Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

4 min read

Sifat Fantasi

Bab I. Pendahuluan

Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu dapat dicari beberapa kaidah hukum psikologi yang mendasarinya hukum-hukum tersebut, sehingga dengan demikian akan dapat memahami anak didiknya dengan lebih baik.

Menurut John Amos Comenius, manusia mempunyai tiga komponen jiwa yang menggerakkan aktivitas jiwa raga manusia. Tiga komponen jiwa tersebut meliputi: saraf pertumbuhan, perasan, dan intelek. Karena itu dikatakan, bahwa manusia mempunyai tiga sifat dasar, yaitu:

  1. Sifat biologis (tumbuh-tumbuhan); sifat ini telah membuat manusia tumbuh secara alami dengan prinsip-prinsip biologis dengan menggunakan lingkungan.
  2. Sifat hewani; dengan adanya perasaan-perasaan hakiki, manusia mengalami desakan-desakan internal untuk mencari keseimbangan hidup. Melalui peralatan alat inderanya, manusia menjadi sadar dan menuruti keinginan-keinginan dan seleranya.
  3. Sifat intelektual; dengan sifat ini, manusia mampu menemukan benar atau salahnya sesuatu, dapat membedakan baik dan buruknya objek, serta dapat mengarahkan keinginan dan emosinya. Sifat intelektual manusia ini yang membedakan manusia dengan makhluk lain.

Berfantasi atau berkhayal merupakan salah satu gejala pengenalan (kognisi), yaitu gejala-gejala yang terdapat dalam kejiwaan kita, sebagai hasil dari pengenalan. Berfantasi dapat menimbulkan daya imajinasi kita dalam menciptakan sesuatu yang belum ada, yakni susuatu yang baru.

Setiap orang mempunyai dan mengalami fantasi yang berbeda-beda. Bahkan pada satu objek yang sama, tiap individu akan memiliki fantasi yang berbeda-beda. Misalnya sekelompok anak dihadapkan pada bola. Si A akan membayangkan bola itu sebagai dunia, sedangkan anak yang lain akan menfantasikan sebagai makanan. Fantasi juga menolong orang untuk memikirkan cara atau strategi menghadapi sesuatu hal yang akan datang. Misalnya, seorang siswa diminta membayangkan apa yang akan terjadi jika ia lulus atau tidak.

B. Rumusan Masalah

  1. Apakah fantasi itu?
  2. Apa saja macam-macam fantasi itu?
  3. Bagaimana cara mengetahui fantasi?
  4. Apa faktor yang mempengaruhi fantasi?
  5. Apa Kegunaan dan Sisi negative dari fantasi?

Bab II. Pembahasan

A. Pengertian Fantasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia online fantasi adalah yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah imajinasi.

Fantasi bisa juga merupakan sebuah genre yang menggunakan bentuk sihir dan supranatural sebagai salah satu elemen plot, tema dan seting dalam sebuah film. Genre fantasi secara umum dibedakan dengan genre sains fiksi yang lebih bertemakan ilmiah dan horor tentang hal yang mengerikan.

Fantasi menurut Yanto Subiyanto (1980, hal.18) adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Hal senada juga dijelaskan oleh Bimo Walgito (1983, hal 99). Dengan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke depan, ke keadaan yang akan mendatang. Sedangkan menurut Julianto Simanjuntak (2007, hal. 108), fantasi (imajinasi) adalah kemampuan jiwa yang dapat membentuk satu tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan yang lama.

Fantasi dapat terjadi secara sadar ataupun tidak sadar. Fantasi secara sadar misalnya pada seorang pemahat arca yang membentuk arca berdasarkan fantasinya. Sedang fantasi tidak sadar biasanya dilakukan oleh anak kecil yang bercerita tidak sesuai dengan kenyataan, walau tanpa ada maksud untuk berbohong (Walgito, 1983, hal. 99).

