupnya.
Sebagian besar pembahasan Siklus Hidup Produk (PLC) menggambarkan sejarah penjualan produk umum yang mengikuti kurva. Kurva ini umumnya di bagi menjadi empat tahap:

Perkenalan (Intriduction) yaitu suatu periode pertumbuhan penjualan yanglambat saat produk itu diperkenalkan ke[asar. Pada tahap ini tidak ada laba karena besarnya biaya-biaya untuk memperkenalkan produk.

Pertumbuhan (Growth) yaitu suatu periode penerimaan pasar yang cepat dan meningkatkan laba yang besar.

Kedewasaan (Maturity) yaitu suatu periode penurunan dalam pertumbuhan penjualan karena produk itu telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Laba stabil atau menurun karena peningkatan pengeluaran pemasaran untuk mempertahankan produk terhadap pesaingan.

Penurunan (Decline) produk penjualan menunjukkan arah menurun dan laba menipis.

Siklus Hidup Produk

Sering sulit untuk menentukan dimana setiap tahap berawal dan berakhir. Biasanya tahap-tahap ini ditandai saat kecepatan pertumbuhan dan penurunan penjualan menjadi nyata.namun, pemasar harus memeriksa urutan normal tahap-tahap tersebut dalam industri serta lama rata-rata dalam setiap tahap.

1. Siklus Hidup Kategori-Produk, Bentuk-Produk, dan Merek

Konsep PLC dapat digunakan untuk menganalisis suatu kategori produk (minuman keras), bentuk produk (minuman keras putih), suatu produk (vodka), atau merek (Smirnoff).

•   Kategori Produk (Product Catagory)

Memiliki siklus hidup yang paling panjang. Banyak kategori produk berada pada tahap untuk jangka waktu yang tak terbatas, karena mereka bertumbuh hanya pada tingkat pertumbuhan populasi. Beberapa kategory produk utama seperti rokok, surat kabar tampaknya telah memasuki tahap penurunan PLC. Sementara yang lain seperti mesin faks, telepon genggam air botolan jelas berada pada tahap pertumbuhan.

•   Bentuk Produk (Product Form)

Lebih mengikuti standart PLC dari pada kategori produk. Jadi mesintik manual melewati tahap perkenalan,pertumbuhan, kedewasaan dan

penurunan sebagai gantinya mesin tik listrik dan mesin tik elektronik, tapi juga melewati tahap-tahap yang sama.

•   Produk Bermerek (Branded Product)

Dapat memilih PLC yang pendek atau panjang. Walau banyak merek baru mati muda, beberapa merek seperti Ivory, Jell-O, Hershey’s memilik PLC yang sangat panjang dan digunakan untuk menanamkan dan meluncurkan produk-produk baru.

2. Bentuk-bentuk Lain Siklus Hidup Produk

Tidak semua produk menggambarkan PLC berbentu bel. Para peneliti telah mengidentifikasi 6 sampai 17 pola PLC yang berbeda. Tiga pola lain yang umum menunjukkan pola pertumbuhan –kemerosotan-kemapanan (growth-slump-maturity pattern), biayasanya menjadi ciri perangkat dapur kecil. Sebagai contoh,penjualan pisau listrik berkembang cepat saat pertama kali diperkenalkan dan kemudian turun ke tingkat “tetap”. Tingkat ini dipertahankan oleh penerima akhir yang membeli produk itu untuk pertama kali dan penerima awal yang mengganti produk tersebut.

Pada siklus-siklus berulang (cycle-recycle pattern) sering menggambarkan penjualan obat baru. Perusahaan farmasi memperomosikan obat barunya secara agresif, dan ini menghasilkan siklus pertama. Kemudian penjualan mulai menurun, dan perusahaan memberi dorongan promosi lain untuk obat itu, yang menghasilkan siklus kedua (biasanya berukuran lebih kecil dan lebih singkat).

Pola umum yang lain adalah PLC berlekuk (scalloped PLC). Di sini penjualan melewati serangkaian siklus hidup berdasarkan penemuan karakteristik, kegunaan atau pemakain produk baru. Misalnya seperti penjualan nilon, menunjukkan pola berlekuk karena banyaknya kegunaan baru seperti parasut, kaos kaki, kemeja, karpet yang ditemukan setelahnya.

Ada tiga kategori khusus untuk siklus hidup produk yang perlu dibedakan dan yang berhubungan dengan gaya (styles), mode (fashions), dan keisengan (fads).

