Makalah Pandangan Negatif Masyarakat Terhadap Profesi Sekertaris

Pandangan Negatif Masyarakat Terhadap Profesi Sekertaris

Bab I. Pendahuluan

A. Latar belakang

Seorang sekretaris adalah orang yang dipercaya oleh pimpinan untuk menangani masalah kantor. Namun pada kenyataannya banyak orang yang menilai bahwa seorang sekretaris hanyalah seorang yang dekat engan pimpinanya, terlebih lagi bagi seorang sekretaris wanita. Oleh karena itu seorang sekretaris harus mampu membangun citra positif atas pribadi dan dirinya agar tidak selalu dipandang sebelah mata dan dapat bekerja secara optimal. Seorang sekretaris juga harus mampu menjaga hubungan kerja sama yang baik dengan pimpinannya, serta menjaga hubungan kerja sama yang baik dengan istri pimpinan dan keluarga agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Kepribadian yang baik bagi seorang sekretaris sangatlah penting untuk menunjang kinerjanya. Sedekat apapun seorang sekretaris dengan pimpinannya seorang sekretaris harus mampu membatasi hubungan dirinya dengan pimpinanya. Sebaiknya seorang sekretaris melakukan apa yang diperintahkan seorang pimpinan saja dan tidak ikut campur dalam hal pribadi pimpinannya.

Pentingnya peran sekretaris disetiap perusahaan membuat seorang sekretaris harus terus meningkatkan kemampuannya untuk tetap bisa berperan terus menjadi tangan kanan pemimpin, Public Relations dan segala aspek yang berkenaan dengan tugasnya dalam membantu pimpinannya menjalankan roda perusahaan agar perusahaan tetap bisa berjalan dengan baik didunia bisnis yang semakin tinggi persaingannya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah:

  1. Mengapa seorang sekretaris wanita selalu dipandang negatif oleh masyarakat?
  2. Bagaimana seharusnya sikap dan etika seorang sekretaris agar tidak selalu dipandang negatif?

C. Tujuan

Tujuan pembahasan dalam karya tulis ilmiah ini adalah:

  1. Menjelaskan penyebab seorang sekretaris wanita selalu dipandang negatif oleh masyarakat.
  2. Menjelaskan sikap dan etika seorang sekretaris agar tidak selalu dipandang negatif.

D. Manfaat

Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk digunakan dalam ilmu kesekretariatan.

Bab II. Landasan Teori

Seorang sekretaris dianggap memiliki peran yang sangat penting dalam memperlancar tugas-tugas para pimpinan diperusahaan. Sekretaris dapat diibaratkan sebagai manajer bidang informasi dan komunikasi bagi sebuah perusahaan. Sekretaris diambil dari bahasa Belanda, secretaries atau bahasa Inggris, secretary, berasal dari bahasa Latin, secretum yang berarti rahasia atau secretarium yang berarti orang yang dipercaya untuk menyimpan rahasia. Jadi dapat disimpulkan bahwa sekretaris adalah seseorang yang dapat dipercaya untuk menyimpan rahasia. Rahasia yang dimaksud adalah rahasia yang dimiliki oleh atasan sekretaris itu atau perusahaan tempat sekretaris itu bekerja.

Dalam menjalankan tugasnya sekretaris tentunya dihadapkan pada pekerjaan-pekerjaan yang kerahasiaannya harus dipegang kuat-kuat. Sekretaris harus dapat memilah-milah informasi atau masalah-masalah yang dapat disebarluaskan kepada pihak lain dan informasi atau masalah-masalah yang tidak boleh disebarluaskan kepada pihak lain. Bocornya rahasia organisasi atau tidak pandai-pandainya seorang sekretaris memegang rahasia akan menghambat bahkan kemungkinan besar menutup perluasan networking perusahaan. Dengan kata lain, seorang sekretaris harus dapat mengendalikan diri, karena apabila sekretaris terbawa emosi, kemungkinan tidak dapat menjaga kerahasiaan perusahaan, sebagai akibatnya dapat menurunkan pamor perusahaan. Untuk dapat mengendalikan diri, fleksibel, dan adaptable, kecerdasan emosi mutlak diperlukan dan dapat mempengaruhi profesionalisme sekretaris.

