Makalah Manajemen Pemasaran Pengembangan Produk Baru dan Hidup Produk

Manajemen Pemasaran Pengembangan Produk Baru dan Hidup Produk

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang  

Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen. Pemasaran merupakan suatu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para perusahaan baik itu perusahaan barang atau pun perusahaan jasa dalam rangka mengembangkan usahanya, untuk memperoleh laba, serta untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya tersebut.

Saat ini, kegiatan dalam bidang pemasaran memiliki peranan yang penting dalam dunia bisnis, hal ini disebakan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dimana perusahaan berhubungan langsung dengan konsumen. Kegiatan pemasaran ini harus memberikan kesan yang baik di mata konsumen, dimana perusahaan harus memberikan layanan serta hasil produk berupa barang dan jasa yang terbaik sehingga dapat memberikan kepuasan kepada para konsumen, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur serta keberhasilan perusahaan dalam mengasilkan produk yang berkualitas dan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai kepada pelanggan, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif dan efisien serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukannya manajemen yang baik dalam pemasaran pada suatu perusahaan. Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif. Di dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi.

Pada umumnya tujuan dari didirikannya suatu perusahaan adalah untuk mencari laba semaksimal mungkin serta usaha yang berkesinambungan. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya. Perusahaan dapat menjual produknya dengan harga yang menguntungkan pada tingkat kualitas yang diharapkan, akan mampu mengatasi tantangan dari para pesaing terutama dalam bidang pemasaran. Oleh karena itu untuk menarik konsumen melakukan pembelian maka perusahaan harus bisa menerapkan suatu strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi pasar yang dihadapi.

Dari penjabaran penjelasan di atas, perusahaan sangat perlu untuk mengetahui lebih mendalam tentang manajemen pemasaran baik itu konsep pemasaran, lingkungan pemasaran, pasar konsumen, pasar produsen, segmentasi, targeting, positioning, startegi produk, dan silkus hidup produk, seperti yang akan di bahas lebih lanjut dalam makalah ini

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana Pengembangan Produk Baru Dan Daur Hidup Produk?
  2. Bagaimana Pengertian Pengembangan Produk Baru?
  3. Bagaimana Proses Pengembangan Produk Baru?
  4. Bagaimana Syarat Keberhasilan Pengembangan ?Produk Baru
  5. Bagaimana Stretegi Siklus Hidup Produk?
  6. Bagaimana Produk Dan Strategi Penentuan Merek ?
  7. Bagaimana Pengertian Produk?
  8. Bagaimana Tingkatan produknya ?
  9. Bagaimana Klasifikasi Produk?
  10. Bagaimana Klasifikasi Barang Konsumsi?
  11. Bagaimana Klasifikasi Barang Industry?
  12. Bagaimana Keputusan Produk Dan Jasa ?

Bab II. Pembahasan

A. Pengembangan Produk baru dan Daur Hidup

A.    Pengertian Pengembangan Produk Baru

Kotler dan Amstrong (2008) mendefiniskan pengembangan produk baru yaitu :

“pengembangan produk baru adalah pengembangan dari produk orisinil, peningkatan produk, modifikasi produk melalui usaha Riset Development (R&D) perusahaan sendiri.”

Menurut Kotler dan Armstrong (2008), ada dua cara memperoleh produk baru yaitu :

  1. Membeli seluruh perusahaan , hak paten, atau mengambil lisensi dan produk orang lain
  2. Mengenmbangkan produk baru (new product development)

Pengembangann produk sering mengalami kegagalan, antara lain :

  1. Produk aktual didesain dengan buruk
  2. Produk salah diposisikan , diluncurkan pada waktu yang salah, harga terlalu tinggi, atau dilakukan dengan buruk
  3. Biaya pengembangan lebih besar
  4. Perlawanan pesaing lebih gencar

B.    Proses pengembangan Produk Baru

Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan delapan tahap pengembangan produk baru, yaitu sebagai berikut :

PenciptaanIde
PenyaringanIde
Pengembangan dan Pengujian Konsep
Pengembangan strategi pemasaran
Analisis bisnis
Pengembangan Produk
Pemasaranuji
Komersialisasi

Penjelasan :

1.     Penciptaan Ide (Idea Generation)

Tahap awal dari proses pengembangan produk baru adalah penciptaan ide. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu pelanggan, ilmuwan, pesaing, salesman perusahaan, distributor, ataupun manajemen puncak.

Untuk memunculkan ide konsep poduk baru, ada bebeapa hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut :

a.      Kebutuhan dan keinginan konsumen terus dipantau untuk memperoleh inormasi tentang hal-hal yang harus dilakukan untuk menciptakan gagasan-gagasan yang jitu

b.     Para ilmuwan merupakan sumber ide yang menarik, tetapi diperlukan seleksi yang teliti

c.      Pesaing yang telah menciptakan dan meluncurkan ide – ide baru serta produk-produk yang diciptakan dan diluncurkan pesaing tersebut perlu diinovasi. Banyak perusahaan melakukan peniruan, tetapi dengan cara menyempurnakan atau menjadikan produknya memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan prosuk pesaing

d.     Sumber ide akan dapat dijadikan suatu produk baru yang memiliki keunggulan bersaing

Selanjutnya, dilakukan cara untuk mengembangkan konsep produk tersebut. Ada beberapa teknik atau pendekatan yang dilakukan. Salah satu diantaranya adalah mengidentifikasi kebutuhan konsumen atau menganalisis struktur manfaat, yaitu meneliti manfaat yang dinginkan konsumen dan sejauh mana penerimaan konsumen sehingga peluang – peluang baru dapat ditetapkan

2.     Penyaringan Ide (Idea Screening)

Masalah penyaringan ide bukan hanya memilih salah satu ide yang tepat. Ide tersebut hanya disesuaikan dengan tujuan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Dalam penyaringan ide (idea screening), manajemen harus dapat menghindari dua macam kesalahan berikut :

a.      Kesalahan membuang (a drop-error), yaitu mrninggalkan ide – ide yang baik

Misalnya , manajemen eksekutif penerbit “ SAHID” mengetahui dan melihat suatu peluang bahwa setelah pemerintah memutuskan untuk memperbanyak buku bacaan bagi anak-anak sekolah, diperlukan naskah (tulisan) yang sesuai dan menarik untuk anak serta bersedia membeli buku – buku tersebut dalam jumlah banyak. Manajer penerbit memiliki kerabat (penulis) yang mempunyai kemampuan untuk itu, tatapi tidak segera memanfaatkan peluang tersebut. Tampaknya ia terlalu berhati – hati, ragu-ragu atau mungkin juga tidak bisa menerbitkan buku bacaan tersebut sehingga kurang perhatiaan. Akhirnya , penerbit lain memanfaatkan peluang tersebut. Timbulah penyesalan, peluang yang begitu bagus erbuang

b.     Tancap terus (a go error), yaitu mengembangkan ide – ide yang tidak baik.

Kesalahan tersebut dapat berupa sebagai berikut :

1)     Kegagalan produk mutlak (an absolute product failure)

Hal ini dapat diketahui karena hasil penjualan tidak dapat menutupi biaya variabel

2)     Kegagalan sebagian produk (a partial product failure)

Perusahaan tidak gagal mutlak, tetapi hasil penjualan produk baru tersebut hanya dapat menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap

3)     Kegagalan relatif (a relative product failure), yaitu hasil penjualan tidak mencapai target rate of return dan lebih keci daripada pengembalian investasi

Untuk menyaring ide tersebut , perusahaan harus menyesuaikan ide – ide yang ada dengan tujuan – tujuan yang dikehendaiki. Salah satu caranya adalah dengan menilai ineks tertimbang, artinya faktor – faktor yang akan memengaruhi peluncuran produk tersebut diberi bobot penilaian dan akhirnya diambil suatu kesimpulan apakah gagasan itu benar – benar menyakinkan

3.     Pengembangan dan pengujian konsep (concept Development and Testing)

ide yang telah lolos dari penyaringan dibuat menjadi konsep produk yang dikembangkan dan dilakukan pengujiannya. Kelompok konsumen akan memanfaatkan produk tersebut dan memanfaatkan berbagai hal yang akan dipeolehnya sehingga ia menerima prosuk tersebut. Selanjutnya, menentukan posisi produk dan merk produk. Meramalkan atau membandingkan konsep produk baru tersebut dengan produk lain yang bersaing untuk menentukan produk yang paling berkesan pada konsumen, terutama bagi pembeli potensial. Pengembangan dan pemhujian konsep ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diketahui reaksi dan pembeli potensial terhadap jenis produk, jasa atau ide.

      Dalam pengujian dan pengembangan konsep, setelah menerima inormasi, manajer produk mengukur dimensi produk dengan memina konsumen menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut.

a.      Keampuan untuk dikomunikasikan dan dipercayai. Apakah manfaat konsep tersebut dapat dikomunikasikan dan dapat dipercaya ?

b.     Tingkat kebutuhan. Apakah anda (konsumen) menganggap produk menyelesaikan masalah atau memenuhi kebutuhan anda (konsumen)?

c.      Tingkat kesenjangan. Apakah prosuk lain saat lain memnuhi  kebutuhan ini aau memuaskan anda ?

d.     Persepsi nilai. Apakah biaya tersebut masuk akal dalam hubungannya dengan nilainya ?

e.      Maksud pembelian. Apakah anda (konsumen) akan membeli poduk tersebut? (pasti,mungkin tidak,pasti tidak)

f.      Suasana pemakai, saat pembelian dan frekuensi pembelian. Siapa yang akan menggunakan produk itu dan kapan serta berapa sering produk tersebut akan digunakan ?

4.     Pengembangan strategi pemasaran (marketing Strategy development)

Untuk memperkenalkan konsep produk baru tersebut, manajer produk baru menyusun strategi yang tepat, yaitu strategi penempatan produk, peningkatan hasil penjualan , pangsa ppasar dan sasaran laba yang akan dicapai.

