Makalah Penentuan Upah di Pasar Tenaga Kerja

7 min read

Makalah Penentuan Upah di Pasar Tenaga Kerja

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Mengapa pekerja pabrik mobil memperoleh upah yang sama untuk pekerjaan yang sama, tidak peduli dimanapun mereka bekerja. Mengapa tukang kayu memperoleh upah yang berbeda ditempat yang berlainan? Mengapa pekerja kereta api yang bekerja pada suatu industry yang sedang mengalami kemunduran, memperoleh tingkat upah lebih tinggi daripada pekerja yang sama cakapnya pada banyak industry yang sedang berkembang? Bagaimana caranya seorang pekerja memberitahu majikannya bahwa dia mau mempertukarkan sekianrupiah perjam kerja dari upahnya untuk memperoleh system asuransi kesehatan yang lebih baik?

Sehubungan dengan penentuan upah di pasar tenaga kerja,pasti sebagian dari kita masih mempertanyakan mengapa suatu perusahaan dapat menetapkan upah para pekerjanya. Berbagai masalah social sering terjadi misalnya menentukan upah tenaga kerja menurut perbedaan kemampuan,pendidikan dan pengalaman. Jika suatu perusahaan dapat mengatur antara upah tenaga kerja serta tingkat produktivitasnya,maka perusahaan dapat memperoleh keuntungan maksimal. Berbagai hal dapat mempengaruhi upah tenaga kerja,salah satu contohnya dalah dalam menentukan upah riil dan upah minimum.

Hal ini melatarbelakangi pembuatan makalah, bagaimana menentukan upah tenaga kerja dalam hubungannya dengan tingkat produktivitasnya. Selain itu, kita juga dapat mengetahui bagaimana menentukan upah dalam suatu perusahaan di berbagai jenis pasar yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli dan pasar monopsoni.

B. Rumusan Masalah

  1. Apa pengertian dari upah minimum dan upah riil?
  2. Apa hubungan antara produktivitas dan upah ?
  3. Bagaimana penentuan upah di berbagai bentuk pasar tenaga kerja ?
  4. Apa faktor-faktor yang menimbulkan perbedaaan upah ?

C. Tujuan dan Manfaat

  1. Menjelaskan pengertian upah di pasar tenaga kerja
  2. Menjelaskan penentuan upah di berbagai bentuk pasar tenaga kerja
  3. Menjelaskan mengenai upah minimum dan upah riil
  4. Mengembangkan kemampuan bekerja sama dengan kelompok, melatih untuk berkomunikasi dengan baik

Bab II. Pembahasan

A. Pengertian Upah Riil dan Upah Minimum

Upah dan gaji tenaga kerja adalah harga atau biaya yang harus dibayarkan oleh pengguna tenaga kerja. Hal ini kadang disebut dengan istilah balas jasa tenaga kerja. Upah dan gaji tenaga kerja yang terjadi biasanya mengikuti criteria sebagai berikut:

  1. Berdasarkan keseimbangan permintaan dan penawaran tenaga kerja
  2. Mengoptimalkan kepuasan semua pihak yang bertransaksi

Pengertian tingkat upah dan gaji secara makro adalah pembauaran yang diterima oleh:

  1. Pekerja diluar tenaga managemen
  2. Profesional,seperti dokter,pengacara,pilot dan lainnya
  3. Pemilik usaha kecil,seperti tukang servis

Dalam praktik upah dan gaji terdiri dari tiga atau empat komponen , yaitu :

  1. Upah atau gaji ( diukur menurut satuan waktu ) misalnya bulanan, mingguan, harian
  2. Bonus
  3. Komisi

Upah nominal adalah jumlah uang yang diterima oleh tenaga kerja atau satuan waktu tertentu. Upah nominal ini hanya menggambarkan jumlah nominal dari uang yang diterima belum menggambarkan kemampuan atau daya beli untuk mendapatkan barang dan jasa.Upah riil adalah upah yang menggambarkan atau menunjukkan kemampuan upah nominal untuk mendapatkan atau ditukarkan dengan barang dan jasa upah gaji riil = upah nominal dikurangi inflasi.