Seorang sekretaris haruslah profesional dimana mereka mampu berperan sebagai asisten bagian administrasi karena meraka mempunyai keterampilan yang prima dan juga berorientasi global daripada fokus pada tugas kerja rutin yang telah ditetapkan. Selain memiliki keterampilan dasar yang sempurna para pimpinan menginginkan sekretarisnya mempunyai attitude yang baik pula, memiliki pengetahuan yang luas dan kreatif serta memiliki pemahaman yang tepat akan pekerjaannya. Fungsi dan peran sektetaris semakin dibutuhkan oleh para manajer dalam memanfaatkan waktunya lebih berkonsentrasi pada tugas manajerialnya yang penuh dengan tantangan itu dan segala pekerjaan staf didelegasikan kepada sekretarisnya. Sebagai konsekwensi logis sekretaris pun akan menghadapi tantangan yang berat. Peran-peran sekretaris konvensional yang bersifat administratif dan klerikal. Oleh karena itu tingkat kompetisi sekretaris menjadi mutlak untuk ditingkatkan sebagai pendukung kinerja para pemimpin perusahaan.

Bab III. Hasil dan Pembahasan

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1     Alasan Seorang Sekretaris Selalu Dipandang Negatif oleh Masyarakat

          Profesi sekretaris sering mendapatkan banyak konotasi negatif dalam lingkungan masyarakat. Terlebih lagi seorang sekretaris wanita yang dalam pandangan masyarakat adalah seorang wanita yang cantik, berpenampilan menarik dengan rok mini dan memakai High Heels dan selalu dekat dengan pimpinannya. Tidak sedikit pula orang  yang ketika mendengar kata ”sekretaris” yang terlintas dibenaknya adalah seorang perempuan yang ’dekat’ dengan atasannya. Pemikiran  tersebut sering kali muncul dalam pergaulan khususnya di lingkungan kantor. Dari sudut pandang yang berbeda masyarakat menilai sekretaris itu identik dengan selingkuhan atasan, mata-mata istri atasan, gudang rahasia atasan dan lain sebagainya. Pandangan seperti itu timbul diakibatkan karena ketidaktahuan masyarakat mengenai bagaimana sebenarnya pekerjaan seorang sekretaris.

            Pemikiran ini tentu tidak sepenuhnya benar, namun kembali lagi ke individu masing-masing, bagaimana masing-masing sekretaris tersebut dalam menjalankan peranannya secara profesional. Namun, itulah realita yang ada di masyarakat yang memandang seorang sekretaris dari segi negatifnya, padahal sekretaris merupakan jabatan yang juga memegang peran penting dalam suatu perusahaan. Dalam hal ini kepribadian yang baik bagi seorang sekretaris sangatlah penting untuk menunjang kenerjanya. Sebagaimanapun dekatnya seorang sekretaris dengan pimpinannya seorang sekretaris harus mampu membatasi hubungan dirinya dengan pimpinannya. Sebaiknya seorang sekretaris lakukan apa yang diperintahkan seorang pimpinan saja dan tidak ikut campur dalam hal pribadi pimpinannya. Seorang sekretaris harus mampu mencegah pimpinan agar jangan sampai kelebihan beban atau persoalan kecil yang kurang penting, sehingga pimpinan dapat berkonsentrasi pada persoalan yang lebih penting.

Sekretaris yang bidang kerjanya sebagai seorang ‘sekretaris pribadi’, dimana peran seorang ‘sekretaris pribadi’ bisa merupakan pegawai atau staf dari suatu organisasi atau perusahaan yang mengerjakan kegiatan perkantoran untuk membantu orang tertentu yang bersifat pribadi, tetapi peran ini dapat juga diartikan sebagai seorang yang mengerjakan kegiatan perkantoran, tetapi diangkat dan digaji oleh perorangan, itulah alasan mengapa masyarakat memandang sebelah mata seorang sekretaris. Masyarakat melontarkan konotasi bahwa seorang yang bekerja seperti itu adalah seorang yang juga ‘melayani kebutuhan pribadi.

3.2     Sikap dan Etika Seorang Sekretaris agar Tidak Dipandang Negatif

            Peran seorang sekretaris bagi pimpinan sangat penting karena seorang sekretaris sebagai perantara pimpinan dengan kliennya. Disamping itu seorang sekretaris harus mampu membuka diri dan membina hubungan yang baik dengan berbagai pihak. Membina hubungan dengan pimpinan perlu dilakukan karena sekretaris merupakan orang yang paling dekat dengan pimpinan dan harus selalu siap membantu. Dengan semakin dekatnya seorang sekretaris dengan pimpinannya sebaiknya seorang sekretaris menjaga keharmonisan suatu hubungan kerja yang dijalin dengan pimpinannya agar tidak menimbulkan permasalahan. Selain itu seorang sekretaris harus mengetahui batasan-batasan dia dengan pemimpinnya.

