Makalah Penilaian Pendidikan

16 min read

Penilaian Pendidikan

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan komponen penting dalam program pembelajaran disamping komponen-komponen yang lain. Komponen tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain. Kurikulum berisi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar  yang menjadi landasan program pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam kurikulum. Sementara itu, kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian Kompetensi Dasar. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab itu kurikulum yang baik dan proses pembelajaran yang benar perlu di dukung oleh sistem penilaian yang baik, terencana dan berkesinambungan.

Penilaian pembelajaran merupakan satu tahap penting dalam proses pembelajaran yang dilakukan di semua jenjang pendidikan. Proses ini juga merupakn langkah strategis dalam upaya meningkatkan kualitas output pebelajaran yang lebih terukur dan kompetitif.

Kedudukan penilaian sangat penting bagi penunaian tugas keberhasilan melaksanakan utamanya, yakni melaksanakan pembelajaran. Pada akhir suatu program pendidikan, pengajaran ataupun pelatihan pada umumnya diadakan penilaian. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu program pendidikan, pengajaran ataupun pelatihan tersebut telah dikuasai oleh pesertanya atau belum.

B. Batasan Masalah

Untuk membatasi makalah ini, pembahasan yaitu meliputi antara lain:

  1. Pengertian penilaian
  2. Persamaan dan perbedaan assesmen dan evaluasi
  3. Fungsi penilaian
  4. Tujuan penilaian
  5. Prinsip-prinsip penilaian
  6. Teknik penilaian
  7. Aspek yang dinilai
  8. Sepuluh langkah penilaian
  9. Hubungan penilaian dengan pembelajaran

C. Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:

  1. Mengkaji dan memberikan informasi pengertian penilaian
  2. Memberikan informasi tentang persamaan dan perbedaan assesmen dan evaluasi
  3. Memberikan informasi tentang fungsi penilaian
  4. Memberikan informasi tentang tujuan penilaian
  5. Memberikan informasi tentang prinsip-prinsip penilaian
  6. Memberikan informasi tentang teknik penilaian
  7. Memberikan informasi tentang aspek yang Dinilai
  8. Memberikan informasi tentang sepuluh langkah penilaian
  9. Mengetahui hubungan penilaian dengan pembelajaran

Bab II. Pembahasan

A. Pengertian Penilaian

Istilah penilaian dalam bahasa Inggris terdapat dua kata yakni assesment dan evaluation.  Arti dari kedua bahasa tersebut berbeda, perbedaan itu dapat kita kaji dalam bidang pendidikan.

1. Penilaian pedidikan (educational assesment)

Penilaian pedidikan (educational assesment) adalah Educational assessment is the process of documenting, usually in measurable terms, knowledge, skill, attitudes, and beliefs (Glossary of Useful Terms, SABES Home Page). Yang artinya penilaian pendidikan adalah proses mendokumentasikan,biasanya dalam hal terukur,  pengetahuan, keterampilan, sikap, dan keyakinan. (Wikipedia, the free encyclopedia). Dalam pendidikan, penilaian merujuk pada berbagai metode atau alat yang menggunakan pendidik untuk mengevaluasi, mengukur, dan mendokumentasikan kesiapan akademik, kemajuan belajar, keterampilan akuisisi, atau kebutuhan pendidikan peserta didik.

Penilaian biasanya dirancang untuk mengukur bagian tertentu dari pembelajaran-misalnya, tingkat pengetahuan mahapeserta didik sudah memiliki konsep atau keterampilan guru berencana untuk mengajar atau kemampuan untuk memahami dan menganalisis berbagai jenis teks dan bacaan. Penilaian juga digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan individu peserta didik dan kekuatan sehingga pendidik dapat memberikan dukungan khusus terhadap pembelajaran tersebut, program pendidikan, atau pelayanan sosial. Selain itu, penilaian yang dikembangkan oleh beragam kelompok dan individu, termasuk guru, administrator distrik, universitas, perusahaan swasta, negara departemen pendidikan, dan kelompok-kelompok yang mencakup kombinasi dari individu-individu dan lembaga.

