Daftar isi
Investasi Saham dan Obligasi
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dimasa dewasa ini banyak dari kalangan masyarakat yang menjalankan kegiatan inventasi. Investasi pada dasarnya adalah kreatifitas seseorang untuk mendapatkan keuntungan. Dalam berinvestasi terdapat begitu banyak alternatif yang dapat digunakan oleh masyarakat pemodal untuk melakukan investasi yang di inginkan, misalnya investasi dapat dilakukan antara lain menabung, membeli tanah dan bangunan, membeli emas, maupun membeli surat-surat berharga seperti saham dan obligasi. Namun, dari begitu banyaknya alternatif investasi, masyarakat pemodal belum terlalu mengetahui alternatif yang dapat memberikan dia keuntungan yang besar.
Beberapa orang beranggapan bahwa berinvestasi dengan cara membeli properti, tanah, emas adalah alternatif investasi yang sangat menjanjikan, padahal berinvestasi di alternatif ini selain memiliki pengembalian yang rendah juga memiliki risiko yang cukup besar. Misalnya saja berinvestasi dengan cara membeli properti (rumah dan tanah), mungkin masyarakat pemodal beranggapan bahwa berinvestasi di alternatif ini sangat menjanjikan karena harganya semakin lama semakin tinggi padahal alternatif ini memiliki risiko yang cukup tinggi seperti tergusur ataupun kebakaran.
Saham dan obligasi merupakan alternatif investasi yang sangat menjanjikan, namun, masih banyak masyarakat pemodal yang belum menanamkan kelebihan dananya untuk berinvestasi di saham dan obligasi di karenakan masyarakat pemodal belum mengetahui keuntungan yang dapat diberikan saham dan obligasi. Dalam kegiatan investasi tersebut pada umumnya dikoordinasikan oleh suatu lembaga, yaitu bursa efek, yang mana dalam kegiatannya selalu diawasi oleh BAPEPAM. Dalam kegiatan investasi tersebut, sebagaimana yang kita ketahui bersama pada pasar modal terdapat beberapa instrument investasi yang sering digunakan sebagai alternatif kegiatan investasi ini
Secara sederhana saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut merupakan pemilik perusahaan dan yang menerbitkan kertas tersebut merupakan pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.
Di Indonesia sampai saat ini semua obligasi yang diterbitkan adalah obligasi atas Unjuk. Contoh obligasi atas Unjuk dapat dilihat seperti spesimen obligasi yang bunga 18% pertahun. Kalau diamati tanggal 1 Februari 1997, kupon bunga sebanyak 32 lembar dilampirkan pada obligasi tersebut dan setiap 3 bulan secara berurutan dapat dilepaskan untuk memperoleh pembayaran. Keseluruhan obligasi ini mempunyai nilai nominal Rp. 50 Milyar.
Berbeda dengan obligasi atas Nama untuk pokok pinjaman, nama pemilik tercantum dalam sertifikat obligasi beserta kupon bunga. Sedangkan bagi obligasi atas Nama untuk bunga, nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi. Nama dan alamat pemilik dicatat perusahaan emiten untuk memudahkan dalam pengiriman bunga. Kemudian bagi obligasi atas Nama untuk pokok dan bunga, nama pemilik tercantum dalam sertifikat obligasi, akan tetapi tidak ada kupon dan bunga langsung disampaikan kepada pemilik yang namanya tercantum diperusahaan emiten.
b. Rumusan Masalah
a. Pengertian Investasi Saham
b. Jenis-Jenis Saham
c. Teknik Analisis Investasi Saham
d. Penilaian Invvestsi Saham
e. Tujuan Penilaian Investasi Saham
f. Contoh Kasus Investasi Saham
g. Pengertian Investasi Obligasi
Contoh Kasus Investasi Obligasi
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Investasi Saham
Investasi saham adalah pemilihan atau pembelian saham – saham perusahaan oleh suatu perusahaan lain atau perorangan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan tambahan diluar pendapatan dari usaha pokoknya. Dapat diartikan bahwa saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang diperbandingkan di bursa efek. Ada beberapa keuntungan, menurut Buletin BES ( 1990 ) yang diperoleh seorang investor dengan memiliki saham perusahaan lain, yaitu :
- Kemungkinan memperoleh dividen yaitu sebagai keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Istilah dalam perhitungan pembagian dividen adalah – Dividend Yield, rasio dari dividen yang diberikan oleh pemegang saham dan harga saham – Dividend Payout Ratio, perbandingan dari dividen yang diberikan ke pemegang saham dan laba bersih per saham
- Kemungkinan memperoleh capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh pemegang saham dari hasil jual beli saham, berupa selisih nilai jual yang lebih tinggi dari nilai beli
- Memiliki hak prioritas untuk membeli bukti right yang dikeluarkan oleh perusahaan
- Kemungkinan memperoleh hak atas saham bonus
- Waktu kepemilikikan tidak terbatas dan berakhir pada saat investor menjual kembali saham tersebut di bursa efek
- Memiliki hak suara dalam RUPS ( Rapat Umum Pemegang Saham )
- Adanya manfaat non financial, yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan
Dengan membeli saham suatu perusahaan pada dasarnya, kita telah memiliki hak sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut. Semakin banyak saham yang kita beli maka semakin banyak pula bagian kepemilikan kita atas perusahaan tersebut. Akan tetapi, selain keuntungan juga terdapat risiko dalam investasi saham, antara lain :
- Resiko Financial: Resiko yang diderita oleh pemodal sebagai akibat dari ketidak mampuan emiten dalam memenuhi kewajiban pembayaran deviden.
- Resiko Pasar: Resiko akibat menurunnya harga pasar saham secara keseluruhan maupun saham tertentu akibat perubahan inflasi, tingkat bunga, kebijaksanaan pemerintah, pertumbuhan ekonomi maupun manajemen perusahaan. Risiko pasar mempengaruhi perusahaan – perusahaan secara keseluruhan.
- Resiko Psikologis: Resiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi perubahan-perubahan pasar. Investor menanggapi perubahan harga pasar saham berdasarkan optimisme atau pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan atau penurunan harga saham.
b. Jenis – jenis Saham
Saham dapat dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain :
- Berdasarkan hak kepemilikannya
Common Stocks )Suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan. Saham biasa ini merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar modal. Yang termasuk dalam jenis saham biasa, antara lain :
- Blue Chip Stock: Saham dapat diklasifikasikan sebagai blue chip stock apabila perusahaan penerbitnya memiliki reputasi yang baik, juga dapat menghasilkan pendapatan dan konsisten dalam membayar deviden tunai
- Income stock: Saham yang memilik kemampuan dalam membagi devidennya lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun-tahun sebelumnya
- Growth Stock ( Well Known ): Jika emiten merupakan pimpinan didalam industri dan selama beberapa tahun terakhir berturut-turut mampu menghasilakan hasil di atas rata-rata emiten saham ini, biasanya mempunyai reputasi tinggi dan gaya publikasi yang tampak glamour dalm memperbaiki peningkatan atau penurunan harga saham
- Growth Stock ( Leasser-Known ): Pemilik saham yang pada umumnya tidak menjadi pemimpin dalam individunya. Namun mampu mampu menghasilakan hasil yang lebih tinggi dari penghasilan rata-rata tahun terakhir
- Saham Spekulatif ( Speculative Stock ): Saham yang emitennya tidak bisa secara konsisten mendapatkan penghasilan dari tahun ketahun, Namun memilik potensi untuk mendapatkan penghasilan yang baik di masa yang aan datang
- Saham Bersiklus ( Cylical Stock ): Perkembangan saham yang menikuti situasi ekonomi makro atau kondisi bisnissecara umum selain pada saat ekonomi makro sedang mengalami ekspansi
- Saham Bertahan (Defensive atau Counter Cyclical Stock ): Jenis saham yang tidak mungkin terpengaruh oleh kondisi kondisi ekonomi karo maupun situasi bisnis secara umum
StMempunyai karakter gabungan antara obligasi dengan saham biasa. Saham preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian deviden terlebih dahulu. Pemegang saham preferen berhak menukar saham preferen yang dipegangnya dengan saham biasa dan pemiliknya akan memiliki hak lebih dibandingkan dengan pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu . Ada beberapa jenis saham preferen :
- Saham Preferen Kumulatif dan Nonkumulatif – Kumulatif: Hak untuk mendapatkan deviden pada setiap tahun dengan mengabaikan laba atau rugi – Nomkumulatif: Kebalikan dari saham preferen kumulatif, hak untuk mendapatkan deviden pada setiap tahun dengan mengalami laba setiap tahunnya
- Saham Preferen Partisipasi dan Nonpartisipasi – Partisipasi: Hak untuk mendapatkan tambahan deviden apabila ada kelebihan deviden setelah dibagikan kepada hak saham biasa dan preferen
- Nonpartisipasi : Hak untuk tidak mendapatkan tambahan deviden apabila ada kelebihan deviden
2. Berdasarkan Cara Peralihannya
- Saham yang diterbitkan tanpa disertai pencantuman nama pemegangnya, sehingga pemiliknya sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkan pada orang lain.
- Kebalikan dari saham atas unjuk yaitu saham yang diterbitkan disertai dengan pencantuman nama pemegangnya, dan cara peralihannya melaui prosedur tertentu. Dan jenis saham yang terbaru yang diperdagangkan dalam BEI adalah ETF (Exchange Trade Fund ) yaitu gabungan reksadana terbuka dengan saham dan pembelian di di bursa. ETF dibagi menjadi 2, yaitu : – ETF Index, menginvestasikan dana kelolaaanya dalam sekumpulan portofolio efek yang terdapat pada satu index tertentu dengan proporsi yang sama – Close and ETFS, Fund yang diperdagangkan dibursa efek yang berbentuk perusahaan investasi tertutup dan dikelola secara aktif
c. Teknik Analisis Investasi Saham
Analisis investasi saham merupakan hal yang mendasar yang harus diketahui oleh pemilik modal ataupun para investor. Teknik yang benar dalam analisis akan mengurangi resiko bagi investor dalam berinvestasi. Ada banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian investasi, antara lain :
a) Analisis Fundamental
Analisis fundamental berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan. Dengan analisis ini para investor dapat mengetahui bagaimana operasional suatu perusahaan yang nantinya akan menjadi milik investor. Data yang digunakan adalah data historis, yaitu data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan keuangan sebenarnya pada saat analisis dilakukan. Investor akan mempelajari laporan keuangan perusahaan, yang terdiri dari neraca, laporan rugi/laba serta laporan perubahan modal. Selain itu kita juga bisa melihat kebijakan-kebijakan apa yang akan direncanakan oleh perusahaan. Untuk melakukan analisis fundamental maka terdapat dua metode yang dapat dilakukan dalam menyaring saham yang dapat kita jadikan sebagai pusat perhatian :
TOP Down
Mengawali analisa pada kondisi ekonomi makro dan menganalisa sektor – sektor industri mana saja yang terpengaruh atau tidak oleh kondisi makro ekonomi tersebut. Lamkah selanjutnya melakukan analisa lanjutan terhadap sektor – sektor industri mana yang memiliki kinerja yang baik dan baru kemudian emilih saham perusahaan mana yang memiliki kinerja terbaik dalam sektor tersebut.
Bottom – Up
Memulai analisa dari saham – saham perusahaan mana yang memiliki kinerja yang baik, kemudian mengelompokkan menurut sektor industrinya, lalu dianalisa sektor industri mana yang berkinerja paling baik. Dan kemudian memperbandingkan kondisi makro terhadap sektor industri tesebut, sehingga sektor industri yang dipilih akan benar – benar menjadi alternatif terbaik dan mempresentasikan saham mana yang pantas kita pilih untuk investasi
b) Analisis Teknik
Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor, dan biasanya data yang digunakan berupa grafik, atau program komputer. Meskipun analisis teknikal paling banyak digunakan oleh investor, tetapi kenyataannya dalam berbagai penelitian di pasar modal Indonesia cenderung menggunakan analisis fundamental. Sementara penelitian yang menggunakan analisis teknikal hanya melakukan analisis teoritis. Analisis teknikal akan tepat digunakan apabila kondisi pasar modal tidak efisien . Analisis Teknikal berdasarkan pada tiga prinsip utama:
- Segala sesuatunya tercermin pada harga pasar
- Harga bergerak dalam suatu tren
- Pola tindakan pasar berulang
c) Analisis Ekonomi
Indikator yang digunakandalam analisis ekonomi adalah GDP ( Gross Domestic Product). Bagus atau tidaknya pertumbuhan ekonomi dilihat dari kesejahteraan masyarakat serta diikuti dengan kegiatan pasar modal.
d) Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan dibagi menjadi beberapa jenis :
- Rasio Likuiditas, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pendek
- Rasio Solvabilitas, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dalam jangka panjang
- Rasio Aktivitas, menunjukan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilkinya
- Rasio Rentabilitas, menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
- Rasio Pasar, menunjukan informasi penting dalam perusahaan yang ditunjukan dalam bentuk basis per saham
d. Penilaian Investasi Saham
Penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi suatu bisnis atau ekuitas pada saat tertentu. Halim (2003) dalam Astuti (2006:31) menyatakan bahwa terdapat tiga pendekatan dalam penilaian saham, yaitu :
- Pendekatan Nilai Intrinsik Nilai intrinsik saham adalah nilai nyata ( True Value ) atau seharusnya dari saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan. Dan calon investor menghitung nilai intrinsik saham untuk memutuskan strategi investasinya
- Pendekatan Nilai Pasar Mempertimbangkan suatu harga saham individual dibandingkan dengan indikator – indikator lain di pasar saham . Jika seorang analis yakin bahwa suatu saham adalah lebih berharga menurut harga pasar daripada harga yang diminta, maka pembelian saham dapat direkomendasikan.
- Pendekatan Nilai Buku Nilai buku perlembar saham adalah nilai aktiva bersih ( Net Assets ) yang dimiliki pemilik dengan memilih satu lembar saham. Dan nilai buku dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan
e. Tujuan Penilaian Saham
Ada beberapa tujuan dari penilain saham yang dilakukan oleh investoe atau pemilik modal, antara lain:
- Penilaian saham dilakukan untuk menentukan apakah saham yang akan dibeli/ atau dijual akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan.
- Untuk memberikan gambaran pada manajemen atas estimasi nilai saham suatu perusahaan yang akan digunakan untuk rujukan manajemen sebagai pertimbangan kebijakan atas saham perusahaan bersangkutan.
- Berguna untuk mencari harga wajar suatu saham.
- Digunakan untuk membedakan nilai saham menjadi nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik.
- Untuk melihat kinerja suatu perusahaan.
g. Pengertian Obligasi
Obligasi merupakan jenis investasi jangka panjang. Modal yang harus dikeluarkan untuk investasi obligasi relatif cukup besar untuk investor individu. Nilai obligasi yang diperjual-belikan biasanya dalam satuan yang cukup besar, misalnya Rp. 5 Miliar. Masa berlaku obligasi tergantung kepada lembaga atau badan yang menerbitkannya, umumnya antara 5 sampai 10 tahun. Semakin pendek durasi obligasi berarti semakin kecil pengaruhnya terhadap tingkat suku bunga. Semakin panjang durasinya maka semakin sensitif terhadap perubahan suku bunga. Anda dapat menjual obligasi yang Anda miliki pada pihak lain di pasar sekunder sesuai dengan nilai atau harga pasar sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.
Perubahan harga obligasi di pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga dan persepsi terhadap resiko. Harga obligasi di pasar modal dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai parinya. Berinvestasi pada obligasi tidak hanya memberikan keuntungan dari pembayaran bunga tetap (kupon), tapi Anda juga memiliki peluang untuk medapatkan keuntungan dari capital gain (selisih harga beli dan jual). Suatu obligasi dapat diperjualbelikan setiap saat (sebelum jatuh tempo) dengan harga yang lebih atau kurang dari nilai parinya, tergantung kondisi pasar. Siapa yang memiliki obligasi pada saat jatuh tempo akan mendapatkan pembayaran kembali sejumlah nilai pari tersebut. Harga-harga obligasi dapat berfluktuatif oleh karena beberapa hal, seperti : tingkat bunga yang dibayar obligasi, tingkat kepastian pembayaran kembali atau kondisi ekonomi secara keseluruhan terutama tingkat inflasi yang mempengaruhi tingkat suku bunga bank.
Umumnya nilai kupon obligasi akan lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito, tetapi lebih rendah dari suku bunga pinjaman (kredit) bank. Harga obligasi akan berfluktuasi, besarnya fluktuasi tergantung kepada permintaan, penawaran dan suku bunga yang terjadi di pasar. Harga obligasi berkorelasi negative dengan tingkat suku bunga. Faktor lain penurunan harga dari obligasi dapat berasal dari peningkatan resiko perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut. Resiko gagal bayar pada sebuah obligasi tercermin dalam peringkat (rating) dari obligasi tersebut.
Didalam prospektus yang disampaikan kepada para calon investor, disajikan ringkasan fakta dan pertimbangan-pertimbangan penting. Misalnya tentang anggaran dasar perusahaan, bidang usaha perusahaan termasuk mencantumkan jumlah nominal obligasi dan tujuan penggunaanya. Data-data penting seperti laporan keuangan terbaru dilampirkan secara utuh. Riwayat singkat emiten dan para pemegang saham, struktur perusahaan, kegiatan dan prospek usaha. Pada bagian awal prospektus akan dituliskan ringkasan penawaran umum yang akan menjelaskan identitas obligasi tersebut.
Pada umumnya, semakin panjang waktunya maka akan semakin tinggi tingkat bunga yang ditawarkan untuk menutupi resiko tambahan yang dikarenakan jangka waktu investasi yang sangat panjang. Hubungan antara tingkat suku bunga yang dibayarkan suatu obligasi (jangka pendek maupun jangka panjang) dengan tanggal atau tahun jatuh temponya disebut kurva hasil (Yield Curve). Yield adalah apa yang sebenarnya investor dapatkan dari hasil menananmkan uangnya pada obligasi. Kebanyakan kolom obligasi menyatakan yield saat ini (current) dalam presentase. Para investor menggunakan current yield untuk membandingkan nilai relatif suatu obligasi.
YTM (Yield To Maturity) adalah cara untuk memprediksi keuntungan dalam suatu jangka waktu. YTM menghitung tingkat bunga obligasi yang dihubungkan dengan harga, dengan selisih harga penjualan terhadap nilai pari, dengan tahun-tahun tersisa hingga obligasi tersebut jatuh tempo. Nilai YTM ditentukan oleh tiga hal yaitu jumlah pembayaran yang diterima secara periodik, harga perolehan serta jangka waktu jatuh tempo.
Biasanya, Obligasi diterbitkan dengan ciri-ciri sebagai berikut :
· Tanggal jatuh tempo (maturity date) obligasi, yaitu tanggal yang sudah ditetapkan oleh peminjam untuk melunasi hutangnya. Walaupun ada tanggal jatuh tempo yang tercantum dalam suatu obligasi bukan berarti Anda harus memegang obligasi tersebut hingga jatuh tempo, karena Anda dapat memperjualbelikannya pada pasar obligasi.
· Tingkat bunga (coupon rate) obligasi, yaitu tingkat bunga yang akan dibayarkan kepada Anda secara periodik. Tingkat bunga yang diberikan dapat tetap (bunga yang dibayarkan kepada Anda adalah tetap setiap tahun) atau tingkat bunga mengambang (bunga yang dibayarkan akan disesuaikan secara periodik).
· Nilai nominal (face value atau par value) obligasi yaitu sejumlah uang tertentu yang dipinjamkan kepada perusahaan tersebut, jumlah ini yang akan menjadi pokok pinjaman.
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, obligasi dapat dikeluarkan baik oleh perusahaan maupun pemerintah.
Obligasi pemerintah memiliki tingkat keamanan tertinggi (savereign risk) karena pemerintah memiliki kemampuan untuk membebankan pajak dan mencetak uang. Obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah biasa dikenal sebagai obligasi ritel /ORI.
Tapi ketika Anda hendak memutuskan untuk memilih obligasi perusahaan, pilihlah selalu dari obligasi yang memiliki peringkat tertinggi terlebih dahulu. Peringkat ini mencerminkan resiko kegagalan dalam membayar bunga atau pokok.
Peringkat AAA memiliki resiko paling rendah, lalu disusul AA, A, BBB dan seterusnya sampai D yang menandakan bahwa obligasi tersebut sudah gagal bayar (wanprestasi). Selain resiko kegagalan seperti di atas, ada beberapa resiko lagi yang terdapat dalam obligasi seperti : resiko suku bunga, resiko kesempatan investasi kembali (re-investment risk) dan lain-lain.
a. Resiko suku bunga
Harga Obligasi bergerak berlawanan arah (berkorelasi negatif) dengan pergerakan suku bunga. Ketika suku bunga naik, harga obligasi turun. Misalkan Anda memiliki obligasi pemerintah senilai Rp. 5.000.000,- dengan tingkat bunga 10%. Anda membeli obligasi tersebut awal tahun 2005. Namun sejak tahun 2008 pemerintah menerbitkan obligasi baru dengan tingkat bunga 15%. Bunga yang Anda terima tetap 10% sementara orang lain mendapatkan bunga yang lebih tinggi dari hari ini yaitu 15%. Dengan demikian berapa harga yang akan pemodal tawarkan kepada Anda sebagai pemegang obligasi tersebut ? Sudah tentu harganya akan lebih rendah dari Rp. 5.000.000,- karena obligasi yang Anda miliki memberikan bunga yang lebih rendah dari tingkat bunga obligasi di pasar. Semakin panjang tanggal jatuh tempo obligasi, semakin tinggi resiko suku bunga yang terdapat dalam obligasi tersebut karena fluktuasi suku bunga lebih tinggi dalam jangka panjang.
b. Resiko inflasi
Resiko berikutnya adalah resiko inflasi. Anda harus memperhatikan kondisi ekonomi dari waktu ke waktu untuk dapat mengamati pergerakan laju inflasi. Jika Anda melihat kemungkinan akan naiknya inflasi, maka juallah obligasi yang Anda pegang secepatnya karena bila inflasi meningkat maka suku bunga juga akan meningkat. Sebab jika Anda memegang obligasi yang memberikan tingkat kupon yang lebih rendah, Anda akan kehilangan daya beli dari bunga yang Anda terima.
c. Resiko lainnya
Resiko lainnya adalah resiko kesempatan investasi kembali (reinvestment risk) Anda tidak dapat berharap kondisi investasi saat itu sama dengan ketika Anda membeli obligasi tersebut pertama kali, khususnya bila Anda membeli obligasi untuk jangka panjang, karena perubahan ekonomi dan politik dapat mempengaruhi tingkat suku bunga pada saat Anda hendak menginvestasikan kembali kupon-kupon dari obligasi tersebut. Dan ada juga beberapa jenis obligasi yang memiliki fitur call, yang berarti perusahaan penerbit obligasi tersebut berhak untuk membeli kembali (buy back) obligasi pada harga tertentu (call price) sebelum obligasi tersebut jatuh tempo. Untuk obligasi yang berdenominasi mata uang asing (non-rupiah), gejolak fluktuasi nilai tukar valuta asing terhadap rupiah menjadikan resiko ini harus diperhatikan dengan baik, agar investasi Anda terlindung dari kerugian akibat selisih kurs.
h. Contoh Kasus Obligasi
PT. Inci Tbk pada tanggal 1 Januari 2008 membeli 500 lembar obligasi, bunga 7% per tahun dengan nominal Rp.20.000 per lembar dari PT. Batra Tbk, dengan bunga efektif rata-rata sebesar 8%. jatuh tempo pada tanggal 1 Januari 2013. Kupon bunga obligasi dibayarkan tiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Diminta:
a) Buatkan perhitungan pembelian obligasi dan jurnalnya ?
b) Buatkan tabel dan perhitungan Amortisasi obligasi dengan metode bunga efektif ?
a). Perhitungan dan Jurnal:
faktor Nilai tunai obligasi = ____1____ = 0,68058
(1 + 0,08)5
faktor nilai tunai bunga obligasi = 1 – 0,68058 = 3,99271
0.08
Nilai tunai Obligasi = 0,68058 x Rp.10.000.000 = Rp 6.805.800
Nilai tunai bunga Obligasi = 3.99271 x (7% x 10.000.000) = Rp 2.794.897
Harga Perolehan Obligasi = Rp 9.600.897
Jurnal:
Investasi Obligasi PT. Inci Tbk Rp 9.600.897
Kas Rp 9.600.897
b) Tabel Amortisasi
TABEL AKUMULASI DISAGIO OBLIGASIMetode Bunga Efektif dengan tarif sebesar 8% | ||||
Tahun | BungaEfektif | BungaObligasi | AkumulasiDisagio | Nilai BukuObligasi |
9.600.697 | ||||
2008 | 768.056 | 700.000 | 68.056 | 9.668.753 |
2009 | 773.500 | 700.000 | 73.500 | 9.742.253 |
2010 | 779.380 | 700.000 | 79.380 | 9.821.633 |
2011 | 785.730 | 700.000 | 85.730 | 9.907.363 |
2012 | 792.590 | 700.000 | 92.590 | 10.000.000 |
Perhitungan
Tahun 2008 = 12/12 x 8% x 9.600.697 = 768.056
Tahun 2009 = 12/12 x 8% x 9.668.753 = 773.500
Tahun 2010 = 12/12 x 8% x 9.742.253 = 779.380
Tahun 2011 = 12/12 x 8% x 9.821.633 = 785.730
Tahun 2012 = 12/12 x 8% x 9.907.363 = 792.590
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
Dibutuhkan analisis saham yang bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini saham tersebut.nilai intrinsik menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut.pedoman yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah)dan karenanya seharusnya dibeli atau ditahan Apabila saham tersebut telah dimiliki.
2. Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu mahal) dan karenanya seharusnya dijual.
3. Apabila nilai intrinsic = harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan (atau yang diamati) menjadi perkiraan tentang harga saham.variabel-variabel ekonomi tersebut seperti laba perusahaan,dividen yang dibagikan,variabilitas laba dan sebagainya.
b. Saran
Mengidentifikasikan suatu tren atau pola pergerakan harga saham yang berulang adalah tujuan utama dari pada analis teknikal, tentunya dengan harapan agar dapat menemukan sinyal untuk beli (buy), tahan (tahan) atau jual (sell). Dalam melakukan analisis saham hanya ada beberapa data utama yang diperlukan, yaitu perubahan harga saham (atau instrumen lainnya) dan nilai transakasi. Para analis teknikal (chartist) memilah harga menjadi empat jenis : harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah dan harga penutupan.
Harga saham dapat naik dan turun secara cepat atau pun secara berangsur-angsur sehingga pada grafik akan terlihat membentuk beberapa puncak, lembah atau bisa juga mendatar (harga bergerak dalam kisaran sempit). Dalam upaya menganalisa harga saham dan mengidentifikasikan suatu tren perubahan harga saham, para chartist berpedoman pada dua asumsi penting. Pertama, harga bergerak pada tren tertentu dan kedua, tren ini akan terus berlangsung hingga terdapat suatu kejadian yang membuat tren akan berubah.
DAFTAR PUSTAKA
* http://www.belajarinvestasi.net/saham/kamus-istilah-dalam-saham-glossary
* http://bisnistradingonline.blogspot.co.id/2010/03/karakter-tiap-saham-berbeda.html
* http://www.bisnisemas1.com/jenis-jenis-saham.htm
* http://ihsansaidi.blogspot.co.id/2013/07/makalah-saham.html
* http://dksaragih.com/hukum/perusahaan/peralihan-hak-atas-saham/