5.     Analisis bisnis (bussiness Analysis)

Setelah mengembangkan konsep produk dan strategi pemasaran, manajemen dapat mengevaluasi daya tarik dari usulan.

Manajemen juga memerlukan proyeksi penjualan, biaya yang diperlukan, dan laba yang akan dicapai. Semua itu harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan

Pada analisis bisnis terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut.

a.      Prakiraan penjualan (estimating sales)

Untuk memperoleh keuntungan yang memuaskan, manajemen memperkirakan penjualan yang cukup tinggi. Metode memprakirakan penjualan ini bergantung pada seberapa sering produk tersebut dibeli konsumen. Bisa sekali, beberapa kali tetapi tidak sering, atau prosuk yang dibeli dalam frekuensi tinggi.

Berikut ini gambar daur hidup penjualan produk untuk tiga tipe penjualan

Sales                           sales                            sales

Frequently purchased product
One-time purchased product
Infrequently purchased product

                            Time                                   Time                           Time

                        Keterangan :

Pertama, produk yang dibeli satu kali, mula – mula kurvanya baik setelah sampai tingkat puncak kepuasan , pembelian produk menurun dengan tajam

Kedua, produk yang dibeli terus meningkat, tetapi setelah sampai pada tingkat puncaknya, pembelian produk semakin menurun walaupun tidak tajam seperti pada gambar pertama. Hal ini sebagai akibat adanya usaha mengembangkan proud tersebut

Ketiga, produk yang sering dibeli, terlihat pada gambar ketiga, yaitu pada barang – barang konsumsi dan barang industri tidak tahan lama. Kurvanya agak berbeda dengan kurva yang pertama dan kedua

Pembelian pertama meningkat tajam sekali, tetapi segera turun sekalipun tidak terlalu tajam sebagai usaha meningkatkan kualitas dan berbagai cara yang memberikan kepuasan kepada konsumen

b.     Memprakirakan penjualan perdana

c.      Memprakirakan penjualan penggantian

d.     Memprakirakan biaya dan laba yang akan diperoleh

e.      Memprakirakan biaya dan laba yang akan diperoleh ini . ada beberapa hal yang perlu diprakirakan yaitu :

·       Hasil penjualan yang akan dicapai

·       Harga pokok penjualan

·       Biaya yang diperlukan, termasuk biaya pengembangan

·       Laba kotor dan laba bersih yang akan diperoleh

6.     Pengembangan produk (product development)

Setelah dianalisis kemungkinan – kemungkinannya secara teoritis dan dapat diterima, dikembangkan secara fisik produk tersebut. Ada 3 langkah yang perlu dilakukan yaitu sebagai berikut.

a.      Pembuatan prototype dengan 3 persyaratan

a)       Dipandang konsumen sebagai perwujudan atribut – atribut pokok seperti produk sebelumnya

b)      Bekerja dengan aman dalam keadaan dan penggunaan yang normal

c)       Dapat dilaksanakan oleh pabrik sesuai dengan anggaran yang tersedia

b.     Pengujian fungsional, yaitu pengujian untuk mengetahui apakah produk tersebut benar – benar berfungsi secara efektif dan aman bagi konsumen

c.      Pengunjian konsumen, yaitu mencoba konsumen untuk memperoleh tanggapan konsumen. Pengujian ini dilakukan sebelum dites di pasar, tetapi dapat dites di pabrik, rumah atau kantor.

7.     Pengujian pasar (market testing)

Uji pemasaran dilakukan setelah produk mendapat tanggapan dari konsumen dan berfungsi aman. Setelah diberi kemasan dan merk, produk dibawa ke pasar untuk dites guna mendapatkan informasi mengenai pembeli, penyalur, efektivitas prgrampemasaran, potensi pasar dan lain lain. Proses pengujian pasar bergantung pada biaya dan resiko penanaman modal, keterbatasan waktu dan biaya penelitian. Kadang – kadang perusahaan merasa tidak perlu melakukan uji pemasaran ini. Dalam pengujian pasar sangat diperlukan wawasan dan kemampuan manajer pemasaran atau tenaga peneliti. Bebapa kemungkinan yang dapat terjadi atas pengujian pasar ini , yaitu sebagai berikut :

a.      Pengujian pasar barang konsumsi, yaitu bagaimana pembelian ulang yang petama , penerimaan dan frekuensi pembelian konsumen

Metode pengujian pasar untuk barang konsumsi terdiri atas beberapa tahap berikut :

1)     Penelitian gelombang penjualan, yaitu menawarkan pada konsumen yang sama dengan produk perusahaan atau produk milik pesaing, beberapa kali dan melihat tingkat kepuasan konsumen terhadap produk tersebut

2)     Teknik toko tiruan, yaitu uji coba dengan membandingkan jumlah produk yang diiklankan perusahaan dibeli dibandingkan dengan produk yang diiklankan pesaing pada toko tertentu.