Abu ahmadi mendefinisikan, Fantasi (Khayalan, Angan-angan, Imagination) adalah kekuatan jiwa untuk menciptakan tanggapan baru dalam jiwa kita dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang telah dimiliki. Jadi, dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan mampu menjangkau ke depan, keadaan yang akan datang.

B. Macam-Macam Fantasi

Jenis-jenis fantasi menurut Bimo Walgito dalam bukunya dapat diuraikan sebagai berikut :Fantasi umumnya merupakan aktivitas yang menciptakan. Tetapi sekalipun demikian orang sering membedakan antara fantasi yang menciptakan dan fantasi yang dipimpin. Fantasi yang menciptakan yaitu merupakan bentuk atau jenis fantasi yang menciptakan sesuatu, misalnya seorang pelukis menciptakan lukisan berdasarkan atas daya fantasinya. Fantasi yang dipimpin yaitu bentuk atau jenis fantasi yang dituntun oleh pihak yang lain. Misalnya seseorang yang melihat film, orang ini dapat mengikuti apa yang dilihatnya dan dapat berfantasi tentang keadaan atau tempat-tempat yang lain dengan perantaraan film itu, sehingga fantasinya dituntun berdasarkan film.

  1. Fantasi disadari: fantasi yang terjadinya disadari oleh individu ybs. Misal: seseorang sedang berimajinasi tentang suatu kejadian untuk novelnya
  2. Fantasi yang tidak disadari: fantasi yang terjadinya tanpa disadari atau disengaja oleh ybs. Fantasi semacam ini terjadi pada anak-anak, yang kadang-kadang menimbulkan dusta semu pada anak ysb.
  3. Fantasi Aktif: Fantasi yang terjadi-nya melibatkan secara aktif gejala-geja-la jiwa lainnya seperti pikiran, kemauan, perasaan, dst.
  4. Fantasi Pasif: Fantasi yang terjadi-nya tidak melibatkan gejala-gejala jiwa lainnya secara pasif. Pada fantasi pasif seolah-olah kedasaran dibiarkan untuk tempat bermainnya daya fantasi.
  5. Fantasi Mencipta: Fantasi aktif yang mampu menghasilkan karya kreatif misalnya lagu, lukisan, cerpen, novel, dst.
  6. Fantasi Tuntunan: Fantasi aktif yang yang terjadinya dibawah tuntunan sesuatu misalnya fantasi yang timbul pada saat membaca novel, melihat film, mendengarkan lagu, dst.

Fantasi dibagi menurut caranya orang berfantasi :

  1. Fantasi yang mengabstraksi Cara orang berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa bagian sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan. Misal ada anak yang belum pernah melihat gurun pasir, maka untuk menjelaskan digunakan lapangan.
  2. Fantasi yang mendeterminasi Yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih dahulu. Misalnya seorang anak belum pernah melihat harimau, kemudian dikenalkan bahwa harimau adalah kucing yang besar. Maka dalam fantasinya akan muncul gambaran kucing besar sebagai harimau.
  3. Fantasi yang mengkombinasi Yaitu cara orang berfantasi di mana orang mengkombinasikan pengertianpengertian atau bayangan-bayang yang ada pada individu yang bersangkutan. Misal fantasi tentang ikan duyung, yaitu makhluk yang memiliki kepala wanita dan berbadan ikan (Walgito, 1983, hal. 100). Contoh lainnya adalah ingin membangun rumah dengan mengkombinasi model Eropa dengan atap model rumah Minangkabau.

C. Tes Fantasi

Ada berbagai macam test yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan individu dalam berfantasi. Macam-macam test itu adalah (Walgito, 1983, hal. 101) :

  1. Test TAT yaitu test yang berwujud gambar-gambar dan testee disuruh bercerita tentang gambar itu.
  2. Test kemustahilan yaitu test yang berbentuk gambar-gambar atau ceritacerita yang mustahil terjadi dan testee disuruh mencari kemustahilannya itu.
  3. Heilbronner Wirsma Test yaitu test yang berwujud suatu seri gambar yang makin lama makin sempurna.
  4. Test Rorschach yaitu test yang berwujud gambar-gambar dan testee diminta untuk menginterpretasikan gambar tersebut.