  1. Gaya (styles) adalah ekspresi yang bersifat dasar dan unik, yang muncul  dalam  bidang manusia. Contohnya seperti gaya muncul dalam rumah (kolonial, pertanian, CapeCod): pakaian (formal, santai, funky) dan seni (realistik, surealistik, aabstrak). Setelah suatu gaya ditemukan, ia dapat bertahan beberapa generasi, muncul dan menghilang sesuai kecenderungan.
  2. Mode (fashions) adalah gaya yang diterima saat ini atau populer dalam bidang tertentu. Misalnya, jeans adalah mode busana mas kini, dan “grunge” adalah mode dalam musik populer sekarang. Mode melalui empat tahap :
    • Pada tahap keunikan, bebrapa konsumen tertarik pada sesuatu yang baru yang membuat mereka berbeda dari konsumen lainnya.
    • Pada tahap peniruan, konsumen lain menaruh perhatian dengan keinginan untuk meniru pemimpin mode.
    • Di tahap mode massal, mode itu telah menjadi sangat populer dan produsen menyesuaikannya dengan produksi massal.
    • Akhirnya pada tahap penurunan konsumen mulai beralih kemode lain yang mulai menarik perhatian mereka.

Jadi mode cenderung tumbuh perlahan,btahap polpuler untuk sementara waktu, dan turun perlahan. Lama siklus mode susah diperkirakan. Wasson yakin bahwa mode mencapai akhir karena mode menggambarkan suatu kompromi pembelian, dan konsumen mulai mencari atribut yang hilang. Contohnya seperti ketika mobil menjadi semakin kecil, kenyamanannya berkurang, dan kemudian semakin banyak pembeli mulai menginginkan mobil yang lebih besar. Selain itu, terlalu banyak konsumen yang mengikuti suatu mode, membuat orang-orang yang lain menghindarinya. Reynolds mengemukakan bahwa lamanya siklus mode tertentu bergantung pada seberapa jauh mode itu memenuhi kebutuhan yang sebenarnya, konsisten dengan kecenderungan lain dalam masyarakat, memenuhi norma dan nilai-nilai sosial, dan tidak melebihi batas tekhnologi saat ia berkembang.

c. Keisengan adalah mode yang segera diperhatikan masyarakat, diterima dengan penuh semangat, mencapai puncak dalam waktu singkat, dan menurun sangat cepat. Siklus penerimaannya pendek, dan cenderung hanya menarik pengikut yang terbatas. Keisengan biayasanya memiliki aspek baru atau sementara, seperti menindik tubuh atau mentato tubuh. Keisengan menarik orang yang mencari kehebohan atas ingin membedakan diri mereka dari orang lain. Keisengan tidk bertahan karena biayasanya tidak memuaskan kebutuhan yang kuat atau tidak memuaskannya dengan baik. Sulit untuk memperkirakan apakah suatu hal hanya merupakan keisengan, atas berapa lama hal itu akan bertahan. Banyaknya perhatian media, seiring faktor-faktor lain, akan mempengaruhi durasi keisengan.

3.  Siklus Hidup Produk Internasional

Bahkan jika penjualan produk menurun disuatu negara, penjualnya makin naik di negara lain. Penerimaan produk terjadi di seluruh dunia pada tingkat yang berbeda. Seiring suatu negara yang lambat menerima akhirnya memproduksi produk itu secara lebih ekonomis dan menjadi pemimpin dalam menyebarkan produk itu ke negara-negara lain. Jadi, selain PLC domestik, banyak produk memiliki siklus hidup produk internasional. Empat tahap dalam siklus hidup produk internasional.

Produsen Amerika mengekspor produk: inovasi diluncurkan di amerika dan  berhasil karena pasar yang besar dan infrastruktur yang sangat maju. Akhirnya, produsen Amerika mulai mengekspor produk itu ke negara lain.
Produksi luar negeri di mulai: saat produsen luar negeri mulai mengenal produk tersebut, beberapa dari mereka mulai memproduksinya untuk pasar dalm negeri mereka. Mereka melakukannya dengan suatu persetujuan lisensi atau kerja sama atau hanya dengan meniru produk itu.

Produksi luar negeri menjadi kompotitif di pasar ekspor: produsen luar negeri telah memperoleh pengalaman produksi dan, dengan biaya yang lebih rendah, mereka mulai mengekspor produk itu ke negara lain.

Persaingan impor di mulai: produsen luar negeri dengan pertumbuhan volume dan biaya yang lebih rendah memungkinkan mereka mengekspor produk tersebut ke Amerika dalam persaingan langsung dengan produsen Amerika.

