Makalah Konsep Lanjut Usia

11 min read

Konsep Lanjut Usia

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Perubahan normal ( alami ) tidak dihindari cepat dan lambatnya perubahan dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, sosial, ekonomi dan medik. Perubahan akan terlihat pada jaringan organ tubuh seperti: kulit menjadi kering dan keriput, rambut beruban dan rontok, penglihatan menurun sebagian dan menyeluruh, pendengaran juga berkurang, daya penciuman berkurang,tinggi badan menyusut karena proses ostoporosis yang berakibat badan bungkuk, tulang keropos masanya berkurang, kekuatan berkurang dan mudah patah, elastisitas jaringan paru berkurang, nafas menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ di dalam perut, dinding pembuluh darah menebal dan terjadi peningkatan tekanan darah, otot bekerja tidak efisien, terjadi penurunan fungsi organ reproduksi terutama ditemukan pada wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat terutama pada pria dan sexsualitas tidak selalu menurun Terjadi perubahan abnormal pada fisik lansia.

Perubahan fisik pada lansia dapat diperbaiki dan dapat dihilangkan melalui nasehat atau tindakan medik. Perubahan yang terjadi misalnya: katarak, kelainan sendi, kelainan prostat dan inkotenensia.

Upaya Mengatasi Permasalahan Kesehatan Lansia

Untuk mengatasi permasalahan kesehatan lansia, upaya yang dilakukan pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi :

a.       Upaya pembinaan kesehatan

b.      Upaya pelayanan kesehatan, meliputi: upaya promotif, upaya preventif, upaya diagnosa dini dan pengobatan, pencegahan kecacatan, upaya rehabilitatif, upaya perawatan dan upaya pelembagaan lanjut usia ( Setiabudhi,1999).

1.2.       Rumusan Masalah

Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia antara lain  (Setiabudhi,1999: 40 – 42):

1.    Permasalahan Umum :

·       Makin besarnya jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.

·       Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati.

·       Lahirnya kelompok masyarakat industri.

·       Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia.

·       Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.

2.    Permasalahan khusus :

·       Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental maupun sosial.

·       Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.

·       Rendahnya produktivitas kerja lansia.

·       Banyaknya lansia yang miskin, telantar dan cacat.

·       Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat individualistik.

·       Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan fisik lansia.

1.3.       Tujuan Penulisan

·      Untuk mengetahui konsep lansia

·      Untuk mengetahui apa saja kekurangan lansia

·      Untuk mengetahui fase-fase penuaan

BAB II

KONSEP LANJUT USIA (LANSIA)

2.1.    Definisi Lansia

·      Menurut UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000).

·      Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).

·      Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari (Azwar, 2006).

·      Menua secara normal dari system saraf didefinisikan sebagai perubahan oleh usia yang terjadi pada individu yang sehat bebas dari penyakit saraf “jelas” menua normal ditandai oleh perubahan gradual dan lambat laun dari fungsi-fungsi tertentu (Tjokronegroho Arjatmo dan Hendra Utama,1995).

·      Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides 1994). Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup (Nugroho Wahyudi, 2000).

2.2.    Batasan Lansia

·  Menurut WHO, batasan lansia meliputi:

1.    Usia Pertengahan (Middle Age), adalah usia antara 45-59 tahun

2.    Usia Lanjut (Elderly), adalah usia antara 60-74 tahun

3.    Usia Lanjut Tua (Old), adalah usia antara 75-90 tahun

4.    Usia Sangat Tua (Very Old), adalah usia 90 tahun keatas

Menurut Dra.Jos Masdani (psikolog UI)

·    Mengatakan lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi 4 bagian:

1.      Fase iuventus antara 25dan 40 tahun

2.      Verilitia antara 40 dan 50 tahun

3.      Fase praesenium antara 55 dan 65 tahun

4.      Fase senium antara 65 tahun hingga tutup usia

2.3.    Tipe-tipe Lansia

·  Pada umumnya lansia lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada tinggal bersama anaknya. Menurut Nugroho W ( 2000) adalah:

1.             Tipe Arif Bijaksana: Yaitu tipe kaya pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, ramah, rendah hati, menjadi panutan.

2.             Tipe Mandiri: Yaitu tipe bersifat selektif terhadap pekerjaan, mempunyai kegiatan.

3.             Tipe Tidak Puas: Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses penuaan yang menyebabkan hilangnya kecantikan, daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, jabatan, teman.

4.             Tipe Pasrah: Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik.

5.             Tipe Bingung: Yaitu lansia yang kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, pasif, dan kaget.

2.4.    Teori-teori Proses Penuaan

1.  Teori Biologi

·      Teori genetic dan mutasi (Somatik Mutatie Theory)

·      Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang terprogramoleh molekul-molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.

Teori radikal bebas

·       Tidak setabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan organik yang menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

Teori autoimun

·       Penurunan sistem limfosit T dan B mengakibatkan gangguan pada keseimbangan regulasi system imun (Corwin, 2001). Sel normal yang telah menua dianggap benda asing, sehingga sistem bereaksi untuk membentuk antibody yang menghancurkan sel tersebut. Selain itu atripu tymus juga turut sistem imunitas tubuh, akibatnya tubuh tidak mampu melawan organisme pathogen yang masuk kedalam tubuh.Teori meyakini menua terjadi berhubungan dengan peningkatan produk autoantibodi.

Teori stress

·       Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan lingkungan internal, dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.

Teori telomer

·       Dalam pembelahan sel, DNA membelah denga satu arah. Setiap pembelaan akan menyebabkan panjang ujung telomere berkurang panjangnya saat memutuskan duplikat kromosom, makin sering sel membelah, makin cepat telomer itu memendek dan akhirnya tidak mampu membelah lagi.

Teori apoptosis

·       Teori ini disebut juga teori bunuh diri (Comnit Suitalic) sel jika lingkungannya berubah, secara fisiologis program bunuh diri ini diperlukan pada perkembangan persarapan dan juga diperlukan untuk merusak sistem program prolifirasi sel tumor. Pada teori ini lingkumgan yang berubah, termasuk didalamnya oleh karna stres dan hormon tubuh yang berkurang konsentrasinya akan memacu apoptosis diberbagai organ tubuh.

2. Teori Kejiwaan Sosial

·      Aktifitas atau kegiatan (Activity theory)

·      Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut bnyak kegiatan social.

     Keperibadian lanjut (Continuity theory)

·       Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi tipe personality yang dimilikinya.

Teori pembebasan (Disengagement theory)

·       Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas.

3. Teori Lingkungan

·       Exposure theory: Paparan sinar matahari dapat mengakibatkat percepatan proses penuaan.

·       Radiasi theory: Radiasi sinar y, sinar xdan ultrafiolet dari alat-alat medis memudahkan sel mengalami denaturasi protein dan mutasi DNA.

·       Polution theory: Udara, air dan tanah yang tercemar polusi mengandung subtansi kimia, yang mempengaruhi kondisi epigenetik yang dpat mempercepat proses penuaan.

·       Stress theory: Stres fisik maupun psikis meningkatkan kadar kortisol dalam darah. Kondisi stres yang terus menerus dapat mempercepat proses penuaan.

Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

·       Banyak kemampuan berkurang pada saat orang bertambah tua. Dari ujung rambut sampai ujung kaki mengalami perubahan dengan makin bertambahnya umur. Menurut Nugroho (2000) perubahan yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut:

3. Perubahan Fisik

Sel

·  Jumlahnya menjadi sedikit, ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra seluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati, jumlah sel otak menurun, terganggunya mekanisme perbaikan sel.

Sistem Persyarafan

·  Respon menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun, berat otak menurun 10-20%, mengecilnya syaraf panca indra sehingga mengakibatkan berkurangnya respon penglihatan dan pendengaran, mengecilnya syaraf penciuman dan perasa, lebih sensitive terhadap suhu, ketahanan tubuh terhadap dingin rendah, kurang sensitive terhadap sentuhan.

Sistem Penglihatan.

·  Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, pupil timbul sklerosis, daya membedakan warna menurun.

Sistem Pendengaran.

·  Hilangnya atau turunnya daya pendengaran, terutama pada bunyi suara atau nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun, membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.

Sistem Cardiovaskuler.

·  Katup jantung menebal dan menjadi kaku,Kemampuan jantung menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, kehilangan sensitivitas dan elastisitas pembuluh darah: kurang efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi perubahan posisidari tidur ke duduk (duduk ke berdiri)bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65mmHg dan tekanan darah meninggi akibat meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer, sistole normal ±170 mmHg, diastole normal ± 95 mmHg.

Sistem pengaturan temperatur tubuh

·  Pada pengaturan suhu hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu thermostat yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi beberapa factor yang mempengaruhinya yang sering ditemukan antara lain: Temperatur tubuh menurun, keterbatasan reflek menggigildan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.

Sistem Respirasi.

·  Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman nafas turun. Kemampuan batuk menurun (menurunnya aktifitas silia), O2 arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO2 arteri tidak berganti.

Sistem Gastrointestinal.

·  Banyak gigi yang tanggal, sensitifitas indra pengecap menurun, pelebaran esophagus, rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan menurun, peristaltik lemah, dan sering timbul konstipasi, fungsi absorbsi menurun.

Sistem Genitourinaria.

·  Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan kapasitasnya menurun sampai 200 mg, frekuensi BAK meningkat, pada wanita sering terjadi atrofi vulva, selaput lendir mongering, elastisitas jaringan menurun dan disertai penurunan frekuensi seksual intercrouse berefek pada seks sekunder.

Sistem Endokrin.

·  Produksi hampir semua hormon menurun (ACTH, TSH, FSH, LH), penurunan sekresi hormone kelamin misalnya: estrogen, progesterone, dan testoteron.

Sistem Kulit.

·  Kulit menjadi keriput dan mengkerut karena kehilangan proses keratinisasi dan kehilangan jaringan lemak, berkurangnya elastisitas akibat penurunan cairan dan vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya, perubahan pada bentuk sel epidermis.

System Muskuloskeletal.

·  Tulang kehilangan cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan tulang, persendian membesar dan kaku, tendon mengkerut dan mengalami sclerosis, atropi serabut otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot mudah kram dan tremor.

Perubahan Mental

·  Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah:

1.         Perubahan fisik.

2.         Kesehatan umum.

3.         Tingkat pendidikan.

4.         Hereditas.

5.         Lingkungan.

6.         Perubahan kepribadian yang drastis namun jarang terjadi misalnya kekakuan sikap.

7.         Kenangan, kenangan jangka pendek yang terjadi 0-10 menit.

8.         Kenangan lama tidak berubah.

9.         Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, berkurangnya penampilan, persepsi, dan ketrampilan, psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan karena tekanan dari factor waktu.

Perubahan Psikososial

·  Perubahan lain adalah adanya perubahan psikososial yang menyebabkan rasa tidak aman, takut, merasa penyakit selalu mengancam sering bingung panic dan depresif.

·       Hal ini disebabkan antara lain karena ketergantungan fisik dan sosioekonomi.

·       Pensiunan, kehilangan financial, pendapatan berkurang, kehilangan status, teman atau relasi

·       Sadar akan datangnya kematian.

·       Perubahan dalam cara hidup, kemampuan gerak sempit.

·       Ekonomi akibat perhentian jabatan, biaya hidup tinggi.

·       Penyakit kronis.

·       Kesepian, pengasingan dari lingkungan social.

·       Gangguan syaraf panca indra.

·       Gizi

·       Kehilangan teman dan keluarga.

·       Berkurangnya kekuatan fisik.

Menurut Hernawati Ina MPH (2006) perubahan pada lansia ada 3 yaitu perubahan biologis, psikologis, sosiologis.

(1). Perubahan biologis meliputi :

·       Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah mengakibatkan jumlah cairan tubuh juga berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-garis yang menetap.

·       Penurunan indra penglihatan akibat katarak pada usia lanjut sehingga dihubungkan dengan kekurangan vitamin A vitamin C dan asam folat, sedangkan gangguan pada indera pengecap yang dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn dapat menurunkan nafsu makan, penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.

·       Dengan banyaknya gigi geligih yang sudah tanggal mengakibatkan ganguan fungsi mengunyah yang berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.

·       Penurunan mobilitas usus menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung nyeri yang menurunkan nafsu makan usia lanjut. Penurunan mobilitas usus dapat juga menyebabkan susah buang air besar yang dapat menyebabkan wasir .

·       Kemampuan motorik yang menurun selain menyebabkan usia lanjut menjadi lanbat kurang aktif dan kesulitan untuk menyuap makanan dapat mengganggu aktivitas/ kegiatan sehari-hari.

·       Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek melambatkan proses informasi, kesulitan berbahasa kesultan mengenal benda-benda kegagalan melakukan aktivitas bertujuan apraksia dan ganguan dalam menyusun rencana mengatur sesuatu mengurutkan daya abstraksi yang mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun.

·       Akibat penurunan kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga berkurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran nutrisi sampai dapat terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.

·       Incotenensia urine diluar kesadaran merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut yang mengalami IU sering kali mengurangi minum yang mengakibatkan dehidrasi.

(2). Kemunduran psikologis

·  Pada usia lanjut juga terjadi yaitu ketidak mampuan untuk mengadakan penyesuaian–penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya antara lain sindroma lepas jabatan sedih yang berkepanjangan.

(3). Kemunduran sosiologi

·  Pada usia lanjut sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pemahaman usia lanjut itu atas dirinya sendiri. Status social seseorang sangat penting bagi kepribadiannya di dalam pekerjaan. Perubahan status social usia lanjut akan membawa akibat bagi yang bersangkutan dan perlu dihadapi dengan persiapan yang baik dalam menghadapi perubahan tersebut aspek social ini sebaiknya diketahui oleh usia lanjut sedini mungkin sehingga dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Perawatan Lansia

·  Perawatan pada lansia dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan yaitu:

Pendekatan Psikis.

·  Perawat punya peran penting untuk mengadakan edukatif yang berperan sebagai support system, interpreter dan sebagai sahabat akrab.

Pendekatan Sosial.

·  Perawat mengadakan diskusi dan tukar pikiran, serta bercerita, memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan klien lansia, rekreasi, menonton televise, perawat harus mengadakan kontak sesama mereka, menanamkan rasa persaudaraan.

Pendekatan Spiritual.

·  Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan dan Agama yang dianut lansia, terutama bila lansia dalam keadaan sakit.

BAB III

PENUTUP

3.1.    Kesimpulan

Berkurangnya tinggi badan dan BB, bertambahnya fat – to – lean body mass ratio dan berkurangnya cairan tubuh

Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya cairan adiposa, kulit pecah, dan terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran darah ke kulit dan menurunnya sel-sel yang memproduksi pigmen, kuku pada jaringan tangan dan kaki menjadi tabal dan rapuh, pada wanita usia > 60 tahun rambut wajah meningkat, rambut menipis dan botak dan warna kelabu, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya dan fungsi kulit sebagai proteksi menurun.

Produksi hampri semua hormon menurun, fungsi pharatyroid dan sekresinya tidakberubah, berkurangnya ACTH, FSH, TSH, LH, menurunnya aktivitas tyroid akibatnya basal metabolisme menurun, menurunnya produksi aldosterone, estrogen dan bertembahnya insulin, parathormon, vasopresin, berkurangnya kridotironin, psikomotor melambat.

Selaput lendir vagina menurun atau kering, menciutnya ovari dan uterus, atropi payudara, testis masih dapat memproduksi meskpun adanya penurunan secara berangsur-angsur dan dorong sek menetap sampai diatas usia 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik, penghentian produksi ovum pada saat menopause.

Menurunnya kemampuan melakukan pengecapan dan sensitivitas terhadap 4 rasa menurun : gula, garam, mentega, asam setelah usia 50 tahun.

3.2.    Saran

Akibat perkembangan usia, masa lansia mengalami perubahan bersifat universal dan menuntut lansia untuk beradaptasi,secara terus menerus.

Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.

DAFTAR PUSTAKA

  • Almatsier, S.2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC
  • Arikunto, S.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta.
  • Arikunto,S.2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Yogyakarta:Rineka Cipta.
  • Azwar, A.2006. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Depkes: Jawa Timur
  • Darmawan. 2008.Lansia Sebaiknya Jangan Kelebihan atau Kekurangan gizi.www. Keluarga Berencana & Kependudukan.com tanggal 5 januari 2009 jam 14.00.
  • Darmojo, dkk.2006. Geriatri Ilmu Usia Lanjut.FKUI:Jakarta
  • Alimul, AH..2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba medika : Jakarta
  • Hermana.2006. Trik Menjaga Stamina di Usia Lanjut. http://www.infosehat.go.id, diperoleh tanggal 3 januari 2009 jam 15.17
  • Hernawati, I. 2006. Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut Untuk Tenaga,Kesehatan.Depkes:Jakarta
  • Hudak ; Gallo. 1998. Ilmu Keperawatan Kritis. Vol 1. Jakarta: EGC
  • Hutapea, Ronald. 2005. Sehat dan Ceria Diusia Senja. PT Rhineka Cipta: Jakarta
  • Maryam, S dkk, 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya .Salemba Medika:Jakarta
  • Nasrul, E.1998.Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2.Jakarta:EGC
  • The Gau’ 2011 : www.muhsakirmsg.blogspot.com/ Konsep Lanjut Usia/html.

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply