Makalah Sejarah Kerajaan Sriwijaya

7 min read

Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Indonesia diperkirakan pada abad ke- 4 masehi mulai meninggalkan zaman Pra sejarah. Ini ditandai dengan ditemukannya prasati Yupa. Hal tersebut lantas menjadikan Indonesia memasuki babak baru dalam sejarah. Masyarakat mulai mengenal hal baru yakni ajaran agama yaitu Hindu-Budha. Hindhu Budha sendiri berasal dari negara India. Indonesia dan India sebenarnya sudah menjalin hubungan dagang jauh sebelum masuknya ajaran Hindu-Budha. Ini dikarenakn faktor geografis Indonesia yang terletak diantara Asia barat dan Asia Timur. Indonesia menjadi jembatan penghubung sekaligus wilayah singgahan negara-negara barat yang ingin berdagang ke wilayah timur.

Masuknya Hindhu-Budha kemudian merubah warna dari Indonesia. Selain faktor religi, faktor politik juga ikut berubah dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat mulai mengenal sistem kerajaan. Berdirinya kerajaan-kerajaan bercorak hindhu budha membuat masyarakat hidup dalam suasana baru.

Pada masa ini pula muncul kerajaan-kerajaan besar Hindhu-Budha. Salah satunya kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya berkembang pesat di wilayah Sumatera. Beberapa faktor membuat kerajaan sriwijaya maju pada zamannya serta menjadi salah satu kerajaan Terbesar di wilayah Nusantara.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana berdirinya kerajaan Sriwijaya?
  2. Bagaiman struktur pemerintahan Sriwijaya?
  3. Siapa saja raja yang memerintah di kerajaan Sriwijaya?
  4. Apa yang melatar belakangi runtuhnya kerajaan Sriwijaya?

Bab II. Pembahasan

A. Awal Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

Kata Sriwijaya dijumpai pertama kali didalam prasasti Kota Kapur dari pulau Bangka. Berdasarkan telaah prasasti ini, H. Kern pada tahun 1913, mengidentifikasikan kata Sriwijaya tadi sebagai nama seorang raja.

Lima tahun kemudian, yaitu tahun 1918, G. Ceodes dengan menggunakan sumber-sumber prasasti dan berita Cina berhasil menjelaskan bahwa kata Sriwijaya yang terdapat didalam prasasti Kota Kapur adalah nama di sebuah kerajaan di Sumatra Selatan dengan pusatnya di Palembang. Kerajaan ini didalam berita Cina dikenal dengan sebutan She-li-fo-she. Pendapat bahwa She-li-fo-she adalah sebuah kerajaan di pantai timur Sumatra Selatan, di tepi sugai Musi, dekat Palembang, juga pernah dikemukakan oleh Samuel Beal pada tahun 1884. Hanya di saat itu orang belum mengenal nama Sriwijaya.

kerajaan sriwijaya merupakan negara maritim da menjadi pusat perdagangan. Wilayah di kerajaan Sriwijaya adalah sebagai tempat persinggahan para pedagang-pedagang wilayah asia barat terutama India yang ingin menjajakan dagangannya ke wilayah Cina dan sebaliknya.

Dari kerajaan Sriwijaya sendiri kita hanya memperoleh 6 buah prasasti. Prasasti tertua yang ditemukan di kedukan bukit di Palembang. Angka tahunnya 682 M. Prasati ini berhuruf Palawa dan berbahasa melayu tua.oleh sebab itu, berdirinya kerajaan Sriwijaya masih menjadi misteri dikarenakan tidak banyaknya bukti yang ditemukan.

B. Tahun Berdiri dan Proses Berdirinya

Berikut beberapa sumber dari beberapa sumber dari luar negri dan dalam negri:

1. Teori China

Kunjungan I-Tsing, seorang peziarah muda dari Cina pertama kali pada tahun 671 M. Dalam catatannya disebutkan bahwa saat itu terdapat lebih dari 1000 orang pendeta Buddha di Sriwijaya. Aturan dan upacara para pendeta Buddha tersebut sama dengan aturan dan upacara yang dilakukan para pendeta Buddha di pusat ajaran agama Buddha, India.