Implikasi dari PLC internasional adalah penjualan produsen Amerika di pasar dalam negeri akhirnya akan menurun saat pasar luar negeri mulai memproduksi produk itu dan mengekspor ke Amerika. Misalnya, Taiwan sekarang memproduksi lebih banyak sarung tarung baseball dan bola basket dari pada Amerika Serikat.

Pertahanan terbaik Amerika adalah menjadi pemasar global. Perusahaan Amerika harus membuka fasilitas produksi dan distribusi di negara lain yang memiliki pasar besar dan/atau biaya lebih rendah. Pemasar global mampu memperpanjang siklus hidup produk dengan memindahkan produk itu ke negara yang siap menggunakannya .

4.  Strategi Pemasaran Sepanjang Siklus Hidup Produk

Tiap tahap PLC dan mempertimbangkan strategi pemasaran yang tepat adalah:

a. Strategi Pemasaran dalam Tahap Perkenalan

Dalam suatu produk baru, manajemen pemasaran dapat menetpkan tingkat yang tinggi atau rendah untuk setiap variabel pemasaran (harga, promosi, distribusi, dan kualitas produk). Dengan hanya mempertimbangkan harga dan promosi, manajemen dapat mengikuti salah satu dari empat strategi.

  • Strategi peluncuran cepat merupakan peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi tinggi. Perusahaan mengenakan harga tinggi untuk memperoleh sebanyak mungkin laba per unit. Perusahaan mengeluarkan banyak biaya promosi untuk meyakinkan pasar tentang manfaat produk walau harganya tinggi. Promosi yang tinggi mempercepat tingkat penetrasi pasar. Strategi ini dapat diterima dengan asumsi: sebagian besar pasar potensial tidak menyadari produk itu, mereka yang telah sadar ingin memiliki produk itu dan dapat membayar harga yang di minta.dan perusahaan menghadapi persaingan potensial dan bermaksud membangun preferensi merek.
  • Strategi peluncuran lambat merupakan peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit promosi. Harga tinggi membantu memperoleh laba bruto per unit sebanyak mungkin, dan tingkat promosi yang rendah menekan biaya pemasaran. Kombinasi ini diharapkan untuk menjaring banyak laba dari pasar. Strategi ini masuk akal bila ukuran pasar terbatas. Sebagian pasar sadar tentang produk itu, pembeli bersedia membayar harga tinggi, dan persaingan potensial belum mengancam
  • Straegi penetrasi cepat merupakan peluncuran produk pada harga rendah dengan biaya promosi yang besar. Strategi ini menjajikan penetrasi pasar yang paling cepat dan pangsa pasaryang paling besar. Strategi ini bisa diterima bila pasar besar, pasar tidak menyadari kehadiran produk, sebagian besar pembeli peka terhadap harga, terdapat persaingan potensial yang kuat, dan biaya produksi per unit perusahaan turun sejalan dengan skala produksi dan bertambahnya pengalaman manufaktur.
  • Strategi pemetrasi lambat merupakan peluncuran produk baru dengan harga rendah dan tingkat promosi rendah. Harga rendah mendorong penerimaan produk yang cepat, dan biaya promosi yang rendah membuat laba tinggi. Perusahaan percaya bahwa permintaan pasar sangat peka terhadap harga tetapi kurang peka terhadap promosi. Strategi ini masuk akal bila pasar besar , pasar sangat sadar akan produk, pasar peka terhadap harga, dan ada pesaingan potensial.  

b.    Strategi pemasaran dalam tahap pertumbuhan 

Selama tahap pertumbuhan, perusahaan menggunakan beberapa strategi untuk mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin.

  • Perusahaan meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru dan gaya yang lebih baik.
  • Perusahaan menambahkan model-model baru dan produk-produk penyerta (yaitu: produk-produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk utama).
  • Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
  • Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi baru.
  • Perusahaan bersih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product-awarness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product-preference advertising).
  • Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga di lapisan berikutnya.