Upah minimum adalah tingkat upah minimal yang harus dibayarkan oleh pengguna tenaga kerja kepada pekerjanya. Upah minimum ini ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan kebutuhan hidup minimum para pekerja. Hal ini dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai pelindung kepentingan masyarakat,khususnya para pekerja.

Seperti dipaparkan diatas untuk melindungi kepentingan masyarakat (tenaga kerja dan perusahaan), dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi yang diinginkan, pemerintah mengeluarkan berbagai peraturan atau kebijakan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Dengan kata lain, pemerintah melakukan intervensi pasar tenaga kerja dengan cara menetapkan :

  1. Upah minimum (UMR : upah minimum regional, UMP : upah minimum provinsi, UMK : upah minimum kabupaten/kota)
  2. Mengatur penggunaan Tenaga Kerja Asing ( TKA) diperusahaan Indonesia
  3. Mengeluarkan insentif/ disinsentif untuk pelatihan tenaga kerja local.

B. Hubungan Antara Produktivitas Dan Upah

Rumus yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara upah riil dan produktivitas pekerja ditunjukkan oleh teori permintaan keatas factor produksi. Dimisalkan harga barang pada hasil penjualan marginal dan tingkat tenaga kerjanya sama, maka mencerminkan perbedaan dalam produktivitas, yang akan mencerminkan hasil penjualan yang lebih tinggi sehingga, menyebabkan penawaran tenaga kerja dipasar lebih tinggi yang berakibat meningkatkan permintaan tenaga kerja. Sehingga, hal tersebut akan menyebabkan keadaan dimana jika produktivitas tinggi maka upah riil tenaga kerja akan semakin tinggi pula.

Studi kasus

Mengenai Produktivitas Dan Upah

Salah satu dari sepuluh prinsip ekonomi menyatakan bahwa standar hidup kita tergantung pada kemampuan kita dalam memproduksi barang dan jasa. Sekarang kita dapat melihat bahwa prinsip tersebut sepenuhnya berlaku dipasar tenaga kerja . secara lebih spesifik, analisis kita tentang permintaan tenaga kerja memperlihatkan bahwa upah sama dengan produktivitas yang diukur sebagai nilai produk marginal tenaga kerja. Singkatnya, semakin produktiv seorang tenaga kerja akan semakin besar upahnya, dan demikian pula sebaliknya, semakin kurang produktif seorang pekerja , semakin sedikit upahnya.

Kurun WaktuTingkat Pertumbuhan ProduktivitasTingkat Pertumbuhan Upah
1959 – 19971,81,7
1959 – 19732,92,9
1973 – 19971,11,0
SUMBER : economic report of the president 1999, table B-49, hlm. 384. Disini pertumbuhan produktivitas diukur sebagai tingkat perubahan tahunan output perjam disektor- sector bisnis non pertanian. Sedangkan pertumbuhan upah dihitung sebagai perubahan tahunan kompensasi riil perjam bagi para pekerja di sektor-sektor bisnis non pertanian. Data produktivitas tersebut mengukur produktivitas rata-rata yakni, kuantitas output dibagi kuantitas tenaga kerja. Sehingga, bukan merupakan produktivitas marginal. Meskipun demikian, produktivitas rata-rata dan produktivitas marginal dianggap berkaitan erat.

Tabel tersebut menyajikan data-data pertumbuhan produktivitas dan pertumbuhan upah (sudah disesuaikan terhadap inflasi). Antara tahun 1959 hingga tahun 1994, produktivitas yang dihitung sebagai output perjam kerja tumbuh sekitar 1,8% pertahun. Dengan pertumbuhan sebesar ini, produktivitas akan meningkat 2 kali lipat dalam waktu 40 tahun. Dalam kurun waktu yang sama, upah naik dalam tingkatan yang hampir sama (sedikit lebih rendah) yakni 1,7% pertahun.