I-tsing tinggal selama 6 bulan di Sriwjaya untuk belajar bahasa  Sangksekerta, setelah itu ia berangkat ke Nelanda, India. Setelah lama belajar di Nelanda, tahun 685 I-Tsing tadi kembali ke Sriwijaya dan tinggal selama beberapa tahun untuk menerjemahkan teks-teks Buddha dari bahasa Sanskerta ke bahasa Cina. Catatan Cina yang lain menyebutkan tentang utusan Sriwjaya yang datang secara rutin ke Cina, yang terakhir pada tahun 988 M.

2. Sumber Arab

Orang-orang Arab sering menyebut Sriwijaya dengan nama Sribuza, Sabay atau Zabaq. Mas’udi, seorang sejarawan Arab klasik menulis catatan tentang Sriwijaya pada tahun 955 M. Dalam catatan itu digambarkan Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan besar, dengan tentara yang sangat banyak. Hasil bumi Sriwijaya adalah Kapur Barus, Kayu Gaharu, Cengkeh, Kayu Cendana, Pala, Kardamugu, Gambir, dan beberapa hasil bumi lainnya.

Bukti lain yang mendukung adalah ditemukannya perkampungan-perkampungan Arab sebagai tempat tinggal sementara di pusat kerajaan Sriwijaya.

3. Teori India

Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan raja-raja dari kerajaan-kerajaan di India seperti kerajaan Nalanda dan Cola. Dengan kerajaan Nalanda disebutkan bahwa raja Sriwijaya mendirikan sebuah prasasti yang di kenal dengan prasasti Nalanda. Dalam prasasti tersebut dinyatakan bahwa raja Nalanda yang bernama raja Dewapaladewa berkenan membebaskan 5 desa dari pajak. Sebagai gantinya desa tersebut wajib membiayai para mahasiswa dari kerajaan Sriwijaya yang menuntut ilmu di kerajaan Nalanda. Di samping menjalin hubungan dengan kerajaan Nalanda, kerajaan Sriwijaya juga menjalin hubungan dengan kerajaan Cola (Cola Mandala) yang terletak di India Selatan. Hubungan ini menjadi retak setelah raja Rajendra Cola ingin menguasai Selat Malaka.

Sumber Lokal:

1.      Prasasti Kota Kapur

Prasasti ini merupakan yang paling tua, bertarikh 682 M, menceritakan tentang kisah perjalanan suci dan Dapunta Hyang dari Minana dengan perahu, bersama dua laksa (20.000) tentara dan 200 peti perbekalan serta 1213 tentara yang berjalan kaki. Sumber lain menyatakan prasasti ini berisi tentang penaklukkan bumi jawa yang tidak setia kepada Sriwijaya. Prasasti kota Kapur di temukan di pulau Bangka.

2.      Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti ini berangka tahun 683 M itu menyebutkan bahwa raja Sriwijaya bernama Dapunta Hyang yang membawa tentara sebanyak 20.000 orang berhasil menundukkan Minangatamwan. Dengan kemenangan itu, kerajaan Sriwijaya semakin makmur daerah yang di maksud Minangatamwan itu kemungkinan adalah daerah Binaga yang terletak di Jambi. Daerah itu sangat srategis untuk perdagangan.

3.      Prasasti Talang Tuo

Prasasti berangka tahun 684 M itu menyebutkan tentang perbuatan taman Srikesetra atas perintah raja Dapunta Hyang.

4.      Prasasti Karang Berahi

Prasasti Berangka tahun 686 M itu di temukan di daerah pedalaman Jambi, yang menunjukkan penguasaan Sriwijaya atas daerah itu.

5.      Prasasti Ligor

Prasasti berangka tahun 775 M itu menyebutkan tentang ibu kota Ligor yang di fungsikan untuk mengawasi pelayaran perdagangan di selat Malaka.

