Makalah Sejarah Desa Ajakkang

Sejarah Desa Ajakkang

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Dalam Struktur tatanan Pemerintahan Negara Indonesia di kenal istilah Desa yang acapkali sebutannya disetiap tempat berbeda-beda seperti Nagari di Sumatera Barat, Dukuh di Jawa Barat dll. Akan tetapi mempunyai makna yang sama. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut asal usulnya dan adat istiadat setempat yang diakui dalam Sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah. Desa merupakan suatu wilayah territorial yang dipimpin oleh Seorang Kepala Desa yang bertugas mengatur jalannya roda Pemerintahan.

Setiap Desa memiliki nama yang berbeda sebagai representasi dari budaya dan kehidupan masyarakatnya, Kondisi sosial ekonomi masyarakat suatu desa sangatlah penting, begitupula kondisi alam atau tofografinya sebagai modal dasar pembangunannya, semakin tinggi tingkat mobilitas social ekonominya maka semakin besar pula laju pertumbunuhan pembangunannya.

Untuk membentuk suatu desa maka biasanya diambil tindakan berupa penggabungan beberapa desa atau dapat pula melalui pemekaran. Demi untuk menata wilayah suatu desa dibentuklah dusun dan RT yang masing-masing diKepalai oleh Kepala Dusun dan Ketua RT. Setiap Desa memiliki batas yang memisahkan antara satu desa dengan desa lainnya, baik itu berupa Laut, sungai, gunung, pantai dan lain sebagainya. Desa dapat terbentuk jika jumlah penduduknya minimal 1.500 jiwa atau 300 Kepala Keluarga.

Desa mempunyai hak untuk menyelengarakan urusan Rumah Tangganya sendiri dan menolak Pelaksanaan Tugas Pembantuan yang tidak disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana serta Sumber Daya Manusia.

Nama-nama desa yang ada diseluruh Indonesia tentunya punya sejarah, namun sudah sangat jarang penduduk setempat yang tau sejarah nama desanya, hal seperti inilah yang perlu perhatikan, karena kita akan dapat memprediksi keadan desa itu kedepannya apabila kita telah tau persis bagaimana sejarahnya.

B. Rumusan Masalah

Ø Bagaimana sejarah terbentuknya desa Ajakkang

Ø Darimana asal nama desa Ajakkang

Ø Bagaimana keadaan wilayahnya saat ini

C.     Dasar Pemikiran

Setiap desa memiliki sejarah maupun latar belakang terbentuknya oleh sebab itu perlu kiranya setiap warga memiliki pengetahuan akan hal tersebut.

D.    Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang proses terbentuknya Desa Ajakkang, Kecamatan Soppeng Riaja, Kab. Barru.

E.     Sasaran

            Makalah ini pada waktu penyusunannya menggunakan teknik observasi dan pengumpulan data Dan yang menjadi sasarannya adalah Desa Ajakkang, Kec. Sop. Riaja, Kab. Barru.

BAB II

SELAYANG PANDANG

DESA AJAKKANG

A.    Sejarah Desa Ajakkang

Sesuai letak geografisnya, desa Ajakkang merupakan bagian dari Kecamatan Soppeng Riaja. Dulu Soppeng Riaja adalah bagian dari Kerajaan AJATAPPARENG yang terdiri atas dua kerajaan kecil (lili) , yang rakyatnya hidup dengan bercocok tanam dan sebagian sebagai nelayan.

            Pada abad ke 15, Kerajaan Gowa menguasai Kerajaan AJATAPPARENG secara menyeluruh. Berkat jasa Bone LATENRI Tatta Arung Palakka Petta Malampe’e Gemme’na Tori Tompae (Raja Bone), pada awal abad ke 16 Kerajaan Ajatappareng dan sekitarnnya dapat bebas dari kerajaan Gowa. Sebagai tanda terimah kasih Ajatappareng menyerahkan kerajaan lili antara sungai Batu Pute dan Sungai Lamelotasi (Sungai Takkalasi) Kepada Raja Bone Sebagai rasa Syukurnya.

            Untuk menngawasi pemberian Ajatappareng ini, Raja-raja menyerahkannya kepada Raja Soppeng, pertengaha abad ke 16 tejadi kemelut antara Bone, Soppeng, dan Ajatappareng/Nepo. Maka semua daaerah pengawasan menjadi daerah wilayah kekuasaan penuh dalam Kerajaan Soppeng melebar, dan menjadi penguasa Wilayah Laut.

            Untuk keseluruhan Wilayah antara sungai batu Pute dengan sungai Takkalasi oleh raja Soppeng Memberi nama Soppeng Riaja yang artinya Soppeng Bagian Barat.