Keterbiasaan seorang sekretaris dengan pemimpinan yang selalu bersamaan biasanya menimbulkan suatu masalah baru hal ini yang harus diperhatikan oleh seorang sekretaris agar pandangan seseorang yang negatif terhadap peran seorang sekretaris menjadi pemikiran atau anggapan yang positif. Seorang sekretaris yang beretika, tahu bagaimana dan apa saja batasan-batasan yang harus seorang sekretaris lakukan dan perhatikan sehingga keharmonisan antara sekretaris dengan pimpinannya dapat terjalin dengan baik dikantor bahkan diluar kantor.

          Seorang sekretaris dalam perjalanan kariernya harus dapat mengerjakan pekerjaannya dengan berkualitas, dapat memahami serta menguasai bidang kerjanya dengan baik, termasuk menghindari konotasi negatif yang akan terlontar melalui pandangan masyarakat yang dinamis  mengenai profesi sekretaris. Menjadikan kemampuan kecerdasan emosi pribadi seorang sekretaris sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme pribadi sekretaris yang bersangkutan. Dengan kecerdasan emosi yang dimilikinya dalam menghadapi tantangan dan pekerjaannya dapat diandalkan untuk mempertahankan harga diri dan citra dirinya sebagai seorang sekretaris.  Melalui pengasahan kecerdasan emosi, seorang sekretaris dapat  mempertahankan komitmen pribadinya dalam melaksanakan tugas sebagai ‘sekretaris pribadi’, tidak hanya melayani kepentingan pribadi yang berhubungan dengan pekerjaannya, tetapi yang bersangkutan pun harus dapat melayani kepentingan publiknya baik internal maupun eksternal organisasi tanpa terpengaruh oleh dinamika pergeseran  pandangan moral masyarakat terhadap profesi seorang sekretaris.

Cara menghilangkan pandangan negatif masyarakat terhadap seorang sekretaris kuncinya adalah seorang sekretaris harus dapat bersikap sesuai norma yang bisa diterima masyarakat, menciptakan suasana kantor yang kondusif, bertindak sesuai dengan kemampuan, keahlian, inisiatif dan kreatifitas yang dimiliki. Menjadi sekretaris profesional yang pada akhirnya sekretaris secara tidak langsung akan memberikan kontribusi yang besar terhadap kemajuan perusahaan. Selain itu, seorang sekretaris harus dapat menjunjung tinggi harga diri serta citra dirinya dalam masyarakat, dengan begitu tentunya masyarakat tidak akan memandang sebelah mata terhadap profesi sekretaris, terutama ‘sekretaris pribadi’.

Seorang sekretaris harus mampu bekerja secara profesional dalam arti, mampu bekerja dengan skill (kemampuan) yang dimiliki, tidak hanya mengandalkan kecantikan semata melainkan mampu menangani semua pekerjaan tanpa menunda pekerjaan yang lain ataupun mengecewakan klien dan pimpinan, mampu memberikan rasa bangga atau kepuasan atas hasil kerja yang dilakukan, mencipatakan dampak positif bahkan mampu menginspirasi  karyawan ataupun orang sekitar dimana kita bekerja. Dengan demikian, secara perlahan namun pasti  anggapan negatif di masyarakat tentang seorang sekretaris  akan mulai berubah dan melihat seorang sekretaris bukan lagi sebagai wanita penggoda yang hanya mengandalkan kecantikan semata bahkan sebagai perebut suami orang, melainkan sebagai sekretaris yang profesional.

BAB 4. KESIMPULAN

Sekretaris merupakan sebuah profesi yang memiliki peran penting dalam suatu organisasi. Namun realita yang ada di masyarakat adalah bahwa sekretaris hanyalah seorang yang ‘dekat’ dengan bosnya, tanpa ada nilai lebih. Untuk itu seorang sekretaris harus mampu membangun citra positif atas pribadi dan dirinya agar mampu bekerja secara profesional.

Selain menjaga hubungan kerja sama yang baik dengan pimpinan, sekretaris juga harus menjaga hubungan kerja sama yang baik pula dengan istri pimpinan dan keluarga agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat mengurangi kinerja pimpinan maupun sekretaris.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Yuniasari Shinta. 2007. Bekerja Sebagai Sekretaris. Jakarta: Esensi Erlangga Group

Rosidah & Ambar Teguh Sulistyani. 2005. Menjadi Sekretaris Profesional dan Kantor yang efektif. Yogyakarta: Penerbit Gava Media

Comments

Leave a Reply