Tabel tersebut juga memperlihatkan bahwa pertumbuhan produktivitas itu sedikit melambat sejak sekitar tahun 1973,yakni dari 2,9% menjadi 1.1% pertahun. Penurunan pertumbuhan produktivitas hingga 1,8 poin – persentase tersebut dibarengi dengan penurunan pertumbuhan upah hingga 2,1 poin –persentase. Akibat penurunan produktivitas tersebut, maka para pekerja muda di decade 1980an dan 1990an tidak dapat mengharapkan kesejahteraan setinggi yang dinikmati para orang tuanya.  Penurunan sebesar 1,9 poin –persentase sepintas lalu nampak tidak terlalu besar, namun karena angka selalu diakumulasikan selama sekian tahun, maka perubahan kecil saja pada tingkat pertumbuhan itu akan sangat penting.

Apa sesungguhnya yang menyebabkan produktivitas serta upah antar Negara dan antar waktu begitu bervariasi? Jawaban tersebut masih memerlukan analisis lebih mendalam mengenai pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Namun, secara singkat dapat disebutkan tiga factor penyebab tinggi rendahnya produktivitas, yakni :

  1. Modal fisik : jika pekerja bekerja dengan peralatan dan struktur (fasilitas dasar) yang lebih banyak atau modern atau lengkap, maka output yang mereka produksi juga akan lebih baik.
  2. Modal manusia : jika pekerja lebih terdidik, mereka akan dapat berproduksi lebih banyak.
  3. Pengetahuan teknologis : jika pekerja memiliki akses ke teknologi yang lebih canggih, produksi mereka juga akan lebih besar.

Modal fisik, modal manusia, dan pengetahuan teknologis pada dasarnya memang merupakan sumber utama atas sebagian besar perbedaan produktivitas ,upah dan standar hidup.

Cara menghitung upah riil

Perbedaan keinginan pekerja menyebabkan efek berbeda kepada tingkat kesejahteraan antara para pekerja, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kesulitan dalam usaha untuk menunjukkan harga yang berlaku dalam suatu perekonomin dari tahun ke tahun. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya setiap Negara membuat indeks harga, yaitu suatu indeks atau ukuran yang memberikan gambaran tentang rata-rata dari perubahan harga dari waktu ke waktu. Fungsi indeks harga adalah untuk menaksir upah riil pekerja dari tahun ke tahun.

Tabel Perhitungan Upah Riil

TahunUpah Uang (Rp)Indeks Harga (Rp)Upah Riil (Rp)
1980700100100/100 x Rp.700 = Rp.700
19851.050105100/105 x Rp.1.050 = Rp.1.000
19901.800150100/150 x Rp.1.800 = Rp.1.200
19932.080160100/160 x Rp.2.080 = Rp.1.300

Grafik Tingkat Produktifitas dan Upah Riil

Tingkat harga 
jumlah tenaga kerja 

C.     Penentuan Upah di Berbagai Bentuk Pasar Tenaga Kerja

Seperti juga dengan pasar barang, pasar tenaga kerja dapat dibedakan dalam berbagai jenis. Bentuk – bentuk pasar tenaga kerja yang terpenting adalah :

1.      Persaingan Sempurna dalam Pasar Tenaga Kerja.

Dalam pasar ini sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda dengan sifat-sifat permintaan dan penawaran di pasar barang. Artinya, semakin tinggi/rendah upah tenaga kerja, semakin sedikit/banyak permintaan ke atas tenaga kerja.