Desa Ajakkang juga merupakan salah satu dari 54 Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Barru berada pada 17 Km sebelah utara Ibu kota Kabupaten Barru. Kata Ajakkang diambil dari kata “jakka” atau sisir karena dulu, seorang anak raja dari kerajaan Luwu’ memisahkan diri dari kerajaannya dan ingin mencari tempat yang akan dipimpin sendiri olehnya, akhirnya ia berjalan dengan pengawalnya mencari tempat yang cocok dan bisa dijadikan pemukiman. Sementara ia berjalan, tiba-tiba sisirnya terjatuh, sehingga ia menyebut tempat itu “jakka”, selanjutnya setelah tempat itu telah berpenghuni atau telah menjadi sebuah desa, maka desa tersebut berubah nama menjadi “Ajakkang” karena diambil dari kebiasaan masyarakat pada masa lampau yang dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dilakukan dengan musyawarah yang diidentikkan seperti rambut/benang kusut yang diluruskan dengan menggunakan Jakka “ Sisir “ sehingga dikenal dengan sebutan Kampung Ajakkang. Maksudnya dari kata “Ajakkang” adalah tempat menyisir atau meluruskan suatu masalah.

Pada tahun 1900 terbentuklah Kampung Ajakkang dan dikepalai oleh Anre Guru, Berikut adalah daftar nama Anre Guru yang pernah menjabat sebagai Kepala Kampung Ajakkang :

1.     Anre Guru Laikki Pada Tahun 1880 – 1900

2.     Anre Guru Lagala Pada Tahun 1900 – 1910

3.     Anre Guru Lakenta Pada Tahun 1910 – 1920

4.     Anre Guru Abd. Rahim Pada Tahun 1920 – 1930

Pada Tahun 1954 Kampung Ajakkang di mekarkan menjadi 2 Kampung Yaitu Kampung Baru dan Kampung Ajakkang. Pada Tahun itu Juga di pilih Kepala Dusun dan masing – masing mengepalai dusun tersebut selama Kurang lebih 15 tahun lamanya.  Berikut adalah daftar nama Kepala Dusun yang pernah menjabat sebagai Kepala Dusun di Kampung Baru dan Kampung Ajakkang :

1.     Kepala Dusun Kampung Baru

a.      Abd. Samad Pada Tahun 1954 – 1970

b.     Muh. Nasir Pada Tahun 1970 – 1985

2.     Kepala Dusun Ajakkang

a.      Abd. Kadir Pada Tahun 1954 – 1970

b.     Muh. Nuh Pada Tahun 1970 – 1975

c.      Muh. Idi Pada Tahun 1975 – 1985

Setelah diberlakukannya UU Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, maka Ajakkang dibentuk menjadi Desa berdasarkan SK Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 450/XII/1965, tanggal 20 Desember 1965.

Pada Tahun 1995 Desa Ajakkang kembali dimekarkan menjadi 5 Dusun yaitu :

1.     Dusun Ajakkang Kepala Dusunnya M. Nasar

2.     Dusun Latappareng Kepala Dusunnya Buhari

3.     Dusun Kamp. Baru Kepala Dusunnya Abd. Muttalib

4.     Dusun Minangatoa Kepala Dusunnya M. Nuh

5.     Dusun Paccekke Kepala Dusunnya La Tahe

Akan tetapi pada tahun 2000 Dusun Paccekke berubah menjadi Desa, sehingga sampai sekarang Desa Ajakkang hanya terdiri menjadi 4 Dusun.

Dengan diberlakukannya Undang – undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti Undang – undang sebelumnya, tentang Pemerintahan Desa, Maka Desa Ajakkang memposisikan diri sebagai Desa otonom dengan mengedepankan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam proses pembangunan.

Daftar Nama yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Ajakkang mulai tahun 1962 sampai sekarang :

1.     Abd. Rahim Periode 1930 – 1938

2.     Masud Nur Periode 1938 – 1946

3.     Andi Palloge Periode 1946 – 1954

4.     Muhsen Periode 1954 – 1964

5.     Muhsen Periode 1964 – 1974

6.     Amin Nur Periode 1974 – 1981

7.     Andi Arifin Periode 1981 – 1987

8.     M. Nasir Periode 1987 – 1995

9.     M. Nasir Periode 1995 – 2002

10.       Mikhdar M. Noor, BA Periode 2002 – 2007

11. Mikhdar M. Noor, BA Periode 2007 – 2013

B.    DATA POTENSI DESA AJAKKANG(POTENSI SUMBER DAYA ALAM POTENSI UMUM)

Batas Wilayah

BatasDesa/KelurahanKecamatan
Sebelah utaraKelurahan kiru-kiruSoppeng riaja
Sebelah selatanDesa balusuBalusu
Sebelah timurDesa paccekkeSoppeng Riaja
Sebelah baratSelat MakassarSoppeng Riaja