Perusahaan yang mengikuti strategi perluasan pasar ini akan memperkuat posisi persaingannya. Misalnya, Starbuck telah muncul sebagai pemimpin di pasar Amerika Serikat untuk bar kopi mewah dan espresso.

c. Strategi Pemasaran dalam Tahap Dewasa

Pada tahap dewasaan, beberapa perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat. Mereka memilih untuk mengkonsentrasikan sumber daya mereka pada produk yang lebih menguntungkn dan pada produk baru. Tetapi dengan bertindak demikian mereka mungkin membiarkan potensi tinggi yang mungkin masih dimiliki banyak produk lama. Banyak industri yang dianggap luas sebagai dewasa seperti mobil, speda motor, televisi, arloji, kamera dibuktikan sebaliknya oleh jepang. Yang menemukan cara untuk menawarkan nilai-nilai baru pada pelanggan. Merek yang kelihatannya hampir mati seperti Jell-O, Ovaltine, dan soda kue Arm dan Hammer telah mengalami kebangkitan penjualan besar berkali-kali, dengan menerapkan imajinasi pemasaran. Pemasar harus mempertimbangkan secara sistematis strategi pasar, produk, dan modifikasi bauran pemasaran.

d.  Strategi Pemasaran dalam Tahap penurunan

Dalam menangani produk lamanya, perusahaan menghadapi sejumlah tugas dan keputusan yaitu:
•    Mengidentifikasi Produk Lemah

Tugas pertama adalah menetapkan suatu sistem untuk mengidentifikasi produk-produk lemah. Perusahaan menunjuk komite penelaah produk dengan wakil-wakil dari pemasaran, penelitian dan pengembangan, manufaktur, dan keuangan. Komite ini mengembangkan suatu sistem untuk mengidentifikasi produk lemah. Kantor cntroller menyediakan data untuk tiap produk yang menenjukkan kecenderungan dalam ukuran pasar, harga, biaya, dan laba. Suatu program komputer lalu menganalisis informasi ini untuk membantu manajer menentukan produk mana yang meragukan. Manager yang bertanggung jawab untuk produk yang meragukan itu  mengisi formulir pemeringkatan yang memperlihatkan kemana arah penjualan dan laba menurut mereka,dengan dan tanpa perubahan strategi pemasaran. Komite penelaah produk yang meragukan-membiarkannya, memodifikasi strategi pemasarannya, atau menghentikannya .

           •    Menentukan Strategi Pemasaran

Beberapa perusahaan akan melepaskan pasar yang menurun lebih dini dari pada yang lain. Sebagian besar bergantung pada rintangan untuk keluar dari industri itu. Semakin rendah rintangan keluar, semakin mudah perusahaan meninggalkan industri, dan perusahaan yang bertahan semakin tergoda untuk tetap tinggal dan menarik pelanggan perusahaan yang mundur. Perusahaan yang bertahan akan menikmati peningkatan penjualan dan laba.
Dalam suatu penelitian tentang strtegi perusahaan di industri yang menurun, Harrigan mengidentifikasi ilmu strategi penurunan yang tersedia bagi perusahaan yaitu:

Ø  Meningkatkan investasi perusahaan (untuk mendominasi atau memperkuat posisi persaingan)
Ø  Mempertahankan tingkat investasi perusahaan sampai ketidakpastian tentang industri itu terselesaikan.

Ø  Mengurangi tingkat investasi perusahaan secara selektif, dengan melepas kelompok pelanggan yang tidak menguntungkan, sambil memperkuat investasi perusahaan di tempat-tempat yang meguntungkan.

Ø  Menuai “memerah” investasi perusahaan untuk memperoleh kas secepatnya.

Ø  Melepaskan bisnis itu secepatnya dengan menjual asetnya se-menguntungkan mungkin .
           Strategi penurunan yng tepat bergantung pada daya tarik relatif industri dan kekuatan kompetitif perusahaan dalam industri tersebut. Sebagai contoh, perusahaan yang berada dalam industri yang tidak menarik namun memiliki kekuatan kompetitif harus mempertimbangkan penarikan secara selektif. Namun, perusahaan yang berada dalam industri yang menarik dan memiliki kekuatan kompetitif seharusnya mempertimbangkan untuk memperkuat investasinya.

5. Ikhtisar dan Kritik Konsep siklus Hidup Produk

           Konsep PLC baik digunakan untuk menginterpretasikan dinamika produk dan pasar. Sebagai alat perencanaan konsep PLC membantu manajer menemukan tantangan pemasaran utama dalam tiap tahap kehidupan produk dan mengembangkan alternatif strategi pemasaran utama. Sebagai alat pengendali, konsep PLC membantu peerusahaan mengukur kinerja produk dibandingkan produk serupa yang diluncurkan di masa lalu. Konsep PLC kurang berguna sebagai alat peramalan karena sejarah penjualan menunjukkan pola yang beragam, dan tahap-tahapnya itu berbeda durasinya.