6.      Prasasti Nalanda

Prasati ini menyebutkan raja Balaputradewa sebagai raja terakhir dari dinasti Sailendra yang terusir dari jawa tengah akibat kekalahannya melawan kerajaan Mataram dari dinasti Sanjaya. Dalam prasati itu, Balaputra dewa meminta kepada raja Nalanda agar mengakui haknya atas kerajaan Sailendra. Disamping itu, prasasti ini juga menyebutkan Baladewa berkenan membebaskan 5 buah desa dari pajak untuk membiayai para mahasiswa yang belajar di Nalanda.

7.      Prasasti Telaga Batu

Prasasti ini ditemukan disekitar Palembang pada tahun 1918 M. Berbentuk batu lempeng mendekati segi lima, ditasnya ada tujuh kepala ular kobra, dengan sebentuk mangkuk kecil dengan cerat (mulut kecil tempat keluar air) dibawahya. Menurut para arkeolog, prasasti ini digunakan untuk pelaksanaan upacara sumpah kesetiaan dan kepatuhan para calon pejabat. Dalam prosesi itu, pejabat yang disumpah meminum air yang dialirkan ke batu dan keluar dari cerat tersebut. sebagai sarana untuk upacara persumpahan, prasasti seperti itu biasanya ditempatkan di pusat kerajaan, mka diduga kuat Palembang merupakan pusat kerajaan Sriwijaya.

C.    Struktur Pemerintahan Sriwijaya

Pembentukan negara dalam satukesatuan struktur kekuasaan politik kerajaan Sriwijaya ditemukan dalam beberapa prasasti penting yang memuat info di dalamnya. Info-info tersebut seperti Mandala, Kedatuan, Samaryyada, Vanwa, Bumi.

Kedatuan diartikan sebagai wawasan Datu (tuan rumah) tempat tinggal, tepat emas di simpan dan hasil bumi sebagai wilayah yang harus dijaga. Kedatuan ini dikelilingi oleh Vanwa, yang bisa dianggap sebagai wilayah kota dari Sriwijaya yang di dalamnya terkandung Vihara untuk tempat beribadah masyarakat.

Kemudian Samaryyada merupakan wilayah yang bersebarangan dengan Vanwa, yang terhubung ke jalan Khsusus (Samaryyada Patha) yang dapat dimaksud kawasan pedalaman. Sedangkan Mandala adalah suatu kawasan yang berdiri sendiri dari bumi yang berada dalam kontrol kekuasaan Kedatuan Sriwijaya.

Penguasa Sriwijaya disebut dengan Maharaja atau Dapunta Hyang. Selanjutnya juga terdapat putra mahkota yang disebut Yufaraja yang puta mahkota kedua disebut Pratiyufaraja. Istilah tersebut banyak dijelaskan dalam prasasti telaga batu.

D. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Kebudayaan

Kerajaan Sriwijaya terletak pada jalur yang strategis, jalur perdagangan antara India dan Cina. Selain itu keraajaan ini juga berhasil menguasai selat malaka yang merupakan jalurnya. Dengan menguasai selat tersebut menjadikan Sriwijaya menjadi yang mengatur perdagangan nasional dan internasional.

Dalam bidang kebudayaan khususnya keagamaan kerajaan Sriwijaya menjadi pusat dari Agama Budha di Asia Tenggara dan Asia Timur. Agama budha berkembang di Sriwijaya adalah Agama Budha Mahayana. Salah satu tokoh yang terkenal adalah Dharmakirti.

E.     Raja-Raja Terkenal di Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya memiliki banyak sekali raja-raja yang berkuasa di kerajaan Sriwijaya. Diantara raja-raja tersebut, raja-raja yang terkenal adalah sebagai berikut:

1.      Raja Dapuntra Hyang

Pada masa kekuasaannya dia berhasil memperluas kekuasaannya sampai ke Jambi. Ia juga berhasil menjadikan kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan Maritim yang kuat.