Penetapan batas dan peta wilayah

Penetapan batasDasar hukumPeta wilayah
Sudah ada/belum adaAdaAda

Luas wilayah menurut penggunaan

Luas pemukiman455 Ha
Luas persawahan389 Ha
Luas perkebunan5 Ha
Luas kuburan3Ha
Luas pekarangan10 Ha
Luas taman
Perkantoran0,30 Ha
Luas prasarana umum lainnya0,50 Ha
Total luas862,8 Ha
TANAH SAWAH
Sawah irigasi ½ teknis53,76 Ha
Sawah tadah hujan335,24 Ha
Total luas389 Ha
TANAH KERING
Tegal/lading50 Ha
Pemukiman2 Ha
Pekarangan0,50 Ha
Total luas52,50 Ha
TANAH FASILITAS UMUM
Perkantoran pemerintah0,30 Ha
Tempat pemakaman desa/umum3 Ha
Bangunan sekolah/perguruan tinggi2 Ha
Fasilitas pasar0,30 Ha
Jalan5 Ha
Daerah tangkapan air50 Ha
Usaha perikanan117,6 Ha
Sutet/aliran listrik tegangan tinggi0,50 Ha
Total luas178,7 Ha
TANAH HUTAN
Hutan lindung250 Ha
Hutan produksi
a.      Hutan produksi tetap100 Ha
b.      Hutan produksi terbatas56 Ha
Hutan konservasi20 Ha
Hutan asli340 Ha
Hutan mangrove1 Ha
Huatan rakyat50 Ha
Total luas817 Ha

IKLIM

Curah hujan100 Hh 1.975 Mm
Jumlah bulan hujan9 bulan
Kelembapan
Suhu rata-rata harian20-350C
Tinggi tempat dari permukaan laut0-100 Mdpl

Jenis dan kesuburan tanah

Warna tanah(sebagian besar)Hitam
Tekstur tanahLempung
Tingkat kemiringan tanah1-300
Lahan kritis64 Ha
Lahan terlantar20 Ha

Tofografi

Orbitasi
Jarak ke ibu kota kecamatan2 Km
Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan kendaraan bermotor5 menit
Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan berjalan kaki atau kendaraan non bermotor30 menit
Kendaraan umum ke ibu kota kecamatanAda/lancer
Jarak ke ibu kota kabupaten/kota17 Km
Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan kendaraan bermotor45 menit
Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan berjalan kaki atau kendaraan non bermotor4 jam
Kendaraan umum ke ibu kota kabupaten /kotaAda/lancer
Jarak ke ibu kota provinsi120 Km
Lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi dengan kendaraan bermotor3 jam
Lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi dengan berjalan kaki atau kendaraan non bermotor24 jam
Kendaraan umum ke ibu kota ptovinsiAda/lancer

PERTANIAN

TANAMAN PANGAN

Pemilikan lahan pertanian tanaman pangan

Jumlah keluarga memiliki tanah pertanian625 KK
Tidak memiliki63 KK
Memiliki kurang 1 Ha588 KK
Memiliki 1,0-5,0 Ha20 KK
Memiliki 5,0-10 Ha15 KK
Memiliki lebih dari 10 Ha2 KK
Jumlah total keluarga petani688 KK

Luas tanaman pangan menurut komoditas pada tahun ini

Jagung2 Ha1 Ton/Ha
Kacang tanah4 Ha0,50 Ton/Ha
Padi sawah389 Ha8 Ton/Ha

Jenis komoditas buah-buahan yang dibudidayakan

Hasil tanaman dan luas tanaman buah-buahan

Semangka250 Ha1,5 Ton/Ha

Pemasaran hasil tanaman buah buahan

Dijual langsung ke konsumen
Dijual ke pasar
Dijual melalui KUD
Diual melalui tengkulakDijual ke tengkulak

Luas dan hasil perkebunan menurut jenis komoditas

JenisSwasta/NegaraRakyat
Luas (Ha)Hasil(Kw/Ha)Luas (Ha)Hasil(Kw/Ha)
Kelapa2,5 Ha2 Ton/Ha
Kapuk3 Ha1 Ton/Ha

Pemasaran hasil perkebunan

Dijual langsung ke konsumen
Dijual ke pasar
Dijual melalui KUD
Diual melalui tengkulakDijual ke tengkulak