D. Faktor yang Mempengaruhi Fantasi

  1. Kurang adanya penggunaan waktu kosong
  2. Adanya harapan-harapan/ cita-cita yang tinggi
  3. Adanya kesulitan pemecahan masalah
  4. Adanya Kelemahan pribadi
  5. Adanya perasaan pesimis terhadap masa depan

E. Keguanaan Fantasi dan Sisi Negatif Fantasi

a.       Kegunaan

  1. Dengan daya fantasinya, manusia mampu membuat karya kreatif.
  2. Dengan daya fantasinya, manusia dpt. masuk kedunia imajiner, misalnya pada saat membaca novel.
  3. Dengan fantasi pasif (melamun), manusia dapat menghibur dirinya sejenak (asal tak terus menerus)

b.      Sisi Negatif Fantasi

  1. Fantasi pasif (melamun) tidak begitu merugikan asal hal itu dilakukan sebentar saja dan tidak sering terjadi.
  2. Jika melamun dijadikan kebiasaan, orang ybs.akan mengalami kesulitan jika menghadapi masalah di dunia nyata, bukan dunia imajiner.

Bab III. Kesimpulan

A. Kesimpulan

Fantasi adalah yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja (imajinasi).

Macam-macam fantasi yaitu fantasi disadari, fantasi tidak disadari, fantasi aktif, fantasi pasif, fantasi mencipta dan tuntunan. Sedangkan fantasi menurut caranya orang berfantasi terbagi atas tiga yaitu fantasi yang mengabstraksi, mendeterminasi dan mengkombinasi.

Fantasi dapat membuat orang kreatif dengan imajinasinya dan dapat menghibur namun jika terlalu lama berfantasi dapat berdampak buruk seperti mengalami kesulitan dalam menghadapi hal di dunia nyata.

B. Saran

Dari hasil penulisan makalah ini, pemakalah berharap kepada teman-teman mahasiswa atau mahasiswi untuk lebih banyak lagi membaca dibuku-buku lain agar memperoleh pengetahuan maupun khazanah yang luas tentang Psikologi khususnya “Fantasi”. Karena kami merasa bahwa makalah ini kurang sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1982. Psikologi Umum. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Saliman, dan Sudarsono. 1994. Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Simanjuntak, Julianto. (2007). Perlengkapan Seorang Konselor : Catatan Kuliah dan Refleksi Pembelajar Konseling. Tangerang : LK3

Subiyanto, Yanto dan Dedi Suryadi. (1980). Tanya Jawab Pengantar Psikologi. Bandung: Armico

Walgito, Bimo. (1983). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM

http://seonggokbarakehidupan.blogspot.co.id/2011/04/sifat-umum-aktivitas-jiwa-manusia.html

http://rudiiskandarpksdprakamal.blogspot.co.id/2011/07/makalah-pisikologitentang-sifat-sifat.html

Makalah Media Pembelajaran Dua Dimensi Non Proyeksi

Media Pembelajaran Dua Dimensi Non Proyeksi Bab I. Pendahuluan A.Latar Belakang Masalah Media pembelajaran yang merupakan sarana dan prasarana untuk menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran...
Ahmad Dahlan
10 min read

Makalah Tata Graha Hotel – Housekeeping

Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang  Sektor pariwisata Indonesia dalam Pembangunan Nasional telah menjadi salah satu sektor industri yang sangat menunjang bagi pemerintah dalam...
Agus Salim
4 min read

Makalah Dualisme Kepemimpinan Republik Indonesia – Masa Transisi Soekarno…

Dualisme Kepemimpinan Republik Indonesia Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam kurun waktu 1966-1967 terjadi dualisme dalam kepemimpinan nasional. Di satu pihak Presiden Soekarno...
Wahidah Rahmah
14 min read

Leave a Reply