3)     Uji coba pemasaran terkendali, yaitu uji coba pada toko secara terkendali langsung diawasi oleh perusahaan (berdasarkan perjanjian)

4)     Pasar percobaan, melakukan kerjasama dengan perusahaan yang khusus menangani uji pasar ini, menempatkan produk pada beberapa lokasi atau wilayah yang langsung diteliti oleh penelii khusus tersebut

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengujian pasar barang konsumsi perusahaan pada hakikatnya memperoleh hal hal berikut

1)          Menemukan kelompok segmen pasar yang potensial dan kurang potensial, serta tidak potensial

2)          Menemukan bagaimana sebaiknya promosi dilakukan untuk menarik konsumen sebanyak mungkin

3)          Meramalkan prospek masa depan produk tersebut

4)          Mengetahui bagaimana prospek produk tersebut jika dibandingkan dengan produk pesaing

5)          Faktor paling dominan yang mempengaruhi selera atau tanggapan konsumen terhadap produk tersebut.

b.     Pengujian pasar barang industri.barang konsumsi dapat diuji di laboratorium dan dilanjutkan di pasar

Pengujian dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut

1)     Uji penggunaan produk, yaitu dengan menawarkan kepada beberapa pembeli (bisa dirumah) atau ditempat lain yang dianggap potensial dan melihat reaksinya.

2)     Melalui pameran dagang

3)     Melalui ruang pamer pada ditributor dan penyalur

4)     Pasar percobaan atau pasar terkendali

Tujuan uji pasar (test marketing) adalah :

1)     Mengurangi resiko kegagalan ditingkat nasional

2)     Menghadapi produk – produk pesaing dalam situasi sebenarnya

3)     Membantu manajemen dalam pengambilan keputusan, apakah menghentikan gagasan produk, mengubahnya atau memperkenalkan ke pasar

4)     Meningkatkan produktivitas dan bauran pemasaran.

8.     Tahap Komersialisasi (comercialization)

Tahap ini merupakan tahap peluncuran produk ke pasar dengan program pemasaran dalam skala penuh

Kewajiban manajemen dalam tahap ini, yaitu menjawab pertanyaan berikut

a.      Kapan kita mulai memasarkan produk (when) ?

b.     Ke daerah mana kita memasarkan produk tersebut (where) ?

c.      Kepada siapa kita memasarkan produk tersebut (to whom)?

d.     Bagaimana kita memasarkan produk tersebut (how)?

Beberapa perusahaan mendukung diperlukannya uji coba pemasaran dan ada pula yang menyatakan tidak perlu

Beberapa pertimbangan diperlukannya test market :

a.      Potensi penjualan sukar diramalkan

b.     Ketidakpastian penerimaan terhadap konsep produk tersebut

c.      Memproduksi dalam skala penuh

d.     Rekayasa kemasan

Alasan untuk tidak melakukan test market :

a.      Biaya yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan resiko kegagalan

b.      Produk akan memiliki siklus yang singkat

c.      Karena harga, kemasan, dan promosi lain sudah cukup meyakinkan konsumen

C.    Syarat keberhasilan pengembangan produk baru

Pengembangan produk baru yang berhasil dengan syarat beikut

1.     Berpusat pada pelanggan

Pengembangan produk baru harus berpusat pada pelanggan. Artinya, pengembangan produk baru yang berfokus pada menemukan cara baru untuk memecahkan masalah pelanggan dan memberikan pengalaman yang lebih memuaskan kepada pelanggan.

Berdasarkan hasil penelitian (sebagaimana yang diungkapkan Kotler dan Armstrong), pengembangan produk baru yang berhasil adalah memiliki diferensiasi memecahkan masalah utama pelanggan dan menawarkan preposisi nilai pelanggan yang menarik.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk baru yang berpusat pada pelanggan dimulai dan di akhiri dengan memecahkan permasalahan pelanggan

2.     Pengembangan produk berdasarkan Tim

Pengembangan produk baru berdasakan tim, artinya pendekatan untuk pengembangan produk baru, yaitu berbagai departemen bekerjasama secara erat, melewati beberapa tahapan dalam proses pengembangan produk baru untuk menghemat waktu dan meningkatkan efektivitas

Tim ini biasanya meliputi departemen pemasaran, keuangan, desain, produksi, pemahaman pelanggan

Peusahaan yang melakukan pengembangan poduk baru yang berpusat pelanggan dengan mengembangkan produk baru berdasarkan tim akan mendapatkan keunggulan kompetitif yang sangat menguntungkan.

3.     Pengembangan produk baru yang sistemais

Pengembangan produk baru tersebut hendaknya dilakukan secara kualistik dan sistematik

Perusahaan dapat menggunakan sistem manajemen, motivasi, untuk mengumpulkan, meninjau, mengevaluasi dan mengatur produk baru

D.    Stretegi Siklus Hidup Produk

Siklus hidup produk (product life cycle) adalah pengalaman penjualan dan keuntungan produk slama masa hidup mencakup lima tahap yang berbeda , yaitu pengembangan produk, pengenalan, pertumbuhan, kedewasaan dan penurunan.

Siklus hidup (product life cycle) memiliki 5 tahap yaitu, sebagai berikut

Penjualan danKeuntungan (Rp)
waktu
Pengembanganproduk
Pengenalan
pertumbuhan
penurunan
penjualan
laba
kedewasaan
KerugianInvestasi (Rp)

Penjelasan :

1.     Pengembangan produk dimulai ketika perusahaan menemukan dan mengembangkan ide produk baru. Selama pengembangan produk, penjualan masih Nol dan biaya investasi perusahaan menumpuk

2.     Pengenalan adalah periode yang menunjukan lambatnya pertumbuhan pada saat produk diperkenalkan di pasar. Keuntungan tidak terjadi pada tahap ini karena pengeluaran yang besar untuk memperkenalkan produk

3.     Pertumbuhan merupakan period penerimaan dengan cepat oleh pasar dan peningkatan keuntungan

4.     Kedewasaan adalah periode melambatnya pertumbuhan penjualan karena produk telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Tingkat keuntungan tidak berada di puncak atau menurun karena meningkatnya pengeluaran pemasaran untuk mmpertahankan produk dalam persaingan

5.     Penurunan merupakan periode ketika penjualan mulai menurun dan keuntungan jatuh

Tidak semua produk mengikuti siklus hidup produk ini. Ada poduk yang baru diperkenalkan gugur dengan cepat, ada pula yang berada pada tahap kedewasaan untuk waktu yang lama sekali. Beberapa memasuki tahap penurunan dan kemudian memasuki siklus lagi dalam tahap pertumbuhan melalui promosi atau reposisi yang kuat. Tampaknya merek yang diatur dengan baik dapat hidup selamanya. Salah satu merk yang panjang umur adalah coca cola

Dalam keputusan pengembangan produk dan jasa harus dipertimbangkan pula tanggung jawab sosial perusahaan, meliputi masalah kebijakan publik dan peraturan yang melibatkan tindakan meraih atau membuang produk, perlindungan hak paten kualitas dan keamanan produk, dan jaminan produk.

2.     PRODUK DAN STRATEGI PENENTUAN MEREK

A.    Pengertian Produk

Manusia memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka dengan barangdan jasa. Produk menurut Philip Kotler adalah: “segala sesuatu yangditawarkan ke pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan”(1997:52). Basu Swastha dan Irawan, menyatakan bahwa produk adalah:”suatu sifat kompleks, baik dapat diraba maupun tidak diraba, termasukbungkus, warna, harga, prestise perusahaan, pelayanan pengusaha danpengecer, yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginan dankebutuhan” (1990:165).Fandy Tjiptono mengartikan produk sebagai: “segala sesuatu yangditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,

digunakan/dikonsumsi pasar sebagai pemenuh kebutuhan/keinginan pasaryang bersangkutan” (1999:95). Produk yang ditawarkan tersebut meliputi:barang fisik, jasa, orang/pribadi, organisasi, dan ide. Secara lebih rinci,konsep produk meliputi: barang, kemasan, merk, warna, label, harga,kualitas, pelayanan dan jaminan.Selama ini banyak penjual melakukan kesalahan dengan memberikanperhatian lebih banyak pada produk fisik daripada manfaat yangdihasilkan dari produknya. Mereka menempatkan diri lebih dari sebagaipenjual daripada memberikan pemecahan kebutuhan. Padahal perusahaanharus berpusat pada kebutuhan pelanggan, bukan hanya pada keinginanyang sudah ada. Hal ini dikarenakan produk merupakan alat untuk memecahkan masalah konsumen.

B.    Tingkat Produk

Tingkat produk dapat digambarkan sebagai berikut

                                          produk tambahan                           Pengiriman                                                                   pelayananDan                                                                                     purnajualPenialianInstalasi                                                                            jaminan
Produk actualNama                                  fiturMerekTingkat                       Kualitas                                           desain      kemasan                                             
Manfaat inti

Penjelasan :

Dari gambar tersebut terdapat tiga produk yaitu sebagai berikut

1.     Tingkat yang paling dasar adalah manfaat inti yaitu sesuatu yang benar benar dapat di rasakan konsumen dari produk tersebut . contohnya , sabun mandi sampai sejauh mana kebersihan badan dirasakan oleh konsumen dari sabun mandi ini

2.     Produk actual , yaitu karakter yang dimiliki produk , seperti fitur , nama merek desain, tingkat kualitas kemasan dan lain lain. Contoh nama merek sabun “LUX”

3.     Produk tambahan atauyang disempurnakan , yaitu kelengkapan dan penyempurnaam produk inti seperti pelayanan purnajual , cara pengirimannya , dan lain lain

C.    Klasifikasi produk

Klasifikasi produk biasanya dilakukan berdasarkan beberapa sudut pandang, namun secara umum produk dapat dibagi 2 yaitu:

a. Barang

Barang menurut Fandy Tjiptono adalah “produk yang berwujud fisik sehingga dapat bisa dilihat, disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dan perlakuan fisik lainnya” (1999:98). Ditinjau dari daya tahannya, terdapat dua macam barang yaitu:

1) Barang tahan lama (durable goods). Merupakan barang berwujud yang biasanya bisa tahan lama dengan banyak pemakaian, atau umur ekonomisnya untuk pemakaian normal satu tahun atau lebih.

Contoh: lemari es dan televisi.

2) Bahan tidak tahan lama (non durable goods). Merupakan barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu kali pemakaian, atau umur ekonomisnya dalam pemakaian normal kurang dari sattu tahun. Contoh: sabun mandi dan makanan.

b. Jasa

Jasa menurut Philip Kotler adalah “setiap tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain. Pada dasarnya jasa tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun” (1992:45). Produk jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak. Produk juga dapat diklasifikasikan berdasarkan konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini Fandy Tjiptono mengklasifikasikan produk menjadi:

a. Barang Konsumen

Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir (individu atau rumah tangga), dan bukan untuk kepentingan bisnis, barang konsumen dapat dibedakan menjadi empat

jenis yaitu:

1) Convenience Goods

Convenience Goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian yang tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera dan memerlukan usaha yang minimum dalam perbandingan dan pembelianya. Contohnya: rokok, sabun mandi, pasta gigi, dan permen.

2) Shooping Goods

Shooping goods adalah barang yang proses pemilihan dan pembelianya, dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria pembanding meliputi harga,

kualitas, dan model masing-masing. Contohnya: alat rumah tangga, pakaian, dan kosmetik.

3) Speciality goods

Speciality goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Umumnya jenis barang ini terdiri atas barang-barang mewah, dengan merek dan model yang spesifik, seperti mobil jaguar dan pakaian desain terkenal.

4) Unsought goods

Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui oleh konsumen atau kalaupun sudah diketahui oleh konsumen, konsumen belum tentu tertarik untuk membelinya. Contohnya:

batu nisan, ensiklopedi, dan tanah pekuburan.

b. Barang industri

Barang industri adalah barang yang di konsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis). Barang industri digunakan untuk keperluan selain di konsumsi langsung yaitu: untuk diolah menjadi barang lain atau untuk dijual kembali. Barang industri dapat

dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

1) Material and part

Merupakan barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi. Kelompok ini dibagi menjadi dua kelas yaitu bahan baku serta bahan jadi dan suku cadang.

2) Capital Items

Merupakan barang tahan lama (long Lasting) yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola produk jadi. Capital items dibagi menjadi dua kelompok yaitu instalasi (meliputi bangunan dan peralatan kantor).

3) Supplies and service

Merupakan barang yang tidak tahan lama serta jasa yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola keseluruhan produk jadi (1999:98-101).

D.    BARANG INDUSTRI

            Barang industry adalah barang barang yang dibeli untuk diproses lebih lanjut atau dipergunakan dalam menjalankan bisnis.

Ini artinya barang industry ini diproduksi untuk membuat barang lain untuk diproduksikan

Klasifikasi barang industri

1.               Barang suku cadang , yaitu barang barang yang seluruhnya masuk dalam produk jadi

2.               Barang modal yaitu barang barang berat atau barang modal

3.               Perbekalan dan pelayanan

4.               Keputusan produk dan jasa

Atribut Produk
Penetapanmerek
Kemasan
Pelabelan
Jasa pendukung produk

Gambar

Keputusan produk perseorangan

Penjelasan

E.     Atribut Produk

Produk akan berhasil apabila memiliki atribut-atribut yang sesuaidengan yang diharapkan oleh konsumen. Atribut produk menurut IndriyoGito Sumarno adalah “suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produkyang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dankeinginan yang diharapkan pembelinya” (1994:188).Atribut produk menurut Fandy Tjiptono adalah “unsur-unsur produkyang dipanndang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilankeputusan pembelian” (1999:103). Atribut produk secara umum meliputi:

a. Desain Produk

Indriyo Gito Sumarno menyatakan bahwa “desain atau bentukproduk merupakan atribut yang sangat penting untuk mempengaruhikonsumen agar mereka tertarik dan kemudian

membelinya”(2000:192). Dalam praktiknya kita dapat melihat bahwa desain produkdari merek tertentu, berbeda dengan desain produk yang sama namunmerek yang berbeda.

Mark Gobe menyatakan bahwa “desain produk yang baik harusdapat memberikan

pengalaman sentuhan yang menyenangkan bagipelanggan” (2005:7). Gobe meyakini bahwa “ dalam membeli sesuatukonsumen tidak hanya memerlukan infomasi mengenai produk,mereka cenderung menyentuh produk untuk proses evaluasi”

(2005:97).

b. Warna produk

Penglihatan merupakan indera yang utama bagi manusiia dalammengeksploitasi dan memahami dunia. Warna merupakan elemenpenting dalam desain grafis yang memiliki pengaruh besar terhadappenglihatan audiens. Pada suatu produk, warna adalah elemen pentingyang dilihat pertama kali oleh audiens. Warna juga merupakan halyang menjadi pertimbangan kualitas suatu produk.Marc Gobe menyatakan bahwa secara umum warna warnamemiliki efek psikologis atau emosi sebagai berikut:

1) Warna yang memiliki gelombang panjang berarti memprovokasi.

Warna-warna yang memiliki gelombang panjang antara lain warna merah dan kuning. Warna merah sebagai warna yang palingmerangsang, akan menarik perhatian mata lebih cepat dibandingwarna lain. Warna kuning, berada di tengah gelombang cahayayang dapat dideteksi oleh mata, karena warna kuning menjadiwarna yang paling cerah dan mudah menarik perhatian. Warnawarnaseperti ini cocok untuk produk-produk yang membutuhkanlebih seperti garis polisi.

2) Warna yang memiliki gelombang pendek berarti menenangkan,antara lain biru dan hiaju. Warna biru mempunyai sifat yangmenyegarkan dan memberi rasa rileks. Sedangkan warna hijaumemberi kesan sejuk dan alami (2005:84-85).

c. Merek

Merek menurut Philip Kotler dan A.B. Susanto (2001;575) adalah“nama, istilah, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari hal-haltersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasadari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dengan pesaing-pesaing”. David Baker dan Fandy Tjiptono (1999:105)menyatakan bahwa “merek berbeda dengan produk”. Produk adalah sesuatu yang dihasilkan oleh pabrik, sedang merek adalah sesuatu yang dibeli konsumen. Produk bisa lebih dengan mudah ditiiru pesaing,

sedang merek memiliki keunikan yang relative sukar ditiru atau dijiplak. Istilah merek (brand) mempunyai pengertian yang luas. The American Marketing Association dalam Basu Swastha merumuskan

sebagai berikut:

1) Brand adalah nama, istilah, symbol, atau desain atau kombinasi yang dimaksudkan untuk memberi tanda barang atau jasa dari seseorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang dihasilkan oleh pesaing.

2) Brand name terdiri atas kata-kata, huruf, dan atau angka-angka yang dapat diucapkan.

3) Brand mark adalah bagian dari merek yang dinyatakan dalam bentuk symbol,desain, atau warna atau huruf tertentu.

4) Trade mark adalah merek yang dilindungi oleh undang-undang karena sudah didaftarkan kepada pemerintah dan perusahaan mempunyai hak tunggal untuk menggunakannya (1984:135). Merek menurut Fandy Tjiptono memilki beberapa tujuan, yaitu:

1) Identitas. Merek bermanfaat untuk membedakan produk suat  perusahaan dengan produk pesaingnya. Merek juga bermanfaat untuk memudahkan konsumen mengenali produk saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.

2) Alat promosi. Merek bermanfaat sebagai alat daya tarik produk.

3) Membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas serta prestise tertentu kepada konsumen.

4) Mengendalikan pasar (1999:106).

Merek yang digunakan oleh suatu perusahaan tidak bisa sembarangan, karena merek dapat menentukan persepsi konsumen terhadap produk. Merek yang baik menurut Fandy Tjiptono harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:

1) Merek harus khas atau antik.

2) Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakaiannya.

3) Merek harus menggambarkan kualitas produk.

4) Merek harus mudah diucapkan, dikenali dan diingat.

5) Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produkproduk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk (1998:108).

d. Kemasan

Pengemasan (packaging) menurut Basu Swastha (1984:139) adalah “kegiatan-kegiatan umum dalam perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain dan pembuatan bungkus atau kemasan bagi suatu barang”. Fandy Tjiptono menyatakan bahwa: “pengemasan, berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk” (1999:106). Fandy Tjiptono menyatakan bahwa pemberian kemasan pada produk memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1) Pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya dan sebagainya.

2) Memberikan kemudahan dalam penggunaan (operation), misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang dan sebagainya.

3) Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali atau untuk wadah lain.

4) Memberi daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik, warna, bentuk maupun desainnya.

5) Identitas produk (image), misalnya berkesan kokoh, awet, lembut, dan mewah.

6) Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung dan ditangani.

7) Informasi (labelling), yaitu menyangkut isi, pemakaian dan kualitas.

8) Cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang (1999:106).

Pemberian kemasan suatu produk biasanya disertai strategi tertentu. Basu Swastha menyatakan bahwa kemasan produk meliputi masalah-masalah sebagai berikut:

1) Perubahan Bungkus

Perubahan bungkus suatu produk umumnya untuk melakukan perubahan produk, yaitu adanya penurunan penjualan dan usaha untuk memperluas pasar. Kemasan baru juga diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk promosi perusahaan.

2) Pembungkus Produk Line

Perusahaan kadang mengadakan pembungkusan untuk beberapa jenis barang dalam kelompok yang sama yang disebut pembungkusan kelompok (family packaging). Strategi ini sama dengan strategi merek kelompok.

3) Pembungkusan yang dapat digunakan lagi Strategi penggunaan bungkus kembali biasanya digunakan untuk mendorong pembelian ulang. Strategi ini banyak dipakai pada produk kebutuhan rumah tanga dan produk makanan.

4) Pembungkusan Ganda

Perusahaan yang menggunakan strategi ini memakai satu kemasan untuk membungkus beberapa satuan barang, seperti rokok, Iilin, dan kok ( l984:141).

e. Pemberian label

Label menurut Basu Swastha adalah “bagian dari sebuah barang yang berupaya keterangan (kata-kata) tentang barang tersebut atau penjualnya” (1984:44). Label bisa merupakan bagian dari kemasan atau merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan pada produk.

Misalnya tulisan “hanya untuk dewasa” pada kemasan obat. Stanton dalam Fandy Tjiptono membagi label menjadi tiga macam yaitu:

1) Brand Label, yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada kemasan.

2) Descriptive Label, yaitu label yang memberikan informasi objektif mengenai penggunaan, konstruksi/pembuatan, perawatan/perhatian dan kinerja produk serta karakteristik karakterisrik lainya yang berhubungan dengan produk

3) Grade Label, yaitu label yang mengidentifikasikan penilaian kualitas produk dengan huruf, angka atau kata (1990:107).

f. Harga produk

Harga menurut Basu Swastha adalah “jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya” (1990:65). Harga sering digunakan konsumen sebagai indikator penentuan

harga. Konsumen akan memilih barang yang harganya lebih murah, meski selisihnya sedikit untuk barang yang menurut memreka memiliki kualitas yang sama. Konsumen kadang juga memilih barang yang lebih mahal untuk jenis barang yang sama dengan mengharapkan

kualitas yang lebih. Pada umumnya perusahaan menentukan harga dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan dan keuntungan yang diharapkan, Basu Swastha menyatakan bahwa: “harga ditetapkan untuk mendapatkan laba maksimum, mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih, mencegah atau mengurangi persaingan dan mempertahankan atau memperbaiki market share” (1984:148-149).

g. Kualitas produk

 Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen dengan menawarkan produk yang berkualitas. Produk yang berkualitas adalah produk yang memiliki manfaat bagi konsumennya. Philip Kotler menyatakan bahwa: “kualitas adalah keseluruhan sifat serta ciri

dari suatu produk/pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/tersurat” (1997:24). MC. Cartny dan Philip Kotler menyatakan bahwa “kualitas merupakan salah satu atribut produk yang dipertimbangkan konsumen saat

memilih suatu produk” (1998:88) Fandy Tjiptono menyatakan ada beberapa faktor yang digunakaan untuk menilai kualitas produk, yaitu:

1) Kinerja (Performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli.

2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.

3) Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai.

4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang ditetapkan sebelumnya.

5) Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis produk.

6) Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi serta penangan keluhan yang memuaskan. Misalnya tersedia hotline service yang menangani keluhan pelanggan.

7) Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indra, misalnya: bentuk fisik dan warna yang menarik serta model/desain yang

artistik (1997:25-26).

g.                Saat ini produk apapun tidak lepas dari unsur jasa/pelayanan, baik

itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap. Produk inti umumnya sangat bervariasi, tetapi layanan pelengkapnya memiliki kesamaan. Fandy Tjiptono menyatakan bahwa layanan pelengkap terdiri dari: “informasi, konsultasi, order taking (pemesanan), hospitality (pelayanan), care taking (perhatian pada barang bawaan dan belanjaan), exceptions (permintaan khusus), billing (pengajuan rekening), dan pembayaran” (1999:98).

i. Jaminan

Jaminan menurut Fandy Tjiptono adalah “janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, dimana konsumen akan memberi ganti rugi bila produknya tidak dapat berfungsi seperti apa yang diinginkan/diharapkan” (1999:108).Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi, dan atau ganti rugi(uang kembali/produk ditukar). Jaminan sendiri ada yang bersifat tertulis dan ada pula yang tidak tertulis. Sekarang jaminan sering dimanfaatkan sebagai aspek promosi, terutama produk tahan lama.

BAB III

KESIMPULAN

Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen. Pemasaran merupakan suatu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para perusahaan baik itu perusahaan barang atau pun perusahaan jasa dalam rangka mengembangkan usahanya, untuk memperoleh laba, serta untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya tersebut.dalam pemasaran PENGEMBANGAN PRODUK BARU DAN DAUR HIDUP PRODUK sangat penting yang terdiri dari Pengertian Pengembangan Produk Baru ,Proses pengembangan Produk Baru ,Syarat keberhasilan pengembangan produk baru ,Stretegi Siklus Hidup Produk dan juga mengenai PRODUK DAN STRATEGI PENENTUAN MEREK juga sangat mempengaruhi dalam pemasaran yang diantaranya menyangkut  Pengertian produk ,Tingkat produk ,Klasifikasi produk ,Klasifikasi barang konsumsi ,Klasifikasi barang industry dan Keputusan produk dan jasa semuanya sangat mempengaruhi dalam hal pemasaran yang dilakukan seseorang individu maupn kelompok

Comments

Leave a Reply

Index