2.      Raja Dharmasetu

Raja Dharmasetu berhasil memperluas kekuasaan Sriwijaya sampai ke semenanjung Malaya. Bahkan kerajaan Sriwijaya berhasil membuat pangkalan di wilayah Ligor. Selain itu, kerajaan Sriwijaya juga menjalin hubungan luar negri dengan India dan Cina. Kapal-kapal selalu berlabuh di kerajaan Sriwijaya.

3.      Raja Balaputradewa

Cerita mengenai raja Balaputradewa diketahui dari catatan prasasti Nalanda. Raja Balaputradewa menjabat sekitar abad ke-9. Balaputradewa merupakan keturunan dari raja Sailendra yaitu putra dari raja Samaratungga dengan Dewitara dari kerajaan Sriwijaya.

Pada masanya kerajaan Sriwijaya berkembang pesat. Sriwijaya merupakan pusat agama Buddha di Asia Tenggara. Ia juga menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan India seperti Cola dan Nalanda.

4.      Raja Sri Sudamaniwarmadewa

Pada masa kekuasaan raja Sudamaniwarmadewa, kerajaan Sriwijaya pernah mengalami serangan dari raja Darmawangsa dari jawa timur, tetapi serangan tersebut berhasil di gagalkan oleh raja Sudamaniwarmadewa dan pasukannya.

5.      Raja Sanggarama Wijayatunggawarman

Pada masa kekuasaanya kerajaan Sriwijaya iserang oleh kerajaan Cola dari India yang dipimpin oleh Rajendra Cola. Serangan tersebut berhasil merebut kekuasaan Sriwijaya dari raja Wijayatunggawarman, dan akhirnya raja Wijayatunggawarman ditahan oleh raja Rajendra. Tapi pada masa kekuasaan raja Kulo Tungga 1 kerajaaan Cola, raja Wijayatunggawarman kemudian dibebaskan.

F.     Masa Kejayaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya mencapai kejayaan pada abad ke 9-10 M. Dengan menguasai seluruh jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Kerajaan ini mempunyai kekuasaan yang hampir menyeluruh sampai Asia Tenggara, diantaranya adalah Jawa, Sumatra, Semenanjung, Malay, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan juga Filiphina. Kerajaan yang berbasis di pesisir ini terkenal dengan armada maritimnya yang kuat sampai di seganai oelh lawan-lawannya. Dengan kekuatan tersebut maka langkah untuk memperluas kekuasaan berjalan sangat pesat.

Kerajaan Sriwijaya juga mengenakan bea cukai atas setiap kapal yang melewati dua selat tersebut. sriwijaya mengumpulkan kekayaan dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan, khususnya pasar Cina dan India

Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Dapunta Hyang Sri Jayanaga. Ia dikenal sangat pandai dalam meramu taktik perang dan juga peduli terhadap rakyatnya. Selama Dapunta Hyang Sri Jayanaga memerintah, kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai semua wilayah kerajaan yang meliputi hampir seluruh Asia Tenggara.

Kerajaan Sriwijya saat itu bahkan terkenal dengan armada laut paling kuat dalam sejarah bangsa Indonesia. Dalam sebuah prasasti disebutkan bahwa Dapunta Hyang Sri Jayanaga melakukan ekpansi selama 8 tahun dengan 20.000 pasukan. Tujuan dari ekspansi adalahutnuk memperluas daerah kerajaan dan berhasil membuat Sriwijaya menjadi makmur.[2]

G.    Masa Kemunduran/Keruntuhan

Pada akhir abad ke-13 M, kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh faktor politik dan ekonomi.

1.      Faktor Politik

Kedudukan kerajaan Sriwijaya semakin terdesak, karena munculnya kerajaan-kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalam dunia peragangan, seperti kerajaan Siam di sebelah Utara. Kerajaan Siam memperluas wilayah kekuasaannya ke arah Selatan dengan menguasai daerah-daerah di Semenanjung Malaya termasuk tanah Genting Kra. Jatuhnya tanah Genting Kra kedalam kekuasaan kerajaan Siam mngakibatkan kegiatan pelayaran perdagangan di kerajaan Sriwijaya semakin berkurang.