Berikut ini beberapa pendapat ahli tentang pengertian penilaian (assesment):

a. Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis (1994). “Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.

b. Menurut NSW Departement of Education (dikutip Arthur, 1996: 324) Assesment is the process of gathering evidence and making judgement about students’ needs, strenghts, abilities and eachievement.Penilaian adalah proses mengumpulkan fakta-fakta dan membuat keputusan tentang kebutuhan peserta didik, kekuatan, kemampuan, dan kemajuannya.

c. Terry Overton (2008): Assesment is a process of gathering information to monitor progress and make educational decisions if necessary. As noted in my definition of test, an assesment may include a test, but also include methods such as observations, interview, behavior monitoring, etc. (Artinya: sesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi untuk memonitor kemajuan dan bila diperlukan pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan

d. Menurut Suharsimi Arikunto (2009) penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.

e. Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa assessment atau penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik, menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran (kuantifikasi suatu objek, sifat, perlaku dan lain-lain), menggambarkan informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. Hasil penilaian sendiri walaupun bersifat kualitatif, dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).

Seterusnya, tujuan dari penilaian (assessment) praktek-praktek dalam pendidikan, tergantug kerangka kerja secara teori-teori dari pelaksana-pelaksana atu peneliti-peneliti, dugaan-dugaan dan keyakinan-keyakinan mereka tentang hakikat dari pemikiran manusia, asal suatu pengetahuan, dan proses belajar.

2. Penilaian pendidikan (Educational evaluation)

Educational evaluation is the evaluation process of characterizing and appraising some aspect/s of an educational process. Penilaian pendidikan adalah proses evaluasi karakteristik dan menilai beberapa aspek  dari sebuah proses pendidikan. Penilaian pendidikan (Educational evaluation) juga merupakan kegiatan professional bahwa idividu dari para pendidik membutuhkan untuk melaksanakan bila mereka bermaksud merevisi dan meningkatkan belajar yang mereka usahakan dalam rangka memfaslitasi. (Wikipedia, the free encyclopedia).

Beberapa pendapat ahli tentang pengertian penilaian pendidikan ( educational evaluation):

a. Menurut Edwin Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan adalah proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan.

b. Wrightstone, dkk (1956) yang mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik kearah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum (Djaali & Pudji Muljono, 2007).

c. Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.

d. Endang Purwanti (2008: 6) Berpendapat bahwa evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.

e. Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya (S. Eko Putro Widoyoko, 2012: 6).

Dari berbagai defenisi diatas, evaluasi adalah adalah kegiatan atau upaya yang meliputi pengukuran dan penilaian yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan (program, produksi, prosedur). Untuk selanjutnya hasil dari kegiatan atau upaya tersebut digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi.

B. Persamaan dan Perbedaan Asesmen dan Evaluasi

Antara asesmen dan evaluasi memiliki persamaan yaitu keduanya mempunyai pengertian untuk membuat keputusan dan menilai suatu objek. Dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi pada keduannya dapat berupa tes.

Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa asesmen lebih ditekankan pada penialain proses. Sementara itu evaluasi lebih ditekankan pada hasil belajar. Apabila dilihat dari keberpihakannya, menurut Stiggins (1993) asesmen labih berpihak pada kepentingan peserta didik. Peserta didik dalam hal ini menggunakan hasil asesmen untuk merefleksikan kekuatan, kelemahan, dan perbaikan belajar. Sementara itu evaluasi menurut Rustaman (2003) lebih berpihak kepada kepentingan evaluator.

Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara evaluasi dengan asesmen. Evaluasi (evaluation) merupakan penilaian program pendidikan secara menyeluruh. Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan menyeluruh. Evaluasi program menelaah komponen-komponen yang saling berkaitan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan. Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope yang lebih sempit (lebih mikro) bila dibandingkan dengan evaluasi. Seperti dikemukakan oleh Kumano (2001) asesmen hanya menyangkut kompetensi peserta didik dan perbaikan program pembelajaran.

Harlen (1982) mengungkapkan perbedaan antara asesmen dan evaluasi dalam hal metode. Evaluasi dinyatakan menggunakan kriteria dan metode yang bervariasi. Asesmen dalam hal ini hanya merupakan salah satu dari metode yang dipilih untuk evaluasi tersebut. Selain dari itu, subyek untuk asesmen hanya , sementara itu subyek evaluasi lebih luas dan beragam seperti peserta didik, guru, materi organisasi, dll.