PETERNAKAN

Jenis populasi peternakan

Jenis ternakJumlah pemilikPerkiraan jumlah populasi
Sapi336 orang1.031 ekor
Kerbau1 orang5 ekor
Ayam kampong567 orang4.356 ekor
Bebek137 orang411 ekor
Kuda2 orang7 ekor
Kambing4 orang7 ekor
Angsa3 orang11 ekor
Kelinci6 orang15 ekor
Anjing249 orang273 ekor
Burung langka lainnya7 orang10 ekor

Produksi peternakan

Kulit600 Kg/tahun
Daging3 Ton/tahun
Minyak500 Kg/tahun

Ketersediaan hijauan pakan ternak

Luas tanaman pakan ternak (rumput gajah, dll)3 Ha
Produksi hijauan makanan ternak1 Ton/ tahun
Luas lahan gembalaan235 Ha

BAHAN GALIAN

Jenis dan deposit bahan galian

Batu kali10.000.000 M3
Batu gunung8.500.000 M3
Pasir15.000.000 M3
Pasir batu7.500.000 M3

Produksi bahan galian

Pasir400 M3/ Tahun
Pasir batu400 M3/ Tahun

Kepemilikan dan pengelolaan bahan galian

Jenis dan produksi bahan galianPengelola/pemilik
Batu kaliPerseorangan
PasirPerseorangan

Pemasaran hasil galian

Dijual langsung ke konsumenDijual langsung ke konsumen
Dijual ke pasar
Dijual melalui KUD
Diual melalui tengkulak

SUMBER DAYA AIR

JenisjumlahPemanfaatanKondisi
(unit)(KK)Baik/Rusak
mata air2 unit12 KKBaik
sumur gali664 unit708 KKBaik
sumur pompa25 unit26 KKBaik
Pipa1 unit35 KKBaik
Sungai1 unit3 KKBaik

Kualitas air minum

Mata airBaik
Sumur galiBaik
Sumur pompaBaik
PipaBaik

Air panas

SumberJumlahPemanfaatanKepemilikan
Lokasi(wisata,pengobatan,energi,dll)PemdaSwastaPerorangan
gunung1Wisata

Kualitas udara

SumberJumlahEfekkepemilikan
Lokasipolutanterhadap kesehatanPemdaSwastaPerorangan
Sumberpencemar(gangguan penglihatan/
Pencemarkabut, ISPA, dll)
pabrik(kapur,marmer,dll)5AsapISPAX
kendaraan bermotor1AsapISPAX

POTENSI SWASTA

Lokasi/Tempat/Area wisataKeberadaanLuasTingkat Pemanfaatan (aktif/fasif)
Laut (wisata pulau,taman laut,situs,sejarah bahari,pantai,dllada2 HaPasif
Gunung (wisata hutan,taman nasional,bumi perkemahan,dll)ada250 HaPasif

POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA

JUMLAH

Jumlah laki-lai1.304
Jumlah perempuan1.487
Jumlah total2.791
Jumlah kepala keluarga784
Kepadatan penduduk125 orang/Km

USIA                                                                     

UsiaLaki-lakiWanitaUsiaLaki-lakiWanita
0-12 Bulan182439 Tahun1617
1 Tahun273340 Tahun2426
2 Tahun282641 Tahun1511
3 Tahun233042 Tahun1223
4 Tahun201943 Tahun1724
5 Tahun151944 Tahun1213
6 Tahun141745 Tahun2731
7 Tahun171846 Tahun1315
8 Tahun162147 Tahun1216
9 Tahun272648 Tahun1612
10 Tahun252749 Tahun119
11 Tahun231950 Tahun3133
12 Tahun162251 Tahun1421
13 Tahun232552 Tahun1821
14 Tahun241953 Tahun1922
15 Tahun233154 Tahun2317
16 Tahun121355 Tahun1216
17 Tahun122356 Tahun1417
18 Tahun192557 Tahun129
19 Tahun232658 Tahun1412
20 Tahun242659 Tahun1217
21 Tahun252760 Tahun2317
22 Tahun263261 Tahun2124
23 Tahun211662 Tahun2324
24 Tahun191563 Tahun127
25 Tahun273264 Tahun1218
26 Tahun272665 Tahun1011
27 Tahun141766 Tahun97
28 Tahun191767 Tahun1211
29 Tahun212568 Tahun97
30 Tahun313469 Tahun57
31 Tahun242170 Tahun713
32 Tahun131771 Tahun1512
33 Tahun232472 Tahun711
34 Tahun141273 Tahun1111
35 Tahun243174 Tahun77
36 Tahun112175 Tahun914
37 Tahun1920lebih dari 75610
38 Tahun1719Total1.3311.464