Dari arah Timur, kerajaan Sriwijaya terdesak oleh perkembangan kerajaan Singasari, yang pada waktu itu diperintah oleh raja Kertanegara. Kerajaan Singasari yang bercita-cita memnguasai seluruh wilayah Nusantara mulai mengirim ekspedisi ke arah Barat yang dikenal dengan istilah Pamalayu. Dalam ekspedisi ini, kerajaan Singasari mengadakan pendudukan terhadap kerajaan Melayu, Pahang, dan Kalimantan, sehingga mengakibatkan kedudukan kerajaan Sriwijaya semakin terdesak.

2.      Faktor ekonomi

Para perdagang melakukan aktivitas perdagangan di kerajaan Sriwijaya semakin berkurang, karena daerah-daerah strategis yang pernah dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya telah jatuh kedalam kekuasaan dari raja-raja sekitarnya. Akibatnya, para pedagang yang melakukan penyeberangan ke tanah Genting Kra atau yang melakukan kegiatan sampai ke daerah Melayu (sudah dikuasai kerajaan Singasari) tidak lagi melewati wilayah kekuasaan Sriwijaya. Keadaan seperti ini tentu mengurangi sumber pendapatan kerajaan.

Dengan faktor politik dan ekonomi itu, maka sejak akhir abad ke-13 M, kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan kecil dan wilayahnya terbatas pada daerah Pelembang. Kerajaan Sriwijaya yang kecil dan lemah akhirnya dihancurkan oleh kerajaan Majapahit tahun 13 M.

Kejayaan kerajaan Sriwijaya semakin pudar mulai awal abad ke-11. Sebagiamana telah dikemukakan, Sriwijaya selalu mengadakan hubungan baik dengan kerajaan tetangganya. Entah apa sebabnya, hubungannya dengan kerajaan Cola (India menjadi buruk). Pada tahun 1024 M, Cola menyerang Sriwijaya. Serangan itu diulang kembali pada tahun 1030. Banyak kapal Sriwijaya tenggelam dan hancur akibat peperangan tersebut. tidaklah heran kalau peperangan itu melemahkan angkatan laut Sriwijaya.

Semakin rapunya kekuatan militer mengakibatkan kontrol terhadapt wilayah bawahanpun menjadi semakin lemah. Kelemahan itu terbukti dari sikap kerajaan Melayu yang melepaskan diri dari Sriwijaya. Dari berita Cina diketahui bahwa pada abad ke-11, Melayu mengirim utusannya sendiri ke Cina. Setelah itu daerah kekuasaan Sriwijaya yang lain ikut melepaskan diri pula. Wilayah Sriwijaya semakin ciut. Akan tetapi, Sriwijaya sendiri tidak mampu bertindak tegas terhadap wilayah-wilayah yang membangkang. Ia tidak lagi memiliki angkatan laut yang kuat.

Keamanan wilayah yang kacau tentunya berpengaruh pada merosotnya arus perdagangan. Para pedagang enggan singgah lagi di Sriwijaya. Sriwijaya yang dulunya menjadi pusat perdagangan kini telah menjadi sarang bajak laut. Akhirnya pada tahun 1377 M, tidak lagi terdengar berita tentang Sriwijaya. Saat itu bersamaan dengan tampilnya kerajaan perkasa di Jawa, yakni Majapahit

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Makalah Media Pembelajaran Dua Dimensi Non Proyeksi

Media Pembelajaran Dua Dimensi Non Proyeksi Bab I. Pendahuluan A.Latar Belakang Masalah Media pembelajaran yang merupakan sarana dan prasarana untuk menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran...
Ahmad Dahlan
10 min read

Makalah Tata Graha Hotel – Housekeeping

Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang  Sektor pariwisata Indonesia dalam Pembangunan Nasional telah menjadi salah satu sektor industri yang sangat menunjang bagi pemerintah dalam...
Agus Salim
4 min read

Leave a Reply