Makalah Konsep Diri

7 min read

Konsep Diri

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang evaluasi dirinya sendiri. Konsep diri merupakan potret diri secara mental , yamg dapat berubah yakni bagaimana seseorang melihat, menilai dan menyikapi dirinya sendiri.Konsep diri tumbuh dari interaksi social dalam lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan individu. Konsep diri memiliki dimensi yaitu pengetahuan tentang diri sendiri, penghargaan terhadap diri, dan penilaian terhadap diri sendiri.Konsep diri menjadi bagian penting dari kepribadian seseorang dalam bersikap dan berperilaku. Bila dalam diri seseorang dapat menerima dirinya apa adanya dengan segala kekuatan dan kelemahannya serta memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, berarti menunujukkan bahwa ia memiliki konsep diri yang positif Fitts, 1971).

B. Tujuan

  1. Untuk mengetahui pengertian konsep diri.
  2. Untuk mengetahui komponen-komponen  konsep diri.
  3. Untuk mengetahui Jenis-jenis konsep diri.
  4. Untuk mengetahui teori konsep diri.
  5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri.

C.      RUMUSAN MASALAH

1.      Apakah pengertian konsep diri ?

2.      Bagaiman komponen-komponen konsep diri?

3.      Apa sajakah jenis-jenis konsep diri?

4.      Bagaimana teori konsep diri ?

5.      Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi konsep diri ?

BAB II

PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN KONSEP DIRI

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998). Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual ( Beck, Willian dan Rawlin, 1986). Konsep diri adalah merefleksikan pengalaman interaksi sosial, sensasinya juga didasarkan bagaimana orang lain memandangnya ( Potter& Perry ,1993)

Beck William Rowles (1993), mendefinisikan konsep diri sebagai cara memandang individu terhadap diri secara utuh baik fisik, emosi, intelektual, sosial & spiritual.Secara umum, konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dalam berhubungan dengan orang lain.

B.       KOMPONEN-KOMPONEN KONSEP DIRI

Konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga Diri (Self esteem), Peran Diri (Self Rool) dan Identitas Diri (self idencity).

a. Citra Tubuh (Body Image)

Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman baru.Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan keterbatasan mereka. Body image (citra tubuh) dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu ataupun bulan tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, stuktur dan fungsi (Potter & Perry, 2005).

b. Ideal Diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial di masyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuan menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung.Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak dipengaruhi oleh orang yang dekat dengan dirinya yang memberikan harapan atau tuntunan tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dari dasar ideal diri. Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab.

c. Harga Diri

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya (Keliat BA, 2005).Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Harga diri akan sangat mengancam pada saat pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya sendiri.

d. Peran Diri

Peran diri adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial.Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur kehidupannya.Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.

e. Identitas Diri

Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan orang lain. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya konsep diri.Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri.

C.      JENIS-JENIS KONSEP DIRI

Konsep diri dapat dibedakan menjadi dua yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif, yang mana keduanya memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda antara ciri karakteristik konsep diri positif dan karakteristik konsep diri yang negative.

1.      Konsep Diri Positif

Individu yang memiliki konsep diri positif akan bersikap optimis, percaya diri sendiri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami. Kegagalan tidak dipandang sebagai akhir segalanya, namun dijadikan sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah kedepan. Individu yang memiliki konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya sendiri dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.

Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah :

a.         Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

b.         Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.

c.         Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.

d.        Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh masyarakat.   

e.         Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.

Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri.Kualitas ini lebih mengarah kekerendahan hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan.Orang yang mengenal dirinya dengan baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri yang positif.

2.      Konsep Diri Negatif

Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu ini akan cenderung bersikap psimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Individu yang memiliki konsep diri negatif akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika ia mengalami kegagalan akan menyalahkan diri sendiri maupun menyalahkan orang lain.

Tanda-Tanda individu yang memiliki konsep diri negatif adalah :

a.       Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah marah atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi dari individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru.

b.       Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Buat orang seperti ini, segala macam embel-embel yang menjunjung harga dirinya menjadi pusat perhatian. Bersamaan dengan kesenangannya terhadap pujian, merekapun hiperkritis terhadap orang lain.

c.       Cenderung bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.

d.      Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan, berarti individu tersebut merasa rendah diri atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi (bermusuhan).

e.         Bersikap psimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.

D.      TEORI KONSEP DIRI

3 Teori untuk mengetahui latar belakang sikap, perilaku dan asumsi individu :

1.      Psikodinamika

Berasal dari Sigmund Freud, asal kata Psiche: pikiran, namun mencakup perasaan, pengalaman masa lalu, roh dan jiwa.Kata Dinamic: mengacu pada pandangan bahwa psikis individu bersifat dinamis, tidak statis.

Teori dasar Freud menekankan pada dorongan insting dari individu untuk melakukan hubungan, baik internal maupun eksternal.Hal ini menunjukkan bahwa gaya komunikasi kita dengan orang lain sangat dipengaruhi oleh bagaimana kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri.

2.      Teori Behavioris / Perilaku

Menurut John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian.Hubungan berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku.Rangkaian kompleks perilaku meliputi; pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi dan pembelajaran.Skinner (1938); Teori Operant Conditioning, Organisme akan membuat hubungan dengan stimulus dan respon  serta hasil yang akan didapatkan bisa positif ataupun negatif.

3.      Teori Humanistik

a.       Maslow (1954), hirarki kebutuhan manusia, harus dipenuhi untuk mengembangkan potensi dalam diri manusia.

b.      Carls Rogers, manusia memiliki dorongan dari dalam diri untuk berkembang dan bertumbuh menuju kematangan, yang akan menyebabkan individu mampu mengaktualisasikan kapasitas (potensi) yang dimilikinya.

4 Prinsip Teori Humanistik ( Atkinson, 1990) :

·         Manusia; central interest, menekankan bahwa manusia bukan semata-mata objek yg berespon terhadap lingkungan ketika diberikan penghargaan (reinforcement), namun manusia adalah makhluk dinamis yang mampu membentuk lingkungannya dan mampu berespon terhadap lingkungannya itu.

·         Perilaku manusia adalah aspek yang penting untuk diselidiki, manusia memiliki kemampuan untuk memilih dan memiliki kreativitas.

·         Subjektivitas lebih penting dari pada Objektivitas. Pengalaman manusia dan subjektivitas lebih penting dari pada objektivitas.

·         Nilai Kemanusiaan, pandangan tentang manusia terletak pada

·         integritas dan keunikan manusia.

E.       FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu :

1.      Tingkat perkembangan dan kematangan ;

2.      Budaya;

3.      Sumber eksternal dan internal;

4.      Pengalaman sukses atau gagal;

5.      Sterssor;

6.      Usia, keadaan sakit atau trauma.

BAB III

PENUTUP

A.      KESIMPULAN

Pada hirarki dalam kebutuhan Maslow dinyatakan bahwa tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan manusia adalah tercapainya aktualisasi diri dan untuk mencapai aktualisasi diri diperlukan konsep diri yang sehat. Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri mulai berkembang secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.

B.       SARAN

Untuk konsep diri rendah sebaiknya :

1.      Hayalkan suatu perilaku/kegiatan tentang pencapaian suatu usaha yang berhasil.

2.    Tetapkan tujuan jangka pepndek dari usaha anda dan susun rencana kegiatan harian.

3.    Cari orang lain untuk menyusun/mengoreksi rencana usaha anda.

4.    Minta umpan balik (penilaian dan saran ) orang lain

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna, Dkk. 2005 .Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Stuart, Gail & Sundeen, Sandra. 2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Laporan Praktikum Kimia Dasar I Reaksi-Reaksi Kimia

Reaksi-Reaksi Kimia A. Tujuan Percobaan Memperajari sifat-sifat kimia suatu zat melalui reaksi-reaksi kimia. B. Dasar Teori Reaksi kimia merupakan reaksi senyawa dalam larutan (air). Perubahan...
Ananda Dwi Putri
16 min read

Apa perbedaan Bilangan Nyata Dengan Imajiner?

Bilangan nyata adalah bilangan yang sesuai dengan namanya. Kebalikan dengan bilangan khayal, bilangan nyata mewakili nilai sebenarnya tidak berputa-pura atau berkhayal. Bilangan nyata yang merupakan...
Ahmad Dahlan
34 sec read

Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Sistem Pneumatik

A.      Keuntungan Menggunakan Pneumatik Penggunaan udara kempa dalam sistim pneumatik memiliki beberapa keuntungan antara lain dapat disebutkan berikut ini :     • Ketersediaan yang tak...
Ahmad Dahlan
1 min read

Leave a Reply