Yulaelawati (2004) menekankan kembali bahwa scope asesmen hanya mencakup kompetensi lulusan dan perbaikan cara belajar peserta didik. Jadi hubungannya lebih pada peserta didik. Ruang lingkup evaluasi yang lebih luas ditunjukkan dengan cakupannya yang meliputi isi atau substansi, proses pelaksanaan program pendidikan, kompetensi lulusan, pengadaan dan pemingkatan tenaga kependidikan, manajemen pendidikan, sarana dan prasarana, dan pembiayaan.

C. Fungsi Penilaian

Penilaian merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pembelajaran. Kegiatan ini merupakan salah satu dari empat tugas pokok guru. Keempat tugas tersebut adalah merencanakan, menilai keberhasilan pengajaran, dan memberikan bimbingan. Terhadap seluruh komponen kegiatan proses pembelajaran penilaian memberikan sumbangan yang cukup berarti. Sehubungan dengan ini, dalam kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), fungsi penilaian digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan proses pembelajaran, acuan untuk menentukan kenaikan kelas dan kelulusan, alat untuk menyeleksi, alat untuk penempatan, dan alat untuk memberikan motivasi belajar peserta didik.

Menurut Nana Sudjana ( dalam Jihad, 2008: 56) fungsi penilaian sebagai: (a) alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional; (b) umpan balik bagi perbaikan proses pembelajaran; (c) dasar dalam menyusun laporan kemajuan peserta didik kepada orangtuanya. Dengan demikian penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja komponen-kompnen pembelajaran untu mencapai tujuan yang diharapkan.

Fungsi penilaian dibedakan menjadi dua yakni fungsi hasil belajar dan fungsi evaluasi program pengajaran.

1. Fungsi Hasil Belajar

a. Fungsi Formatif

Adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. Dengan demikian, penilaian formatif berorientasi kepada proses belajar mengajar. Penilaian ini dapat memberikan informasi yang berupa umpan balik baik bagi guru/dosen maupun bagi peserta didik/mahapeserta didik.

b. Fungsi Sumatif

Penilaian sumatif dilaksanakan pada akhir program pengajaran, misalnya pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh peserta didik , yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh peserta didik. Penilaian ini berorientasi prosuk bukan proses.

c. Fungsi Diagnostik

Penilaian untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan / kelemahan – kelemahan peserta didik serta faktor penyebabnya. Prosesnya dapat dilakukan pada permulaan pembelajaran, selama penbelajaran berlangsung ataupun pada akhir pembelajaran. Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-kasus, dan lain-lain.

d. Fungsi Selektif

Penilaian dapat dipakai untuk menyeleksi masukan (input) dan disesuaikan dengan ruangan , tempat duduk atau fasilitas lain yang tersedia. Penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian sarinagn masuk kelemba pendidikan tertentu.

e. Fungsi Motivasi

Penilaian dipakai untuk memotivasi peserta didik untuk belajar menjadi lebih tinggi, terutama bagi peserta didik yang ingin menunjukkan kemampuannya.

2. Fungsi Evaluasi Pengajaran

a. Laporan untuk Orangtua dan Peserta didik

b.  Laporan untuk Sekolah

  1. Mengadakan remedial
  2. Mengadakan pengayaan
  3. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
  4. Penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah
  5. Laporan untuk masyarakat

D. Tujuan penilaian

Dalam pedoman penilaian Depdikbud (1994), tujuan penilaian adalah untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik, untuk perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar peserta didik serta sekaligus memberi umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar. Penilaian secara sistematis dan berkelanjutan untuk: (1) menilai hasil belajar peserta didik di sekolah (2) mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat; dan (3) mengetahui mutu pendidikan di sekolah (Kep. Mendiknas No. 012/U/2001)

Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan diagnosis, dan prediksi.

  1. Sebagai grading, penilain ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain. Penilaian ini akan menunjukakan kedudukan peserta didik dalam urutan dibandingkan dengan anak lain . karena itu fungsi penilain untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm referenced assesment).
  2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masung dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk atau tidak di sekolah tertentu.
  3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi.
  4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
  5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan untuk menunjukkan kesulitan belajar yang dialami peseta didik dan kemungkinan prestasi yng bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remedial atau pengajayaan
  6. Sebgai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan ynag sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.

Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian. Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran. Untuk menilai sejauh mana peserta didik telah menguasai beragam kompetensi , tentu saja berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, sepperti unjuk kerja/kinerja (performance), penugasan/proyek, hasil karya/produk, kumpulan hasil kerja peserta didik/portofolio, dan penilaian tertulis.