Grafik permintaan dan penawaran tenaga kerja di pasar persaingan sempurna

Ljumlah tenaga kerja(ii)pasar 
ijumlah tenaga kerja(i)firma 
D=MRP 
S=MCL 
D=MRP 
S=MCL 

2.      Pasar Tenaga Kerja Monopsoni.

Monopsoni berarti hanya terdapat satu pembeli di pasar sedangkan penjual jumlahnya banyak. Pasar tenaga kerja seperti ini bersifat monopoli di pihak perusahaan. Untuk menentukan keadaan dimana terjadi keseimbangan penggunaan tenaga kerja tercapai syaratnya adalah MCL = MRP

Grafik upah dan penggunaan tenaga kerja di pasar monopsoni

Tabel Upah dan Penggunaan Tenaga kerja pada pasar Monopsoni

3.      Pasar Tenaga Kerja Monopoli di Pihak Pekerja.

Penentuan upah dalam pasar tenaga kerja yang bersifat monopoli, pihak pekerja dibedakan kepada tiga (3) keadaan yaitu:

a)      Menuntut upah yang lebih tinggi dari yang dicapai pada keseimbangan permintaan dan penawaran.

Apabila tuntutan serikat buruh tidak dapat dipenuhi para pengusaha, serikat buruh tersebut dapat membuat ancaman( misalnya mogok kerja) yang akan menimbulkan implikasi yang sangat buruk kepada perusahaan – perusahaan.

b)      Membatasi penawaran tenaga kerja

c)      Menjalankan usaha-usaha yang bertujuan menaikkan permintaan tenaga kerja

Grafik 1: Upah yang terjadi jika pekerja sebagai monopoli

Grafik 2:  Menaikan upah dengan membatasi penawaran tenaga kerja

Grafik 3 : Menaikan upah dengan menaikan permintaan tenaga kerja

4.      Pasar Monopoli di Kedua Belah Pihak (Monopoli Bilateral)

Dalam pasar monopsoni, upah adalah lebih rendah daripada di pasar persaingan sempurna, sementara di mana pekerja mempunyai kekuasaan monopoli, upah adalah lebih tinggi dari pasar persaingan sempurna.Maka, dalam pasar monopoli bilateral, yaitu di dalam pasar tenaga kerja di mana  tenaga kerja bersatu dalam satu serikat buruh, dan di dalam pasar tenaga kerja dimana hanya terdapat satu perusahaan saja yang menggunakan tenaga kerja, penentuan upahnya adalah  berdasarkan perundingan dari kedua belah pihak. Pihak yang lebih kuat akan menentukan tingkat upah yang berlaku. 

Grafik tingkat upah dalam pasar monopoli bilateral

D.    Faktor-faktor yang Menimbulkan Perbedaan Upah

Faktor-faktor yang menjadi sumber dari perbedaan upah di antara pekerja-pekerja di dalam suatu jenis kerja tertentu dan di antara berbagai golongan pekerjaan adalah:

1.      Perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan

Permintaan dan penawaran tenaga kerja didalam suatu jenis pekerjaan sangat besar peranannya dalam menentukan upah disuatu jenis pekerjaan. Didalam suatu pekerjaan dimana terdapat penawaran tenaga kerja yang cukup besar tetapi tidak banyak permintaannya, upah cenderung dalam tingkat yang rendah.

2.      Perbedaan dalam jenis-jenis pekerjaan

Kegiatan ekonomi meliputi berbagai jenis pekerjaan, ada diantara pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang ringan dan juga mudah dikerjakan. Golongan pekerja akhir-akhir ini menuntut untuk memperoleh upah yang lebih tinggi daripada pesuruh kantor karena mereka melakukan kerja yang lebih memerlukan tenaga fisik.

3.      Perbedaan kemampuan, keahlian dan pendidikan

Kemampuan, keterampilan dan keahlian para pekerja memiliki perbedaan dalam hal bekerja, sifat-sifat tersebut menyebabkan mereka mempunyai produktivitas masing-masing. Dalam perekonomian yang semakin maju kegiatan-kegiatan ekonomi semakin membutuhkan tenaga-tenaga yang terdidik, oleh karena itu semakin tinggi pendidikan seseorang maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan mudah.