PENDIDIKAN

TINGKAT PENDIDIKANLAKI-LAKIPEREMPUAN
Usia 3-6 Tahun yang belum masuk TK98121
Usia 3-6 tahun yang sedang TK1725
Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah95
Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah164219
Usia 18-56 tahun yang tidak pernah sekolah2014
Usia 18-56 tahun yg pernah SD tapi tidak tamat8175
Tamat SD/ Sederajat280311
Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP74
Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA21
Tamat SMP/ sederajat140164
Tamat SMA/ Sederajat239281
Tamat D-1/ Sederajat8790
Tamat D-2/ sederajat1925
Tamat D-3/ sederajat2329
Tamat S-1/ sederajat3945
Jumlah1.2471.404
Jumlah Total2.651

MATA PENCAHARIAN POKOK

Jenis PekerjaanLaki-lakiPerempuan
petani1.15910
Buruh tani102
Pegawai negeri sipil6582
Peternak3
Nelayan25
Montir1
TNI1
POLRI4
Pensiunan PNS/TNI/POLRI2837
Pengusaha kecil dan menengah5
Dukun kampung terlatih1

AGAMA

AGAMALAKI-LAKIPEREMPUAN
Islam1.3041.487

KEWARGANEGARAAN

KEWARGANEGARAANLAKI-LAKIPEREMPUAN
Warga negara Indonesia1.3041.487
Jumlah1.3041.487

ETNIS

ETNISLAKI-LAKIPEREMPUAN
Jawa1
Bugis1.2991.482
Makassar42
Mandar2
Minahasa1
Jumlah1.3041.487

POTENSI KELEMBAGAAN

LEMBAGA PEMERINTAHAN

PEMERINTAH DESA KELURAHAN
Dasar hukum pembentukan desa/ kelurahanPerda Kab. Barru
Dasar pembentukan BPDSK. Bupati
Jumlah aparat pemerintahan desa/kelurahan15 orang
Kepala desa/ lurahMikhdar M. Noor, BA
Sekretaris desa/ lurahRahmatiah
Kepala Urusan PemerintahanHasrianti
Kepala Urusan PembangunanIbnu Rusdi
Kepala urusan keuanganRidwan
Jumlah staf3
Jumlah Dusun di Desa/ Lingkungan di kelurahan4
Kepala Dusun/ Lingkungan AjakkangM. Nasar
Kepala Dusun/ Lingkungan LatapparengBuhari K.
Kepala Dusun/ Lingkungan Kampung BaruAbd. Muttalib
Kepala Dusun/ Lingkungan MinangatoaMuh. Nuh

LEMBAGA PENDIDIKAN

Pendidikan Formal

NamaJumlahStatusKepemilikanJumlahJumlah Siswa
(Terdaftar,PemerintahSwastaDesa/KelTenaga
Terakreditasi)Pengajar
Play Group11112
TK211530
SD/sederajat43134286
SMP/sederajat11732

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Desa Ajakkang merupakn bagian dari kecamatan soppeng riaja.

Kata Ajakkang diambil dari kata “jakka” atau sisir karena dulu, seorang anak raja dari kerajaan Luwu’ memisahkan diri dari kerajaannya dan ingin mencari tempat yang akan dipimpin sendiri olehnya, akhirnya ia berjalan dengan pengawalnya mencari tempat yang cocok dan bisa dijadikan pemukiman. Sementara ia berjalan, tiba-tiba sisirnya terjatuh, sehingga ia menyebut tempat itu “jakka”, selanjutnya setelah tempat itu telah berpenghuni atau telah menjadi sebuah desa, maka desa tersebut berubah nama menjadi “Ajakkang” karena diambil dari kebiasaan masyarakat pada masa lampau yang dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dilakukan dengan musyawarah yang diidentikkan seperti rambut/benang kusut yang diluruskan dengan menggunakan Jakka “ Sisir “ sehingga dikenal dengan sebutan Kampung Ajakkang. Maksudnya dari kata “Ajakkang” adalah tempat menyisir atau meluruskan suatu masalah.

B.    Saran

Sebagai generasi penerus bangsa alangkah baiknya jika kita mengetahui sejarah tempat tinggal kita. Jangan gengsi atau bermasa bodoh dengan sejarah, karena dengan belajar sejarah hidup kita kedepannya akan lebih terarah dan bahkan mampu memprediksi masa yang akan datang.

Comments

Leave a Reply

Index