Teori PLC mendapat kritik yang menyatakan bahwa pola siklus hidup terlalu berubah dalam bentuk dan durasinya. PLC kekurangan sesuatu yang hidup yaitu, urutan tahap-tahap yang tetap dan lama tiap tahap yang tetap. Kritik itu juga menuduh bahwa pemasar jarang dapat mengetahui ditahap apa suatu produng sedang berada. Produk itu mungkin kelihatan dewasa padahal sebenarnya baru mencapai masa mendatar sementara sebelum terjadi kenaikan lain. Mereka menganggap pola PLC merupakan hasil strategi pemsaran, bukan jalan tak terelakkan yang harus diikuti penjualan:

“Adaikan suatu merek diterima konsumen tetapi mengalami beberapa tahun yang buruk karena faktor-faktor lain. Misalnya, iklan yang buruk, disisihkan oleh suatu jaringan yang utama, atau masuknya produk saingan “pengekor” yang didukung oleh pemberian sampel besar-besaran. Dari pada memikirkan langkah perbaikan, manajemen mulai merasa bahwa produknya telah memasuki tahap kemunduran. Karena itu manajemen menarik dana anggaran promosi untuk membiayai litbang barang-barang baru. Tahun berikutnya, merek tersebut semakin memburuk, kepanikan meningkat. Jelas, PLC adalah variable dependen yang ditentukan oleh tindakan pemasaran: PLC bukanlah variable independen yang perlu di adaptasi oleh program pemasaran perusahaan”.

B.     Sistem perbankan syariah

Sistem perbankan syariah adalah alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan kedua belah pihak (nasabah dan bank), yang di dukung oleh keanekaragaman produk dan skema keuangan yang lebih variatif, dan dilakukan secara transparan agar adil bagi kedua belah pihak. Perbankan yang kredibel dan menjadi pilihan masyarakat Indonesia.

Kehadiran sistem perbankan syariah di Indonesia semakin mudah di temukan oleh masyarakat, dengan mengenali logo iBdi bank-bank terkemukan terdekat. iB memudahkan masyarakat untuk mengenali tersedianya jasa perbankan syariah di manapun di seluruh Indonesia. Logo iB merupakan penanda identitas industri perbankan syariah di Indonesia, yang merupakan kritalisasi dari nilai-nilai utama sistem perbankan syariah yang modern, transparan, berkeadilan, seimbang dan beretikan. Dengan adanya iB sebagai penanda, masyarakat akan merasa lebih nyaman karena produk dan jasa layanan perbankan yang diberikan akan mengutamakan nilai-nilai keadilan, transparan, keseimbangan etika, dan kebaikan sosial bersama

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

         Siklus hidup produk (product life cycle/PLC) adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tenteng dinamika kompotitif suatu produk.
         Konsep PLC dapat digunakan untuk menganalisis suatu kategori produk (minuman keras), bentuk produk (minuman keras putih), suatu produk (vodka), atau merek (Smirnoff).

Ada tiga kategori khusus untuk siklus hidup produk yang perlu dibedakan dan yang berhubungan dengan gaya (styles), mode (fashions), dan keisengan (fads).

Penerimaan produk terjadi di seluruh dunia pada tingkat yang berbeda. Seiring suatu negara yang lambat menerima akhirnya memproduksi produk itu secara lebih ekonomis dan menjadi pemimpin dalam menyebarkan produk itu ke negara-negara lain. Jadi, selain PLC domestik, banyak produk memiliki siklus hidup produk internasional.

Strategi pemasaran sepanjang siklus hidup produk:

1.    Strategi pemasaran dalam tahap perkenalan

2.    Strategi pemasaran dalam tahap pertumbuhan  

3.    Strategi pemasaran dalam tahap dewasa

4.    Strategi pemasaran dalam tahap penurunan

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Peranhalindo.
Sunarto. 2006. Pengantar Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: UST Press.

Sunarto. 2004. Prinsip-prinsip Pemasaran. Yogyakarta: UST Press.

Malcom H.B, McDonald dan warren J. Keegan. 1999.  Marketing  Plans That Work.  Jakarta: Erlangga.

Harrigan, Rudie. 1980. Strategies  for Declining Industries.  Journal of Business Strategy: Fall.

 Kotler, Philip. 1965. Pashing Out Weak Product. Hrvard Business Review.

Wells, Louis T. Jr., 1968. A Poduct Life Cyele for Internasional Trade?. Journal of Marketting.

Wasson , Chester R.. 1968. How Predictable Are Fasions and Other Product Life Cyeles?.  Journal of Marketting.

Comments

Leave a Reply