4.      Terdapatnya pertimbangan bukan keuangan dalam memilih pekerjaan

Daya tarik sesuai pekerjaan bukan saja tergantung pada besarnya upah yang ditawarkan, selain itu factor – factor bukan keuangan di atas mempunyai peranan yang sangat penting terhadap seseorang dalam memilih pekerjaan. Seseorang sering kali bersedia menerima upah yang lebih rendah apabila beberapa terdapat pertimbangan yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Sebaliknya apabila factor – factor bukan keuangan banyak yang tidak sesuai dengan seorang pekerja,ia akan menuntut upah lebih tinggi sebelum ia bersedia menerima pekerjaan yang ditawarkan.

5.      Ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja.

Dalam teori ini terdapat pemisalan factor – factor produksi, dalam konteks mobilitas tenaga kerja pemisalan ini berarti : kalau dalam pasar tenaga kerja terjadi perbedaan upah, maka tenaga kerja akan pindah ke pasar tenaga kerja yang upahnya lebih tinggi.

6.      Factor geografis

Ada kalanya di tempat – tempat tertentu terdapat masalah kekurangan buruh walaupun tingkat upah lebih tinggi, sedangkan di tempat lain terdapat pengangguran dan tingkat upahnya relative rendah. Dalam keadaan seperti itu adalah wajar apabila para pengangguran tersebut berpindah ketempat yang lebih banyak lowongan pekerjaan yang lebih menjamin.

7.      Factor institusional

Di pekerjaan – pekerjaan tertentu terdapat organisasi – organisasi yang professional yang berusaha membatasi masuknya tenaga – tenaga kerja baru , dengan tujuan untuk menjamin supaya pendapatan mereka tetap berada pada tingkat yang tinggi.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Upah riil basanya diberikan kepada tenaga kerja tergantung produktivitas pekerja tersebut dalam perusahaan. Data – data mengenai upah terutama di negara maju menunjukkan adanya hubungan antara upah dengan produktivitas pekerja.

Seperti juga dengan pasar barang, pasar tenaga kerja dapat dibedakan dalam berbagai jenis. Bentuk-bentuk pasar tenaga kerja yang terpenting adalah pasar tenaga kerja yang bersifat persaingan sempurna, pasar tenaga kerja monopsoni, pasar tenaga kerja monopoli di pihak pekerja, dan pasar monopoli di kedua belah pihak yaitu pengusaha dan pekerja (monopoli bilateral). 

Faktor-faktor penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah diantara pekerja-pekerja didalam suatu jenis kerja tertentu, dan diantara golongan pekerjaan meliputi, perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan, perbedaan dalam jenis-jenis pekerjaan, perbedaan kemampuan, keahlian dan pendidikan, terdapat pertimbangan bukan keuangan dalam memilih pekerjaan, ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja.


[1] Lipsey, Richard G, dkk, Ilmu Ekonomi Edisi ketujuh jilid 2 (Jakarta: Rineka Cipta,1993), hlm. 384

[2] Noor, Henry Faizal, Ekonomi Manajerial,(Jakarta: Rajawali Pers,2013), hlm.475-477

[3] Mankiw, N.Gregory, Pengantar Ekonomi Edisi kedua jilid 1(Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 527-529

[4] Lipsey, Richard G, dkk, Ilmu Ekonomi Edisi ketujuh jilid 2 (Jakarta: Rineka Cipta,1993), hlm.353

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Makalah Media Pembelajaran Dua Dimensi Non Proyeksi

Media Pembelajaran Dua Dimensi Non Proyeksi Bab I. Pendahuluan A.Latar Belakang Masalah Media pembelajaran yang merupakan sarana dan prasarana untuk menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran...
Ahmad Dahlan
10 min read

Leave a Reply