Daftar isi
Kapitalisme dan Komunisme
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kapitalisme dan komunisme adalah dua hal yang sangat mempengaruhi masyarakat dunia yang sampai sekarang diterapkan oleh beberapa negara besar di dunia. Lahirnya kapitalisme industry terjadi secara berangsur-asur seperti lahirnya farmer (pengusaha pertanian), banyak tukang gilde kecil dan pengusaha kerajinan tangan kecil, bahkan buruh-buruh upahan telah berubah menjadi kapitalisme.
Dalam masa kanak-kanak produksi kapitalis, sering terjadi masalah kanak-kanak dari kota-kota abad pertengahan. Dimana masalah yang siapa akan menjadi majikan dan siapa yang akan menjadi budak, yakni sebagian besar ditentukan oleh siapa yang lari terlebih dahulu. Kapitalisme yang diciptakan pada abad pertengahan ini tidak sesuai dengan kebutuhan pasar yang diciptakan oleh penemuan pada abad ke-15, tetapi abad pertengahan mewariskan dua metode yang berbeda yakni kapital riba dan kapital dagang.Sistem perekonomian kapitalisme muncul dan semakin dominan sejak peralihan zaman feodal ke zaman modern. Kapitalisme seperti penemuan Karl Max menjadi sistem yang dipraktekan di dunia bermula dipenghujung abad XIV dan awal abad XV.
Kelahiran kapitalisme ini dibidani oleh tiga tokoh besar, yaitu Martin Luther yang memberi dasar-dasar teosofik, Binjamin Franklin yang memberi dasar-dasar filosofik, dan Adam Smith yang memberikan dasar-dasar ekonominya. Dalam teori Martin Luther bahwa dia menentang adanya kenyataan praktek pengampunan dosa yang diberlakukan oleh gereja Roma. Kemudian ia meletakkan ajaran dasarnya, yaitu: “manusia menurut kodratnya menjadi suram karena dosa-dosanya dan semata-mata lewat perbuatan dan karya yang lebih baik saja mereka dapat menyelamatkan dirinya dari kutukan abadi”.Sedangkan bagi Benjamin Franklin dalam dasar-dasar filosofik yang diberikannya mengajak orang untuk bekerja keras mengakumulasi modal atas usahanya sendiri. Kemudian Franklin mengamanatkan: “waktu adalah uang”. Bagi Adam Smith dalam dasar-dasar ekonominya lebih mengongkritkan spirit kapitalismenya dalam sebuah konsep sebagai mekanisme pasar. Banyak pakar memberikan penjelasan bahwa kapitalisme sebagai perekonomian dunia baru dimulai sejak abad XVI. Menurut Dudley Dillard pada zaman kuno sebenarnya sudah terdapat model-model ekonomi yang merupakan cikal bakal kapitalisme. Sedangkan komunisme menurut para ahli di dunia memiliki pendapatnya sendiri, komunisme merupakan sebuah ideology.
Penganut paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik. Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap paham kapitalisme di awal abad ke-19, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimanakah Asal Usul Hubungan Produksi Kapitalis?
- Bagaimana Perkembangan Kapitalisme?
- Bagaimana Ide dari Sebuah Komunisme?
- Bagaimanakah Arti Lambang dari Komunisme
C. Tujuan
- Menjelaskan adanya asal usul hubungan produksi kapitalisme
- Menjelaskan adanya perkembangan kapitalisme
- Menjelaskan ide yang tertera dalam sebuah komunisme
- Menjelaskan sejarah singkat arti dalam lambang komunisme
Bab II. Pembahasan
a) Asal Usul Hubungan Produksi Kapitalis
Ciri Kapitalisme
Di dalam model kepemilikan kapitalis, kepemilikan atas sarana produksi bersifat formal absolut. Seseorang yang secara hukum sah diakui sebagai pemilik suatu bidang tanah tetap akan menjadi pemilik meski dia sendiri tidak mengolah lahan itu atau malah tidak mengolahnya sama sekali bertahun-tahun. Di dalam corak pengorganisasian kerja berbasiskan hubungan perupetian, tenaga kerja terutama diorganisasi melalui hubungan perhambaan atau perbudakan. Perhambaan atau perbudakan terbentuk dari hasil penaklukan dan penguasaan dengan kekerasan sekelompok orang atas sekelompok orang lainnya. Seperti masyarakat berkelas lainnya, ciri pokok masyarakat kapitalis ialah keterpilahan sosial-ekonominya ke dalam kelas-kelas sosial : antara kelas pemilik sarana produksi dan kelas tanpa sarana produksi. Untuk bisa mendapatkan manfaat dari sarana produksi dan memenuhi kebutuhan hidupnya, golongan tanpa sarana produksi harus menjual satu-satunya yang masih tersisa dari kehidupan mereka, yakni tenaga kerja kepada golongan pemilik sarana produksi yang memerlukan tenaga kerja orang lain untuk mengoperasikan sarana produksi miliknya dalam rangka memperbanyak kekayaannya sendiri. Dengan menjual tenaga kerjanya, golongan tanpa sarana produksi mendapatkan upah. Dengan upah inilah kemudian mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi, secara antropologis, perekonomian kapitalis memerlukan suatu kondisi sosial yang khusus berupa terlembaganya jual beli tenaga kerja.
Komodifikasi Tanah dan Tenaga KerjaAntropolog Marvin Harris berpendapat bahwa salah satu ciri mendasar kapitalisme ialah komodifikasi hampir semua barang dan jasa, termasuk tanah dan tenaga kerja. Max Weber, sisiolog Jerman pernah menyatakan bahwa tanpa golongan orang yang mengandalkan hidupnya dari menjual tenaga kerja, suatu perekonomian belum bisa dikatakan kapitalisme meski mungkin saja di dalamnya kegiatan produksi komoditi, pasar, dan dorongan pencarian keuntungan menjadi unsur pentingnya. Weber juga menegaskan bukan sekedar adanya orang-orang yang hidup dari menjual tenaga kerjanya, tetapi juga “yang bisa dipekerjakan secara murah di pasar tenaga kerja merupakan sesuatu yang perlu untuk perkembangan kapitalisme”.
Mulai akhir abad ke-16, di Eropa bagian barat, terutama Inggris, seiring dengan runtuhnya perekonomian feodal dan berkembangnya industri di wilayah perkotaan, berlangsung proses pemisahan produsen langsung dari sarana produksinya di wilayah pedesaan. Kaum tani diusir dan tidak lagi bisa memanfaatkan lahan garapan. Di banyak penjuru pedesaan Inggris, lahan-lahan garapan foedal, termasuk di dalamnya lahan-lahan bersama yang disebut commons, dipagari, dikapling-kapling, dan disahakan menjadi milik pribadi golongan elite. Perampasan-perampasan ini didukung perundang-undangan yang dibuat oleh wakil-wakil golongan elite di parlemen. Dengan dukungan legal, golongan elite bisa mengelola lahan-lahan rampasan itu secara kapitalistik. Entah dengan mengelola usaha pertanian yang memproduksi barang komoditi yang diperlukan industri atau menyewakannya kepada pebisnis perkotaan yang sedang terbentuk dan sedang giat-giatnya mengembangkan peternakan domba untuk produksi wol. Memang saat itu hingga menjelang akhir abad ke-18, banyak kaum borjuis Inggris sedang berlomba-lomba memperluas cakupan operasi produksi usahanya demi ekspor komoditi terpenting Inggris di awal kapitalisme itu ke pasar dunia.Petani-petani foedal yang sebelumnya tinggal dan hidup dari lahan-lahan garapan harus memilih hengkang atau dituduh pembangkang hukum. Tidak ada lagi pintu untuk kepemilikan berdasarkan kerja. Orang bisa memiliki lahan tanpa menggarapnya. Orang bisa memiliki hasil dari lahan tanpa menggarapnya. Orang bisa memiliki hasil dari lahan dengan mengambil hasil kerja orang lain. Semua jenis lahan yang secara hukum tertulis menjadi milik seseorang, meskipun bukan berasal dari upayanya menggarap, tidak bisa lagi dimanfaatkan oleh mereka yang bisa menggarapnya. Proses pengkaplingan lahan dengan model kepemilikan absolut khas borjuis beserta pengusiran kaum tani penggarap darinya ini di dalam sejarah Inggris kemudian dikenaEnclosure Enclosure.ProletarisasiPemisahan petani dari lahan garapan dilakukan dengan pengusiran, perampasan, dan perampokan yang disahkan oleh peraturan resmi. Selama puluhan tahun proses ini menggusur ratusan ribu orang dari pedesaan. Dari sana mereka berduyun-duyun memasuki gerbang dunia industri sebagai buruh-buruh upahan di pabrik-pabrik kalitalis yang mulai bertumbuh di akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Di Inggris, kampung halaman revolusi industri, pengkaplingan dan penggusuran kaum tani ini disebut juga dengan masa proletarisasi masal. Di Inggris, ada Bill of Inclosure of Commons. Dengan bekal peraturan ini, gololngan borjuis dan kaum elite berjuang mengkaplingi lahan-lahan pertanian di seluruh penjuru Inggris. Dengan begitu mereka bisa menegakkan pilar-pilar tatanan kapitalis secara sah dan meyakinkan. Selain itu ada pula Bill of Reform yang terbit pada 1832 dan Poor Law Amandement yang terbit 1834. Kedua undang-undang ini membantu membrangus semua wujud terakhir peternalisme feodal dan melepaskan kaum miskin di segenap penjuru Inggris dari ikatan tradisional, termasuk dari perlindungan jaminan sosial.Kedua kebijaksanaan tersebut merupakan kunci paripurnanya penciptaan pasar tenaga kerja. Karena yang pertama, setelah terusir dari lahan-lahan garapan, mereka tidak bisa lagi menghasilkan sarana hidup sendiri dan tidak bisa menghasilkan makanannya sendiri. Kedua, mereka juga tidak bisa mendapat bantuan dari berbagai bentuk bantuan dan jaminan hidup tradisional. Apabila mereka berbondong-bondong mengalir ke perkotaan untuk mencari makan sementara pabrik-pabrik modern baru saja memulai peran sejarahnya, sesuai hukum penawaran dan permintaan bahwa buruh boleh diupah serendah mungkin. Dan itulah yang memang terjadi. Itulah sebabnya muncul paradoks abad ke-19 : terjadi peningkatan luar biasa dalam produksi barang (Inggris pada waktu itu pengekspor terbesar hampir semua komoditi penting dunia : batubara, besi cetakan, wol, dan garmen) dan timbunan kemakmuran yang dinikmati golongan elite. Sementara itu banyak kasus kemiskinan brutal, kelaparan, cacat kecelakaan kerja, dan mati muda di kalangan kelas pekerja. Tidak hanya di tempat kerja, brutalnya keadaan kaum pekerja Inggris juga tergambar dari kondisi tempat tinggal mereka. Karena kemiskinan dan pengangguran diskriminalisasi, maka kaum pekerja harus bersedia bekerja dengan upah betapapun rendahnya dan dengan kondisi hidup betapapun brutalnya di bedeng-bedeng kumuh sekitaran pabrik.
b) Perkembangan kapitalisme
Kapitalisme sebagai sistem perekonomian dunia terikat erat dengan kolonialisme. Pada zaman kolonialisme ini akumulasi modal yang terkonsentrasi di Eropa (Inggris) didistribusikan ke penjuru dunia, yang menghadirkan segenap kemiskinan di wilayah jajahannya. Banyak pakar memberikan penjelasan bahwa kapitalisme sebagai perekonomian dunia baru dimulai sejak abad XVI. Menurut Dudley Dillard pada zaman kuno sebenarnya sudah terdapat model-model ekonomi yang merupakan cikal bakal kapitalisme. Secara kronologis dalam tahapan sejarah perkembangannya, kapitalisme dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Kapitalisme Awal (1500-1750)
Kapitalisme untuk periode ini masih mendasarkan pada pemenuhan kebutuhan pokok yang ditandai dengan kehadiran industry sandang di Inggris sejak abad XIV-XVIII. Menurut studi Russel, Modes of Productions individu World dan History London dan New York, Routledge, 1988, menjelaskan bahwa kapitalisme pada fase ini tidak bisa tidak menyebut bahwa eropa dan inggris abad ke-XII adalah sebagai lokasi awal perkembangan kapitalisme. Russel menunjuk wilayah perkotaan untuk mencontohkan bahwa saudagar kapitalis menjual barang-barang produksi mereka dalam suatu perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya. Mula-mula mereka hanya menjual barang kepada teman sesama saudagar perjalanan. Kegiatan ini kemudian berkembang menjadi perdagangan publik.
b. Kaptalisme Klasik (1750-1914)
Pada fase ini terjadi pergeseran perilaku para kapitalis yang semula hanya perdagangan public, ke wilayah yang mempunyai jangkauan lebih luas yaitu industry. Tranformasi dari dominasi modal perdagangan ke dominasi modal industry yang seperti itu merupakan ciri revolusi industry di Inggris. Akumulasi capital yang terus menerus membengkak selama dua atau tiga abad mulai menunjukkan hasil yang baik pada abad XVIII. Kapitalisme mulai menjadi penggerak bagi perubahan teknologi karena akumulasi modal memungkinkan penggunaan berbagai inovasi. Tepat pada fase ini kapitalisme mulai menempatkan dasarnya yaitu laisez-faire, laissez-passer, sebagai doktrin mutlak Adam Smith. Dillard menerangkan bahwa perkembangan kapitalisme pada fase kedua ini semata-mata mengunakan argumentasi ekonomis. Kesuksesan ekonomis berimbas pada kesuksesan dibidang politik, yaitu hubungan antara kapitalis dan negara. Proses ini menguntungkan kapitalisme terutama pada penentuan gaya eksplorasi, eksploitasi dan perluasan darah kekuasaan daerah sebagai lahan distribusi produksi.
c. Kapitalisme Lanjut (Pasca 1914)
Kapitalisme lanjut dijelaskan mulai berkembang sejak abad XIX, tepatnya tahun 1914, Perang Dunia I sebagai momentum utama. Abad XX ditandai oleh perkembangan kapitalisme yang sudah tidak lagi bisa disebut sebagai kapitalisme tradisional. Kapitalisme fase lanjut sebagai peristiwa penting ini ditandai paling tidak oleh tiga momentum, 1) pergeseran dominasi modal dari Eropa ke Amerika, 2) bangkitnya kesadaran bangsa-bangsa di Asia dan Afrika terhadap kolonialisme Eropa sebagai akses dari kapitalis klasik, yang kemudian memanifestasikan kesadaran tersebut dengan perlawanan, 3) revolusi bolzhevik Rusia yang berhasrat meluluhlantakan institusi fundamental kapitalisme yang berupa pemilikan kapital secara individu atas penguasaan sarana produksi, struktur kelas sosial, bentuk pemerintahan dan kemapanan agama. Dari sana kemudian muncul ideologi tandingan, yaitu komunisme. Para kapitalis sesungguhnya bukanlah institusi negara, melainkan para pengusaha bermodal besar. Namun para kapitalis ini tetap membutuhkan bantuan keterlibatan negara untuk memfasilitasi setiap produk yang dipasarkan. Hubungan simbiosis mutualisme ini selanjutnya menjadi katakter dasar dari kapitalisme lanjut. Peristiwa ini menyebabkan para pakar menyebut bahwa kapitalisme lanjut adalah kapitalisme monopoli atau kapitalisme kroni.
c) Ide Pokok Komunisme
Komunisme adalah sebuah ideologi yang diprakarsai oleh dua tokoh besar dunia yakni Karl Max dan Friedrich Engels yang mengawali adanya sebuah pandangan komunisme sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.Dalam komunisme, perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat produksi melalui peran Partai Komunis. Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai alat pengambil alih kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal pada individu.
Secara istilah, pengertian komunisme yakni sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi (modal, tanah, tenaga kerja) yang mempunyai tujuan terwujudnya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas dan semua orang sama. Tanda komunisme dilihat dengan adanya prinsip sama rata sama rasa di dalam bidang ekonomi dan sekularisme yang radikal ketika agama digantikan oleh ideologi komunis yang bersifat doktriner. Jadi menurut ideologi komunis, kepentingan-kepentingan individu tunduk kepada kehendak partai, negara dan bangsa (kolektif). Komunisme merupakan hasil perkembangan dari sosialisme. Adapun beberapa ciri-ciri komunisme, yakni sebagai berikut:
- Sifatnya ateis, yaitu tidak mengimani adanya Tuhan. Menganggap Tuhan tidak ada, kalau dia berpikir bahwa Tuhan tidak ada. Tetapi ketika berpikir Tuhan itu ada, maka keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
- Kurang menghargai manusia sebagai individu, dibuktikan dengan ajaran yang tidak mengijinkan seseorang menguasai alat-alat produksi.
- Komunisme mengajarkan teori pertentangan (perjuangan) kelas.
- Doktrin komunis salah satunya yaitu the permanent / continuous revolution (revolusi terus-menerus). Revolusi menyebar ke seluruh dunia, maka komunisme disebut go internasional.
- Komunis mempunyai progam terwujudnya masyarakat yang makmur, tanpa kelas, dan semua orang itu sama. Tetapi untuk mewujudkannya, ada fase diktator proletariat yang mempunyai tugas membersihkan kelas lawan komunisme. Terutama tuan tanah yang bertentangan dengan demokrasi.
- Komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai komunis. Sehingga bisa dibilang Negara komunis tidak ada partai oposisi atau komunisme itu pada dasarnya tidak menghormati HAM.
- Negara dan hukum akan lenyap karena tidak lagi diperlukan.Telah disebutkan di atas bahwa paham ini diikuti oleh dua tokoh besar yang salah satunya adalah Karl Max yang tulisannya dikenal dengan istilah Marxisme. Dalam hal ini, menjadi penting untuk membaca kembali karya Lenin, Negara dan Revolusi: Teori Marxis tentang Negara dan Tugas Proletariat dalam Revolusi (selanjutnya disingkat Negara dan Revolusi).
Negara dan Revolusi adalah salah satu karya Marxis penting yang membahas tentang Negara. Dalam buku tersebut Lenin menjelaskan secara gamblang apa itu Negara, bagaimana Negara mempertahankan dirinya sendiri, hingga tugas revolusioner kaum Komunis dalam upayanya membuat Negara tidak relevan atau tidak dibutuhkan sama sekali lagi. Berikut ini adalah beberapa ide yang diutarakan oleh Lennin dalam menanggapi tulisan yang beliau angkat dari Karl Max:
a) Negara sebagai Keniscayaan Masyarakat Berkelas
Bagi Lenin, Negara justru tidak lain merupakan produk dan manifestasi dari tidak terdamaikannya antagonisme kelas dalam masyarakat. Negara ada, justru membuktikan bahwa antagonisme kelas dalam masyarakat tidak pernah terdamaikan. Dalam hal ini dia menjelaskannya menggunakan materialisme historis, yakni ‘bangunan’ masyakarat terdiri atas basis, yang merupakan aspek ekonomi dan suprastruktur, yaitu aspek non-ekonomi yang ditopang oleh apa yang terjadi pada aspek ekonomi. Dalam hal ini, aspek ekonomi yang dimaksud adalah relasi antara manusia dengan alam dan dengan sesamanya yang tujuannya agar manusia tetap eksis, tetap dapat terus hidup. Agar manusia tetap terus hidup, ia harus bekerja dengan mengolah alam atau sumber daya yang ada dan sekaligus merumuskan hukum-hukum dan tata nilai untuk menjaga ketertiban dan keamanan dalam masyarakat.Dengan semakin berkembangnya penggunaan alat-alat produksi maka muncul kelebihan produksi sehingga memungkinkan satu kelompok masyarakat mengakumulai kelebihan produksi tersebut dibanding kelompok masyarakat lainnya. Agar keadaan ini berlangsung aman, maka dimulailah pembagian kerja dalam masyarakat. Inilah basis dari kemunculan kelas-kelas dan pertentangan kelas dalam masyarakat. Sebagai upayanya menundukkan kelas yang tertindas itulah kelas yang menindas menciptakan beragam sarana penundukkan, dan salah satunya adalah Negara. Dari sini Lenin kemudian menyimpulkan bahwa Negara adalah produk kelas yang mendominasi di bidang ekonomi yang seturut waktu juga berdominasi di bidang politik.
b) Melenyapnya Negara
Perjuangan kaum Komunis, dimaksudkan untuk menghapus kelas dalam masyarakat. Dengan dihancurkannya kelas-kelas dalam masyarakat, maka negara pun melenyap. Karena adanya hak yang sewenang-wenang atas rakyatnya serta adanya kelas yang telah disebutkkan di atas. Untuk menuju masyarakat tanpa kelas tersebut, proletariat memerlukan Negara-nya borjuis. Bedanya, kelas borjuis menggunakan Negara atau kekuasaan politik untuk mempertahankan bentuk masyarakat berkelas, dan dengan begitu eksploitasi yang dilakukannya, sedangkan proletariat memerlukan Negara atau kekuasaan politik justru untuk menghapuskan kelas-kelas tersebut. Penguasaan Negara oleh kelas proletariat ini lah yang disebut dengan diktator proletariat.Dalam menjelaskan momen diktator proletariat, Lenin mengutip cukup panjang pernyataan Engels dalam Anti-Dühring. Salah satunya, Engels menjelaskan bahwa apa yang dilakukan pertama-tama oleh proletariat saat merebut kekuasaan Negara adalah mengubah corak kepemilikan alat-alat produksi dari kepemilikan privat menjadi milik Negara atau menjadi milik sosial karena Negara itu sendiri bukan lagi milik segelintir borjuasi. Saat kepemilikan privat diambilalih oleh negara, maka kapitalisme dihancurkan, meskipun tidak selalu dengan hubungan sosial kapitalnya. Sedangkan menurut Lenin, proletariat tidak bisa hanya membatasi diri pada merebut Negara dan mengambilalih alat-alat produksi saja. Sistem Negara borjuis juga harus diganti secara keseluruhan dengan sesuatu yang baru untuk membentuk tatanan masyarakat yang juga baru.
c) Tatanan Masyarakat Komunis
Dalam Negara dan Revolusi, Lenin membagi tatanan masyarakat Komunis ke dalam 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebutnya sebagai tahap rendah dari masyarakat Komunis atau disebut juga sebagai sosialisme, sedangkan tahap lainnya dia sebut dengan tahap tinggi masyarakat Komunis. Salah satu ciri utama dari tahap pertama masyarakat Komunis, atau tahap rendah masyarakat Komunis, atau biasa disebut juga sebagai sosialisme, adalah setiap anggota masyarakat akan menerima bayaran sesuai dengan kontribusi yang telah diberikannya untuk menciptakan barang untuk masyarakat. Sebagaimana yang ditulis Lenin, ‘setiap anggota masyarakat yang telah melakukan bagian tertentu dari kerja-perlu sosial, menerima surat kepercayaan dari masyarakat bahwa ia telah melakukan sekian banyak kerja.Dari pernyataan Lenin tersebut, memang terlihat ‘bayaran’ untuk produsen adalah berupa barang-barang kebutuhan pokok. Hal ini dikarenakan Lennin menyebutkan kata ‘kerja’ yang pastinya tidak akan lepas dengan adanya ‘bayaran’ atau yang biasa kita sebut dengan upah. Selain itu dia juga menyebutkan tentang ‘hak yang sama’ dan ‘ketidakadilan pada produsen yang membagikan kerja terhadap orang yang tidak mampu’ yang menurutnya kedua sistem ini adalah yang paling adil dimana hak yang sama diberikan bagi setiap orang atas kerja yang sama. Tahap tinggi masyarakat adalah tatanan masyarakat dimana ‘dari masing-masing menurut kemampuannya, untuk masing-masing menurut kebutuhannya’. Gagasan mulia ini justru dilecehkan sebagai utopia belaka oleh para borjuis. Para borjuasi kemudian mencemooh: bagaimana mungkin Komunisme dapat menyediakan semua hal yang dibutuhkan semua orang? Bagaimana mungkin Komunisme menjanjikan semua orang akan memiliki mobil mewah jika semua orang pada kenyataannya membutuhkan mobil mewah itu? Untuk menjawab ini kita hanya perlu balik mencemooh: dalam tatanan masyarakat Komunis dimana seluruh alat-alat produksi dimiliki secara sosial, seseorang tidak bisa seenaknya untuk menentukan apa yang dibutuhkannya, sebab, masyarakat itu sendiri yang mengontrol dan mengawasi. Kontrol dan keputusan bersama atas kebutuhan hidup bersama akan menciptakan tatanan masyarakat yang tidak bisa seenaknya seperti yang dituduhkan para intelektual borjuis tersebut.
d) Lambang Komunisme
Seperti yang telah banyak kita ketahui bahwa komunisme memiliki sebuah lambang yang telah terkenal sejak zaman dahulu. Ternyata lambang tersebut tidak hanya desas desus yang dilontarkan oleh masyarakat saja, melainkan memang benar adanya. Simbol palu mewakili para buruh dan sabit mewakili para petani. Setelah revolusi industri di Eropa, kaum buruh dan petani semakin terpinggirkan dan tertindas. Simbol palu dan sabit yang menyilang muncul sebagai bentuk pengkomunikasian bersatunya kaum buruh dan petani dalam revolusi Bolshevik tahun 1917 di Rusia. Di tahun-tahun berikutnya, lambang palu dan sabit menjadi simbol pemberontakan, bahkan sampai sekarang. Pihak komunis-sosialis, yang sebelumnya menggunakan bendera merah atau sering dikenal dengan tentara merah, memanfaatkan simbol pekerja tersebut sebagai lambang bendera partai komunis. Tahun 1922 penggunaan lambang palu dan sabit menyilang dengan latar belakang merah diresmikan menjadi bendera komunis di seluruh dunia. Pada awalnya, para buruh dan petani menyampaikan eksistensi mereka dalam revolusi melalui simbol palu dan sabit. Simbol ini kemudian menjadi identitas para pekerja kasar sebagai solidaritas, pemersatu dan penguat hubungan antar masyarakat.Dalam perkembangannya, simbol palu dan sabit tidak hanya digunakan oleh kaum pekerja tapi juga kaum borjuis (pelajar) saat menolak kebijakan pemerintah. Simbol ini juga digunakan oleh kaum sosialis yang menjunjung tinggi kesetaraan status. Tahun 1922, tentara merah meresmikan simbol palu dan arit yang menyilang dimasukkan ke dalam lambang bendera partai politiknya. Lambang ini memiliki makna bahwa partai komunis menjunjung tinggi para pekerja kasar. Dari sini diharapkan pendukung partai dapat dihimpun dari para buruh dan petani yang cenderung memiliki massa lebih banyak. Simbol palu dan sabit berubah fungsi dan makna sesuai dengan perkembangan jaman. Makna yang semula dikomunikasikan melalui simbol palu dan sabit berubah interpretasinya sesuai dengan kondisi jaman dan pengalaman sejarah. Interpretasi orang saat ini bisa beraneka macam terhadap simbol tersebut. Ada yang mengartikan sebagai penganut komunis, penganut sosialis, lambang revolusi, bentuk protes terhadap pemerintahan, dan lainnya. Semua makna tidak salah, kembali ke pengertian simbol yang memiliki banyak arti, dan hanya dipahami oleh manusia, sehingga yang bersangkutan dituntun untuk memahami objek untuk mengetahui makna yang terkandung dalam simbol tersebut.
Bab III. Penutup
- Kapitalisme – Kapitalisme bukan hanya suatu ideologi politik saja, tetapi merupakan sebuah kebudayaan yang bersumber dari capital sebagai inti hubungan sosialnya. Seperti yang disimpulkan oleh Michael Bim, diakui atau tidak, suka maupun tidak, sekarang kita hidup dalam dunia kapitalis. Sekarang tiada lagi tempat untuk bersembunyi dari rengkuhan tangan kapitalisme.
- Komunisme – Kapitalisme tidak sekedar ideologi tetapi praktek di masyarakat yang mempunyai dampak buruk langsung di dalam masyarakat yang mengikuti pemerintahannya, komunisme merupakan ideologi yang berusaha untuk memperbaiki adanya kapitalisme yang merusak masyarakatnya karena adanya perbedaan kelas yang signifikan. Tetapi walaupun komunisme berusaha memperbaiki kesalahan masa lampau ternyata disalah gunakan oleh petinggi pemerintahan dan diaku sebagai milik mereka. Lambang komunisme merupakan sebuah lambang yang digunakan sebagai pemberontakan para buruh maupun para petani kepada pemerintahan yang masih mengenal kelas dan tidak menerapkan keadilan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyanto, Dede. 2012. Genealogi Kapital. Yogyakarta: Resist BookKristera, Nur Sayyid Santoso, M.A. 2015. Kapitalisme Negara dan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajarhttps://id.wikipedia.org/wiki/Komunismehttp://www.yuksinau.com/2016/10/pengertian-ciri-ideologi-komunisme.htmlhttps://www.marxists.org/indonesia/archive/marx-engels/1847/1847-PrinsipKomunisme.htmhttps://indoprogress.com/2015/01/leninisme-tentang-negara-dan-masyarakat-komunis/http://bit.ly/gadgets_cheaphttp://lukevery.blogspot.co.id/2011/08/arti-lambang-lambang-komunis.html
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.