Jadi, tujuan penilaian adalah untuk memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembeljaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik.

E. Prinsip-prinsip Penilaian

Menurut Jihad (2008: 63) Sistem penilaian dalam pembelajaran, baik pada penilaian berkelanjutan maupun penilaian akhir, hendaknya dikembangkan berdasarkan sejumlah pinsip sebagai berikut:

1. Menyeluruh

Penguasaan kompetensi/kemampuan dalam mata pelajaran hendaknya menyeluruh, baik menyangkut standar kompetensi, kemampuan dasar serta keseluruhan indikator ketercapaian, baik menyangkut domain kognitif (pengetahuan), afektif (sikap, perilaku, dan nilai), serta psikomotor (keterampilan), maupun menyangkut evaluasi proses dan hasil belajar.

2. Berkelanjutan

Penilaian dilakukan secara berkelanjutan ( direncanakan dan dilakukan terus menerus) guru mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik sebagai dampak langsung (dampak instruksional/pembelajaran) maupun dampak tidak langsung (dampak pengiring/nurturan effect) dari proses pembelajaran.

3. Berorientasi pada indikator ketercapaian

Sistem penilaian dalam pembelajaran harus mengacu pada indikator ketercapaian yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar/kemampuan minimal dan standar kompetensinya.

4. Sesuai dengan pengalaman belajar

Sistem penilaian dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan pengalaman belajarnya.

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapai hasil belajar peserta didik. (PP RI No 19 tahun 2005, pasal 1 ayat 17). Dalam penilaian kriteria penilaian hendaknya memenuhi kriteria:

1.      Validitas

Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian yang digunakan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan isinya mencakup semua kompetensi yang terwakili secra proposional.

2.      Reliabelitas

Reliabelitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg/dapat dipercaya) memungkinkan perbandingan yang reliabel dan menjamin konsistensi. Misal, guru menilai dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama.

3.      Terfokus pada kompetensi

Penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan pada penguasaan materi (pengetahuan). Kompetensi-kompetensi itu diukur dengan membandingkan kemampuan peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran/pelathan. Kemampuan mengembangkan kepakaan rasa untuk mendeteksi, mensikapi suatu kondisi tertentu dengan kemampuan merespon yang berkembang semakin baik dari waktu ke waktu. Dalam hal-hal teetentu seperti kompetensi menggunakan alat peraga atau alat praktek pada kekhususan tertentu pada suatu eksperimen harus dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dalam ketaatan mengikuti prosedur penggunaan alat, larangan atau suruhan yang ahrus ditaati saat mengoperasikan peralatan untuk bereksperimen serta aturan-aturan lain yang menyertainya.

4.      Keseluruhan/komprehensif

Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan peserta didik dalam mengembangkan sikap yang tergamabar dalam kompetensi lulusan, sehingga tergamabar profil kemampuan peserta didik. Aspek kreativitas peserta didik, seperti mengembangkan alternative pengukuran dengan alat-alat lainya temasuk kriteria penilaian.

5.      Objektivitas

Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif dan adil. Pemahaman penilaian harus adil. Maksud adil disini adalah adil terhadap semua peserta didik tanpa membedakan latar belakang sosial ekonomi, budaya, dan gender (jenis kelamin). Disamping itu harus adil, juga menyesuaikan dengan karakterstik kekhususan, jenjang dan usia peserta didik.

6.      Mendidik

Penilain dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik khususnya mendidik peserta didik berpikir, berbuat dan berperilaku ilmiah. Disamping itu, penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian belajar peserta didik, atinya hasil penilaian harus dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi peserta didik yang berhasil atau sebagai pemberian motivasi bagi peserta didik yang kurang/belum berhasil.

F.     Teknik Penilaian

Teknik penilaian terdiri atas dua yaitu tes dan non tes

1.      Tes

Jenis teknik penilaian tes terdiri dari tertulis dan lisan.

a.       Tertulis

1)      Objektif

Tes objektif adalah tes yang memilki jawaban pendek.

Tes objektif terbagi atas :

  • Benar –Salah (True-False) (B-S)
  • Menjodohkan (matching)
  • Tes isian singkat
  • Isian rumpang (fll in)
  • Pilhan ganda

Kelebihan tes objektif:

  1. Mudah mengoreksi
  2. Pengoreksiannya bisa dialihkan kepada orang lain.
  3. Bisa mengukur kemampuan peserta didik pada materi yang bervariaci

Kekurangan tes objektif:

a. Membuat soal susah/sukar
b. Tes objektif hanya bisa mengukur hapalan peserta didik
c. Peserta didik bisa berspekulasi
d. Dalam menjawab sola peserta didik bisa bekerja sama

2) Essay

Tes essay adalah jenis tes tertulis yang memerlukan jawaban sampai ke analisis peserta didik diawali dengan kata tanya.

Tes essay tergi dua, diantaranya:

ü  Essay terbuka

Pertanyaan yang tidak membatasi jawaban peserta didik. Contoh: Menurut pendapat saudaara kenapa tugas itu diselesaikan?

ü  Essay tertutup

Pertanyaan langsung membatasi jawaban peserta didik

Contoh: jelaskan tiga ciri-ciri makhluk hidup?

Kelebihan tes essay, diantaranya:

a)      Membuatnya murah, mudah, dan cepat

b)      Bisa mengukur kemampuan analisis peserta didik lebih dalam

c)      Peserta didik tidak bisa bekerja sama

d)     Soal essay lebih mudah guru mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi

Kelemahan tes essay, diantaranya:

a)      Soal essay lebih sukar mengoreksi

b)      Soal tidak bisa dialihkan mengoreksi kepada orang lain

c)      Materi yang diujikan bersifat komprehensif.

d)     Tes essay bisa berdampak subjektif guru terhadap peserta didik.

b.      Lisan

2.      Non tes

Penilaian non tes dapat dilakukan dengan menggunakan:

a.       Lembaran observasi

b.      Lembaran wawancara

c.       Lembaran cheklist

d.      Lembaran jurnal

e.       Lembaran portofolio

G.    Aspek yang Dinilai

Sesuai dengan kemampuan dasar yang ingin dicapai , maka pengujian harus mencakup:

1.      Proses belajar, yaitu seluruh pengalaman yang dilakukan peserta didik.

2.      Hasil belajar, yaitu ketercapaian setiap kemampuan dasar , baik kognitif, afektif, maupun psikomotor, yang diperoleh peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.

Domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-matematika).

Domain afektif ( sikap dan nilai atau yang mmnencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intra pribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional).

Domain psikomotor (keterampilan yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

H.    Sepuluh langkah penilaian

Menurut Tenbrink (1974), bahwa penilaian meliputi 10 langkah. Berikut ini dikemukakan 10 langkah tersebut dikemukakan secara ringkas:

1.      Buat Kesimpulan Sespesifik Mungkin dan Untuk Membuat Keputusan-Keputusan

Keputusan yang tepat tentu saja dibuat berdasarkan kesimpulan yang benar, dan kesimpulan dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan yang sesuai dengan kebutuhan. Membuat kesimpulan, membuat keputusan dan mengumpulkan, maka inilah yang dikatakan proses penilaian.

2.      Deskribsikan informasi yang dibutuhkan

Semakin tepat deskribsi data yang dibutuhkan semakin tepat pemilihan cara atau alat yang digunakan untuk mengumpulakan informasi tersebut, dan semakin tepat pula benar pula data tersebut.

3.      Lihat Apakah Informasi Sudah ada yang Tersedia

informasi yang diperoleh secara rutin dapat pula digunakan dalam membuat keputusan-keputusan, dan mungkin saja informasi diperoleh dari kumpulan catatan dalam folder dapat digunakan guru untuk membuat kesimpulan dan kemudian keputusan-keputusan. Dengan demikian bila informasi sudah tersedia, dan dari jenis informasi yang dibutuhkan, dan mungkin saja tepat untuk digunakan.

4.      Putuskan Bila dan Bagaimana Cara Mengumpulkan Informasi

Mengumpulkan informasi hendaknya dilakukan dengan cara yang benar dengan cara yang tepat, dan dalam kondisi yang benar. Oleh sebab itu, mungkin saja skedul pengumpulan data berubah untuk mengumpulkan data. Skedul hendaknya dinyatakan secara spesifik untuk bila dan bagaimana informasi akan diperoleh.

5.      Bangun Atau Pilih Instrumen Pengumpul Data yang akan Digunakan

Pada guru kelas ada paling kurang empat data yang sudah tersedia. Data tersebut dapat berupa hasil ujian, hasil inquiry, hasil observasi, dan tugas-tugas project dari peserta didik. Walaupun demikian pemilihan/pembuatan atau penyusunan instrumen perlu dipertimbangkan. Banyak hal yang harus dipertimbangkan sebagai dasar pemilihan/ pembentukan instrument. Pertimbangan-pertimbangan antara lain adalah (1) kesesuaian dengan tujuan penilaian, (2) kesesuaian dengan kesimpulan yang akan dibuat, (3) Keseasuan dengan data yang dibutuhkan. dll. Dengna mempertimbangkan berbagai hal tersebut ditentikan teknik-teknik pengumpulan data seperti membuat ceklis, berbagai rating skale, yang semuanya digunakan untuk mengamatim atau untuk menguji.

6.      Kumpulkan Informasi yang Dibutuhkan

Pada langkah pengumpulan data ini, dijelaskan aturan penggunaan setiap informasi dan teknik-teknik pengumpulan data. Dalam pelaksanaan pengumpulan informasi, yang penting dilakukan guru adalah memahami petunjuk-petunjuk yang tertulis pada format-format instrument yang dibuat pada langkah kelima.

7.      Analisis dan Simpan Informasi

Setelah informasi terkumpul atau diperoleh, guru harus menganalisis informasi tersebut. Dari hasil menganalisis informasi dibuatlah kesimpulan-kesimpulan yang pada gilirannya dibuatlah keputusan.

8.      Bentuk Kesimpulan-kesimpulan

Untuk membentuk kesimpulan dapat digunakan skor-skor tes, hasil-hasil pengamatan yang sudah dianalisis pada langkah ke7. Cara membentuk kesimpulan dapat dengan cra membanding-bandingkan kesimpulan yang bersifat estimasi, prediksi dapat dibuat.

9.      Buat Keputusan

Membuat keputusan lebih komplek dari membuat kesimpulan. Karakteristik kesimpulan yang dibuat guru hendaknya memenuhi kriteria: Sederhana, Fleksibel, dan Objektif. Sederhana: maksudnya agar mudah melaksanakannya, tidak membutuhkan waktu yang banyak, dan mudah dipahami. Fleksibel masudnya adalah bermanfaat untuk keputusan-keputusan yang komplek, yang memuat beberapa alternative. Fleksibel masudnya adalah bermanfaat untuk keputusan-keputusan yang komplek, yang memuat beberapa alternative.

10.  Laporan

I.       Hubungan penilaian dengan pembelajaran

Penilaian yang diadakan guru bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah belajar dan mencapai apa yang diinginkan guru untuk dipelajari peserta didik mereka. Sementara pembelajaran menjamin bahwa peserta didik mereka tersebut mempelajarinya. Untuk terjadinya hal ini, penilaian-penilaian, tujuan-tujuan belajar, dan strategi-strategi butuh untuk dirancang secara berhubungan/memenuhi satu sama lain sehingga ketiga komponen tersebut saling menguatkan satu sama lain.

Untuk menjamin ketiga kompenen tersebut, pembelajaran dirancang dengan mempertimbang sebagai berikut:

1.      Apa yang diinginkan guru untuk diketahui oleh peserta didiknya, bagaimana setelah mereka selesai mempelajarinya?

2.      Apa jenis penilaian , tugas yang akan diberi yang dapat mengetahui apakah peserta didik telah mencapai tujuan belajar yang telah dibuat.

3.      Apa kegiatan dan hasil selesai belajar dan persiapan untuk penilaian yang semuanya disesuaikan dengan Strategi pembelajaran yang digunakan.

Jika kesalahan terjadi pada rancangan suatu penilaian, misalnya kesalahan pada tujuan belajar atau pemilihan strategi pembelajaran, maka akan dapat terjadi menurunkan motivasi peserta didik untuk belajar. Untuk hal ini dapat dipertimbangkan (1) tujuan peserta didik belajar menggunakan keterampilan-keterampilan menganalisis, namun penilaian mungkin hanya secara faktual saja. Akibatnya peserta didik yang memiliki tujuan untuk mempertajam keterampilan berpikir analisisnya dikecewakan, kerena tidak terjadi pengukuran apa yang telah mereka pelajari.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Istilah penilaian dalam bahasa Inggris terdapat dua kata yakni assesment dan evaluation.  Arti dari kedua bahasa tersebut berbeda, perbedaan itu dapat kita kaji dalam bidang pendidikan.

a.       assessment atau penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa, menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran (kuantifikasi suatu objek, sifat, perlaku dan lain-lain), menggambarkan informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa.

b.      evaluasi adalah adalah kegiatan atau upaya yang meliputi pengukuran dan penilaian yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan (program, produksi, prosedur). Untuk selanjutnya hasil dari kegiatan atau upaya tersebut digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi.

2.      Persamaan dan perbedaan asesmen dan evaluasi

Antara asesmen dan evaluasi memiliki persamaan yaitu keduanya mempunyai pengertian untuk membuat keputusan dan menilai suatu objek. Dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi pada keduannya dapat berupa tes.

Perbedaan asesmen dengan evaluasi

NoAssesmenEvaluasi
1Lebih menekankan pada penilaian prosesLebih menekankan pada hasil belajar.
2Berpihak kepada kepentingan peserta didikLebih berpihak kepada kepentingan evaluator
3penilaian dalam scope yang lebih sempit (lebih mikro)Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan menyeluruh.
4subyek untuk asesmen hanya peserta didikRuang lingkup evaluasi yang lebih luas ditunjukkan dengan cakupannya yang meliputi isi atau substansi, proses pelaksanaan program pendidikan, kompetensi lulusan, pengadaan dan pemingkatan tenaga kependidikan, manajemen pendidikan, sarana dan prasarana, dan pembiayaan

3.      Fungsi penilaian

Menurut Nana Sudjana ( dalam Jihad, 2008: 56) fungsi penilaian sebagai: (a) alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional; (b) umpan balik bagi perbaikan proses pembelajaran; (c) dasar dalam menyusun laporan kemajuan peserta didik kepada orangtuanya.

Selain itu fungsi penilaian dibedakan dibedakan menjadi dua yakni fungsi hasil belajar dan fungsi evaluasi program pengajaran.

4.      Tujuan penilaian

Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan diagnosis, dan prediksi.

5.      Prinsip- prinsip Penilaian

Menurut Jihad (2008: 63) prinsip penilaian diantaranya menyeluruh, berkelanjutan, berorientasi pada indikatot ketercapaian, sesuai dengan pengalam belajar.

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapai hasil belajar peserta didik. (PP RI No 19 tahun 2005, pasal 1 ayat 17). Dalam penilaian kriteria penilaian hendaknya memenuhi kriteria: validitas, reliabelitas, terfokus pada kompetensi, keseluruhan/komprehensif, objektivitas, dan mendidik.

6.      Teknik penilaian terdiri dari tes dan non tes.

7.      Sesuai dengan kemampuan dasar yang ingin dicapai , maka pengujian harus mencakup: proses belajar dan hasil belajar.

8.      Menurut Tenbrink (1974), bahwa penilaian memiliki 10 langkah.

9.      Penilaian yang diadakan guru bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah belajar dan mencapai apa yang diinginkan guru untuk dipelajari peserta didik mereka. Sementara pembelajaran menjamin bahwa peserta didik mereka tersebut mempelajarinya. Untuk terjadinya hal ini, penilaian-penilaian, tujuan-tujuan belajar, dan strategi-strategi butuh untuk dirancang secara berhubungan/memenuhi satu sama lain sehingga ketiga komponen tersebut saling menguatkan satu sama lain.

B.     Saran

Dengan mengetahui kegiatan penilaian diharapkan bisa membantu memberikan pengetahuan kepada guru agar bisa memahami cara mendiagnosa kelebihan dan kelemahan peserta didik termasuk metode yang digunakan apakah sudah tepat atau belum lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Wijaya (2009). Penilaian Siswa. Artikel Pendidikan

Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian; Kurikulum Berbasis Kompetensi SD. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nana Sudjana, R. Ibrahim. 2000. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Rasyid, Harun dan Mansur, (2007). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : PT. Wacana Prima

Zainul, A. & Nasoetion, N. 1993. Penilaian Hasil Belajar, Depdikbud:Pusat Antar Universitas.

Http://Google.com/Penilaian-hasil-belajar.hlm

http://akhmadsudrajat.wordpress.com, Penilaian Hasil Belajar  (2017)

http://yudikustiana.wordpress.com/2011/05/18/makalah-penilaian-hasil-belajar-siswa/

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/01/penilaian-hasil-belajar/

Bab II.

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply